Anda di halaman 1dari 5

IV-2

4.2 DASAR TEORI

Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah. Kebanyakan


merupakan merupakan reaksi reversible. Pada awal proses reversible, reaksi
berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Setelah beberapa molekul produk
terbentuk, proses balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan
dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan
konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu,
maka tercapailah kesetimbangan kimia (Chang,2005).
Reaksi pengendapan penting dalam industri obat dan kehidupan sehari-
hari. Contohnya pembuatan macam-macam bahan kimia industri yang penting
seperti natrium karbonat (Na2CO3) memanfaatkan reaksi pengendapan. Pelarut
email gigi yang terutama terbuat dari hidroksiapafit [Cas(PO4)3OH], dalam
medium asam mengakibatkan pembusukkan gigi. Barium sulfat (BaSO4), suatu
senyawa tak larut yang dapat dilihat dari sinar-x, digunakan untuk mendiagnosis
kerusakan dalam saluran pencernaan. Stalaktif dan stalakmit, yang terdiri dari
kalsium karbonat (CaCO3), dihasilkan melalui reaksi pengendapan, demikian juga
banyak makanan seperti fudge (sejenis permen empuk). Meskipun berguna, aturan
kelarutan ini tidak dapat kita gunakan untuk memprediksi secara kuantitatif
berupa banyaknya senyawa tertentu yang akan larut dalam air. Untuk memperoleh
pendekatan kuantitatif berupa banyaknya senyawa tertentu yang akan larut dalam
air. Untuk memperoleh pendekatan kuantitatif kita mulai dengan apa yang telah
kita ketahui tentang kesetimbangan kimia (Chang,2005).
Jika sebutir senyawa yang sukar larut misalkan AgCl dimasukkan kedalam
air akan jatuh ke dasar bejana dan terlihat tidak larut. Akan tetapi, sesungguhnya
ada sebagian kecil yang larut dan membentuk kesetimbangan ion dengan yang
tidak larut.

AgCl Ag+(aq) + Cl-(aq) …(4.1)


IV-3

Sehingga,

[𝐴𝑔+ ][𝐶𝑙 − ]
𝐾𝑐 = …(4.2)
[𝐴𝑔𝐶𝑙]

Karena AgCl adalah padat dan dapat dianggap konstan, maka :

Kc [AgCl] = ksp [Ag+] [Cl-] …(4.3)

Ksp disebut konstan hasil kelarutan (solubility product constant), yaitu hasil kali
konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing.
Dengan demikian ksp senyawa CaF2 dan Al(OH)3 adalah (Syukri, 1999):

CaF2 (s) Ca2+ (aq) + 2F-(aq) ...(4.4)

Ksp = [Ca2+] [2F-]2 …(4.5)

Al(OH)3 (s) Al3+ (aq) + 3OH- (aq) …(4.6)

Ksp = [Al3+] [3OH-]3 …(4.7)

Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan


mengukur kelarutan (massa senyawa yang dapat larut dalam tiap liter larutan)
sampai keadaan tetap jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan pelarut telah
maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut
walaupun sedikit akan menjadi endapan. Larutan tepat jenuh dapat dibuat dengan
memasukkan zat kedalam pelarut sehingga lewat jenuh (Syukri, 1999).
Suatu reaksi reversible yang sederhana pada suhu tetap:

A+B C+D …(4.8)


IV-4

Kecepatan dengan nama A dan B bereaksi, sebanding dengan

V1 = K1 × [A] × [B] …(4.9)

V2 = K2 × [C] × [D] …(4.10)

Pada keadaan setimbang, kecepatan reaksi yang balik dan maju adalah sama.
Maka V1 = V2 atau dapat ditulis K1 × [A] × [B] = K2 × [C] × [D] dengan
mengubah persamaan maka diperoleh

[𝐶][𝐷] 𝐾1
[𝐴][𝐵]
= =𝐾 …(4.11)
𝐾2

K adalah tetapan kesetimbangan dari reaksi. Nilainya tidak tergantung pada


konsentrasi-konsentrasi zat yang terlibat, tetapi berubah sedikit dengan suhu dan
tekanan. Bila kesetimbangan tercapai dalam suatu reaksi reversible pada suhu dan
tekanan konstan, hasil kali kelarutan konsentrasi molekul dari reaktan, dengan
setiap konsentrasi di pangkatkan bagan dalam reaksi itu adalah konstan (Svehla,
1990).
Nilai ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan,
apakah belum jenuh atau lewat jenuh yaitu dengan membandingkan hasil kali ion
dengan hasil kali kelarutan (ksp). Kriterianya adalah (Syukri, 1999) :
1. [Ag+] [Cl-] < ksp belum jenuh (tidak mengendap)
2. [Ag+] [Cl-] = ksp tepat jenuh (tidak mengendap)
3. [Ag+] [Cl-] > ksp lewat jenuh (mengendap)
Kelarutan bergantung pada jenis zat yang terlarut, ada yang mudah tetapi
ada juga yang sedikit. Faktor yang mempengaruhi kelarutan zat yang sedikit larut
adalah apabila pembentukan pasangan ion terjadi dalam larutan, konsentrasi ion
bebas yang diperlukan untuk memenuhi rumus ksp meningkat. konsentrasi ion
bebasnya cenderung menurun, ini berarti bahwa banyaknya zat yang sedikit larut
adalah jumlah zat yang dilarutkan untuk mempertahankan konsentrasi ion
IV-5

tersebut. Kalarutan meningkat apabila terjadinya pembentukan pasangan ion, jika


ion yang berperan serta dalam kesetimbangan asam-basa atau ion kompleks,
dalam pembahasan gejala seperti pengaruh garam, nilai ksp yang didasarkan pada
konsentrasi polar beragam tergantung pada lingkungan ionnya, nilai ksp
tergantung suhu (Petrucci, 1987).
Rumus tetapan kesetimbangan yang menggambarkan kesetimbangan
antara senyawa ion yang sedikit larut dengan ion-ionnya dalam larutan berair
dinamakan tetapan hasil kali kelarutan. Untuk membedakan tetapan
kesetimbangan dengan tetapan kesetimbangan yang lain, maka tetapan
kesetimbangan disebut tetapan hasil kelarutan (ksp). Besaran ksp menunjukkan
adanya keseimbangan antara larutan jenuh dengan padatan pada suhu tertentu
dengan harga tertentu untuk setiap jenis. Berikut merupakan tabel dari nilai ksp
beberapa senyawa pada 25 ◦C (Keenan, 1992):
Tabel 4.1 Tetapan Hasil Kali Kelarutan pada 25 oC
Senyawa Ksp
Aluminium hidroksida Al(OH)3 1.3 x 10-3
Barium Karbonat, BaCO3 5.1 x 10-4
Barium Sulfat, BaSO4 1.1 x 10-10
Bismut Hidroksida, Bi(OH)3 4 x 10-31
Bismut Sulfida, (Bi2)2 5 x 10-97
Kadmium Sulfida, Cas 8 x 10-27
Kalsium Karbonat, CaCO3 4.8 x 10-9
Kalsium Kromat, CaCrO4 7.1 x 10-4
Kalsium Sulfat, CaSO4 9.1 x 10-6
Kobalt Sulfida, CoS 2.1 x 10-25
Tembaga (II) Sulfida, CuS 6.3 x 10-36
Besi (II) Sulfida, FeS 8 x 10-16
Besi (III) Hidroksida, Fe(OH)3 6.3 x 10-18
Timbel Klorida, PbCl2 4 x 10-38
Timbel Sulfat, PbSO4 1.6 x 10-8
Timbel Sulfida, PbS 8 x 10-28
IV-6

Timbel Kromat, PbCrO4 2.8 x 10-13


Magnesium Hidroksida, Mg(OH)2 1.8 x 10-1
Mangan Sulfida, MnS 2.5 x 10-3

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah (Banawati, 2011) :


1. Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu. Meningkatnya suhu
menyebabkan pembentukan endapan akan berkurang disebabkan banyak
endapan yang berada pada larutannya.
2. Sifat alami pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air daripada pelarut organik seperti
alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut
organik dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat.
Setiap pelarut dapat memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan
suatu zat.
3. Pengaruh ion sejenis
kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang
mengandung ion sejenis, contohnya kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil
jika dilarutkan dengan NH4OH, karena terdapat ion sejenis yaitu OH-.
4. Pengaruh pH
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah
dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton
dengan anion endapannya.
5. Pengaruh ion kompleks
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan
adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut.
Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambah larutan NH3.
Hal ini disebabkan karena kedua larutan membentuk kompleks Ag
(NH3)2Cl.

Anda mungkin juga menyukai