Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU BIOMEDIK DASAR

ELEKTROKARDIOGRAM

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Yuanita Ananda, M. kep

DISUSUN OLEH :

Zaky El-karim ( 2111311050 )

KELAS A2 2021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN

2021/2022
A. Defenisi

Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas


listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai
efektivitas pengobatan penyakit jantung.

Elektrokardiogram dilakukan menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang


disebut elektrokardiograf. Dengan alat tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan
terpantau dan tampak berupa grafik yang ditampilkan di layar monitor.

B. Tujuan

Sebagaimana fungsinya, pemeriksaan ECG bertujuan untuk merekam aktifitas listrik jantung,
sehingga dari rekaman grafik ECG tersebut membantu dokter dalam meng identifikasi
kelainan atau gangguan seperti :

1. Disritmia (kelainan irama jantung).


2. Kelainan pada otot jantung seperti : Iskemik, injuri atau infark moicard.
3. Gangguan elektrolit, khususnya ion Kalium.
4. Efek dari pemberian obat2 an digitalis dan anti aritmia.
5. Hipertrofi dari otot jantung seperti : LVH.
6. Menilai fungsi dari pace maker (TPM atau PPM).

C. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung

Sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian
dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -
90 milivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu
Kalium, Natrium dan Kalsium.

Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion Natrium dengan
cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih
positif dibandingkan muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan
dinamakan depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke keadaan
semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut disebut Aksi Potensial.
D. Elektrokardiogram

a. Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.

Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat


tertentu.

Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :

- Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana
tangan kanan bermuatan negatif dan tangan kiri bermuatan positif
- Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana
tangan kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
- Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan
kiri bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
b. Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan
pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas
yang lain membentuk elektroda indiferen.
1. aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan
(+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
2. aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+),
dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
3. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan
elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
c. Sandapan unipolar prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang
ditempatkan pada beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh
denagn menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.
d. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
e. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
f. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
g. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks
berpindah).
h. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
i. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Gelombangn segmen dan interval pada EKG


a. Gelobang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium. Bagian
pertama gelombang P menggambarkann aktivitas atrium kanan, bbagian kedua
mencerminkan aktivitas atrium kiri.

b. Sewaktu aliran listrik sampai pada nodus AV, akan timbul masa istirahat yang
singkat dan gambarn EKG akan menghilang.

c. Gelombang depolarisasi menyebar sepanjang sisitem konduksi ventrikel daan


keluar menuju ke miokardium ventrikel. Bagian ventrikel yang pertama kali
terdepolarisasi adalah septum interventrikuler dan proses depolarisasi
ventrikel inilah yang menimbulkan gelembang QRS.

d. Gelombang T merekam repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium tidak


tampak dalam rekaman EKG.

e. Segmen dan interval dalam EKG :

i. Interval PR mengukur waktu dari permulaan depolarisasi atrium


sampai pada saat mulainya depolarisasi ventrikel.

ii. Segmen ST merekam waktu dari akhir depolarisasi ventrikel sampai


muainya repolarisasi ventrikel.

iii. Interval QT mengukur waktu dari mulainya depolarisasi wentrikel


sampai pada akhir repolarisasi ventrikel.

Nilai normal EKG


1. EKG normal menunjukkan :
iv. Gelombang P : karena kontraksi atrium, selama 0,10 detik.
v. Kompleks QRS : karena kontraksi ventrikel, selama 0,09 detik.
vi. Gelombang T : karena relaksasi ventrikel.
vii. Interval PR : waktu yang dibutuhkan impuls untuk melalui berkas ventrikel.
2. Nilai normal gelombng EKG :
viii. Gelombang P, gelombang yang terekam saat atrium depolarisasi, gelombang p
normal berupa :
1. Deflektif positif pada sadapan lateral(L1,aVL,V5,V6)dan sadapan
inferior(aVF)
2. Deflektif negative pada sadapan aVR.
3. Bervariasi pada sadapan (L III,V2-V4).
4. Tingginya kurang dari 2.5mm(2.5 kotak kecil).
5. Lebarnya kurang dari 2.5mm(2.5 kotak kecil).
ix. Interval PR, menggambarkan dari mulainya depolarisasi atrium sampai
permulaan depolarisasi ventrikel. Normalnya antara 0.12-0,2 detik(3-5 kotak
lecil).
x. Kompleks QRS, menggambarkan depolarisasi ventrikel. Normalnya kurang dari
o.12 detik(3 kotak kecil).
xi. Segmen ST, menggambarkan akhir depolarisasi ventrikel sampai awal
repolarisasi ventrikel. Normalnya pada seluruh sepadan berbentuk
horizontal/isoelektrik/flat.
xii. Gelombang T,menggambaarkan repolarisasi ventrikel. Normalnya gelombang T
positif pada sadapan I,II,dan sadapan precordial yang terletak diatas ventrikel
kiri(V3-V6),dan negative pada sadapan aVR. Tinggi gelombang T minimum
adalah 1mm, bila kurang dari 1mm dianggap flat(tidak ada).pada precordial
tidak melebihi 10mm.

Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan EKG Jantung

Tes EKG cepat, aman, dan tidak menyakitkan. Tes EKG jantung secara umum dilakukan
dengan kondisi pasien berbaring secara nyaman. Bila jantung sudah dipasangi alat penyokong
fungsi, alat itu mesti dilepas untuk sementara agar hasil elektrokardiogram lebih tepat.

Dalam tes, lempengan logam tipis berupa elektroda akan dipasangkan pada tubuh pasien.
Dokter kemudian memandu pasien untuk mengambil, menahan, dan mengembuskan napas
menggunakan patokan waktu. Dari proses ini, aktivitas jantung akan terekam
elektrokardiogram.

Pemeriksaan EKG jantung hanya berlangsung selama 5-10 menit. Dokter akan menganalisis
hasil tes EKG itu dan kemudian memberikan penjelasan kepada pasien. Dari hasil tersebut,
dokter juga akan mengambil langkah medis yang diperlukan sesuai dengan kondisi yang
dialami pasien. Karena itu, ada kemungkinan dokter meminta pasien menjalani pemeriksaan
lebih lanjut.

Efek Samping Pemeriksaan Jantung EKG

Meski digunakan untuk mengukur aktivitas kelistrikan jantung, elektrokardiogram tidak


mengalirkan aliran listrik ke tubuh. Tes EKG secara umum tidak menimbulkan rasa sakit dan
dilakukan dalam waktu singkat. Tidak ada efek samping serius yang berpotensi muncul
dalam pemeriksaan EKG jantung.

Efek samping yang muncul umumnya alergi akibat pemasangan elektroda pada tubuh. Untuk
mencegahnya, pasien harus menjelaskan kondisinya secara menyeluruh kepada dokter
sebelum menjalani tes.

Ada kemungkinan terjadi ketidaknyamanan saat elektroda dilepas dari kulit dalam proses
elektrokardiogram. Mirip dengan melepas plester pada kulit. Untuk stress EKG, tenaga medis
yang melakukan pemeriksaan akan memantau kondisi pasien dengan jeli dan segera
menghentikan tes jika pasien mulai menunjukkan gejala masalah.

II. Cara membaca EKG


a. Langkah-langkah dalam menganalisis EKG:
i. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak (reguler/irreguler)
ii. Tentukan berapa frekuensi jantung (heart rate)
iii. Tentukan gelombang P normal atau tidak
iv. Tentukan interval PR normal atau tidak
v. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak.
vi. Tentukan gelombang T
vii. Tentukan ada/tidaknya gelombang U
b. Ada beberapa jenis metode pengukuran dalam mengukur frekuensi jantung:
i. 6-seconds method atau rule of 10s,
Metode ini menggunakan kertas print EKG yang menggambarkan kotak 6
sekon, Cara perhitungannya dengan mengambil EKG strip sebanyak 6 sekon,
hitung jumlah interval R-R dan kalikan dengan 10.
Akan tetapi, pengukuran dengan metode ini kurang akurat apabila iramanya
tidak teratur.

ii. rule of 1500s,


Metode ini lebih akurat tetapi sedikit lebih rumit untuk menghitung laju
jantung. Rule of 1500s hanya dapat digunakan untuk menghitung laju reguler.
Laju dianggap reguler ketika gelombang P dan kompleks QRS memiliki jarak
(equally spaced).

Perhitungannya: 1500 / Jumlah kotak kecil antara R-R


iii. rule of 300s.
Rule of 300s biasanya digunakan untuk mennghitung laju reguler jantung.
Metode ini bergantung pada observasi dan memorisasi. Metode ini cepat,
mudah, dan tidak membutuhkan kalkulator. Ada dua set angka yang harus
diingat untuk menggunakan rule of 300s, yaitu 300, 150, dan 100 untuk set
pertama; serta 75, 60, dan 50 untuk set kedua.

Cara pengkajian dengan rule of 300s:

a. Temukan gelombang R yang puncaknya berada tepat pada garis vertikal


konsekutif
b. Beri nama “start” untuk memulai pada garis tersebut
c. Namai setiap garis vertikal konsekutif berdasarkan dua set angka yang
telah di memorisasi sampai menuju gelombang R berikutnya.

iv. Untuk pengukuran yang lebih tepat dapat dilakukan dengan menghitung jarak
antar interval P-P atau interval puncak QRS (interval R-R) siklus berikutnya
dalam sadapan yang sama bila irama jantungnya teratur.
Frekuensi denyut jantung:  Interval P-P x 0.04 sekon.

INDIKASI

Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi berikut:

 Serangan jantung
 Kardiomiopati
 Gangguan irama jantung
 Penyakit jantung koroner
 Gangguan elektrolit
 Keracunan obat-obatan

Dokter juga dapat menggunakan EKG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien sebelum
dan setelah menjalani operasi, serta untuk menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung,
seperti penggunaan alat pacu jantung dan obat-obatan.
Tes EKG tidak menyakitkan, cepat, dan aman dilakukan. Oleh karena itu, secara umum, tidak
ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram, kecuali pasien menolak untuk menjalani
pemeriksaan tersebut. Dengan kata lain, EKG dapat dijalankan pada siapa saja dalam semua
golongan usia.

PEMBAHASAN PEMERIKSAAN EKG


 Interpretasi
Cara membaca EKG ada 8 prinsip yaitu :
a) Denyut jantung
b) Irama jantung
c) Sumbu jantung
d) Gelombang p
e) Interval pr
f) Kompleks QRS
g) Segmen ST
h) Gelombang T

1. Denyut jantung
Cara membaca EKG yang pertama yaitu dengan mengetahui denyut jantung pasien.
Berapa detak jantung orang dewasa yang normal?

 Normal: 60-100 bpm


 Takikardia: >100 bpm
 Bradikardia: <60 bpm=" li=">
Irama jantung teratur
Jika pasien memiliki ritme jantung yang teratur, detak jantungnya dapat dihitung
dengan menggunakan metode berikut:
 Hitung jumlah kotak besar yang ada dalam satu interval R-R.
 Bagi 300 dengan angka ini untuk menghitung detak jantung.
Contoh:
4 kotak besar dalam interval R-R
300/4 = 75 denyut per menit
2. Irama jantung
Cara membaca EKG yang kedua yaitu dengan menafsirkan irama jantung. Irama
jantung pasien bisa teratur atau tidak teratur.
Irama tidak teratur dapat berupa:

 Tidak teratur secara teratur (yaitu pola ketidakteraturan yang berulang)


 Tidak teratur yang tidak teratur (yaitu tidak teratur sama sekali)

Tandai beberapa interval R-R yang berurutan pada selembar kertas, lalu pindahkan di
sepanjang strip irama untuk memeriksa apakah interval berikutnya serupa.

Petunjuk

Jika Anda curiga ada beberapa blok atrioventrikular (blok AV), petakan kecepatan
atrium dan ritme ventrikel secara terpisah (yaitu tandai gelombang P dan gelombang
R). Saat bergerak di sepanjang strip ritme, Anda dapat melihat apakah interval PR
berubah, jika kompleks QRS hilang atau jika ada disosiasi sempurna di antara
keduanya.
3. Sumbu Jantung
Cara membaca EKG yang ketiga yaitu dengan menentukan sumbu jantung. Sumbu
jantung menggambarkan keseluruhan arah penyebaran listrik di dalam jantung.

Pada individu yang sehat, sumbu akan menyebar dari jam 11 sampai jam 5. Untuk
menentukan sumbu jantung Anda perlu melihat lead I, II dan III.

Sumbu jantung normal

Temuan EKG untuk aksis jantung normal:

 Sadapan II memiliki lendutan paling positif dibandingkan sadapan I dan III.


Deviasi sumbu kiri

Temuan EKG khas untuk deviasi sumbu kiri:

 Lead I memiliki lendutan paling positif.


 Lead II dan III negatif.
 Deviasi aksis kiri dikaitkan dengan kelainan konduksi jantung.

4. Gelombang P
Cara membaca EKG yang selanjutnya adalah melihat gelombang P dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:

 Apakah ada gelombang P?


 Jika ya, apakah setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS?
 Apakah gelombang P terlihat normal? - periksa durasi, arah dan bentuk
 Jika gelombang P tidak ada, apakah ada aktivitas atrium?
- Garis dasar gigi gergaji → gelombang bergetar
- Garis dasar kacau → gelombang fibrilasi
- Garis datar → tidak ada aktivitas atrium sama sekali

Petunjuk

Jika gelombang P tidak ada dan ada irama yang tidak teratur, ini mungkin
menunjukkan diagnosis fibrilasi atrium.

5. Interval PR
Cara membaca EKG yang berikutnya yaitu dengan menentukan interval PR. Interval
PR harus berada di antara 120-200 ms (3-5 kotak kecil).

Interval PR berkepanjangan (> 0,2 detik)


Interval PR yang berkepanjangan menunjukkan adanya keterlambatan atrioventrikular
(blok AV).
Blok jantung tingkat pertama (blok AV)

Blok jantung tingkat pertama melibatkan interval PR lama tetap (> 200 ms).
Blok jantung tingkat dua

Blok AV tingkat kedua (tipe 1) juga dikenal sebagai blok AV Mobitz tipe 1 atau
fenomena Wenckebach.
Temuan EKG khas pada blok AV Mobitz tipe 1 termasuk perpanjangan progresif dari
interval PR sampai akhirnya impuls atrium tidak dilakukan dan kompleks QRS turun.
Konduksi nodal AV dilanjutkan dengan denyut berikutnya dan urutan perpanjangan
interval PR progresif dan akhirnya penurunan kompleks QRS berulang.

6. Kompleks QRS
Cara membaca EKG yang selanjutnya yaitu menilai kompleks QRS. Sebelum menilai
kompleks QRS, Anda perlu memperhatikan karakteristik berikut:

Lebar

Lebar dapat digambarkan sebagai NARROW (0,12 detik):


Kompleks QRS yang sempit terjadi ketika impuls dihantarkan ke bundel serat His dan
Purkinje ke ventrikel. Hal ini menyebabkan depolarisasi ventrikel tersinkronisasi
dengan baik.

Kompleks QRS yang luas terjadi jika terdapat urutan depolarisasi yang abnormal,
misalnya, ektopik ventrikel di mana impuls menyebar perlahan melintasi miokardium
dari fokus di ventrikel.

Tinggi

Tinggi dapat digambarkan sebagai KECIL atau TINGGI:


Kompleks kecil didefinisikan sebagaiKompleks tinggi menyiratkan hipertrofi
ventrikel (meskipun dapat disebabkan oleh habitus tubuh, misalnya orang tinggi
kurus). Terdapat banyak algoritma untuk mengukur LVH, seperti indeks Sokolow-
Lyon atau indeks Cornell.

Morfologi
Untuk menilai morfologi, Anda perlu menilai gelombang individu kompleks QRS.

Gelombang delta
Gelombang delta' adalah tanda bahwa ventrikel diaktifkan lebih awal dari biasanya
dari titik yang jauh ke simpul AV. Aktivasi awal kemudian menyebar perlahan ke
seluruh miokardium menyebabkan gerakan naik kompleks dari QRS yang tidak jelas.

Gelombang-Q
Gelombang Q yang terisolasi bisa normal.
Gelombang Q patologis berukuran> 25% ukuran gelombang R yang mengikutinya
atau tinggi> 2mm dan lebarnya> 40ms.
Gelombang Q tunggal tidak perlu dikhawatirkan, cari gelombang Q di seluruh
wilayah (misalnya anterior / inferior) untuk bukti infark miokard sebelumnya.

Gelombang R dan S
Kajian perkembangan gelombang R melintasi sadapan dada (dari kecil di V1 ke besar
di V6). Transisi dari gelombang S> R ke gelombang R> S harus terjadi di V3 atau
V4.

Perkembangan yang buruk (yaitu S> R hingga lead V5 dan V6) dapat menjadi tanda
MI sebelumnya tetapi juga dapat terjadi pada orang yang sangat besar karena posisi
lead yang buruk.

7. Segmen ST
Segmen ST adalah bagian EKG antara akhir gelombang S dan awal gelombang T.

Pada individu yang sehat, itu harus berupa garis isoelektrik (tidak meninggi atau
tertekan). Kelainan segmen ST harus diselidiki untuk menyingkirkan patologi.

ST-Elevation

Elevasi ST signifikan bila lebih besar dari 1 mm (1 persegi kecil) pada 2 atau lebih
sadapan ekstremitas yang berdekatan atau> 2mm pada 2 atau lebih sadapan dada.
8. Gelombang T
Gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel.

Gelombang T tinggi

Gelombang T dianggap tinggi jika:

 >5mm di ujung tungkai DAN


 > 10mm di bagian dada (kriteria yang sama dengan kompleks QRS 'kecil')

Gelombang T tinggi dapat dikaitkan dengan:

 Hiperkalemia ("gelombang T bertenda tinggi")


 STEMI Hiperakut

Gelombang T terbalik

Gelombang T biasanya dibalik di V1 dan inversi di sadapan III adalah varian normal.
Gelombang T terbalik di kabel lain adalah tanda nonspesifik dari berbagai kondisi:

 Iskemia
 Bundel blok cabang (V4-6 di LBBB dan V1-V3 di RBBB)
 Emboli paru
 Hipertrofi ventrikel kiri (di sadapan lateral)
 Kardiomiopati hipertrofik (tersebar luas)
 Penyakit umum

Sekitar 50% pasien yang dirawat di ITU memiliki bukti inversi gelombang T selama
mereka tinggal.
Amati distribusi inversi gelombang T (misalnya sadapan anterior / lateral / posterior).
Anda harus mengambil temuan EKG ini dan menerapkannya dalam konteks pasien
Anda.

Gelombang T biphasic

Gelombang T pipih adalah tanda nonspesifik, yang mungkin menunjukkan iskemia


atau ketidakseimbangan elektrolit.

Gelombang U

Gelombang U bukanlah temuan umum.

Gelombang U adalah defleksi> 0,5 mm setelah gelombang T terlihat paling baik di V2 atau
V3.

Ini menjadi lebih besar jika bradikardia lebih lambat - gelombang U klasik terlihat pada
berbagai ketidakseimbangan elektrolit, hipotermia dan terapi antiaritmia sekunder (seperti
digoksin, prokainamid atau amiodaron).
REFERENSI

https://www.alodokter.com/elektrokardiografi-ini-yang-harus-anda-ketahui

https://primayahospital.com/jantung/elektrokardiogram/

Rosalinda, DA. EKG. Diakses dari: https://www.scribd.com/presentation/421417314/EKG

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/elektrokardiografi

Andre Kurniawan, 28 0ktober 2020,13:10, https://www.merdeka.com/jabar/cara-membaca-


ekg-saat-mengecek-kondisi-jantung-perhatikan-setiap-langkah-langkahnya-kln.html

Anda mungkin juga menyukai