Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim.
Padahal di zaman yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk
menyampaikan informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang
mengetahui dampak ataupun pehaman PMS secara menyeluruh pun tidak
memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu
merasa menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.

Pemuda-Pemudi yang kurang memahami pentignya menajga diri dan tata


krama cenderung akan memasukkan teman yang lawan jenis sehingga tidak
menutup kemungkina terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia.


Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya kembali
penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia menanggung beban
berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden disease) (Kemenkes, 2013).
Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan
beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya menyerang manusia seperti penyakit yang
bersumber pada binatang seperti leptospirosis (Widarso dan Wilfried, 2008).

Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal
ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian
penderitanya. Salah satu fokus perhatian pemerintah di bidang kesehatan masyarakat adalah
upaya untuk memutus rantai penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan AIDS
(Hutapea, Sarumpaet, & Rasmaliah, 2013). Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
merupakan suatu sindrom yang disebabkan oleh Human Immunodeficieny Virus (HIV).
Virus tersebut melumpuhkan sel- sel darah putih yang berfungsi dalam kekebalan tubuh
(McCance, 2010). Asia merupakan wilayah dengan penduduk terinfeksi HIV terbanyak
2
kedua di dunia setelah Sub Sahara Afrika. Berdasarkan data UNAIDS tahun 2014, di Asia
terdapat 5 juta orang terinfeksi HIV. Jumlah kasus baru 340.000 orang terinfeksi HIV
(UNAIDS, 2014). Kasus HIV/AIDS di Indonesia harus ditanggapi dengan serius karena
jumlah penderita terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, dari 1 Januari sampai 30
September 2013 tercatat orang yang terinfeksi HIV sejumlah

20.413 dan penderita AIDS sejumlah 2.763, jumlah kematiannya adalah 318.
Sementara itu, jumlah penderita dari 1 Januari sampai 30 September 2014 tercatat kasus
HIV sejumlah 22.689 dan AIDS 1.876, jumlah kematiannya adalah 211. Provinsi dengan
kasus HIV dan AIDS terbanyak yang dilaporkan adalah Papua, diikuti Jawa Timur, DKI
Jakarta, Bali, Jawa Barat (Depkes RI, 2014). Cara penularan penyakit HIV/AIDS ini seperti
heteroseksual, penggunaan narkoba suntik, homoseksual, perinatal, dan pekerja seks. Kasus
yang terbanyak disebabkan karena heteroseksual yaitu hubungan seksual tanpa pengaman
(Hutapea, 2011). Penyakit AIDS ini juga bisa menyebabkan infeksi oportunistik, seperti
TBC, diare kronis, candidiasis oro-

faringeal, dermatitis generalisata, dan limfadenopati generalisata persisten. Salah satu


infeksi oportunistik yang bersifat fatal seperti toxoplasmosis, pneumonia (Duarsa, 2014).
Salah satu faktor risiko terjadinya penularan AIDS adalah tingkat pendidikan yang rendah
sehingga pengetahuan tentang penularan dan bahaya HIV/AIDS kurang. Padahal HIV/AIDS
ini dapat dicegah dengan cara yang sederhana misalnya dengan memakai kondom, tidak
berganti – ganti pasangan, dengan penatalaksanaan yang baik dapat meningkatkan kualitas
hidup penderita HIV/ AIDS (Duarsa, 2014). Faktor yang mempengaruhi prognosis penderita
HIV/AIDS adalah jumlah CD4 HIV menargetkan sel CD4 dengan cara mengikat permukaan
sel CD4, memasuki sel CD4 dan menjadi bagiannya, kemudian virus melanjutkan untuk
bereplikasi, yang mengarah ke penurunan bertahap dari sel CD4 dan menjadi AIDS
(WebMD, 2016). AIDS adalah tahap infeksi HIV yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
rusak parah dan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik. Ketika jumlah sel CD4 turun di
bawah 200 sel/mm3, maka dianggap telah berkembang menjadi AIDS. Dalam seseorang
dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, jumlah CD4 antara 500 dan 1.600 sel/mm3.
Penderita HIV juga dianggap telah berkembang menjadi AIDS jika terdapat satu atau lebih
oportunistik penyakit, terlepas dari jumlah CD4 (AIDS.gov, 2016). Selain itu, jumlah virus
HIV dalam darah, umur, infeksi hepatitis B atau hepatitis C, penggunaan jarum suntik, dan
keseriusan dalam pengobatan HIV juga berpengaruh pada prognosis penyakit HIV/AIDS
3
(Carter & Hughson, 2012.
Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit pembukaan
pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas,
keprihatinan kami pada kalangan Pemuda – Pemudi yang merupakan kaum terpelajar
namun tidak sedikit pula yang tidak menggubris adanya penyakit ini dan kebayakan
pula dari mereka dengan sukarala melakukan seks (oral) yang menurut mereka seks
aman.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?
2. Bagaimana penularan PMS?
3. Apa saja jenis-jenis PMS?
4. Bagaimana pencegahan PMS?

C. Manfaat
Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari
pembelajaran materi ini yaitu menambah wawasan agar kita lebih bisa
menjaga diri dengan baik agar terhindar dari PMS, dan sebagai Pemuda-
Pemudi yang lebih mengetahui tetang PMS ini hendaknya kita dapat
membantu kaum masyrakat yang belum mengetahui tentang informasi
PMS tersebut.

D. Tujuan
Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan
khusus dan tujuan umum.
1. Tujuan khusus
- Menambah pengetahuan
- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn
tambahan ilmu.
2. Tujuan umum
Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari
Pak guru tentang penyakit menular seksual

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika Anda
melakukan hubungan seksual denganberganti-ganti pasangan baik
melalui alat kelamin, oral maupun anal. Bila tidak ditangani secara
tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat menjalar dan menyebabkan
sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian.
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang
dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak
seksual. Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih
dari 15 juta kasus PMS dilaporkan pertahun. Kelompok remaja dan
dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko
paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasusbaru tiap tahun adalah dari
kelompok ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang
mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil
kelamin, seluruhnya adalah PMS yangdisebabkan oleh virus, belum
dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapatmematikan. Sifilis,
AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkangonore seluruhnya
sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP),
kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga,
pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting
untuk dilakukan.

6
Penting untuk diperhatikanbahwa kontak seksual tidak hanya
hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak seksual juga
meliputiciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan seksual”,
seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-
benar disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-betul “seks
aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan
monogamy di mana kedua individu bebas dari IMS juga dianggap
“aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas
yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat
menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua
bentuk lain kontak seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap
merupakan perlindungan terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam
mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan gonore. Namun kondom
kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan klamidia.
Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang
merupakan penyebab kutil kelamin.

Beberapa penyakit menular seksual:


1. Gonorea/kencing nanah
2. Sifilis/raja singa
3. Trikonomiasis
4. Ulkus Mole (Chancroid)
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
9. Hepatitis B (HBV)

7
1. Sifilis/Raja Singa

Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)


Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah
hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun,
penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan
mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan
lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang
tidak terinfeksi.
Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13
minggu.Setelah itu akan timbul benjolan di sekitar
alat kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri
tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati.
Bercak kemerahan pada tubuh juga akan muncul
sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks.
Seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini
dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Pada
fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang
tidak terasa sakit atau “chancres” yang biasanya
muncul di daerah kelamin tetapi dapatjuga muncul
di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati
penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang
dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam,

8
luka pada tenggorokan,rambut rontok dan
pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh.
Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,
kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi
tidak dapat diperbaiki.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan seriuspada
hati, otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan
kematian. Seorang yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan meningkat karena luka
(chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak
diobati, seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan
penyakit tersebut pada janin yang dikandungnya. Janin meninggal di
dalam dan meninggal pada periode neonatus terjadi pada sekitar 25%
darikasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika
tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata
bayi.

2. . Gonorea/kencing nanah

Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)


Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

9
Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan
gejala, jika gejala muncul, sering hanya ringan dan
muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-
gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau
rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air
kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.
Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.
Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan yang
timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Penanganan :
1. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2
gram IV dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7
hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c)
Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM
dosis tunggal.
2. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram
dosistunggal. b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800
mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2
tetes. b) Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari;
Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari;
Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan
hubungan seksual .
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan
menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.

10
Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:
1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut
pada saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan
epididimis,
2. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan
selaput lendir rahim setelah melahirkan ( post partum endometriosis
), abortus , cistitis (peradangan kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ke arah PID ( Pelvic Inflamatory Disease )
maka sering timbul :
o Nyeri perut bagian bawah.
o Nyeri pinggang bagian bawah.
o Nyeri sewaktu hubungan seksual .
o Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
o Mual - mual .
o Terdapat infeksi rektum atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada
perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama
Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan
ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan
kemandulan pada pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi
sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir:
Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti
meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada
prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di
rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.

11
3. HIV-AIDS

Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)


Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;
darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai
jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba;
dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam
kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.
Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat
terinfeksi pertama kali. Sementara yang
lainnyamengalami gejala-gejala seperti flu,
termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat
badan turun, lemah danpembengkakan saluran
getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan
virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant)
selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut
secara terus menerus melemahkan sistem
kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi
semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-
infeksi oportunistik.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat
anti retroviral digunakan untuk memperpanjang
hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-

12
obat lain digunakan untuk melawan infeksi
oportunistik yang juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan
meninggal karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi
yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-
gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran. 20%
dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18
bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat
menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup

4. Trikonomiasis

Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.


Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang
paling banyak terjadi pada perempuan mudadan
aktif seksual. Diperkirakan, 5 jutakasus baru terjadi
pada perempuan dan laki-laki.
Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual.
Trichomonas vaginalis dapat bertahanhidup pada
benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan
dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian
tersebut.

13
Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang
banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau.
Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil
dan atau saat berhubungan seksual juga sering
terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan
gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali.
Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada
saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka
pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak
ada gejala.
Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks
juga harus diobati.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:


Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi
trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi
HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya trikomoniasis pada
perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko
penularan HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Trikomoniasis pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban
pecah dini dan kelahiran prematur.

14
5. Hepatitis B (HBV)

Tipe : Viral
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;
memakai jarum suntik bergantian; perlukaan kulit
karena alat-alat medis dan kedokteran gigi; melalui
transfusi darah.
Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak
menunjukkan gejala. Gejala yang muncul meliputi
demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan
nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-gejala yang
ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air
kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit
menguning dan mata pucat.
Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih
dengan sendirinya dalam 4-8 minggu. Beberapa
orang menjadi terinfeksi secara kronis.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat
berkembang menjadi cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem
kekebalan. Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru
lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin yang
dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier
kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati.

15
Mereka juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu
yang terinfeksi dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat
lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan risiko infeksi kronis.

6. . Ulkus Mole (Chancroid)

Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)


Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya
tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya
hanya pada salah satusisi alat kelamin. Sering (50%)
disertai pembengkakan kelenjar getah beningdi
lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila
pecah akan bernanah dan nyeri.
Komplikasi yang mungkin terjadi :
kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan
infeksi HIV.

16
7. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)

Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)


Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai
bunga kol tumbuh di dalam atau pada kelamin,
anus dan tenggorokan.
Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil
dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia,
pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa
strains dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks
sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus.
Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virusHPV.
Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika
setiap tahunnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat
tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas
sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan..

17
8. Herpes

Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex


virus )
Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit
dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat
melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral,
Juga melalui seperti : alat-alat tidur , pakaian,
handuk, dll, secara bergantia. Virus sejenis dengan
strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1)
umumnya menular lewat kontak non-seksual dan
umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun,
HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral
dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Saat
ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster
dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal
darivirus yang berbeda. Herpes zoster disebabkan
oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh dalam
bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh
kananatau kiri saja. Jenis yang kedua adalahherpes
simpleks, yang disebabkan oleh herpes simplex
virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang
bagian badan dari pinggang ke atas sampai di
sekitar mulut (herpes simpleks labialis), dan HSV-2

18
yang menyerang bagian pinggang ke bawah.
Sebagian besar herpes genitalis disebabkan oleh
HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan oleh
HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan
kelamin secara orogenital, atau yang dalam bahasa
sehari-hari disebut dengan oral seks, serta
penularan melalui tangan.
Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin
meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di kaki,
pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-
bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri
juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin,
pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi
di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan
sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat
munculkembali.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini.
Obatanti virus biasanya efektif dalam mengurangi
frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala
karena infeksi HSV-2.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:


Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat
risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi
jalan masuk virus HIV. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin
dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes
genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan
merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi

19
cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.

9. . Klamidia

Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)


Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus
pada laki-laki tidak menunjukkan gejala. Gejala
yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan
rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun
perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa
nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat
hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan
mengalami pembengkakan atau nyeri pada
testis.Nyeri di rongga panggul; Perdarahansetelah
hubungan seksual.
Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun
pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan
dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi:
Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami
Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat

20
menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul
kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan
epididymitis, yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana
sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan.
Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV
jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi yang mungkin terjadi pada
janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan
infeksi matapada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan
penyakit ini saat proses persalinan.

B. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:


o Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh
penyebaran infeksi pada alat kelamin bagian dalam seperti gonore,
klamidia.
o Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
o Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher rahim) dan penyakit
yang selalu kambuh, seperrti: herpes genitalis, kondiloma akuminata
(jengger ayam)
o Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu bisa
menularkan pada bayi yang RSS Beatrice Ruth Batubara - AtomRSS
Beatrice Ruth Batubara - RSSRSS Beatrice Ruth Batubara - AtomRSS
Beatrice Ruth Batubara - Atompreviousmengakibatkan lahir cacat,
lahir muda, dan lahir mati.

C. METODE PENULARAN PMS


1. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap
merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi.
Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain

21
selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik
terhadap PMS.Biasakanlah memakai kondom.
2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa
semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan
Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti
pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti pasangan
pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan
Anda.
3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada
orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda
khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil
dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi.
Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat
perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual.
Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih
pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat
seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit
meminta pasangannya menggunakan kondom.
5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di
bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan
perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang
juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku
seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan. Penggunaan
obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko

22
penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga
bisa ditransmisikan lewat seks.
6. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya
rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan
seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki
resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun
penjual sama-sama dirugikan.
7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS
yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas
itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
8. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada
suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang
dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga
banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-
cerai. Perilaku begini juga berbahaya,sebab orang yang
mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu
memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti
menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya
monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada
monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudahdites kesehatan
reproduksi.
9. Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS
(apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi
atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk
patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi

23
sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang
beresiko.
10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga
mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah
merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom.
Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya
berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang
tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang
jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan
terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.

Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara


prinsip ada dua, yaitu:
o Memutuskan rantai penularan infeksiPMS
o Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.

Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS


bisa ditangani dengan lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah
bentuk-bentuk gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :
a. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
b. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e. buang air kecil lebih sering dari biasanya
f. demam, lemah, kulit menguning danrasa nyeri sekujur tubuh
g. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll

24
Bila merasakan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya perlu
diwaspadai kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi kuman PMS.
Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
o tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan·
menggunakan kondom setiap hubungan seks
o menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-
usulnya
o kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang
steril Yang lebih penting dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai
moral, agama, nilai etika dan norma kehidupan bermasyarakat karena
dengan moral dan etika yang baik kita akan terhindar dari gangguan
atau penyakit yang akan membawa kita dalam masalah serius.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-
seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-
health/2022058-jenis-penyakit-menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR
http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-
menular-seksual-dan-cara-menanggulanginya/
sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-
seksual.html

26

Anda mungkin juga menyukai