Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Penyakit Menular Seksual


PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit
penyakit yang kebanyakan kebanyakan ditularkan ditularkan melalui melalui hubungan hubungan
seksual seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan
menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
PMS ( Penyakit Menular Seksual ) adalah penyakit yang penularannya melalui hubungan kelamin,
tetapi dapat juga melalui kontak langsung alat-alat, handuk, dan juga melalui trasfusi darah. Defenisi
lain PMS merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya infeksi mikroorganisme patogen di area
kelamin.
STD ( Sexually STD ( Sexually Transmited Disease), Transmited Disease), bisa didefinisikan sebagai
gan bisa didefinisikan sebagai gangguan keseimbangan gguan keseimbangan yang bersipat luas mulai
dari kondisi inflamasi minor sampai penyakit yang bersifat mematikan, Infeksi dapat secara lokal
maupun sistemik, dapat disebabkan oleh jumlah patogen  patogen yang berbeda berbeda - beda
seperti: seperti: Virus, bakteri, bakteri, jamur/fungi, jamur/fungi, protozoa protozoa dan ectoparasit.
ectoparasit.
Penyakit ini memberi ancaman terhadap banyak remaja yang saat ini tengah menderita PMS tanpa
menyadarinya dan terganggu oleh gejala-gejalanya,namun tidak mencurigai ke arah PMS. Beberapa
jenis PMS akan merusak organ reproduksi dalam jika dibiarkan tidak diobati sekalipun akan
menimbulkan gejala seperti nyeri,gatal atau keluanya cairan.
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Yang termasuk PMS adalah Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam,
Herpes, dan lain-lain. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus infeksi menular
seksual yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi dserta diobati sesuai standar.
Jumlah kasus infeksi Jumlah kasus infeksi menular seksual menular seksual dari tahun ke dari tahun
ke tahun semakin mening tahun semakin meningkat. Peningkatan kasus ini dikarenakan pencatatan
dan pelaporan yang semakin baik. Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di
populasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai
standar.
Penyakit menular seksual sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Penyakit menular seksual klasik
Yaitu penyakit menular seksual pada daerah kelamin.
b. Penyakit menular seksual non-klasik
Yaitu semua penyakit menular diluar daerah kelamin yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual

2. Penyebab Penularan PMS


Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat adalah munculnya penyakit
menular seksual. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual
dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini.
Selain itu, terdapat rentang keintiman kontak tubuh yang dapat menularkan PMS termasuk ciuman,
hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus, anilingus, felasio, dan kontak mulut
atau genital dengan payudara.
Menurut Somelus, cara lain yang mengakibatkan seseorang dapat tertular PMS seseorang dapat
tertular PMS melalui :
1. Darah
Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau benda tajam lainnya ke
bagian tubuh untuk menggunakan obat atau membuat membuat tato.
2. Ibu hamil kepada bayinya
Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir, HIV bisa menular melalui
menyusui.
3. Herpes dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini biasanya terdapat luka-luka
yang dapat menular bila kita tersentuh, memakai handuk yang lembab yang dipakai oleh orang
penderita herpes.
4. Tato dan tindik Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan narkoba memberi sumbangan
besar dalam penularan HIV/AIDS.

3. Orang-Orang Yang Beresiko Tinggi Orang-Orang Yang Beresiko Tinggi Terkena PMS
Terkena PMS
Setiap orang bisa tertular IMS. Orang yang paling berisiko terkena PMS adalah orang yang suka
berganti pasangan seksual dan orang yang walaupun setia pada satu pasangan namun pasangan
tersebut suka berganti-ganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15 –  29 tahun,
tapi ada pula bayi yang lahir membawa IMS karena tertular dari ibunya.
Menurut Aria Pranata, yang tergolong kelompok resiko tinggi terkena PMS adalah :
1. Usia
 20 –  34 tahun pada laki –  laki .
 6 –  24 tahun pada wanita.
 20 –  24 tahun pada kedua jenis kelamin.
2. Pelancong
3. Pekerja Pekerja seksual k seksual komersial omersial atau wanita tuna susila
4. Pecandu Pecandu narkotik narkotik
5. Homoseksual.
Peningkatan angka kejadian PMS pada umumnya disebabkan oleh hal kan oleh hal berikut: berikut:
a. Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan
b. Seks, bebas, norma moral yang menurun
c. Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS
d. Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
e. Urbanisasi dan pengangguran
f. Kemiskinan
g. Pengetahuan
h. Pelacuran.
4. Gejala PMS
 Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi
peningkatan keputihan.  peningkatan keputihan. Warnanya bisa Warnanya bisa menjadi l
menjadi lebih putih, ebih putih, kekuningan, kehijauan, ata kekuningan, kehijauan, atau
kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
 Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya
disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi Juga
disebabkan disebabkan oleh infeksi oleh infeksi kandung kandung kencing yang kencing yang
tidak ditularkan ditularkan melalui melalui hubungan hubungan seksual.
 Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa
sakit atau tidak.
 Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.
 Kemerahan di sekitar alat kelamin.
 Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
 Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan
menstruasi.
 Bercak darah setelah hubungan seksual.
 Anus gatal atau iritasi.
 Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
 Nyeri di paha atau perut lebih rendah.
 Pendarahan pada vagina .
 Nyeri atau pembengkakan testis.
 Pembengkakan atau kemerahan dari vagina.
 Nyeri seks.
 Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan.
 Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita).
 Meski tanpa gejala dapat menularkan penyakit bila tenang.7

5. Bahaya / akibat PMS


a. Menimbulkan rasa sakit.
b. Infertilisasi
c. Abortus
d. Ca cerviks
e. Merusak penglihatan, hati dan otak
f. Menular pada bayi
g. Rentan terhadap HIV/AIDS
h. Tidak dapat disembuhkan
i. Kematian.

6. MACAM-MACAM PMS
1) KLAMIDIA.
Klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75% dari
perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Adalah infeksi
yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis dan dapat diobati.
• Cara Penularan: Hubungan seks vaginal dan anal. Kuman ini menyerang sel pada selaput lendir :
a) Uretra, vagina, serviks dan endometrium.
b) Saluran tuba fallopi.
c) Anus dan rektum.
d) Kelopak mata.
e) Tenggorokan (insiden jarang).
• Tanda dan Gejala: Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak
menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing
baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut
bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami
pembengkakan atau nyeri pada testis.
• Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
o Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer 
o berwarna kuning kecoklatan.
o Rasa nyeri di rongga pinggul.
o Pendarahan setelah hubungan seksual.

• Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :


o Keluar cairan bening dari saluran kencing.
o Rasa nyeri saat kencing.
o Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan
o bercampur nanah.

• Pengobatan: Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan tersebut tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi tetapi
tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.

2) GONORE
Infeksi akut yang disebabkan bakteri neiserria gonorrhoe (gonococcus) berbentuk menyerupai kacang
buncis, hanya tumbuh pada membran yang lembab dan hangat, antara lain : anus dan genetalia.
Penyebabnya adalah kuman Neisseria Gonorrhoea, disebut juga gonokokus, berbentuk diplokokus.
• Cara penularan: Infeksi gonorrhoe terjadi melalui kontak fisik (seksual) secara langsung tanpa
pemakaian “pelindung” dan mengabaikan seks yang aman. Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Kuman ini menyerang selaput lendir dari :
• Vagina, saluran kencing dan daerah rahim/ leher rahim.
• Saluran tuba fallopi.
• Anus dan rektum.
• Kelopak mata.
• Tenggorokan.
• Tanda dan Gejala: Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering
hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari
penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil

Lelaki
• Keluar cairan putih kekuning-kuningan melalui penis.
• Terasa panas dan nyeri pada waktu kencing.
• Sering buang air kecil.
• Terjadi pembengkakan pada pelir (testis).
Perempuan
• Pengeluaran cairan vagina tidak seperti biasa.
• Panas dan nyeri saat kencing.
Keluhan dan gejala terkadang belum tampak meskipun sudah menular ke saluran tuba fallopi.

• Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.


Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.

3) HEPATITIS B (HBV)
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia. Gejala yang muncul
meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu makan menurun, oto pegal-pegal
dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus.
• Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum suntik
bergantian; perlukaan kulit karena alat- alat medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi darah.
• Gejala: Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala yang muncul meliputi
demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-
gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri
perut, kulit menguning dan mata pucat.
• Pengobatan: Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam 4-8
minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi khususnya seks anal,
di mana cairan tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling mungkin dipertukarkan adalah
satu- satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus hepatitis B melalui
hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko tetapi tidak dapat sama sekali menghilangkan
risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari pemakaian narkoba suntik dan
memakai jarum suntik bergantian. Bicarakan dengan petugas kesehatan kewaspadaan yang harus
diambil untuk mencegah penularan Hepatitis B, khususnya ketika akan menerima tranfusi produk
darah atau darah. Vaksin sudah tersedia dan disarankan untuk orang-orang yang berisiko terkena
infeksi Hepatitis B. Sebagai tambahan, vaksinasi Hepatitis B sudah dilakukan secara rutin pada
imunisasi anak-anak sebagaimana direkomendasikan oleh the American Academy of Pediatrics.
4) HERPES GENETAL (HSV-2)

Adalah infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas berupa vesikel.
• Cara Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian tubuh
yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain
lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan
umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks
oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.
• Tanda dan Gejala-gejala: Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal
atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-bintil berair
atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat,
anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan
sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali.
• Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti virus biasanya efektif dalam
mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus
herpes genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat
samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun
memakai kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular
penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.

5) HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam darah manusia, tidak dalam
darah setiap orang tetapi hanya dalam darah seseorang yang terinfeksi. Meskipun begitu, siapa saja
bisa terinfeksi, termasuk anda. HIV tidak membedakan usia, warna kulit, orientasi seksual, agama,
kebangsaan ataupun faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV sudah berada dalam diri anda (artinya
anda telah terinfeksi HIV), tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengeluarkannya. Tetapi ada
banyak cara agar anda bisa menghindarinya. HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit
yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS),
• Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk darah yang
terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.
• Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara
yang lainnya mengalami gejala- gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan,
berat badan turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut
biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak
aktif (dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus
melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan
terhadap infeksi- infeksi oportunistik.
• Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk
memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk
melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya
hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin
dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV
melalui hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak
menghilangkan sama sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan
saling berbagi jarum suntik. Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan
yang harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima
transfusi darah maupun produk darah.

6) HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)


• Cara Penularan: Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
• Gejala-gejala: Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam atau
pada kelamin, anus dan tenggorokan.
• Pengobatan: Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-cara
kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom
hampir tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.

7) SIFILIS
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifat kronik dan sistematik. Nama
lain adalah Lues venereal atau raja singa.
• Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau oral.
Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan
mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang
yang tidak terinfeksi.
• Gejala-gejala: Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau
"chancres" yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh yang
lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya
gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di
seluruh tubuh. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu.
Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan
nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh
sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan
seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak
menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan
menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat
ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan
keterbelakangan mental.
• Pengobatan: Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ tubuh yang
telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis
melalui hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun
memakai kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak
non-seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.
8) TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasitTricho monas vaginalis.
• Cara Penularan: Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis dapat
bertahan hidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam
meminjam pakaian tersebut.
• Gejala-gejala: Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna
kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan seksual
juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak ada gejala
sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup
dan/atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
• Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah
satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan
seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling
pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual
dari penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI, 2007
Eni, Ambarwati. Asuhan Kebidanan  Asuhan Kebidanan Komunitas. Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika,
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai