Anda di halaman 1dari 16

NAMA : PUTRI YULI HASNITA HARAHAP

NIM : 2112013
JUDUL : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

1. Definisi Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual (PMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan

karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian

besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.

Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan

melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes genital, infeksi human

immunodeficiensy virus (HIV) dan hepatitis B. HIV dan syphilis juga dapat ditularkan dari

ibu ke anaknya selama kehamilan dan kelahiran, dan juga melalui darah serta jaringan

tubuh.

Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular

dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat

diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten

terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil

kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan.

2. Etiologi Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya,

yakni:

a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia

trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis,

Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.

b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia

lamblia,

c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan Herpes Simplex

Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr virus,

Molluscum contagiosum virus,

1
d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei.

3. Penularan Penyakit Menular Seksual

Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual

yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara

perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah

lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk

darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai

penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).

Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :

a. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).

b. Gonta-ganti pasangan seks.

c. Prostitusi.

d. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau radang

karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel

dinding vagina.

e. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS.

4. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual

Secara garis besar Penyakit Menular Seksual dapat dibedakan menjadi empat

kelompok, antara lain:

a. PMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya cairan yang keluar dari alat

kelamin, yaitu penyakit Gonore dan Uretritis Non Spesifik (UNS)

b. PMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin misalnya penyakit Chanroid

(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan Herpes simpleks.

c. PMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor, terdapat pada penyakit Kondiloma

akuminata.

d. PMS yang memberi gejala pada tahap permulaan, misalnya penyakit Hepatitis B

2
Menurut (UNAIDS dan WHO, 1998) yang paling umum dan paling penting untuk

diperhatikan adalah : Gonore, Herpes genitalis, kondiloma akuminata, Sifilis, HIV/AIDS.

Pada saat ini, klamidia lebih banyak diperhatikan.Seperti halnya gonore, klamidia dapat

menyebabkan kemandulan.Herpes menyebabkan gejala-gejala yang bisa muncul dan hilang

seumur hidup.Sifilis dapat menyebabkan kerusakan yang berat jika tidak diobati. Sementara

AIDS, yang disebabkan oleh HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh, membuat orang

sakit dan bahkan meninggal.

1. Infeksi genital non spesifik Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh penyebab

yang non spesifik dan yang sering terjadi karena bakteri ChlamydiaTrachomatis.Pada

wanita gejala sering tidak khas atau sangat ringan, gejala berupa keluarnya cairan dari

vagina berwarna kekuningan.Pada laki laki gejala yang muncul adalah keluarnya cairan

berupa lenir yang jernih sampai keruh dan muncul pada pagi hari. Gejala lain dapat

berupa nyeri saat kencing, rasa gatal di saluran kencing pada ujung kemaluan. Infeksi

genital non spesifik dapat terjadi melalui hubungan seksual aktif dan berhubungan erat

dengan usia muda yang pertama kali melakukan kontak seksual serta lamanya waktu

aktivitas seksual, masa inkubasi biasanya terjadi 1-5 minggu

2. Gonorhe Adalah penyakit yang disebabkan oleh neiseria gonorrheae, pada pria

permulaannya keluar nanah dari orifisium uretra eksterna dan pad wanita biasanya tanpa

gejala, hanya kadang kadang keluar dari vagina. Masa inkubasi antara tiga sampai lima

hari, masa inkubasi kadang kadang berlangsung singkat hanya dua belas jam dan ada

pula yang lama hingga empat belas hari. Pada umumnya penularan gonorhe melalui

melalui hubungan kelamin yaitu geniti-genital, oro-genital dan ano-genital, tetapi dapat

juga terjadi secara manual melalui alat alat, pakaian, handuk, termometer dan

sebagainya.Oleh karena itu secara garis besar dikenal dengan gonore genital atau gonore

ekstra genital.

3. Sifilis Adalah penyakit infeksi yanga disebabkan oleh treponema pallidum, sangat kronik

dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat alat

tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten dan dapat ditularkan

dari ibu ke janin. Dalam istilah indonesia disebut “Raja Singa”, istilah tersebut sangat

tepat karena keganasannya. Gejala yang ditimbulkan adalah luka yang tidak nyeri pada

3
sekitar alat kelamin, anus, dan mulut yang muncul 2-3 minggu setelah terkena infeksi.

Setelah 6-8 minggu kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening disusul rasa

badan tidak enak dan bercak kemerahan pada kulit, semua gejala itu bisa hilang dengan

sendirinya tetapi infeksi berlangsung terus sehingga lama kelamaan akan mempengaruhi

tulang, hati, jantung, paru paru dan syaraf.

4. Herpes genitalis Adalah infeksi akut pada daerah genetalia dengan gejala khas berupa

vesikel yang berkelompok pada dasar yang eritem dan bersifat rekuren. Infeksi akut

yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I atau tipe II yang ditandai adanya

vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat

mukokutan sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekuren.Infeksi

herpes genitalis atau herpes simpleks ini berlangsung dalam tiga tingkatan yaitu ; infeksi

primer, fase laten dan infeksi rekuren.Gejala yang timbul dapat bersifat berat yaitu

pembesaran kelenjar limfe tetapi bisa juga tanpa adanya gejala. Selain ditularkan melalui

hubungan seksual penyakit ini dapat ditularkan pada janin dalam kandungan ibu yang

terinfeksi.Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya abortus, keluarnya janin prematur,

bayi mengalami kelainan pada organ tubuhnya dan bayi tidak tumbuh secara normal.

5. Kondiloma akuminata Kandiloma akuminata merupakan pertumbuhan yang bersifat

jinaksuperfisial yang disebabkan oleh virus Human Pappiloma Virus (HPV), yang

biasanya tumbuh pada daerah anus dan genetalia laki laki maupun wanita.Penyakit ini

dikelompokkan dalam penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Penyebaran

penyakit ini melalui hubungan kelamin yang mempunyai dua bentuk yaitu genital warts

(kutil) di daerah alat kelamin atau tempat lembab, dapat juga menyerang daerah mulut

sebagai akibat kontak orogenital.Sebagian besarkuman penyakit ini menempel pada

kulit, seperti skrotum, maka kondom tidak 100% efektif dalam mencegah

penularannya.Bahkan berdasar laporan kesehatan, remaja memiliki persentase tertinggi

pada virus ini dibanding kelompok umur lainnya.Ada satu penelitian di Amerika

menunjukkan sampai seperempat perempuan muda yang aktif secara seksual terbukti

terinveksi kutil kelamin melalui pengujian laboratorium, walaupun bukti kasat mata

seperti kutil kelamin dibagian luar lebih sedikit.

4
6. Kandidosis Vulvovaginal Penyakit menular seksual yang disebabkan virus candida

albicans. Gejala pada wanita adalah rasa gatal atau iritasi dengan mengeluarkan cairan

berwarna putih seperti susu yang berbau atau barbau asam. Sedangkan pada laki laki

ditandai dengan rasa gatal pada kelamin dan daerah sekitar lipatan paha. Sumber

penularannya adalah melalui hubungan seksual dengan penderita dan seorang ibu hamil

yang menderita penyakit ini akan menularkan pada beyinya.

7. Ulkus Mole Sering disebut changcroid yaitu penyakit infeksi alat kelamin akut yang

disebabkan oleh bakteri haemophilus ducreyi.Masa inkubasi pada pria berkisar antara 2-

35 hari, pada wanita masa inkubasi sukar ditentuka karena gejalanya sering tidak

tampak.Gejala khas berupa luka kotor yang mudah berdarah dan sangat nyeri dengantepi

yang tidak rata pada alat kelamin yang muncul kira kira 1 minggu setelah terinfeksi.

8. Trikomoniasis Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh tricimonas vaginalis,

masa inkubasi pada wanita sulit untuk dipastikan tetapi berkisar antara 3 - 28 hari gejala

yang timbul berupa keluarnya cairan vagina yang banyak, bau dan sering menimbulkan

rasa gatal dan perih pada organ kelamin.Masa inkubasi pada pria biasanya tidak

melebihi 10 hari.Gejala yang timbul adalah rasa gatal dan panas pada saat buang air

kecil.

9. Limfogranuloma Venereum Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri

Chlamydia Trachomatis, masa inkubasi antara 3-20 hari, kadang kadang dapat lebih

lama.Gejala yang timbul berupa demam, menggigil, mual, hilangnya nafsu makan, sakit

kepala, nyeri pinggang bawah, nyeri bagian perut, nyeri saat buang air besar dan

diare.Selain melalui hubungan seksual dapat juga ditularkan melalui pemakaian handuk

dan pakaian yang terkontaminasi.

10. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Adalah suatu sindrom penyakit

defisiensi imunitas seluler yang didapat, yang pada penderitanya tidak akan ditemukan

penyebab defisiensi tersebut. Akibat adanya kehilangan kekebalan penderita AIDS

mudah terkena bernagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit dan virus tertentu yang

bersifat oportunistik.Selain itu penderita AIDS sering kali menderita keganasan

khususnya sarkoma kaposi dan limfoma yang hanya menyerang otak.

5
5. Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual

Pada anak perempuan gejalanya berupa:

a. Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-

kuningan, berbau tidak sedap.

b. Menstruasi atau haid tidak teratur.

c. Rasa sakit yang berkepanjanagn di perut bagian bawah.

d. Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin.

Pada anak laki-laki gejalanya berupa:

a. Rasa sakit atau panas saat kencing.

b. Keluarnya darah saat kencing.

c. Keluarnya nanah dari penis.

d. Adanya luka pada alat kelamin.

e. Rasa gatal pada penis atau dubur.

6. Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Adapun upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual yang dapat dilakukan adalah:

a. Tidak melakukan hubungan seks.

b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).

c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasangannya

d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita PMS.

e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.

f. Bila Nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat.

6
7. Penatalaksaan dan Pengobatan Penyakit Menular Seksual

Penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan

penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom

(syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya berupa

pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi infektifitas mikroba,

tetapi juga diberikan perawatan kesehatan reproduksi yang komprehensif.Sedangkan

penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda dan

gejala yang konsisten, dan penyediaan pengobatan untuk mikroba tertentu yang

menimbulkan sindrom.

Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan

mikrooganisme penyebnya.Namun, dalam kenyataannya penderita infeksi menular seksual

selalu diberi pengobatan secara empiris (Murtiastutik, 2008). Antibiotika untuk pengobatan

IMS adalah:

1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin,

kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin

2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin, eritromisin,

dan kloramfenikol

3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir

4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin

5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazol.

8. Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)

1. Penanggulangan PMS terhadap Diri Sendiri

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular

seksual adalah:

a. Bersikap Setia dengan Pasangan

Yang menjadi penyebab dari PMS adalah karena berganti-ganti pasangan. Berganti-

ganti pasangan merupakan salah satu tren yang saat ini sudah mewabah di masyarakat kota

besar. Pemikiran-pemikiran seperti itulah yang mendorong seseorang untuk terjun pada

7
dunia hitam bernama pergaulan bebas. Pencegahan PMS adalah dengan menghindari

pergaulan bebas dan bersikap setia dengan pasangan sah atau halal. Ingatlah akan dampak

yang akan diterima ketika keinginan untuk melakukan penyimpangan tersebut ada. Dengan

cara bersikap setia pada pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang

terhindar dari PMS.

b. Memastikan Jarum Suntik yang Kita Pakai Steril

Pencegahan PMS yang berikutnya adalah dengan cara memastikan jarum suntik yang

kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain tertular

lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis dipakai oleh

pengidap PMS. Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter apakah jarum suntik

yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum suntik yang steril karena hal

tersebut adalah hak kita sebagai pasien.

c. Menjaga Kesehatan Organ Intim

Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha untuk tetap

membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin sering

sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas organ intim

kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan perawatan khusus. Ada

ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu sebabnya

pencegahan PMS merupakan langkah yang paling tepat daripada mengobati. Pencegahan

artinya waspada sedangkan mengobati berarti memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.

d. Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh

Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, konsumsi sayur-sayuran

dan buah-buahan tinggi vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup yang teratur.

e. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila termasuk aktif secara seksual dan

terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.

2. Pencegahan PMS terhadap Keluarga

Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam

penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh PMS

di dalam keluarga memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus

8
menganggap masalah PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan berumah

tangga dapat terjaga dan terhindar dari PMS. Beberapa hal yang dapat dilakukan di

keluarga:

 Pencegahan non-seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan donor darah

sehingga darah akan terbebas dari HIV/AIDS.

 Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, PMS sangat penting.

Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

3. Penanggulangan PMS terhadap Masyarakat

 Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks

bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

 Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit PMS untuk itu mereka harus

mengerti akan arti pentingnya pencegahan PMS.

 Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan PMS.

 Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan PMS.

 Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.

 Memberikan kesadaran apa akibat bila berganti-ganti pasangan.

 Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ intim.

10. Faktor Penghambat Proses Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular seksual

adalah:

1. Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai PMS.

Mereka masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak berisiko.

2. Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi tersebut

tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.

3. Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut karena kurangnya

pengetahuan dan terbatasnya pendidikan.

4. Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular seksual.

5. Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga mereka

masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.

9
6. Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat salah

atau dengan kata lain menyesal kemudian dan tidak ada gunanya.

7. Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk

mencegahnya.

8. Sesungguhnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang tepat bila

seseorang ingin hidupnya terhindar dari masalah PMS.

ANALISIS SITUASI KESEHATAN

1. Analisa Status Kesehatan

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2014 mengatakan bahwa dari tahun

ke tahun insiden PMS (Penyakit Menular Seksual) bisa dikatakan semakin meningkat,

terbukti dari data yang diperoleh terlihat setiap tahun tidak kurang dari 250 kasus baru

ditemukan dan dari jumlah tersebut 30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong

PMS. Data dari profil pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2016

didapatkan total kasus PMS yang ditangani pada tahun 2015 sebanyak 140.803 kasus dari

430 layanan PMS. Jumlah kasus PMS terbanyak berupa cairan vagina abnormal (klinis)

20.962 dan servicitis (lab) 33.025.2 kasus.

Kasus HIV-AIDS di Sumatera Utara sampai dengan Juni 2017 adalah 8.399 kasus,

dengan perincian HIV 3478 kasus dan AIDS 4.921 kasus, dan berada pada ranking ke-7

dari 33 Provinsi di Indonesia. Angka prevalensi HIVAIDS di Sumut adalah 28,97 per

100.000 penduduk, artinya adalah setiap 100.000 penduduk di Sumatera Utara terdapat 29

orang yang menderita HIVAIDS (KPA Sumut, 2017). Setelah Jakarta dan Surabaya Medan

merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia. Jumlah penduduknya banyak

dan sebagian penduduknya ada yang memiliki perilaku seksual berisiko.

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui

hubungan seksual. PMS merupakan penyakit menular yang sudah menjadi permasalahan

kesehatan global. Kejadian PMS dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu penyebab

penyakit, usia, jenis kelamin, faktor resiko, dan status pernikahan.

10
Secara geografis daerah Kabupaten Padang Lawas Utara berdasarkan Undang

Undang Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di

Provinsi Sumatera Utara memiliki luas 391.805 Ha terdiri dari 9 kecamatan, 386 desa dan 2

kelurahan. Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari 12 wilayah kecamatan. Luas daratan

masing-masing kecamatan, yaitu: Batang Onang (485,00 km2 ), Padang Bolak Julu (196,44

km2 ), Portibi (246,13 km2 ), Padang Bolak (699,06 km2 ), Padang Bolak Tenggara (94,93

km2 ), Simangambat (429,42 km2 ), Ujung Batu (269,62 km2 ), Halongonan (410,27

km2 ), Halongonan Timur (181,33 km2 ), Dolok (525,27 km2 ), Dolok Sigompulon

(262,56 km2 ) dan Hulu Sihapas (39,05 km2 ). Batas wilayah secara administratif sebagai

berikut :

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu dan

Labuhan Batu Selatan.

2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Rokan Hulu

Provinsi Riau.

3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Huristak, Kecamatan Barumun Tengah,

Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang Lawas

4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola, Kecamatan Padang

Sidimpuan Timur, Kecamatan Sipirok, Kecamatan Arse, Kecamatan Saipar Dolok Hole,

Kecamatan Aek Bilah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Jumlah kasus PMS menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kabupaten
Padang Lawas Utara Tahun 2021

HIV
KELOMPOK
NO
UMUR
L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR

1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0

2 5 - 14 TAHUN 0 1 1 0,05

3 15 - 19 TAHUN 4 0 4 0,2

4 20 - 24 TAHUN 4 2 6 0,3

5 25 - 49 TAHUN 3 1 4 0,2

11
6 ≥ 50 TAHUN 4 1 5 0,25

JUMLAH
(KAB/KOT 15 5 20
A)
PROPORS
I JENIS 75,0 25,0
KELAMIN

Piramida Jumlah PMS Menurut Kelompok Umur


dan Jenis Kelamin di Kabupaten Padang Lawas
Utara Tahun 2021
≥ 50 TAHUN

25 - 49 TAHUN

20 - 24 TAHUN

15 - 19 TAHUN

5 - 14 TAHUN

≤ 4 TAHUN
5 4 3 2 1 0 1 2 3

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Berdasarkan tabel diatas jumlah kasus PMS menurut Jenis Kelamin dan Kelompok

Umur di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2021. Dari 20 orang kasus PMS

didapatkan bahwa golongan umur 5 - 14 tahun sebanyak 1 orang perempuan, Golongan

umur 15 - 19 tahun sebanyak 4 orang laki – laki, golongan umur 20 - 24 tahun mayoritas

laki – laki sebanyak 4 orang, golongan 25 - 49 tahun mayoritas laki – laki sebanyak 3

orang dan golongan umur ≥ 50 tahun mayoritas laki – laki sebanyak 4 orang.

2. Analisa Aspek Kependudukan

Kabupaten Padang Lawas Utara 16,25% dengan topografi datar dan landai secara

ideal sesuai untuk pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, dan

35,13 % dengan topografi bergunung secara ideal sesuai untuk pengembangan budidaya

perkebunan tanaman keras, serta 44,59 % lainnya dengan topografi bercuram secara ideal

pengembangannya berfungsi sebagai hutan lindung. wilayah Kabupaten Padang Lawas

Utara memiliki struktur tanah dan batuan yang kompleks dicirikan oleh bentuk bentang

alam perbukitan. Sebagian wilayah potensial menimbulkan tanah longsor terhadap 40-50 %

12
dari luas daerah Kabupaten Padang Lawas Utara yang mencakup 5 wilayah kecamatan

merupakan kawasan yang rentan gerakan tanah longsor.

Jumlah penduduk kabupaten padang lawas utara berjumlah 247.286 dengan

kepadatan dan distribusi penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara yang terbesar adalah

26,26 % berada di kecamatan Padang Bolak dan yang terkecil sebesar 2,13 % berada di

Kecamatan Hulu Sihapas. Penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara hampir 98,44 % atau

215.981 jiwa memeluk agama Islam dimana yang terbanyak berada di Kecamatan Padang

Bolak sebesar 58.101 jiwa, sebesar 1,56 % atau 1.428 jiwa beragama Kristen Protestan

yang terbanyak berada di Kecamatan Padang Bolak. berdasarkan sektor ekonomi di

Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai berikut : a. Pertanian Tanaman Pangan, pertanian

hortikultural, perkebunan, perternakan, perikanan dan industri.

3. Analisa Pelayanan / Upaya Pelayanan

Penyakit infeksi menular seksual disebabkan sedikitnya 30 kuman berupa bakteri, virus,

protozoa, jamur maupun parasit. Penyakit ini banyak terjadi pada remaja dan dewasa muda.

Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan tentang penyakit infeksi menular

seksual serta kurangnya informasi tentang pendidikan seksual membuat seseorang

penasaran sehingga mencari tahu sendiri. Dalam situasi seperti inilah yang terkadang

membuat seseorang terjerumus ke pergaulan bebas dan hal inilah yang menyebabkan

tertularnya penyakir infeksi menular seksual hingga HIV AIDS.

Adapun langkah untuk memastikan pasien menderita penyakit infeksi menular seksual

adalah dengan melakukan beberapa tahapan pemeriksaan seperti analisa mulai dari

keluhan, riwayat perjalanan penyakit, wawancara untuk menggali informasi penyakit dan

pemeriksaan fisik di bagian genitalia dimana selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan

laboratorium. Pengobatan penyakit ini tergantung pada jenis penyakitnya. Hampir semua

penyakit infeksi menular seksual bisa diobati kecuali HIV AIDS, dengan catatan penyakit

ini tidak ada faktor resiko lain seperti hanya sekali terkena penyakit tersebut dan tidak

berulang-ulang melakukan hubungan seksual. Dalam kondisi lain, seseorang yang pernah

terkena penyakit infeksi menular seksual yang sudah dinyatakan sembuh dan sudah tidak

berulang melakukan hubungan seksual, kemungkinan kecil tidak akan terkena penyakit ini

13
lagi. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan juga akan terkena penyakit ini lagi

tergantung pada kondisi tubuh. Ketika kondisi tubuh seseorang sedang tidak bagus, maka

masih ada kemungkinan penyakit tersebut bisa muncul kembali.

Penyakit infeksi menular seksual dapat dicegah dengan beberapa cara seperti

memberikan konseling kepada pasien dan melarang pasien untuk tidak melakukan

hubungan seksual di luar nikah, tidak melakukan multipartner dan menggunakan kondom

dengan baik dan benar serta tidak mengkonsumsi narkoba, karena dari narkoba terutama

obat-obat menggunakan jarum suntik sehingga besar kemungkinan terjangkit HIV AIDS.

4. Analisa Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas

kesehatan masyarakat. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkunagn dan penurunan kualitas

kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk menciptakan kehidupana masyarakat

yang sehat.

Tiga faktor penting dalam Health Belief Model yaitu :

1. Kesiapan individu untuki merubah perilaku dalam rangka menghindfarisuatu

penyakit atau memperkecil resiko kesehatan

2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku

3. Perilakuitu sendiri

Variabel sosio demografi (umur, pendidikan dan status perkawinan) adalah

berhubungan dengan perilaku kesehatan. Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di

dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian

didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Pada kasus PMS,

umur berhubungan dengan perilaku yang menyebabkan penularan HIV. Pengetahuan yang

benar tentang PMS dapat menjadi pedoman untuk melakukan tindakan pencegahan yang

benar agar tidak tertular virus tersebut.

Menurut teori HBM persepsi terdiri atas persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,

persepsi terhadap perilaku pencegahan serta persepsi kemampuan diri, dimana persepsi

seseorang akan mempengaruhi perilaku pencegahan terhadap penyakit. sebagian besar

masyarakat tidak mengatahui pencegahan dari PMS disebabkan karena rendahnya persepsi

14
manfaat dan persepsi kemampuan diri terhadap perilaku pencegahan, menganggap aspek

finansial sebagai masalah yang paling serius, persepsi positif terhadap perilaku pencegahan

dan persepsi kemampuan sendiri. Persepsi pasien IMS bahwa penyakit tersebut merupakan

penyakit yang berbahaya, bahkan mengakibatkan kematian, serta adanya hambatan untuk

melakukan pencegahan penularan IMS akan mempengaruhi perilaku kesehatan pasien IMS.

Kesadaran berperilaku seksual yang aman, misalnya ketaatan penggunaan kondom akan

dapat mengurangi 85% risiko penularan HIV.

4. Analisa Lingkungan

a. Pengaruh Teman Sebaya

Teman sebaya merupakan faktor penguat terhadap pembentukan perilaku remaja

termasuk perilaku seksual pra nikah. teman sebaya mempunyai kontribusi sangat dominan

dari aspek pengaruh dan percontohan (modelling) dalam berperilaku seksual remaja dengan

pasangannya. Teman sebaya juga merupakan salah satu sumber informasi tentang seks

yang cukup signifikan dalam membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku seksual remaja.

Namun, informasi teman sebaya dapat menimbulkan dampak yang negatif. Pengaruh teman

sebaya dapat meningkatkan risiko penggunaan alkohol, rokok dan narkoba serta niat dan

frekuensi dalam hubungan seksual. peran teman sebaya bagi remaja sangat berarti dalam

memperoleh informasi yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku remaja terhadap isu

seksualitas

b. Pengawasan Orang Tua

Orang tua merupakan penganggung jawab dari sebuah keluarga. Orang tua terdiri ayah

dan ibu yang mempunyai ikatan perkawinan yang sah. Pengetahuan kesehatan reproduksi

antara orang tua dengan anak perlu diketahui tingkat intensitas komunikasinya orang tua

dan anaknya. Orang tua dan anak remaja harus mempunyai pengetahuan yang sama tentang

pengetahuan reproduksi. Pengetahuan kesehatan reproduksi meliputi perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri remaja yang meliputi fisik, psikologi dan sosial.

Orang tua yang baik bagi anak remajanya adalah mempunyai kemampuan dalam

berkomunikasi dan diskusi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) orang tua

tidak menggurui, (2) jangan beranggapan bahwa orang tua lebih mengetahui sesuatu

dibandingkan dengan anak remaja, (3) memberikan kesempatan kepada remaja untuk

15
mengemukakan pandangan dan pendapatnya, (4) memberikan argumen yang jelas dan

masuk akal terhadap suatu persoalan, (5) memberikan dukungan pada anak apabila

memang pantas diberi dukungan, (6) mengatakan salah kalau memang salah, dengan alasan

yang masuk akal menurut pemikiran mereka, (7) menjadikan anak remaja sebagai teman

untuk berdiskusi, bukan sebagai individu untuk diberitahu.

lingkungan keluarga yang harmonis dan lingkungan yang positif berhubungan

dalam menurunkan tingkat risiko perilaku berisiko Penyakit Menular Seksual. Orang tua

yang memonitor aktifitas dan lingkungan anak, selalu ikut terlibat dalam kegiatan dan

meningkatkan komunikasinya dengan anaknya behubungan dengan menurunkan risiko

perilaku seksual berisiko pada anak jalanan dan lebih baik pada keluarga yang religious.

Keterlibatan orang tua dan kedekatan keluarga dalam mendukung pencegahan perilaku

berisiko berhubungan dengan penurunan kehamilan pada remaja. Perilaku seksual berisiko

disimpulkan dapat dicegah dengan dukungan lingkungan keluarga. Dukungan keluarga

menjadi kekuatan dalam mencegah perilaku seksual berisiko pada remaja.

c. Akses Informasi

Kemajuan teknologi yang terjadi pada saat ini telah membawa dampak perubahan

bagi masyarakat, baik itu dampak yang positif maupun dampak negatif. Kemajuan

teknologi menyebabkan komunikasi antar negara menjadi semakin mudah dan lancar,

sehingga kebudayaan luar negeri lebih terasa pengaruhnya. Dampak yang paling terasa

adalah pada tata budaya, moral, dan tata sosial masyarakat pada umumnya dan pada

generasi muda khususnya. Salah satu masalah yang dihadapi remaja dan menjadi masalah

bagi lingkungannya adalah aktivitas seksual yang akhir-akhir ini nampak menjurus pada

hal-hal negatif. Dikatakan negatif karena para remaja bersikap dan bertingkah laku yang

menyimpang, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagai macam perilaku seksual

disalurkan dengan sesama jenis kelamin, dengan anak yang belum cukup umur, dan

sebagainya. Sebagai media informasi, televisi memiliki kekuatan yang kuat (powerful)

untuk menyampaikan pesan. Media ini dapat mengalirkan pengalaman yang seolaholah

dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu yang bersamaan. Penyampaian isi

pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan.

16

Anda mungkin juga menyukai