Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari
seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Penyakit Menular Seksual (PMS)
merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak
menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan penyebab kedua terbesar pada
dewasa muda perempuan di negara berkembang (Sarwono, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2011) sebanyak 70% pasien
wanita dan beberapa pasien pria yang terinfeksi gonore atau klamidia mempunyai
gejala yang asimptomatik. Antara 10% – 40% dari wanita yang menderita infeksi
klamidia yang tidak tertangani akan berkembang menjadi pelvic inflammatory
disease. Penyakit menular seksual juga merupakan penyebab infertilitas yang
tersering, terutama pada wanita.
Angka kejadian PMS dari 340 juta kasus baru yang dapat disembuhkan
(sifilis, gonore, infeksi klamidia, dan infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya pada
laki-laki dan perempuan usia 15- 49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar
di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia
Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan Karibean. Di Amerika,
jumlah wanita yang menderita infeksi klamidial 3 kali lebih tinggi dari laki- laki. Dari
seluruh wanita yang menderita infeksi klamidial, golongan umur yang memberikan
kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun (Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), 2008).
Prevalensi PMS di negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
di negara maju. Pada perempuan hamil di dunia, angka kejadian gonore 10 – 15 kali
lebih tinggi, infeksi klamidia 2 – 3 kali lebih tinggi, dan sifilis 10 – 100 kali lebih
tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadiannya pada perempuan hamil di negara
industri. Pada usia remaja (15 – 24 tahun) merupakan 25% dari semua populasi yang
aktif secara seksual, tetapi memberikan kontribusi hampir 50% dari semua kasus
PMS baru yang didapat. Kasus-kasus PMS yang terdeteksi hanya menggambarkan
50% - 80% dari semua kasus PMS yang ada di Amerika. Ini mencerminkan
keterbatasan “screening” dan rendahnya pemberitaan akan PMS (Sarwono, 2011).
Di Indonesia, berdasarkan Laporan Survei Terpadu dan Biologis Perilaku
(STBP) oleh Kementrian Kesehatan RI (2011), prevalensi penyakit menular seksual
(PMS) pada tahun 2011 dimana infeksi gonore dan klamidia sebesar 179 % dan sifilis
sebesar 44 %. Pada kasus Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) selama delapan tahun terakhir mulai dari tahun
2005 – 2012 menunjukkan adanya peningkatan. Kasus baru infeksi HIV meningkat
dari 859 kasus pada 2005 menjadi 21.511 kasus di tahun 2012. Sedangkan kasus baru
AIDS meningkat dari 2.639 kasus pada tahun 2005 menjadi 5.686 kasus pada tahun
2012 (http://www.depkes.go.id).
Kasus PMS di Jawa Barat pada tahun 2001 – 2011 sebanyak 19.769 kasus,
dimana diantaranya diketahui bahwa kasus gonore (GO) dan sifilis sebanyak 2.189
orang dan kasus HIV/AIDS 14.934 kasus. Sedangkan di Kota Bandung diketahui
bahwa kasus PMS dari tahun 2007 – 2011 sebanyak 10.956 kasus, dimana kasus
HIV/AIDS di daerah Bandung pada tahun 2011 mencapai 2.541 orang (Dinas Sosial
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2011).
Kota Bandung merupakan kota besar oleh karenanya, Kota Bandung tidak
lepas dari permasalahan penyebaran penyakit menular seksual. Angka perkembangan
penyakit menular seksual di Kota Bandung tahun 2008 terdapat 1.336 kasus PMS dan
pada tahun 2009 mengalami peningkatan dengan jumlah 1.777 kasus. Terjadi
penurunan angka kejadian PMS pada tahun 2010 yaitu sebanyak 1.115 kasus.
Penyakit menular seksual di Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat 1.419 kasus dan
semuanya telah ditangani. Meski demikian, bila dibandingkan tahun 2011 lalu
terdapat peningkatan jumlah kasus PMS pada tahun 2012, karena jumlah kasus PMS
pada tahun 2011 yaitu sebanyak 1.278 kasus PMS. Penyakit menular seksual telah
menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah (Profil Kesehatan Kota Bandung, 2012).
Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak
menuju masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat
termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan
perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Pergaulan remaja saat ini
perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang pergaulan remaja
sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus moderenisasi yang
mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya remaja pada
saat ini. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan, ini dapat dilihat dari
beberapa hal yakni tingginya angka pemakaian narkoba di kalangan remaja, dan
adanya seks bebas di kalangan remaja di luar nikah (Yudrik Jahja, 2012).
Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia terakhir Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak 5.912
wanita di umur 15 – 19 tahun secara nasional pernah melakukan hubungan seksual.
Sedangkan pria di usia yang sama berjumlah 6.578, atau 3,7% pernah melakukan
hubungan seks. Tidak adanya mata pelajaran yang secara khusus yang mengajarkan
dan memberikan informasi bagi murid SMA, juga menjadi salah satu penyebab
tingginya angka kejadian penyakit menular seksual di kalangan remaja. Hal ini
mungkin disebabkan masih kurangnya penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh
pemerintah dan badan-badan kesehatan lainnya.
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia terhadap
sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal,
dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau bersangkutan
dengan masalah kejiwaan. Tingginya angka kejadian penyakit menular seksual di
kalangan remaja terutama wanita, merupakan bukti bahwa masih rendahnya
pengetahuan remaja akan penyakit menular seksual. Wanita dalam hal ini sering
menjadi korban dari penyakit menular seksual.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah yang diangkat adalah
1. Apa itu Penyakit Menular Seksual (PMS)?
2. Apa penyebab terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS)?
3. Apa saja langkah-langkah melindungi diri dari Penyakit Menular
Seksual (PMS), terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat?
C. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang Penyakit Menular
Seksual.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang penularannya terjadi
melalui hubungan seksual. Penyakit kelamin ini menular lewat sperma, darah,
cairan vagina, ataupun cairan tubuh lainnya.
Penularan PMS juga dapat terjadi dari ibu hamil kepada janin didalam
kandungan atau usai bayi dilahirkan. Di samping itu, penggunaan jarum suntik
secara berulang atau bergantian juga bisa meningkatkan risiko penularan (pada
beberapa jenis PMS).Terdapat lebih dari 30 jenis patogen yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual. Meski demikian, tanda-tanda PMS tak selalu muncul
di alat kelamin. Gejala juga bisa terdapat pada mulut, saluran pencernaan, dan
juga bagian tubuh lainnya.
Terdapat banyak jenis penyakit menular seksual, misalnya:

 Klamidia

Salah satu jenis PMS yang umum ditemui, klamidia disebabkan infeksi


bakteri Chlamydia trachomatis. PMS jenis ini dapat menyebabkan gangguan
kesuburan, juga masalah dalam kehamilan seperti kehamilan di luar
kandungan.

 Gonore
Gonore atau kencing nanah juga merupakan bentuk PMS yang umum
ditemui. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.Penyakit
gonore menyebabkan keluhan pada kelamin, dubur, dan tenggorokan. 
 HIV/AIDS

Penyakit ini merupakan PMS yang disebabkan infeksi virus HIV.


Penularannya melalui kontak seksual atau cairan tubuh lain, khususnya darah.
HIV/AIDS menyebabkan kelemahan pada sistem imunitas tubuh, sehingga
penderitanya menjadi mudah terkena penyakit.

 Sifilis
Sifilis atau raja singa disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
Pallidum. PMS berpotensi menyebabkan komplikasi serius apabila tidak
diobati dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan luka pada area kelamin,
mulut, atau dubur. Kontak dengan luka sifilis yang menyebabkan
penularannya.
 Herpes Genitalis
Sesuai namanya, herpes genitalis disebabkan virus herpes. Penularan
disebabkan oleh kontak dengan lesi herpes, air liur pasangan yang terinfeksi,
cairan tubuh, area kulit kelamin pada pasangan dengan herpes kelamin.

 Kutu Kemaluan
Kutu kemaluan hidup di area kelamin, khususnya pada area rambut
kemaluan. Kontak erat saat melakukan hubungan seksual menyebabkan kutu
kemaluan dari pasangan menulari Anda.

 Infeksi HPV
HPV merupakan jenis virus yang dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan, misalnya kutil kelamin dan kanker. Penularan terjadi melalui
kontak seksual, juga sentuhan kulit saat berhubungan intim. 

 Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis.
Penularannya dengan cara kontak seksual.Trikomoniasis merupakan jenis
PMS yang umum ditemui, dan sering kali tidak bergejala. 
 Hepatitis
Infeksi virus hepatitis yang menyebabkan peradangan pada hati, yang
dapat berkembang menjadi hepatitis kronis bahkan kanker hati. Penularannya
melalui kontak seksual dan cairan tubuh khususnya darah.
 Chancroid
Chancroid merupakan infeksi akibat bakteri H. ducreyi. Gejala khasnya
adalah luka pada area kelamin yang sangat nyeri.PMS ini sudah lebih jarang
ditemui dibandingkan sebelumnya.

 Limfogranuloma Venereum
Limfogranuloma Venereum adalah PMS yang disebabkan bakteri
Klamidia varian tertentu. Infeksi ini merupakan bentuk PMS yang lebih
jarang ditemui. Limfogranuloma venereum lebih umum ditemui pada pria,
khususnya yang melakukan kontak seksual dengan pria. Kondisi ini amat
jarang ditemui pada wanita.

B. Penyebab Penyakit Menular Seksual


Terdapat beberapa jenis patogen yang dapat menyebabkan penyakit
menular seksual, di antaranya:
 infeksi bakteri, seperti Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis,
Treponema pallidum, Haemophilus ducreyi
 infeksi virus, seperti Human Immunodeficiency Virus, Herpes simplex virus,
Human papillomavirus, hepatitis B
 Jamur, seperti Candida albicans
 Parasit, seperti Phthirus pubis, Sarcoptes scabiei

Berhubungan intim secara oral, vaginal, ataupun anal yang tidak aman
merupakan faktor utama penyakit kelamin. Selain itu, berhubungan intim
dengan lebih dari satu pasangan juga dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit menular seksual. Penyebaran penyakit pun bisa melalui benda (tanpa
hubungan intim), seperti berbagi alat suntik, jarum, maupun melalui transfusi
darah.
C. Langkah – langkah pencegahan PMS
Meski penularannya sangat mudah terjadi, ada beberapa langkah
pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri dari penyakit
menular seksual, yaitu:

1. Hindari berganti-ganti pasangan


Kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit menular seksual. Selain itu, hindari pula berhubungan seksual
dengan orang yang suka berganti pasangan atau justru tidak diketahui riwayat
seksualnya.
Untuk beberapa kondisi, tidak berhubungan seksual sama sekali atau
abstinensia bisa dianggap sebagai cara paling efektif dalam mencegah
penyakit menular seksual. Langkah ini bisa diterapkan, terutama saat
pasangan Anda sedang menderita penyakit menular seksual.

2. Gunakan kondom
Pastikan Anda menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks, baik
vaginal, anal, atau oral. Penggunaan kondom yang tepat dapat mencegah
Anda tertular penyakit menular seksual. Anda dapat memilih kondom lateks
yang relatif lebih aman dari kebocoran air mani dibandingkan dengan kondom
sintetis. Namun, jika Anda memiliki alergi, kondom sintetis adalah pilihan
yang tepat. 
3. Lakukan vaksinasi
Beberapa penyakit menular seksual dapat dicegah dengan
melakukan vaksinasi, seperti vaksin hepatitis B dan vaksin HPV untuk kutil
kelamin serta kanker serviks. Vaksinasi HPV direkomendasikan bagi anak
perempuan mulai dari 9 usia tahun hingga wanita dewasa yang berusia 26
tahun.
Sementara itu, vaksin hepatitis B direkomendasikan agar diberikan sesegera
mungkin setelah bayi lahir dalam kurun waktu 24 jam. Selanjutnya, dosis
kedua dan ketiga vaksin hepatitis B diberikan dengan jarak minimal 4 minggu.
Perlindungan vaksin ini diketahui dapat bertahan sekitar 20 tahun atau bahkan
seumur hidup.

4. Lakukan sunat 
Sunat pada laki-laki terbukti dapat mengurangi risiko terkena penyakit HIV
dari hubungan seksual sebanyak 60 persen. Selain itu, sunat juga dapat
mencegah penyakit menular seksual lainnya, seperti herpes genital dan infeksi
HPV.

5. Hindari konsumsi minuman beralkohol dan narkoba


Saat berada di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, perilaku seseorang akan
sulit dikendalikan sehingga berisiko tinggi melakukan hubungan seksual yang
tidak aman.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman beralkohol dan perilaku
seksual pada wanita muda dapat meningkatkan risiko terkena HIV dan
penyakit menular seksual lainnya.
Meski dapat dihindari, penyakit menular seksual juga bisa terjadi tanpa Anda
sadari. Oleh karena itu, penting untuk mengenali beberapa gejala penyakit
menular seksual berikut ini:

 Munculnya rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil


 Keluarnya cairan yang tidak biasa dari penis
 Keputihan atau perdarahan vagina yang tidak normal
 Munculnya rasa gatal atau terbakar di area vagina
 Nyeri atau sakit saat berhubungan seksual
 Munculnya benjolan atau luka di dekat mulut atau alat kelamin
Namun, untuk beberapa kasus, seseorang bisa saja terkena penyakit menular
seksual tanpa ditandai gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penyakit menular seksual merupakan sekelompok penyakit infeksi yang dapat
menular lewat hubungan seks. Meski mudah menular melalui hubungan intim,
penyakit menular seksual dapat dicegah dengan berbagai cara, mulai dari
menerapkan perilaku seks yang aman hingga menjalani gaya hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrjeVeRi_5jOzIAwA1XNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZAME
c2VjA3Ny/RV=2/RE=1677655057/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.halodoc.com
%2fkesehatan%2fpenyakit-menular-seksual-pms/RK=2/
RS=q1yWz0N8YqfUYPIaYQgcDw9RgFE-
MAKALAH
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
DI SUSUN OLEH :

NAMA : ICHA NUR AZIZAH


KELAS : XII MIPA 1
NO.URUT : 11

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai