Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

PERCOBAAN 4
MANGAN

OLEH :
NAMA : NISYA ZALFA ERNITA
NIM : K1A020045
KELAS :A
ASISTEN : NURUL HAYATI

LABORQATORIUM KIMIA ANORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

JUDUL PERCOBAAN............................................................................................1

I. TUJUAN...............................................................................................................1

II. LATAR BELAKANG.........................................................................................1

III. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................2

IV. METODOLOGI PERCOBAAN.......................................................................4


4.1 Alat.............................................................................................................4
4.2 Bahan.........................................................................................................4
4.3 Prosedur Kerja...........................................................................................4
4.4 Skema Kerja...............................................................................................4

V. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................5

5.1 Data Pengamatan.........................................................................................5

5.2 Pembahasan.................................................................................................6

VI. KESIMPULAN..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

LAMPIRAN...........................................................................................................11

ii
MANGAN

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat mangan dan senyawaannya

II. LATAR BELAKANG

Mangan (Mn) pertama kali dikenal sebagai unsur oleh seorang ahli kimia
Swedia, C.W Schule pada tahun 1774. Mangan ban yak digunakan di pabrik kimia,
sebagai desinfektan (KMnO4),pupuk, pewama gelas, batu bata, keramik, cat dan sebagai
flux dalam lelehan bijih emas dan perak. Sebagai bahan mentah, Mn digunakan baik
dalam kimia organik maupun anorganik sebagai oksidator, katalis dan intermediasi
bahan kimia. Terdapat lebih dari 100 mineral yang mengandung mangan. Mineral-
mineral tersebut bervariasi dari mineral yang komposisinya didominasi mangan hingga
mineral yang persentase mangannya rendah. Mineral-mineral terse but antara lain:
haumannite (Mn3O4), polianite (MnO2), pyrolusite (MnO2), cryptomelane (KR8O16R),
psi/omelane (Ba Mn Mn8OI6), manganite (Mn2O3 H2O) dan braunite (3 Mn2O3 MnSiO3)
[I]. Mn merupakan unsur minor yang terlarut dalam air tanah dalam jumlah kecil
(Rusydi S, 2004).

1
III. TINJAUAN PUSTAKA

Mangan adalah logam berat bersifat esensial. Berfungsi membangun struktur tulang
yang sehat, metabolisme tulang dan membantu menciptakan enzim. Mangan bersifat
korosi jika melebihi batas sehingga mengakibatkan tubuh mudah terkena penyakit
(Rusdiana 2016), Unsur mangan dengan nomor atom 25 merupakan suatu logam
transisi dengan orbital teriuar 3d24s2. Keadaan ini mungkinkan unsur mangan dapat
berada dalam berbagai keadaan tingkat oksidasi sehingga unsur mangan dapat
mempunyai bilangan oksidasi +1, +2, +3, +4, +5,+6 dan +7 (Sriyanti, ).

Mangan relative melimpah dan terdapat dalam banyak deposit, terutama


oksida,oksida hidrat atau karbonat. Logam dapat diperoleh dari padanya atau dari
Mn3O4 yang didapat dari cara pemanggangan melalui reaksi Al. Mangan cukup
elektropositif dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi (Cotton dan
Wilkinson, 2009: 459). Mangan dioksida, MnO2 sekalipun bukan oksida yang stabil
karena dapat terurai menjadi MnO3 pada 530̊ C merupakan dioksida yang sangat
penting karena bermanfaat sebagai zat pengoksidasi. Asam sulfat dan asam hidroklorida
pekat panas akan mereduksi MnO2 menjadi Mn (II) (Sugiyarto, 2003).

Mn3O4 adalah mineral berwarna hitam, yang dapat dibuat dari oksida mangan
dengan pemanasan hingga suhu 1000̊ C di udara. Semua mangan dioksida dapat
merduksi MnO2 dengan hydrogen membentuk oksida dengan tingkat oksidasi terendah
yang berwarna keabu-abuan kehijauan. MnO2 juga bersifat anti ferromagnetic dibawah
temperature 92 K, sedangkan Mn3O4 bersifat ferrimagnetik di bawah temperature 43
K. Ion mangan (III) tidak stabil, tetapi ada kompleks yang mengandung mangan dalam
keadaan oksidasi +3. Mudah direduksi menjadi mangan (II). Mangan (IV) oksida stabil
dalam larutan basa dan berwarna hijau. Pada penetralannya terjadi reaksi
disproporsionasi, terbentuk endapan mangan dioksida dan ion manganat (VII) atau
permanganate. Jika mangan (IV) oksida diolah dengan asam, terbentuk ion-ion mangan
(II). Senyawa mangan (VII) mengandung ion MnO4-. Permanganate alkali adalah
senyawa stabil yang menghasilkan larutan warna lembayung. Semuanya merupakan zat
pengoksidasi kuat (Shevla, 1990: 135).

Sebagai unsur bebas mangan adalah industri yang penting dengan menggunakan
paduan logam, terutama dalam stainless steel. Senyawa dengan oksidasi VI (hijau)
adalah agen oksidator kuat dan sangat rentan terhadap disproposionasi. Mangan adalah
logam putih mirip besi. Ia adalah logam keras, sangat rapuh, mudah teroksidasi.
Mangan ion memiliki berbagai warna, tergantung pada keadaan oksidasi mereka, dan
dalam indistri digunakan sebagai pigmen. Logam mangan bersifat feromagnetik setelah

2
diberi perlakuan. Logam murninya terdapat sebagai bentuk alotropik dengan 4 jenis.
Irolusi dan rhodokhrosit adalah mineral mangan yang paling banyak dijumpai. Logam
mangan diperoleh dengan cara mereduksi oksida mangan dengan Natrium, Magnesium,
Aluminium, atau dengan proses elektrolisis (Anonim, 2008).

Mangan dioksida, MnO2, sekalipun bukan dioksida yang stabil karena dapat
terurai menjadi MnO3 pada ~530oC, merupakan dioksida yang sangat penting karena
bermanfaat sebagai zat pengoksidasi. Asam sulfat dan asam hidroklorida pekat panas
akan mereduksi MnO2 menjadi Mn II. Mn3O4 adalah mineral berwarna hitam, yang
dapat dibuat dari semua oksida mangan dengan pemanasan hingga suhu ~1000 oC di
udara. Semua mangan dioksida dapat mereduksi dengan membentuk oksida dengan
tingkat oksida terendah yang berwarna abu-abu kehijauan. MnO 2 juga bersifat anti
feromagnetik dibawah temperature 92K, sedangkan Mn3O4 bersifat ferimagnetik
dibawah temperature 43K (Sugiyarto, 2003).

3
I. METODOLOGI PERCOBAAN

4.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, gelas ukur,
gelas beaker, corong, batang pengaduk dan pipet tetes
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu KMnO 4, MnSO4, Mangan
(IV) oksida, NaOH dan H2SO4
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Percobaan 1
1. Sebanyak 5 mL KMnO4 dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda.
2. Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 1M ke dalam tabung A.
3. Ditambahkan 2,5 mL NaOH 1M ke dalam tabung B.
4. Ditambahkan serbuk MnO2 secara kualitatif ke dalam tabung A dan tabung
B, lalu homogenkan.
5. Kemudian disaring, warna filtrat diamati.
6. Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M ke dalam tabung A dan tabung b, amati
yang terjadi.

4.3.2 Percobaan 2

1. Sebanyak 1g MnSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi


2. Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M ke dalam tabung reaksi
3. Sebanyak 10 tetes H2SO4 encer ditambahkan, lalu dinginkan dengan air
dingin
4. Ditambahkan 10 tetes KMnO4, amati yang terjadi
5. Dimasukkan larutan yang terbentuk ke dalam 50 mL air, amati yang terjadi.

4.4 Skema Kerja

(Skema kerja terlampir)

4
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Pengamatan

5.1.1 Percobaan 1
Tuliskan persamaan reaksi dan hasil pengamatan percobaan 1
Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 5 mL KMnO4 + 2,5 mL Warna ungu saat awal
H2SO4 dimasukkan dalam tabung
Ditambah MnO2 Warna menjadi lebih pekat
Disaring Warna ungu
Ditambah 2,5 mL H2SO4 Warna ungu muda
Persamaan reaksi 2KMnO4 + H2SO4 ⇾ Mn2O4 + K2SO4
+H2O
+ MnO2 ⇾ 4KMnO4 + SO42- + 2H2
+ H2SO4 ⇾ MnO4 + SO42- + 2OH-
Sebanyak 5 mL KMnO4 + 2,5 mL Warna ungu saat awal
NaOH dimasukkan kedalam tabung
Ditambah MnO2 Berubah warna menjadi lebih pekat
Disaring Warna hijau tua
Ditambah 2,5 mL H2SO4 Warna coklat muda
Persamaan reaksi KMnO4 +NaOH ⇾ KOH + MnO4- + Na+
+ MnO2 ⇾ 2KMnO4 + SO42- + 2H2
+ H2SO4 ⇾ MnO4 + SO42- + 2OH-

5.1.2 Percobaan 2
Tuliskan persamaan reaksi dan hasil pengamatan percobaan 2

Perlakuan Pengamatan
0,1 gram MnSO4 ditambahkan 2 mL Warna awal bening
H2SO4
Ditambah 10 tetes H2SO4 encer Warna keruh, ada endapan
Dimasukkan dalam air es Warna bening, ada endapan
Ditambah 5 tetes KMnO4 Warna menjadi coklat muda
Ditambah 50 mL aquades Warna menjadi bening
Persamaan reaksi MnSO4 + H2SO4 ⇾ Mn (SO4)2 +H2
+KMnO4 ⇾ 2K2SO4 +4 Mn(OH)2

5
+ H2O ⇾ 4MnO2 +3O2 + 4OH-

5.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mangan dan
senyawaannya yang dapat disimpulkan bahwa Mangan adalah logam abu-abu putih, keras,
rapuh, yang bisa memoles cat tingkat tinggi. Logam Ini tidak magnetis. Logam merusak
pada paparan udara dan, bila dipanaskan, dioksidasi menjadi mangan (II, III) oksida
(Mn3O4) (Thohari, 2018).

Pada percobaan pertama langkah pertama, dimasukkan 5 ml KMnO4 0,01 M ke dalam


dua tabung reaksi yang telah diberi label A dan B. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan
H2SO4 encer ke dalam tabung A dan 5 ml larutan NaOH encer ke dalam tabung B.
Dilakukan percobaan untuk mengetahui reaksi pembentukan senyawa mangan serta untuk
mengetahui sifat dari mangan itu sendiri. etelah ditambahkan asam dan basa, dimasukkan
kembali sedikit serbuk MnO2 ke dalam masing-masing tabung lalu dikocok ± 5 menit.
Larutan KMnO4 yang awalnya berwarna ungu pekat, setelah ditambahkan larutan
H2SO4 dan NaOH kepekatannya berkurang. Setelah ditambahkan serbuk MnO2 warna
larutan pada tabung B lebih pekat dibanding tabung A. Dan setelah dikocok terdapat
endapan berwarna abu kehitaman pada kedua tabung. Kemudian dilakukan penyaringan
terhadap kedua larutan. Ternyata, filtrat pada tabung A berwarna merah muda dan filtrat
pada tabung B berwarna hijau. Hal ini menunjukkan telah terbentuknya mangan (VI) pada
tabung B. Sesuai dengan referensi warna hijau merupakan warna khas mangan (VI).
Berdasarkan persamaan reaksi:

Dalam suasana asam :


Reduksi : 2MnO4- +2 e-  2MnO42-
Oksidasi : MnO2 + 2H2O  MnO42- + 4H+ + 2e- +
Reaksi : 2MnO42- + MnO2 + 2H2O  3MnO42- + 4H+

Dalam suasana basa :


Reduksi :2MnO4- + 2e-  2MnO42-
Oksidasi :MnO2 + 4OH-  MnO42- + 2H2O + 2e- +
Reaksi : 2MnO4- + MnO2 + 4OH-  MnO42- + 2H2O

6
Gambar 5.2.1 Hasil percobaan langkah 1

Pada larutan A terbentuk mangan (II) sehingga warna filtrat yang dihasilkan berwarna
merah muda {sesuai dengan warna khas mangan (II)}. Hal ini dikarenakan pada suasana
asam senyawa-senyawa mangan (VI) yang mengandung ion manganat akan mengalami
disproporsionasi menjadi ion permanganat dan MnO2. Selain itu, dalam suasana asam ion
MnO42- bersifat sebagai oksidator sehingga mangan mengalami reaksi reduksi yang
menyebabkan penurunan biloks dari +6 menjadi +2. Sedangkan pada larutan B (yang
ditambahkan basa) terbentuk mangan (VI) sehingga warna filtrat yang dihasilkan hijau
{sesuai dengan warna khas mangan (VI)}. Hal ini dikarenakan ion ini stabil pada suasana
basa. Pada raksi ini, mangan mengalami reduksi atau penurunan bilangan oksidasi, dari +7
menjadi +6. Namun, ketika larutan hijau {mengandung mangan (VI)} ditambahkan
kembali dengan H2SO4 encer, kembali terbentuk larutan berwarna coklat muda yang tidak
sesuai dengan warna khas mangan (II)

Pada percobaan langkah kedua, sebanhyak 0.1 gr MnSO4 ke dalam gelas kimia dan
ditambahkan dengan 2 ml H2SO4 encer. Penambahan H2SO4 encer mengakibatkan larutan
berwarna bening dengan sisa MnSO 4 yang mengendap di dasar gelas kimia yang
menandakan MnSO4 tidak larut sempurna dalam H2SO4 encer. Setelah itu ditambahkan 10
ml H2SO4 pekat yang mengakibatkan larutan keruh dan masih terdapat butiran MnSO 4 yang
tidak larut.. Setelah didinginkan larutan menjadi agak kental dan terdapat endapan putih.
Setelah ditambahkan 5 tetes larutan KMnO4 terbentuk larutan berwarna merah marun yang
menandakan reaksi pembentukan mangan (II). Ion mangan (III) bersifat tidak stabil dengan
bilangan oksidasi +3. Senyawa ini mudah dioksidasi menjadi ion mangan (II) sehingga
pada saat dikocok, larutan menjadi berwarna ungu {warna khas mangan (III)}. Setelah
dicampurkan dengan 50 ml aquades, warna larutan kembali menjadi merah marun yang
menandakan mangan (II) terbentuk kembali.

7
Gambar 5.2.2 Hasil percobaan langkah 2

III. KESIMPULAN
Mangan adalah logam berat bersifat esensial, unsur mangan dapat berada dalam
berbagai keadaan tingkat oksidasi sehingga unsur mangan dapat mempunyai
bilangan oksidasi +1, +2, +3, +4, +5,+6 dan +7. Pada percobaan praktikum
didapatkan hasil warna yang sebagian besar sesuai dan dapat di simpulkan bahwa :
1. Pembuatan mangan (VI) dapat dilakukan dengan mereaksikan mangan (IV)
dengan mangan (VII) dalam suasana basa, sedangkan dalam suasana asam
dengan mereaksikan mangan (IV) dengan mangan (VII), mangan (VI) tidak
dapat terbentuk karena mudah terdisproporsionasi menjadi mangan (VII)
dan mangan (IV).
2. Mangan (VI) bersifat stabil dalam larutan basa dan tidak stabil dalam
larutan asam.
3. Pembuatan mangan (III) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II)
dengan mangan (VII) dalam suasana asam.
4. Mangan (III) tidak stabil dalam air, karena akan membentuk mangan (II)
kembali.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rusydi S, Budi Sarono, Sumiarti, Sujono. Penetapan Mangan (Mn) Dengan Pereaksi Tea
Dan Periodat Secara Spektofotometri . Batan: Pusat Pengembangan Geologi Nuklir
Rusdiana. Bahan Ajar Gizi Metabolisme Mineral. Semarang: Poltekkes, 2016.
Sriyanti. 2013. Bilangan Oksidasi Dan Reaksi-Reaksi Mangan Semarang: FMIPA
Universitas Diponegoro
Cotton dan Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman
Media Pustaka.
Anonim. 2008. Mangan. Didownload dari www.chem-is-try. org/tabel/periodik/mangan/
Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta. UI Press
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: UNY
Press

9
Thohari Anwar. 2018. https://sainskimia.com/unsur-kimia-mangan diakses pada 18 Maret
2021

LAMPIRAN

Skema Kerja

Percobaan 1

5 mL KMnO4
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Dimasukkan 2,5 mL H2SO4 1M ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan serbuk MnO2.
- Larutan dihomogenkan.
- Disaring, warna filtrat diamati.
- Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M.
- Diamati yang terjadi..

Hasil Pengamatan

10
5 mL KMnO4
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Dimasukkan 2,5 mL H NaOH 2 M ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan serbuk MnO2.
- Larutan dihomogenkan.
- Disaring, warna filtrat diamati.
- Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M.
- Diamati yang terjadi.

Hasil Pengamatan

Percobaan 2

1g MnSO4
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M
- Sebanyak 10 tetes H2SO4 encer ditambahkan,
- Dinginkan dengan air dingin
- Ditambahkan 10 tetes KMnO4
- Dimasukkan larutan yang terbentuk ke dalam 50 mL air,
- Diamati yang terjadi.

Hasil Pengamatan

11
Jawaban soal

1. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (VI) dapat dibuat dari reaksi
mangan (VII) dengan mangan (IV) dalam larutan asam? Jelaskan !

Jawab : Mangan (VI) dapat dibuat dengan reaksi mangan (VII) dan mangan (IV),
dalam larutan asam tetapi ion manganat atau mangan (IV) hanya stabil dalam
larutan yang amat basa dan mudah terdesporsionasi dengan persamaan reaksi
3MnO42- + 4H+ ⇾ MnO4- +MnO2 +2H2O

2. Bila konsentrasi asam atau mangan (VII) diperbesar, apakah mangan (VI) dapat
dihasilkan? Jelaskan !

Jawab : Bila konsentrasi asam mangan (VII) diperbesar, mangan (VI) tetap dapat
dihasilkan karena mangan (VII) akan tetap tereduksi menjadi mangan (VI).

3. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (VI) dapat dibuat dari reaksi
mangan (VII) dengan mangan (IV) dalam larutan basa? Jelaskan !

Jawab : Mangan (VI) dapat dibuat dengan reaksi mangan (VII) dan mangan (IV),
dalam larutan basa karena dalam larutan basa pemangat adalah oksidator kuat.
MnO4- + 2H2O +3e- ⇾ MnO2 + 4OH-

12
4. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (II) dapat dibuat dari reaksi
mangan (II) dengan mangan (IV) dalam larutan asam? Jelaskan !

Jawab : Mn2+ dapat diperoleh dari reaksi mereduksi M2+ dan Mn4+ dalam larutan
asam. Ion Mn akan diperoleh dengan oksidasi perosulfat larutan Mn 2+ atau
mereduksi MnO4-.

5. Bila konsentrasi asam atau mangan (II) diperbesar, apakah mangan (III) dapat
dihasilkan? Jelaskan !

Jawab : Mangan (III) dapat dihasilkan bila konsentrasi asam atau mangan (II)
diperbesar karena penambahan konsentrasi Mn(II) akan menggeser kesetimbangan
ke arah kanan atau produk.

6. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (III) dapat dibuat dari reaksi
mangan (II) dengan mangan (IV) dalam larutan basa ? Jelaskan !

Jawab : Mangan (III) tidak dapat dihasilkan dari reaksi mangan (II) dengan mangan
(IV), dalam larutan basa melalui oksidasi dengan O2 dan Cl2 dengan adanya asetil
aseton. Mangan (III) dapat dibuat dari reduksi mangan (II) dengan mangan (VII) dalam
larutan asam, tetapi apabila konsentrasi asam diperbesar kemungkinan tidak dihasilkan
mangan (III) karena akan tereduksi oleh air.

7. Bila konsentrasi basa diperbesar, apakah mangan (III) dapat dihasilkan ? Jelaskan !

Jawab : Mangan (III) tidak dapat dihasilkan dengan memperbesar konsentrasi basa
karena konsentrasi basa yang tinggi, mangan (III) akan tereduksi menadi mangan (II)
oleh air.

8. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (III) dapat dibuat dari reaksi
mangan (II) dengan mangan (VII) dalam larutan asam? Jelaskan ! Bila konsentrasi asam
diperbesar, apakah kemungkinan dihasilkan mangan (III) lebih besar ? Jelaskan

Jawab : Mangan (III) dapat dibuat dari reduksi mangan (II) dengan mangan (VII)
dalam larutan asam, tetapi apabila konsentrasi asam diperbesar kemungkinan tidak
dihasilkan mangan (III) karena akan tereduksi oleh air.

13
Referensi

14
15

Anda mungkin juga menyukai