Anda di halaman 1dari 10

OLEH : ADRIAN DUNGIR

NIM: 13 533 099

KELAS : B

SEMESTER : II

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah

ini. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dampak dari adanya ion senama

terhadap kelarutan senyawa.

Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat membantu pembaca dalam

memahami materi ini dengan baik. Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini belum

lengkap oleh karenanya, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi

penyempurnaan penyusunan makalah ini kedepannya.

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… I

BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………….. II
1.2 PERUMUSAN MASALAH……………………………………………………. II
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………… II

BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KELARUTAN…………………………………………………. 1
2.2 EFEK ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN…………………………… 3

BAB 3 : PENUTUP
KESIMPULAN…………………………………………………………………….... 5

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 6

1.4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam mempelajari kelarutan zat, salah satu materi yang juga akan dipelajari
adalah pengaruh dari adanya penambahan zat yang memiliki ion senama. Adanya
penambahan ion senama dalam larutan jenuh ini akan mempengaruhi kelarutan zat
tersebut dan juga akan mengakibatkan terjadinya endapan.
Reaksi pengendapan penting dalam industri, obat-obatan, dan kehidupan sehari-
hari. Contohnya, pembuatan macam-macam bahan kimia industri yang penting
seperti natrium karbonat (Na2CO3) memanfaatkan reaksi pengendapan. Pelarutan
email gigi, yang terutama terbuat dari hidroksiapatit [Ca5(PO4)3OH], dalam medium
asam mengakibatkan pembusukan gigi. Barium sulfat (BaSO 4), suatu senyawa tak
larut yang dapat dilihat dengan sinar-x, digunakan untuk mendiagnosis kerusakan
dalam saluran pencernaan. Stalaktit dan stalagmit, yang terdiri atas kalsium karbonat
(CaCO3), dihasilkan melalui reaksi pengendapan, demikian juga banyak makanan,
seperti fudge (sejenis permen empuk).
Oleh karenanya dalam makalah ini akan dibahas mengenai efek ion senama
terhadap kelarutan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kelarutan?

2. Bagaimana dampak atau efek ion senama terhadap kelarutan zat?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian kelarutan,

2. Menjelaskan dampak atau efek dari ion senama terhadap kelarutan zat.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KELARUTAN

Kelarutan, ialah kuantitas suatu zat yang larut dalam sejumlah tertentu air. Dalam

perhitungan kesetimbangan, kelarutan dinyatakan dalam jumlah gram zat terlarut

dalam 1 liter larutan jenuh. Satuannya adalah gram per liter (g/L ). Larutan jenuh

yaitu larutan yang hasil kali ionnya (Q) sama dengan hasil kali kelarutan (Ksp)

singkatnya,Q=Ksp. Apabila Q<Ksp, maka disebut larutan tak jenuh. Sebaliknya

apabila Q>Ksp, maka disebut larutan lewat jenuh. Apabila larutan lewat jenuh maka

akan terjadi endapan sampai terjadi sekali lagi kesetimbangan antara hasil kali ion

dengan hasil kali kelarutan.

Berikut ini adalah aturan umum untuk memprediksi kelarutan senyawa ionik

dalam air pada suhu 25oC:

1. Semua senyawa logam Alkali (golongan 1 A) dapat larut.

2. Semua senyawa Amonium (NH4+) dapat larut.

3. Semua senyawa yang mengandung nitrat (NO3-), klorat (ClO3-), dan perklorat

(ClO4-) dapat larut.

4. Sebagian besar hidroksida (OH-) tidak dapat larut. Pengecualiannya adalah

hidroksida logam alkali dan barium hidroksida [Ba(OH)2]. Kalsium hidroksida

[Ca(OH)2] sedikit larut.

5. Sebagian besar senyawa yang mengandung klorida (Cl -), bromide (Br-), atau

iodida (I-) dapat larut. Pengecualiannya adalah senyawa-senyawa yang

mengandung Ag+, Hg 2+¿


2
¿
, dan Pb2+.
2−¿ ¿ 3−¿¿
6. Semua karbonat (CO 3 ), fosfat ( PO 4 ), dan sulfide (S2-) tidak dapat larut;

pengecualiannya adalah senyawa-senyawa dari ion logam alkali dan ion amonium.

7. Sebagian besar sulfat ( SO 2−¿


4
¿
) dapat larut. Kalsium sulfat (CaSO4) dan perak

sulfat (AgSO4) sedikit larut. Barium sulfat (BaSO4), merkuri (II) sulfat (HgSO4),

dan timbal sulfat (PbSO4) tidak dapat larut.

Aturan umum kelarutan ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi secara

kuantitatif berapa banyak senyawa ionik tertentu yang akan larut dalam air.

Dalam konteks kualitatif, ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut, sedikit

larut, atau tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut apabila zat tersebut sebagian besar

melarut bila ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai sedikit

larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik adalah elektrolit kuat, namun daya

larutnya tidak sama.

Banyak sedikitnya kelarutan suatu senyawa ionik dalam air dapat diihat dari nilai

Ksp senyawa tersebut. Semakin kecil nilai Ksp suatu senyawa ionik, semakin

kecil/sedikit pula kelarutan senyawa ionik tersebut.

Dua kuantitas lain yang menyatakan kelarutan zat yaitu: kelarutun molar dan

kelarutan. Kelarutan molar yaitu jumlah mol zat terlarut dalam I L larutan jenuh (mol

per liter), dan kelarutan seperti yang sudah dibahas diatas, yaitu jumlah gram zat

terlarut dalam I L larutan jenuh (gram per liter).


Kelarutan juga dapat dipakai dalam Laboratorium untuk menentukan hasil kali

kelarutan (Ksp). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Dari data kelarutan senyawa (gram/L) yang kita miliki, kita ubah kedalam

kelarutan molar (mol/L).

2. Setelah itu tentukan Konsentrasi kation dan anion senyawa tersebut.

3. Setelah kita mengetahui konsentrsai kation dan anion, kita dapat menghitung

hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa tersebut.

2.2 EFEK ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN

Misalkan kita mengkaji larutan yang mengandung dua zat terlarut yang memiliki

ion senama, misalnya AgCl dan AgNO3. Selain penguraian AgCl, proses berikut juga

menambah konsentrasi total ion senama perak dalam larutan.

H2O
AgNO3(s) Ag+(aq) + NO3- (aq)

Jika larutan AgNO3 ditambahkan pada larutan AgCl jenuh, maka meningkatnya

[Ag+] akan membuat hasil kali ion lebih besar daripada hasil kali kelarutan:

Q>Ksp

Ini juga akan menyebabkan terjadinya endapan. Untuk kembali ke kesetimbangan,

sebagian AgCl akan terendapkan dari larutan, sebagaimana diprediksi oleh Asas Le

Châtelier, sampai hasil kali ion sekali lagi sama dengan Ksp. Asas Le Châtelier

merupakan suatu aturan umum untuk membantu kita memprediksi kearah mana reaksi

kesetimbangan akan bergeser bila terjadi perubahan konsentrasi, tekanan, volume atau

suhu.
Asas Le Châtelier (diambil dari nama kimiawan Perancis, Henry Le Châtelier)

menyatakan, bahwa jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem yang

setimbang, system ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk mengimbangi

sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang kembali.

Dengan demikian efek penambahan ion senama, menurunkan kelarutan garam

(AgCl) dalam larutan. Dalam hal ini juga [Ag+] tidak lagi sama dengan [Cl-] pada

kesetimbangan sebaliknya, [Ag+]>[Cl-]. Selain itu semakin besar konsentrasi ion

senama semakin kecil kelarutan.

Pada suhu tertentu, hanya kelarutan senyawa yang berubah (menurun) karena efek

ion senama. Hasil kali kelarutannya yang merupakan konstanta kesetimbangan tetap

sama baik ada atau tidak ada zat lain dalam larutan.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1. Kelarutan, ialah kuantitas suatu zat yang larut dalam sejumlah tertentu air. Dalam

perhitungan kesetimbangan, kelarutan dinyatakan dalam jumlah gram zat terlarut

dalam 1 liter larutan jenuh. Satuannya adalah gram per liter (g/L ).

2. efek dari penambahan ion senama yaitu, menurunkan kelarutan garam dalam

larutan.

3. Apabila hasil kali ion (Q) suatu senyawa ionik lebih besar dari hasil kali

kelarutannya (Ksp) disebut (larutan lewat jenuh), maka akan terjadi endapan

sampai hasil kali ion (Q) sekali lagi sama dengan hasil kali kelarutan (Ksp).
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. Kimia Dasar. konsep-konsep inti: jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. Kimia Dasar. konsep-konsep inti: jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai