Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


“Penyakit Menular Seksual”

Disusun Oleh :
Julian Eka Puspa
XII MIPA 1

SMAN 1 JATILUHUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reproduksi merupakan
infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi ke
dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan
parasit. Salah satu penyakit menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

WHO memperkirakan bahwa, kasus IMS ditemukan hampir 1 juta setiap hari dan 357
juta kasus setiap tahunnya di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang seperti Afrika,
Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Pada negara negara berkembang, infeksi dan
komplikasi IMS merupakan salah satu dari lima alasan utama tingginya angka kesakitan.
Dalam hal ini United State Bureau of Census pada tahun 1995 mengemukakan bahwa di
daerah yang tinggi pravelensi IMS, ternyata tinggi pula pravelensi HIV-AIDS. Seseorang
yang menderita IMS dapat meningkatkan penularan HIV 5 hingga 10 kali. Secara global,
hingga tahun 2017 terdapat 36,9 juta jiwa hidup dengan HIV, 1,8 jiwa menjadi pendatang
baru, dan kematian akibat HIV sebanyak 940.000 jiwa.

Kejadian IMS di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat


dilihat dari angka kejadian IMS pada tahun 2015 yang terdiri dari 19.973 kasus, tahun 2012
sebanyak 16.110 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 11.141 kasus. Penyebaran IMS sulit
ditelusuri sumbernya, karena tidak pernah dilakukan registrasi terhadap penderita yang
ditemukan. Jumlah penderita yang pernah terdata hanya sebagian kecil dari jumlah yang
sesungguhnya terjadi.

Kasus HIV di Indonesia dilaporkan pertama kali pada tahun 1987 di Bali, dan sampai
september 2018, HIV-AIDS sudah menyebar di 458 (89,1%) dari 514 kabupaten/kota di
seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah kasus HIV di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan di setiap tahunnya, seperti pada tahun 2012 terdapat 21.511 kasus, tahun 2013
terdapat 29.037 kasus, 2014 terdapat 32.711 kasus, tahun 2015 terdapat 30.935 kasus, tahun
2016 terdapat 41.250 kasus dan tahun 2017 terdapat 48.300 kasus, sehingga jumlah kumulatif
infeksi HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 hingga september 2018 sebanyak 314.143
kasus.
B. Rumusan Masalah

1. Sebutkan penjelasan atau pengertian PMS!


2. Sebutkan macam-macam PMS!
3. Jelaskan cara penularannya dan masa inkubasinya!
4. Bagaimana cara pencegahan dan cara pengobatannya!
BAB II
PEMBAHASAN

1. Penjelasan atau pengertian PMS

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit dapat menular melalui hubungan
seksual dengan seseorang yang terinfeksi. Dapat ditularkan oleh pasangan Anda lewat
aktivitas seksual yang melibatkan vagina, penis, anus, atau mulut. Mengacu pada penyakit
yang beragam, dengan gejala-gejala yang berbeda tiap penyakit, dan beberapa lebih serius
daripada penyakit yang lain. Namun, semuanya membutuhkan pengobatan untuk mencegah
komplikasi dan membahayakan hidup pasien.

Bakteri atau virus penyebab penyakit hidup di kulit kelamin atau selaput lendir
kelamin (misalnya, dinding dalam vagina). Pasalnya, area genital umumnya lembap dan
hangat sehingga jadi tempat yang ideal bagi jamur, bakteri dan virus untuk berkembang biak.
Organisme penyebab infeksi juga mungkin terdapat dalam air mani, cairan vagina, atau pun
darah yang mungkin saja keluar saat hubungan seks berlangsung.

Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui hubungan ibu pada janin dalam
kandungan atau setelah bayi dilahirkan. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara bergantian
atau berulang pun akan meningkatkan risiko penularan.

Terdapat lebih dari 30 jenis patogen yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Meski demikian, tanda-tanda PMS tak selalu muncul di alat kelamin, namun juga bisa
terdapat pada mulut, saluran pencernaan, dan bagian tubuh lainnya.

2. Macam - macam PMS

 Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal
dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut.
Melalui luka inilah penularan akan terjadi.

 Gonore
Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan
rasa nyeri ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan
infeksi di bagian tubuh lain, jika terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina.
 Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu
HPV. Virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada
perempuan. Gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak
bergejala. Penularan HPV terjadi melalui kontak langsung atau melakukan hubungan
seksual dengan penderita.

 Infeksi HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa
kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan.

 Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang
saluran keluar urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.

 Trikomoniasis
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit
trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak
menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan
penyakit ini ke pasangan seksualnya.

 Hepatitis B dan hepatitis C


Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati
kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh
penderita. Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum
suntik yang dipakai bersama dan transplantasi organ.

 Tinea cruris
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar
alat kelamin, paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam
merah yang terasa gatal pada kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui
kontak langsung dengan penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi.

 Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau
bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi
melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.

 Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan ruam atau
lepuhan yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti infeksi
menular seksual lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan
seksual dengan penderita.
 Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis. Kondisi ini ditandai dengan
munculnya benjolan dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.

3. Cara Penularan dan Masa Inkubasinya

Pada umumnya, gangguan pada organ intim ini menyebar melalui kontak
dengan cairan tubuh dari seseorang yang telah terinfeksi, seperti darah, cairan vagina,
atau air mani. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui kontak dengan kulit atau
selaput lendir yang telah terinfeksi, contohnya luka di mulut. Paparan semua
penyebab tersebut dapat terjadi saat melakukan hubungan intim melalui Miss V, anal,
hingga oral.

Selain melalui hubungan intim, seseorang juga dapat terjangkit penyakit


menular seksual saat berbagi jarum suntik yang umumnya digunakan para pengguna
narkoba. Meski begitu, gangguan ini juga dapat menyebar saat kutu dan kudis yang
terjadi pada organ intim menyebar melalui kontak pribadi pada seseorang yang dekat
dan berbagi alat pribadi, seperti pakaian, seprai, hingga handuk.

Maka dari itu, kita juga harus tahu beberapa risiko yang dapat menyebabkan
seseorang berisiko tinggi untuk mengidap penyakit menular seksual. Hal tersebut,
antara lain memiliki lebih dari satu pasangan seksual atau kerap berganti-ganti
pasangan, melakukan hubungan intim dengan orang yang kerap berganti pasangan,
dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim.

4. Cara Pencegahan dan Pengobatan PMS

 Cara Pencegahan

 Berhubungan seks hanya dengan satu orang


Hindari berganti-ganti pasangan, semakin banyak jumlah pasangan seksual maka
semakin besar risiko terkena penyakit menular seksual. Sebaiknya juga tidak
berhubungan seksual dengan seseorang yang sering berganti pasangan, atau tidak
diketahui riwayat seksualnya. Pada beberapa kondisi, tidak berhubungan seksual
sama sekali (abstinensia) bisa dianggap sebagai cara paling efektif dalam mencegah
terkena penyakit menular seksual. Langkah ini bisa diterapkan, terutama saat
pasangan sedang menderita infeksi menular seksual.

 Gunakan kondom
Gunakan kondom lateks tiap kali berhubungan seks. Kondom memang tidak dapat
mencegah penularan penyakit sepenuhnya, tetapi akan sangat efektif jika
pemakaiannya benar. Gunakan kondom lateks. Jika Anda alergi, pilih kondom
sintetis, meski jenis ini lebih sering bocor dibandingkan kondom yang berjenis lateks.
 Vaksinasi
Beberapa penyakit menular seksual dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi
dewasa. Misalnya hepatitis B, dan kutil kelamin serta kanker serviks yang disebabkan
oleh human papilomavirus (HPV). Vaksinasi HPV ini direkomendasikan bagi anak
perempuan berusia 9-13 tahun. Namun, wanita dewasa berusia di bawah 26 tahun
yang belum mendapatkan vaksinasi juga disarankan untuk melakukannya segera,
mengingat kanker serviks merupakan pembunuh nomor 2 pada wanita. Vaksin
hepatitis B diberikan tiga kali, dengan jadwal pada bulan 0, 1 dan 6 (untuk bivalen)
atau bulan 0, 2 dan 6 (untuk kuadrivalen). Anak dan remaja yang belum
mendapatkannya, dianjurkan untuk melakukan rangkaian vaksinasi hepatitis B.

 Sunat pada laki-laki


Sunat pada laki-laki terbukti dapat mengurangi risiko laki-laki terkena penyakit HIV
dari hubungan seksual sebanyak 60 persen. Dampak positif lainnya adalah dapat
membantu mencegah penularan herpes dan infeksi HPV.

 Hindari narkoba dan alkohol


Saat berada di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, perilaku seksual seseorang
menjadi lebih sulit dikendalikan. Dampaknya, risiko melakukan hubungan seksual
yang berisko juga lebih tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan narkoba,
terutama narkoba suntik, erat kaitannya dengan peningkatan risiko terkena penyakit
menular seksual.

 Cara Pengobatan

 Tiga PMS bakteri (klamidia, gonore dan sifilis) dan satu PMS parasit (trikomoniasis)
pada umumnya dapat disembuhkan dengan pengobatan antibiotik dosis tunggal yang
efektif dan sudah ada.

 Untuk herpes dan HIV, obat paling efektif yang tersedia adalah antivirus yang dapat
mengatur perjalanan penyakit, meskipun tidak dapat menyembuhkan penyakit.

 Untuk hepatitis B, obat antivirus dapat membantu melawan virus dan memperlambat
kerusakan hati

Resistensi antimikroba (AMR) dari PMS, khususnya gonore terhadap antibiotik telah
meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir dan mengurangi pilihan pengobatan.

Program Surveilans AMR Gonococcal (GASP) saat ini telah menunjukkan tingkat
resistensi kuinolon yang tinggi, meningkatkan resistensi azitromisin, dan resistensi yang
muncul dari sefalosporin spektrum luas.

Munculnya penurunan kerentanan gonore terhadap sefalosporin spektrum luas


bersama dengan AMR sudah terbukti pada penisilin, sulfonamida, tetrasiklin, kuinolon,
dan makrolida, sehingga membuat gonore menjadi organisme yang resisten terhadap
berbagai obat. Meskipun jarang, resistensi antimikroba untuk PMS lain tetap saja ada,
membuat pencegahan dan pengobatan yang tepat menjadi penting.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reproduksi merupakan infeksi yang
disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran
reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit. Salah satu
penyakit menular seksual yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS).

Maka dari itu, kita juga harus tahu beberapa risiko yang dapat menyebabkan seseorang
berisiko tinggi untuk mengidap penyakit menular seksual. Hal tersebut, antara lain memiliki lebih
dari satu pasangan seksual atau kerap berganti-ganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan
orang yang kerap berganti pasangan, dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim.

2. SARAN

 Tidak Melakukan Seks Bebas.


 Jangan Berhubungan dengan Pasangan yang Terinfeksi.
 Gunakan Kondom.
 Sunat pada Laki-laki.
 Setia pada Satu Pasangan.
 Bentengi Diri dengan Vaksin.

Anda mungkin juga menyukai