KIMIA DASAR
OLEH :
KELAS :E
NIM : L1A119183
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
KENDARI
2019
1
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 5
1.3 Tujuan................................................................................................ 5
BAB II : Pembahasan
2.1. Kelarutan.......................................................................................... 6
2.2. Hasil Kali Kelarutan......................................................................... 7
2.3. Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali kelarutan (Ksp)................. 9
2.4. Hubungan Ksp dengan pH............................................................... 11
2.5. Reaksi Pengendapan........................................................................ 13
2.6. Faktor yang mempengaruhi kelarutan.............................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang mudah larut
dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang sukar larut dalam air seperti perak
klorida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke dalam air, mula-mula akan larut. Semakin
banyak natrium klorida ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh.
Larutan yang demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan
natrium klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan ternyata jika
perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak mol dalam setiap liter larutan.
Berdasarkan contoh diatas dapat diketahui bahwa selalu ada sejumlah garam yang dapat
larut didalam air. Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya sedikit
zat terlarut dimasukkan, sebaliknya bagi garam yang mudah larut dalam air, larutan akan jenuh
setelah banyak zat terlarut dilarutkan. Ada sejumlah maksimum garam sebagai zat terlarut yang
selalu dapat dilarutkan kedalam air. Jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut disebut
kelarutan.
Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar
larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut
persamaan ionisasinya.Garam-garam yang sukar larut seperti, AgCl, HgF2. Jika dimasukkan
dalam air murni lalu diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-
garam ini adalah elektrolit, maka garam yang terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan
akan terbentuk suatu kesetimbangan.
3
2. Mengetahui penjelasan mengenai Hasil Kali Kelarutan(Ksp).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kelarutan (s)
Kemampuan garam larut dalam air berbeda-beda. Natrium klorida (NaCI) termasuk salah
satu contoh garam yang mudah larut dalam air. Apabila NaCI dilarutkan dalam air, mula-mula
akan larut. Namun, jika semakin banyak NaCI yang ditambahkan ke dalam air, NaCI menjadi
tidak larut karena terbentuk endapan. Kondisi ketika NaCI tidak dapat larut lagi dalam air
disebut larutan jenuh.
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat terlarut dalam
sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Istilah kelarutan diberi simbol s (solubility).
Satuan Kelarutan dinyatakan dalam mol/liter atau mol L-1. Jadi, kelarutan sama dengan
kemolaran dalam larutan jenuhnya. Khususnya untuk zat yang sukar larut. Jadi, kelarutan (s)
sama dengan molaritas (M). Hubungan kelarutan, volume dan jumlah mol dan massa
(gram)adalah sebagai berikut :
Dimana :
s = kelarutan (mol/L)
v = volume (L)
n = jumlah mol
Contoh soal :
1. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan kelarutan Ag2CrO4 tersebut
dalam mol/L . (Ar O = 16; Cr = 52; Ag = 108)
Jawab :
Mol Ag2CrO4 = Massa Ag2CrO4 / Mr Ag2CrO4
= 4,35 x 10-3 gram / 332 gram/mol
= 1,31 x 10-5 mol
4
Kelarutan (s) = mol / volume
= 1,31 x 10-5 mol / 1 x 10-1 L
= 1,31 x 10-4 mol/L
[Ag2CrO4]
Tetapan keseimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit
larut disebut tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant) yang dinyatakan dengan
lambang Ksp. Karena [Ag2CrO4] konstan, maka kita dapat menuliskan persamaan tetapan hasil
kali kelarutan untuk Ag2CrO4, yaitu :
Ksp = [Ag+]2[ CrO4-2]
Secara umum, persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah :
5
AxBy(s) ⇄ XAy+(aq) + YB-x (aq)
Maka Ksp = [Ay+]x [Bx-]y karena [AxBy] konstan
Keterangan :
X dan Y adalah koefisien
-x dan +y adalah muatan dari ion A dan B
Ksp atau konstanta hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan
jenuh, dipangkatkan masing-masing koefisien reaksinya.
Contoh soal menuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) :
Tulislah persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari senyawa:
• AgCl
• Al(OH)3
Jawab :
• AgCl (s) ⇄ Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Ksp = [Ag+][Cl-]
6
X dan Y = koefisien
x dan y = muatan dari ion
s = kelarutan (mol/L)
Contoh:
Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga tetapan hasil kali
kelarutannya!
Jawab:
Adapun jika suatu larutan jenuh akan dicari kelarutan (s) nya dengan mengetahui nilai ksp,
dengan cara sebagai berikut :
Contoh :
Bila diketahui Ksp Ca(OH)2 adalah 1x10-2 . Tentukan kelarutannya (s)?
Jawab :
7
2. Jika larutan ditambahkan basa, maka konsentasi OH- akan bertambah sehingga kelarutannya
juga akan bertambah.
* Pengaruh pH terhadap garam yang sukar larut
Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut dalam air, tetapi jika
ditambahkan asam klorida (HCl) kepada larutan yang mengandung endapan BaCO3, maka
keseimbangan berikut ini akan terjadi dalam larutan:
Mula-mula BaCO3 terurai menjadi ion-ionnya :
BaCO3(s) ⇄ Ba2+(aq) + CO32-(aq)
Ketika ditambahkan asam klorida, maka akan terjadi reaksi antara ion H+ dari HCL dengan ion
CO3- dari BaCO3.
H+(aq) + CO32-(aq) ⇄ HCO3-(aq)
HCO3- yang terbentuk secara berkelanjutan bereaksi dengan ion H+ lagi sehingga terbentuk
H2CO3 yang tidak stabil dan terurai menjadi H2O dan CO2.
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(g) + CO2(g)
Keseimbangan-keseimbangan pada reaksi di atas dapat dinyatakan dengan hasil kali kelarutan.
Ksp = [Ba2+][CO32-] = 8,1.10-9
Harga tetapan ion asam karbonat ada 2 yang diturunkan dari reaksi ion :
H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3-(aq)
HCO3-(aq) ⇄ H+(aq) + CO32-(aq)
Sehingga :
K1 = [H+][CO32-] = 5,61. 10-11 dan K2 = [H+][HCO3-] = 4,31. 10-7
[HCO3-] [H2CO3]Oleh karena harga K yang rendah dari kedua tetapan ion asam karbonat, maka
ion hydrogen akan segera bergabung dengan ion karbonat yang terdapat dalam larutan (hasil
peruraian BaCO3) dengan mula-mula terbentuk ion hydrogen karbonat kemudian membentuk
asam karbonat yang pada akhirnya akan terurai menjadi air dan gas karbondioksida yang
biasanya keluar dari system. Jika ion H+ yang ditambahkan cukup banyak, maka keseimbangan
akan bergeser kearah kanan dan akhirnya BaCO3 terurai dan melarut.
Contoh soal :
Jika larutan MgCl2 0,3 M ditetesi larutan NaOH, pada pH berapakah endapan Mg(OH)2 mulai
terbentuk? (Ksp Mg(OH)2 = 3 × 10–11)
8
Jawab:
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH-]2
2 x 10-11 = 3 x 10-1 [OH-]2
[OH-]2 = 10-10
[OH-] = 10-5
pOH = 5
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 5
pH = 9
Harga Ksp suatu elektrolit dapat dipergunakan untuk memisahkan dua atau lebih larutan
yang bercampur dengan cara pengendapan. Proses pemisahan ini dengan menambahkan suatu
larutan elektrolit lain yang dapat berikatan dengan ion-ion dalam campuran larutan yang akan
dipisahkan. Karena setiap larutan mempunyai kelarutan yang berbeda-beda, maka secara
otomatis ada larutan yang mengendap lebih dulu dan ada yang mengendap kemudian, sehingga
masing-masing larutan dapat dipisahkan dalam bentuk endapannya.
Syarat terjadinya pengendapan dalam larutan jenuh :
Contoh soal :
1. Ion CrO42- ditambahkan dalam larutan yang mengandung ion Sr2+ dengan konsentrasi 1.10-3 M.
Jika konsentrasi ion Sr2+ dianggap konstan:
a. Apakah akan terbentuk endapan jika konsentrasi ion CrO42- yang ditambahkan adalah 5.10-2 M
(Ksp SrCrO4 = 4.10-5)
b. Hitung konsentrasi ion CrO42- pada saat mulai membentuk endapan SrCO4.
Jawab :
9
(Sr2+)(CrO42-) = (1.10-3)(5.10-2)
= 5.10-5
5.10-5 > 4.10-5
Qsp > Ksp = maka terbentuk endapan SrCrO4
Adapun hal-hal yang mempengaruhi kelarutan dari suatu larutan, sebagai berikut.
1. Jenis pelarut
Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti kalian telah mengetahui
bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur. Sebab, minyak merupakan senyawa non-polar,
sedangkan air merupakan senyawa polar. Senyawa non-polar tidak dapat larut dalam senyawa
polar, begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa bercampur, asalkan
keduanya memiliki jenis yang sama.
2. Suhu
Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas daripada dalam air dingin,
bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan
naiknya suhu larutan, jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan
ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut
mudah larut.
3. Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam air jika diaduk.
Dengan diaduk, tumbukan antarpartikel gula dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula
mudah larut dalam air.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Kemampuan garam larut dalam air berbeda-beda. Natrium klorida (NaCI) termasuk salah satu
contoh garam yang mudah larut dalam air. Apabila NaCI dilarutkan dalam air, mula-mula akan
larut. Namun, jika semakin banyak NaCI yang ditambahkan ke dalam air, NaCI menjadi tidak
larut karena terbentuk endapan. Kondisi ketika NaCI tidak dapat larut lagi dalam air disebut
larutan jenuh. Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat terlarut
dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Istilah kelarutan diberi simbol s
(solubility). Satuan Kelarutan dinyatakan dalam mol/liter atau mol L-1. Jadi, kelarutan sama
dengan kemolaran dalam larutan jenuhnya. Khususnya untuk zat yang sukar larut. Jadi, kelarutan
(s) sama dengan molaritas (M).
3.1.2. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh dipangkatkan
koefisien masing-masing. Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut,
terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut. Karena
zat padat tidak mempunyai molaritas, maka tetapan kesetimbangan reaksi di atas hanya
melibatkan ion-ionnya saja, dan tetapan kesetimbangannya disebut tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp) (James E. Brady, 1990).
11
DAFTAR PUSTAKA
12