PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN : HASIL KALI KELARUTAN
DOSEN PEMBIMBING : PRIMATA MARDINA, Ph.D
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V (LIMA)
2020
ABSTRAK
Kata kunci : hasil kali kelarutan, kelarutan, kesetimbangan kimia, larutan jenuh
IV-i
PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN: HASIL KALI KELARUTAN
4.1 PENDAHULUAN
IV-1
4.2 DASAR TEORI
IV-2
IV-3
Berikut adalah tabel konstanta hasil kali kelarutan senyawa pada suhu
25oC (Syukri, 1999) :
Kesetimbangan berlangsung apabila larutan jenuh dari garam yang sedikit larut
bersentuhan dengan garam yang belum larut. Misalnya beberapa garam yang
sedikit larut dibenamkan dalam gelas air. Karena zat padat ion itu hanya dapat
sedikit larut dalam air, hanya kuantitas kecil akan larut dan menghasilkan ion-ion
dalam larutan. Persamaan berikut ini dapat dituliskan untuk kesetimbangan antara
fase padat dari garam yang tidak larut dan ion-ionnya dalam larutan (Keenan,
1992) :
K C =¿ ¿ …(4.2)
IV-4
Untuk suatu larutan jenuh perak klorida, pengaruh zat padat yang tidak larut,
AgCl(s) berapa saja adalah konstan, tidak bergantung banyaknya zat yang tidak
terlarut yang terdapat pada penjenuhan:
[AgCl(s)] = k …(4.3)
Substitusi k untuk [AgCl(s)] dalam rumus Kc dan menata ulang rumus itu
menghasilkan:
Hasil kali dua tetapan, (Kc) (k), dinyatakan sebagai tetapan Ksp, yang disebut
tetapan hasil kali kelarutan. Untuk AgCl tetapan itu sama dengan hasil kali
konsentrasi ion Ag+ dan Cl- dalam mol/liter larutan jenuh. Dalam persamaan umum,
persamaan kesetimbangan pelarut sebagai berikut:
Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh jenis zat pelarut, jenis
zat terlarut, temperatur dan tekanan. Zat dengan struktur kimia yang mirip,
umumnya dapat tercampur baik, sedangkan yang tidak biasanya sukar bercampur.
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (∆H)
negatif, daya laut daya larut turun dengan naiknya temperature. Bila panas
pelarutan (∆H) positif, daya larut naik dengan naiknya temperatur (Sukardjo,
2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan padatan kristalin, yaitu
(Underwood dan Day, 2002) :
IV-5
1. Suhu
Kebanyakan garam anorganik akan bertambah kelarutannya apabila suhu
dinaikkan.
2. Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada dalam pelarut
organik. Air mempunyai momen di kutub besar dan tertarik kedua kation dan
anion untuk membentuk ion terhidrat.
3. Pengaruh ion sama
Sebuah endapan biasanya lebih larut dalam air murni daripada dalam sebuah
larutan yang mengandung salah-satu ion dalam endapan.
4. Pengaruh ion aneka ragam
Banyaknya endapan menunjukkan peningkatan kelarutan apabila garam yang
tidak mengandung ion yang sama dengan endapan yang ada dalam larutan.
Larutan bergantung pada jenis zat yang terlarut, ada yang mudah dan ada
juga yang sedikit larut. Faktor yang mempengaruhi kelarutan zat yang sedikit larut
adalah apabila pembentukan pasangan yang terjadi dalam larutan, konsentrasi
larutan atau ion bebas cenderung menurun, ini berarti banyaknya zat yang
diperlukan untuk memenuhi rumus Ksp meningkat. Kelarutan meningkat apabila
pembentukan pasangan ion. Jika ion berperan serta dalam kesetimbangan asam-
basa atau ion kompleks dalam membahas segala gejala, seperti pengaruh garam,
nilai KSP yang didasarkan pada konsentrasi polar beragam tergantung pada
lingkungan ionnya, nilai Ksp bergantung suhu (Petrucci, 1987).
Nilai Ksp yang didasarkan pada konsentrasi satu molar logam tergantung
pada lingkungan ion. Tetapi untuk rumus tetapan hasil kali kelarutan dan nilai
Ksp dianggap tidak berubah, sebagaimana halnya tetapan keseteimbangan
lainnya, nilai Ksp bergantung pada suhu titik keadaan kesetimbangan dapat
didekati dari dua arah. Jika kesetimbangan dimulai dengan ion dalam larutan yang
menghasilkan zat murni yang tidak terlarut maka prosesnya dinamakan reaksi
pengendapan. Kita rumuskan besaran yang dinamakan koefisien reaksi Q dan
membanding nilai dengan tetapan kesetimbangan K. Kesimpulan umum mengenai
pengendapan dari larutan adalah (Petrucci, 1987).
IV-6
Secara umum hasil kali kelarutan senyawa adalah hasil kali konsentrasi
molar dari ion-ion penyusunnya dimana masing-masing dipangkatkan dengan
koefisien stoikiometrinya dalam persamaan kesetimbangan. Karena setiap unit
AgCl hanya mengandung satu ion Ag+ dan Cl-. Persamaan hasil kali kelarutannya
mudah dituliskan. Garam larut seperti NaCl dan KNO 3 mempunyai nilai Ksp yang
sangat besar (Chang, 2005).
Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamis bila laju reaksi maju dan
laju reaksi balik sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah
seiring berjalannya waktu. Maka tercapailah kesetimbangan kimia (chemical
equilibrium). Kesetimbangan antara dua fase zat yang sama dinamakan
kesetimbangan fisika (physical equilibrium) karena perubahan terjadi hanyalah
fisis. Sistem kesetimbangan dibagi dua yaitu (Chang, 2005) :
1. Kesetimbangan homogen (homogenic equilibrium) berlaku untuk semua
reaksi yang spesifik reaksi pada fase yang sama. Contoh dari kesetimbangan
fase gas homogen adalah penguraian N2O4.
2. Kesetimbangan heterogen (heterogeneous equilibrium) yang fase reversible
yang melibatkan reaktan dan produk yang fasenya berbeda. Sebagai contoh
ketika kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup. Kesetimbangan
berikut akan tercapai :
0,998 g/mL dan berat molekulnya sebesar 18 g/mol. Air dapat larut dalam asam
asetat, aseton, ammonia, ammonium klorida, etanol, gliserol, asam klorida,
methanol dan asam nitrit. Air tidak memiliki bau. Pada saat tidak digunakan
disimpan ditempat yang tertutup dan jauhkan dari matahari dan bahan-bahan yang
tidak cocok (Labchem, 2013).
Kalsium karbonat memiliki rumus molekul yaitu CaCO3. CaCO3 berbentuk
solid, serbuk putih dan tidak memiliki bau. Titik lebur kalsium karbonat adalah
825℃. Kalsium karbonat memiliki densitas sebesar 2,93 g/cm 3 dan massa
molekulnya 100,0 g/mol. Kalsium karbonat dapat larut dalam air (H 2O)
(Labchem, 2014).
4.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Rangkaian Alat
Keterangan:
2 1. Statif dan klem
2. Buret
1
3. Erlenmeyer 250 mL
4.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 0,02 gram
padatan CaCO3, larutan baku HCl 0,001 N, larutan baku NaOH 0,001 N, indikator
metil merah dan akuades.
IV-9
IV-10
garam CaCO3, larutan HCl, larutan NaOH dan indikator metill merah dititrasi
dengan larutan HCl dari buret. Titrasi dihentikan jika larutan telah berubah warna
dari kuning menjadi merah muda. Volume HCl yang digunakan dicatat. Langkah
sebelumnya diulangi sebanyak dua kali. Volume HCl 0,001 N sebagai titran
dirata-ratakan. Ksp CaCO3 dihitung lalu dibandingkan dengan ksp teoritisnya.
IV-11
CaCO3
- Ditimbang sebanyak 0,02 gram dengan neraca analitik
- Dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL
- Ditambahkan 250 mL akuades
- Diaduk hingga homogen
Larutan CaCO3
- Diambil 25 mL menggunakan pipet gondok
- Dimasukkn ke dalam erlenmeyer 250 mL
HCl 0,001 N
- Ditambahkan 5 mL ke dalam larutan jenuh CaCO3
NaOH- 0,001 N
Ditambahkan 10 mL ke dalam larutan jenuh CaCO3
Hasil
4.4.2 Pembahasan
Larutan garam yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan jenuh
CaCO3. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat larutan jenuh suatu
garam CaCO3, menentukan kelarutan garam CaCO3 dan menentukan hasil kali
kelarutan garam CaCO3. Hasil dari perhitungan hasil kali kelarutan CaCO3 pada
percobaan ini diharapkan sama dengan Ksp secara teoritis, yaitu 4,8 x 10 -9
(Syukri, 1999). Sehingga hasil yang didapat merupakan suatu larutan yang didapat
dengan larutan tepat jenuh. Larutan tepat jenuh sendiri merupakan larutan yang
IV-12
IV-13
mengandung zat terlarut yang dapat larut dan tidak dapat larut. Untuk menentukan
hasil kali kelarutan ditentukan dengan mengalikan ion-ion sesame yaitu C 2+ dan
CO32- dan meningkatkan konsentrasinya dengan koefisien masing-masing ion.
Reaksi yang terjadi adalah :
Apabila hasil kai ion-ion yang ada pada larutan melebihi dari harga Ksp disebut
larutan lewat jenuh, maka akan timbul endapan pada larutan tersebut. Percobaan
ini melibatkan adanya suatu reaksi yang kesetimbangannya adalah heterogen,
yakni kesetimbangan yang sitemnya memiliki lebih dari satu fase.
Awal dari percobaan ini adalah dimasukkannya 25 mL larutan CaCO 3 ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan larutan baku HCl 0,001 N sebanyak 5 mL.
Tujuan dicampurkannya HCl 0,001 N ke dalam larutan jenuh CaCO3 adalah
kesetimbangan yang dihasilkan dapat dicapai dalam suatu reaksi dimana dapat
dketahui dari perhitungan konsentrasi kelarutan CaCO3. Selain itu penambahan
HCl 0,001 N ke dalam larutan CaCO3 akan membuat larutan CaCO3 mudah larut
dikarenakan CaCO3 termasuk garam karbonat dan alkali tanah yang memiliki
kelarutan yang sangat kecil (Oxtoby, 2001). Berikut adalah reaksi yang terjadi :
Larutan asam amino CO32- yang telah terpisah dari larutan ion Ca 2+ akan
diikat oleh ion H+ yang akan membentuk H2CO3 yang akan terurai menjadi CO2
dah H2O. sehingga hal ini akan membuat kesetimbangan bergeser kekanan. Hal
ini juga menyebabkan CaCO3 larut. Penambahan HCl 0,001 N pada larutan
CaCO3 ini menghasilkan garam CaCl2, H2O dan CO2. HCl 0,001 N yang digunakan
pada reaksi ini akan berlebih yang kemudian akan bereaksi dengan bahan yang
bersifat basa, yaitu NaOH. Adapun reaksi yang terjadi antara HCl sisa dengan
NaOH adalah :
IV-14
4.5.1 Kesimpulan
kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah larutan merupakan
larutan yang partikel-partikelnya tepat habis bereaksi dengan pelarutnya.
Kelarutan CaCO3 yang didapat dari percobaan ini adalah 12,6 x 10 -5, sedangkan
Ksp CaCO3 yang didapat ialah 15,87 x 10-9 M2. Berapa faktor yang mempengaruhi
kelarutan ialah temperature, pengaruh ion sejenis, sifat alami pelarut, pH,
pengaruh hidrolisis dan pengaruh ion kompleks.
4.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah agar massa gram
yang digunakan divariasikan. Contohnya seperti 0,01 gram dan 0,009 gram
CaCO3. Serta memvariasikan pH zat pelarut. Hal tersebut agar praktikan lebih
mengetahui nilai-nilai hasil kali kelarutan dan perbedaan massa dan pH.
IV-16
DAFTAR PUSTAKA
www.labchem.com
www.labchem.com
Petrucci, Ralph. H. 1985. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga.
Jakarta.
DP.IV-1
DP.IV-2
Diketahui :
VCaCO3 = 25 mL
MHCl = 0,001 M
VHCl = 5 mL
MNaOH = 0,001 M
VNaOH = 10 mL
V titran 1 = 12,6 mL
V titran 2 = 10,4 mL
V titan 3 = 10,9 mL
V titran rata-rata = 11,3 mL
- NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 x 10-6 mol – 11,3 x 10-6
mol
= -1,3 x 10-6 mol
LP.IV-1
LP.IV-2
0,001mol
- HCl yang ditambahkan = 5 mL x
1000mL
= 5 x 10-6 mol