Anda di halaman 1dari 17

INDUSTRI KIMIA ANORGANIK

Pembuatan Kalsium Karbonat (CaCO3)

Disusun Oleh :

Muh. Thariq Abdillah 09220170027


Ayudia Maghfirah 09220170058

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan
mata kuliah Proses Industri Kimia 3. Penulisan laporan ini kami buat didasarkan
pada hasil percobaan yang telah dilakukan selama praktikum serta literatur -
literatur yang ada baik dari buku maupun dari sumber lainnya.

Makassar, 18 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan bahan kimia di bidang kimia adalah sangat penting. Bahan
kimia memiliki jenis yang cukup beragam. Di antara bahan kimia tersebut
tidak sedikit yang dimanfaatkan dalam industri contohnya bidang
kesehatan dan bidang makanan.
Seringkali disebutkan bahwa bahan kimia bersifat berbahaya. Bahan
kimia akan berbahaya jika digunakan secara berlebihan atau melebihi
dosis. Sesungguhnya dalam penggunaan dosis sesuai aturan yang berlaku,
bahan kimia sangat berguna dalam kehidupan manusia.
Salah satu bahan kimia yang sering digunakan dalam kehidupan
manusia adalan kalsium karbonat (CaCO3). Di samping kalsium karbonat
yang memiliki tingkat bahaya yang cukup rendah, kalsium karbonat juga
mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
Dalam hal ini kalsium karbonat dapat dikatakan sebagai suatu
senyawa. Karena kalsium karbonat merupakan bentukan dari zat tunggal
yang berasal dari beberapa unsur yang selanjutnya direaksikan melalui
reaksi kimia.
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
Kalsium karbonat berupa padatan berwarna putih. Salah satu kegunaan
kalsium karbonat adalah sebagai bahan pembuat kapur tulis. Oleh karena
itu, kalsium karbonat seringkali disebut sebagai zat kapur.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
CaCO3. Dari segi pengertian yang didalamnya telah mencakup sifat serta
temuan CaCO3 di muka bumi, cara pembuatan dan kegunaan CaCO 3 di
berbagai bidang dalam kehidupan manusia.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat bebarapa rumusan masalah yang
selanjutnya akan dibahas dalam pembahasan, diantaranya :
1. Apa itu CaCO3?
2. Apa saja sifat-sifat CaCO3? Dilihat dari sisi kimia dan fiskianya?
3. Bagaimana cara membuat CaCO3?
4. Apa manfaat dari CaCO3?
1.4 Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN, bab ini menguraikan latar belakang dibuatnya


makalah ini, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II. URAIAN PROSES, bab ini berisi tentang pengertian
kalsium karbonat (CaCO3), sifat kimia kalsium karbonat, kalsium
karbonat secara alami, keberadaan kalsium karbonat, pembuatan
kalsium karbonat, dan penggunaan kalsium karbonat
BAB III. FLOW SHEET
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
URAIAN PROSES
2.1 Sejajarah Kasium Karbonat (CaCO3)
Zaman Kapur atau Cretaceous adalah salah satu zaman pada skala
waktu geologi yang bermula pada akhir periode Jura dan
berlangsung hingga awal Paleosen atau sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ±
0.3 juta tahun yang lalu. Zaman ini merupakan periode geologi yang
paling lama dan mencakup hampir setengah dari kurun Mesozoikum.
Akhir zaman ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum.
Zaman ini ditandai sebagai suatu periode terpisah pertama kali oleh ahli
geologi Belgia, lean d'Omalius d'Halloy, pada tahun 1822 dengan
menggunakan stratum di Cekungan Paris dan mendapat namanya
berdasarkan banyaknya lapisan batuan karbonat (kalsium karbonat yang
terbentuk oleh cangkang invertebrata laut, terutama coccolith) yang
ditemukan pada zaman Kapur Akhir di Eropa daratan dan Kepulauan
Britania. (Noor,djauhari., 2014)
2.2 Pengertian Kalsium Karbonat ( CaCO3 )

“Batu kapur merupakan bahan alam yang banyak terdapat di


Indonesia. Batu kapur adalah batuan padat yang mengandung banyak
kalsium karbonat. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi
dengan batu kapur adalah aragonite (CaCO3), yang merupakan mineral
metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit
(CaCO3).
Kalsium karbonat adalah mineral inorganik yang dikenal tersedia
dengan harga murah secara komersial. Sifat fisis kalsium karbonat seperti,
morfologi, fase, ukuran dan distribusi ukuran harus dimodifikasi menurut
bidang pengaplikasiannya. Bentuk morfologi dan fase kalsium karbonat
(Ca(CO3) terkait dengan kondisi sintesis seperti, konsentrasi reaktan, suhu,
waktu aging dan zat adiktif alam. Kalsit (CaCO3) merupakan fase yang
paling stabil dan banyak digunakan dalam industri cat, kertas, magnetic
recording, detergen, plastik, dan kosmetik.’’ (Noviyanty, 2015)
Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian dan
biasanya merupakan penyebab utama air keras. Hal ini biasa digunakan
dalam medis sebagai kalsium suplemen atau sebagai antasida namun
pengomsumsian yang berlebihan dapat sangat membahayakan.

Gambar 3.3 Penampilan Kalsium Karbonat.

2.3 Sifat Kimia Kalsium Karbonat


Bentuk serbuk, kristal; berwarna putih atau abu-abu; higroskopik; tidak
berbau; tidak memiliki rasa. Titik lebur: 1517-2442o F (825-1339o C); Gravitasi
khusus (air=1) 2,7-2,9. pH 8-9 (larutan dalam air). Penguapan 0,0%. Hampir tidak
larut dalam air. Larut dalam asam asetat, asam hidroklorik, asam nitrat, asam
lainnya, larutan ammonium klorida. Tidak larut dalam alkohol. Rumus kimia:
CaCO3.
Kalsium karbonat memiliki beberapa sifat, diantaranya:
1. Bereaksi dengan asam kuat, melepaskan karbon dioksida:
CaCO 3(s) + 2 HCl (aq) → CaCl 2(aq) + CO 2(g) + H 2 O (l) CaCO 3 (s)
+
2HCl(aq)→ CaCl 2 (aq) + CO 2 (g) + H 2 O (l)
2. Ia melepaskan karbon dioksida pada pemanasan (di atas 840 ° C dalam
kasus CaCO 3), untuk membentuk kalsium oksida , yang biasa disebut
kapur, dengan reaksi entalpi 178 kJ / mol:
CaCO 3 → CaO + CO 2 CaCO 3 → CaO + CO 2
Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang jenuh dengan karbon
dioksida untuk membentuk larut kalsium bikarbonat .

CaCO3 + CO2 + H2O → Ca(HCO3) 2 CaCO3 + CO2 + H2O →


Ca(HCO3)2

Reaksi ini penting dalam erosi dari batuan karbonat, membentuk gua-gua,
dan menyebabkan air keras di berbagai daerah.
2.4 Kalsium Karbonat Secara Alami
Kalsium karbonat ditemukan secara alami sebagai berikut mineral dalam
bentuk polimorf :
1. Aragonit

Gambar 3.5 Aragnoit

“Argonit adalah mineral karbonat, salah satu dari dua umum, yang
terjadi secara alami bentuk kristal dari kalsium karbonat, CaCO 3 (bentuk
lain adalah mineral kalsit)”
(http://www.scribd.com/doc/38285773/tugak-kristalo). Hal ini dibentuk
oleh dan fisik proses biologis, termasuk curah hujan dari lingkungan
laut dan air tawar.
2. Kalsit

Gambar 3.6 Kalsit


Kalsit, seperti kalsium karbonat sering disebut dalam geologi
umumnya dibicarakan di pengaturan laut. Kalsit biasanya ditemukan di
sekitar lingkungan tropis yang hangat. Hal ini disebabkan kimia dan
sifat. Kalsit mampu endapan di lingkungan dangkal lebih hangat
daripada yang dilakukannya dalam lingkungan yang lebih dingin karena
lingkungan lebih hangat tidak mendukung pembubaran CO 2. Hal ini
analog dengan CO2 yang larut dalam soda. Ketika Anda mengambil
tutup botol soda, CO2 bergegas keluar. Sebagai soda menghangat,
karbon dioksida dilepaskan. Prinsip yang sama dapat diterapkan pada
kalsit di laut. karbonat Air dingin memang ada di lintang tinggi tetapi
memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat lambat.
Dalam pengaturan tropis, perairan yang hangat dan jelas.
Akibatnya, Anda akan melihat banyak lagi karang dalam lingkungan ini
daripada Anda akan menuju kutub mana air dingin. kontributor Kalsium
karbonat seperti karang, alga, dan mikroorganisme yang biasanya
ditemukan di lingkungan air dangkal karena sebagai filter feeder mereka
membutuhkan sinar matahari untuk menghasilkan kalsium karbonat.
3. Vaterite atau (μ-CaCO3)

Gambar 3.7 Veterite

vaterite adalah mineral, suatu polimorf kalsium


karbonat ( CaCO3 ). Itu dinamai mineralog Jerman Heinrich Vater . Ia juga
dikenal sebagai mu- kalsium karbonat (μ-CaCO3 ) dan memiliki
jumlah JCPDS 13-192. Vaterite termasuk dalam sistem kristal
heksagonal , sedangkan kalsit adalah trigonal dan aragonit
bersifat ortorombik .
Vaterite, seperti aragonit , adalah fase kalsium
karbonat metastabil pada kondisi sekitar di permukaan bumi. Karena
kurang stabil daripada kalsit atau aragonit, vaterite memiliki kelarutan
yang lebih tinggi daripada fase-fase ini. Oleh karena itu, setelah vaterite
terpapar ke air , ia dikonversi menjadi kalsit (pada suhu rendah)
atau aragonit (pada suhu tinggi: ~ 60 ° C). Pada 37 ° C misalnya transisi
yang dimediasi-larutan dari vaterite ke kalsit terjadi, di mana yang terakhir
larut dan kemudian mengendap sebagai kalsit dibantu oleh
proses pematangan Ostwald . 
Namun, vaterite memang terjadi secara alami di mata air mineral ,
jaringan organik, batu empedu , batu dan tanaman kemih. Dalam keadaan
itu, beberapa pengotor (ion logam atau bahan organik) dapat menstabilkan
vaterite dan mencegah transformasi menjadi kalsit atau aragonit. Vaterite
biasanya tidak berwarna, bentuknya bulat, dan diameternya kecil, berkisar
antara 0,05 hingga 5 μm.
Vaterite dapat diproduksi sebagai endapan mineral pertama yang
memperbaiki kerusakan kulit alami atau yang disebabkan oleh eksperimen
di beberapa moluska yang dikupas dengan aragonit (misalnya
gastropoda). Endapan kulit berikutnya terjadi sebagai aragonit. Pada tahun
2018, vaterite diidentifikasi sebagai konstituen dari endapan yang
terbentuk pada daun Saxifraga di Cambridge University Botanic Garden . 
Kalsium karbonat mineral yang terjadi dalam berikut batu :
1. Kapur
Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu
sedimen, membentuk bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium.
2. Batu kapur
Batu kapur adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral
kalsit (kalsium karbonat). Sumber utama dari calcite ini adalah
organisme laut.
3. Marmer
Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu
gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan
terutama disusun oleh mineral kalsit.
Gambar 3.8 Marmer
4. Travertine
“Travertine adalah suatu bentuk padatan batu kapur yang terbentuk
di sungai dan mata air panas. Komposisi kimia travertine adalah CaCO3
yang berarti bahwa ada satu bagian kalsium untuk setiap tiga bagian”
(http://id.ezineaeticles.com/travertine_information12569a.html).

Gambar 3.9 Tarvertine

2.5 Keberadaan Kalsium Karbonat


Karbonat sering ditemukan dalam pengaturan geologi. Hal ini ditemukan
sebagai sebuah polimorpf. “Polimorf adalah mineral dengan rumus kimia
yang sama tetapi struktur kimia yang berbeda. Aragonit, kalsit, batu gamping,
kapur , marmer, travertine, tufa, dan lain-lain semua memiliki CaCO 3 sebagai
rumus mereka tetapi masing-masing memiliki struktur kimia yang
berbeda sedikit” (http://www.scribd.com/doc/32997146/Modul-5a-Minerals-
Definition-Classes-versi-Indonesia).
2.6 Spesifikasi bahan
1. Limestone (CaCO3)
Limestone adalah batu kapur (CaCO3) sebuah batuan sedimen terdiri
dari mineral calcite atau calsium carbonate. Sumber utama dari calcite ini
adalah organisme laut. Banyak struktur sipil khususnya pekerjaan tanah
yang membutuhkan timbunan seperti; jalan raya, dinding penahan tanah,
lapangan terbang, dan lain-lain. Struktur tersebut membutuhkan tanah
timbunan yang dikompaksi, salah satunya dengan material limestone.
Limestone di crushed di pabrik untuk mendapatkan beberapa diameter
ukuran butir equivalent, crushed limestone yang dijadikan material untuk
perkerasan jalan. Kompaksi adalah pemadatan material dengan
menggunakan energi mekanis, termasuk didalamnya modifikasi kadar air
dan gradasi material. Material crushed limestone di uji kompaksi untuk
meningkatkan berat isinya. Untuk memperoleh gradasi material diperlukan
uji sieve analysis yang akan menghasilkan kurva distribusi ukuran butir.
Pada pelaksanaan kompaksi di lapangan dibutuhkan spesifikasi kompaksi
yang dihasilkan dari uji kompaksi di laboratorium. Terdapat dua cara uji
kompaksi di laboratorium yaitu standard proctor test dan modified proctor
test. Pada penelitian tugas akhir ini akan ditinjau pengaruh beberapa
diameter ukuran butir equivalent terhadap parameter kompaksi material
crushed limestone.
1. Sifat Fisik Minyak
Seperti yang kita ketahui, perbedaan lemak dan minyak terletak pada
wujudnya di suhu ruang, lemak berbentuk padat dan sebaliknya minyak
berbentuk cair pada suhu ruang. Perbedaan fisik ini disebabkan oleh
komposisi asam lemak penyusunnya. Lemak mengandung asam lemak
jenuh lebih banyak, sedangkan minyak mengandung asam lemak tidak
jenuh yang lebih banyak. Karena titik leleh lemak jenuh lebih tinggi dari
lemak tidak jenuh maka lemak cenderung berbentuk padat, sedangkan
minyak berbentuk cair pada suhu ruang.
Sifat-sifat fisik dan kimia minyak dan lemak sangat dipengaruhi oleh
komposisi asam lemak di dalamnya. Asam lemak adalah komponen utama
dari minyak dan lemak yang mengandung 94-98 % persen dari berat
minyak atau lemak. Sifat-sifat asam lemak sendiri dipengaruhi oleh
panjang rantai atom C serta ada tidaknya ikatan rangkap asam lemak
tersebut. Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisio-kimia tiap jenis
minyak berbeda-beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan sumber,
iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan. Sifat-sifat fisik lemak dan
minyak diantaranya :
a. Tak larut dalam air.
b. Viskositas lemak dan minyak makin bertambah dengan bertambahnya
rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu dan tidak jenuhnya
rantai C.
c. Lebih padat dalam keadaan padat daripada dalam keadaan cair.
d. Lemak adalah campuran trigliserida dalam bentuk padat dan terdiri dari
suatu fase padat dan fase cair.
e. Titik cair lemak dan minyak tidak tetap tergantung beberapa faktor,
makin rendah rantai asam lemak, makin rendah titik cair trigliserida.
f. Titik cair kristal-kristal suatu lemak dapat berbeda-beda berdasar dua
mekanisme utama. Pertama karena heterogenitas kristal-kristal. Kedua,
oleh karena bentuk polimorfik yang berbeda-beda.
Titik leleh (melting point) merupakan sifat fisik dari asam lemak yang
penting. Titik leleh menunjukkan suhu dimana lemak/minyak berubah fase
dari fase padat menjadi fase cair. Titik leleh asam lemak akan menentukan
titik leleh dan sifat kristalisasi dari lemak yang disusunnya. Titik leleh
asam lemak dipengaruhi oleh panjang rantai karbon, jumlah ikatan
rangkap dan konfigurasi cis dan trans.
2. Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi.[5] Rumus kimianya
adalah H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan
dua atom hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi
kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan
cara osmosis terbalik, yaitu suatu proses penyaringan air laut dengan
menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini
disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada
kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.
Cara lain adalah dengan menggunakan pesawat Fresh Water
Generator (FWG). Fresh Water Generator (FWG) adalah pesawat
pembuat air tawar dengan jalan menguapkan air laut didalam penguap
(Evaporator) dan uap air laut tersebut didinginkan dengan cara kondensasi
di dalam pesawat Destilasi/kondensor (pengembun), sehingga
menghasilkan air kondensasi yang disebut kondensat. Fresh water
generator, merupakan salah satu pesawat bantu yang penting di atas kapal.
Hal ini di karenakan dengan menggunanaka FWG (Fresh water generator)
dapat menghasilkan air tawar yang dapat digunakan untuk minum,
memasak, mencuci dan bahkan menjalankan mesin penting lainnya yang
menggunakan air tawar sebagai media pendingin.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di
Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan
selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air
dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik
dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan menyulut konflik.[7] Indonesia telah memiliki undang-undang yang
mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor
7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Namun, karena UU tersebut
dinilai bertentangan dengan UUD 1945 maka MK membatalkan seluruh
pasal yang ada dalam UU tersebut. Sehingga, UU Nomor 11 tahun 1974
tentang Pengairan kembali berlaku untuk mengisi kekosongan hukum
hingga adanya pembentukan uu yang baru.
BAB III
FLOW SHEET

P-3

klin air

minyak

Lime Sleaking Lime Tank


Crusher

Limestone
(CaCO3)
Purification

Milling
cooling
Filter Carbonation

P-12

CaCO3 Product Silo


(Tempat Penyimpanan)

Keterangan :
1. Crusher adalah mesin yang dirancang untuk mereduksi batu besar menjadi
batu yang lebih kecil, kerikil , atau debu batu.
2. Klin adala alat pengering
3. Lime Sleaking umumnya menggunakan proses slaking atau mereaksikan
kalsium oksida dengan sejumlah air. Sebelum dilakukan proses slaking,
bahan baku kalsium oksida ditambahakan liquid surfactant untuk
membantu mereaksikan kalsium oksida dengan air. Liquid surfactant
merupakan suatu jenis larutan campuran antara 14 alkohol dan 1 air.
4. Lime tank dan silo adalah tempat penyimpanan
5. Purification agar dapat lebih memurnikan produk begitu juga dengan
carbonation
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. t. t. Asam. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam. (diakses 18 Maret 2020).


Anonim. t. t.Basa. http://id.wikipedia.org/wiki/Basa. (diakses 18 Maret 2020).
Anonim t.t .Garam. 16 September 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Garam
%28%29. ( diakses 12 Desember 2010).
Anonim. t.t . Kalsium Karbonat.
Djauhari. Noor, 2014 “Pengantar Geologi” . Fakultas Teknik, Universitas Pakuan
Noviyanty, 2015 “Karakterisasi Kalsium Karbonat (Ca(CO3)) Dari Batu Kapur
Kelurahan Tellu Limpoe Kecamatan Suppa
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Calcium_carbonate&ei=djLI
TMScEcnJcZ2nqbEF&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0C
B8Q7gEwAA&prev=/search%3Fq%3DCaCO3%26hl%3Did%26client
%3Dfirefox-a%26hs%3DKlm%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-
US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Dv. (diakses 26 Desember
2010).
Anonim. t.t . Senyawa Kimia. http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimia.
(diakses 19 Desember 2010).
Ayuningtyas, Ajeng. Mei 2009. MAKALAH KIMIA DASAR Isoflavon dalam
Kedelai Memberi Banyak Manfaat Bagi Tubuh.
http://www.scribd.com/doc/15749320/M KALAH-KIMIA-DASAR. (diakse
26 Desember 2010).
Dian P, Agus. Unsur, Senyawa dan Cara Pembuatan Serta Manfaat Masing-
Masing. http://www.scribd.com/doc/29089130/Manfaat-Unsur-Dan-
Senyawa.(diakses 26 Desember 2010).
Putranto, Dody. 12 Juli 2009. Proses Pembuatan Kalsium Karbonat dan
Kegunaannya. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/proses-
pembuatan-kalsium-karbonat-dan.html. (diakses 26 Desember 2010).

Anda mungkin juga menyukai