Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN


NEGARA DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI,
SOSIAL BUDAYA DAN HAM”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4:
1. Syahrul : 2284202007
2. Hasneni : 2287205015
3. Wahidatul Zhafirah : 2287205002
4. Andi Rahmi Askiya : 2287205020
5. Nur Ainul : 2287205009

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) ABMUL DAMPAL SELATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena penulisan
Makalah “Implementasi Pancasila dalam Pembuatan Kebijakan dalam Bidang
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan HAM” ini dapat diselesaikan. Tidak lupa,
penulis berterima kasih kepada bapak Jumran, S.Pd selaku Dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah memberikan kami tugas membuat makalah ini.

Dalam makalah ini penulis membahas tentang Implementasi Pancasila


dalam Perumusan Kebijakan Negara di Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya
dan HAM . Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta ilmu pengetahuan pembaca mengenai Implementasi
Pancasila dalam Perumusan Kebijakan. Penulis menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritikan dan saran
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, sekiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi
pedoman bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari serta memahami tentang
Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan.

Soni, 08 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Implementasi Pancasila Dalam Bidang Politik.............................................3
B. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi..........................................4
C. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya.................................5
D. Implementasi Pancasila dalam Bidang Hak Asasi Manusia.........................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang
diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No.7[1 bersamaan
dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai
arti yaitu mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas,
bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik
Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa,
Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan
menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan seharihari. Pada
zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini
zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
pada hakikatmya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan
bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut di rinci dalam berbagai macam
bidang antara lain POLEKSOSBUDHAM

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengimplementasian pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara dalam bidang politik?
2. Bagaimana pengimplementasian pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara dalam bidang ekonomi?
3. Bagaimana pengimplementasian pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara dalam bidang sosial budaya?
4. Bagaimana pengimplementasian pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara dalam bidang Hak Asasi Manusia?

C. Tujuan
Mengetahui pengimplementasian pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara di bidang :
1. Bidang Politik
2. Bidang Ekonomi
3. Bidang Sosial Budaya
4. Bidang Hak Asasi Manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasar pada
dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa
manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik
harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila
pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang
menghalalkan segala cara harus segera diakhiri. Implementasi pancasila
dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik dituangkan dalam
pasal 26, 27 ayat (1), dan pasal 28 yang berbunyi:

“PASAL 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang


bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah
warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia”.
“PASAL 27 (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
“PASAL 28A – 28J ini membahas tentang hak asasi manusia
mulai dari hak hidup, hak berkreasi dan hak hak lainnya secara
umum”.

Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran


kedaulatan rakyat dan kemanusiaan yang adil dan beradap yang masing-
masing merupakan pancaran dari sila ke-4 dan ke-2 pancasila. Kedua pokok
pikiran ini adalah landasan bagi kehidupan nasional bidang politik di Negara
Republik Indonesia.

3
Berdasarkan penjabaran kedua pokok pikiran tersebut, maka
pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik harus berdasar pada
manusia yang merupakan subyek pendukung pancasila, sebagai mana
dikatakan oleh Noto Nagoro (1975:23) bahwa yang berketuhanan,
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan adalah
manusia. Manusia adalah subyek negara dan oleh karena itu politik negara
harus berdasar dan merealisasikan harkat dan martabat manusia di dalamnya.
Hal ini dimaksudkan agar sistem politik negara dapat menjamin hak-hak asasi
manusia. Dengan kata lain, pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik
di Indonesia harus memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang
kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Selain itu, sistem politik
yang dikembangkan adalah sistem yang memperhatikan pancasila sebagai
dasar-dasar moral politik.

B. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi


Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas
dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan
seluruh bangsa.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang ekonomi dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33 dan pasal 34
yang berbunyi:

“Pasal 27 (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan


penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

4
“Pasal 33 (1): perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. “
“Pasal 34 (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”

Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran


kedaulatan rakyat dan keadilan sosial yang masing-masing merupakan
pancaran dari sila ke 4 dan sila ke-5 pancasila. Kedua pokok pikiran ini
adalah landasan bagi pembangunan sistem ekonomi pancasila dan kehidupan
ekonomi nasional. Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut,
maka pembuatan kebijakan negara dalam bidang ekonomi di indonesia
dimaksudkan untuk menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada
kepentingan rakyat dan berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan
maksud ini adalah gagasan ekonomi kerakyatan yang dilontarkan oleh
Mubyarto, sebagaimana dikutip oleh Kaelan (2000:239), yaitu pengembangan
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan, melankan demi kemanusiaan,
demi kesejahteraan seluruh bangsa. Dengan kata lain, pengembangan
ekonomi tidak bisa di pisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan.

C. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya


Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya
hendaknya didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa
Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-
klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai
social budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di
berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat
memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya yang muaranya adalah
masalah politik. Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada

5
masa reformasi dewasa ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki
bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila itu sendiri.
Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya
nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang sosial dan budaya dituangkan dalam pasal , 29, pasal 31, dan pasal 32,
yang berbunyi:

“Pasal 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”


“PASAL 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.”
“Pasal 32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia
di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.”

Pasal-pasal tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran


Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, dan
persatuan yang massing-masing merupakan pancaran dari sila pertama,
kedua, dan ke-tiga pancasila. Ketiga pokok pikiran ini adalah landasan bagi
pembangunan bidang kehidupan keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan
nasional.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka
implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang
sosial budaya mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat indonesia harus diwujudkan dalam ptoses
pembangunan masyarakat dan kebudayaan di indonesia. Dengan demikian,
pancasila sebagai sumber nilai dapat menjadi arh bagi kebijakan negara
dalam mengembangkan krhidupan sosial budaya indonesia yang beradab,
sesuai dengan sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab. Pengembangan
sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai-nilaiyang dimliki

6
bangsa indonesia, yaitu nilai-nilai pancassila. Hal ini tidak dapat dilepaskan
dari fungsi pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya
bersumber dari harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradap.

D. Implementasi Pancasila dalam Bidang Hak Asasi Manusia


HAM dalam Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam
Pembukaan UUD 1945 yang kemudian diperinci di dalam batang tubuhnya
yang merupakan hukum dasar, hukum yang konstitusional dan fundamental
bagi negara Republik Indonesia. Perumusan alinea pertama Pembukaan UUD
membuktikan adanya pengakuan HAM ini secara universal. Ditegaskan di
awal Pembukaan UUD itu tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh
segala bangsa di dunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dasar-dasar HAM tertuang dalam UUD 1945 Republik Indonesia selanjutnya
dapat ditemukan dalam sejumlah pasal Batang Tubuh UUD:

Pasal 27 ayat (1): “Segala warga negara bersamaan


kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”
Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang”
Pasal 29 ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”
Pasal 30 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara”
Pasal 31 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”.

7
Implementasi Pancasila dan HAM di Indonesia dapat dijabarkan
sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk


memeluk agama, melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan
agama. Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas
untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras
dengan Deklarasi Universal tentang HAM (Pasal 2) yang
mencantumkan perlindungan terhadap HAM
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga
negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban
dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan
undang-undang. Sila Kedua, mengamanatkan adanya persamaan derajat,
persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia
sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM PBB yang
melarang adanya diskriminasi.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara
warga Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,
hal ini sesuai dengan prinsip HAM Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka
dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain
dalam persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang
dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang
membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Inti dari sila ini adalah
musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak dibenarkan untuk

8
mengambil tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat mengganggu
kebebasan orang lain. Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi HAM.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat. Asas keadilan dalam
HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan disini ditujukan bagi
kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar individu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup


bangsa dan dasar negara Republik Indonesia sudah memberikan jaminan
bahwa nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu sejalan dengan HAM. Oleh
sebab itu, penghormatan kita terhadap HAM harus bersifat juga berskala
universal. Kita menerapkan HAM dengan tidak mengenyampingkan nilai-
nilai keluhuran sebagai manusia Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai dari
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara
meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
Pancasila secara umum dipahami mengandung arti lima dasar. Kelima
dasar ini adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan
lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur. Pengakuan atas eksistensi Pancasila ini bersifat imperatif atau
memaksa. Artinya, siapa saja yang berada di wilayah NKRI, harus
menghormati Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila
juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.
B. Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap
warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila
dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
Agar pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
Implementasi Pancasila juga sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Bila
kita tidak menerapkan Pancasila sebagai landasan dalam berkehidupan
bersama, maka dapat menimbulkan berbagai masalah yang dapat merugikan
diri sendiri maupun oleh orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh lupa
untuk selalu melandaskan Pancasila dan tetap menjaga keutuhan nilai dari

10
Pancasila itu sendiri. Jika bukan kita yang menjaga dan menerapkan nilai-
nilai Pancasila, siapa lagi?

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37588178/
implementasi_pancasila_dalam_pembuatan_kebijakan_negara_dalam_bid
ang_politik_ekonomi_sosial_budaya_dan_HAM

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/implementasi-pancasila-sebagai-
dasar-kehidupan-bersama-di-indonesia/

https://business-law.binus.ac.id/2016/04/29/pancasila-sebagai-landasarn-
pengaturan-ham-di-indoensia/

12

Anda mungkin juga menyukai