Anda di halaman 1dari 20

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

PERUBAHAN KALOR DARI SUATU REAKSI KIMIA

OLEH:
NAMA : NISYA ZALFA ERNITA
NIM : K1A020045
KELOMPOK : 3A
HARI / TANGGAL : RABU, 10 MARET 2021
ASISTEN : NURSYA’BANIAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2021
2

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
JUDUL...........................................................................................................1
I. TUJUAN..................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................1
III. METODOLOGI PERCOBAAN.............................................................3
III.1.....................................................................................................Alat 3
III.2..................................................................................................Bahan 3
III.3...................................................................................Prosedur Kerja 3
III.4.......................................................................................Skema Kerja 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................5
4.1 Data Pengamatan..............................................................................5
4.2 Data Perhitungan..............................................................................6
4.3 Pembahasan ...................................................................................10
V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................17
5.1 Kesimpulan.......................................................................................17
5.2 Saran ................................................................................................17
VI. DAFTAR PUSTAKA............................................................................18

ii
3

PERUBAHAN KALOR DARI SUATU REAKSI KIMIA


I. TUJUAN
I.1. Menentukan tetapan Kalorimeter (K)
I.2. Menentukan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
I.3. Menentukan kalor penetralan HCl dan NaOH

II. TINJAUAN PUSTAKA


Termodinamika adalah salah satu cabang kimia yang mempelajari
hubungan antara kalor dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan
perubahan keadaan. Singkatnya, termodinamika adalah ilmu tentang
temperatur, panas, dan pertukaran energi (Tipler, 1991). Termodinamika
berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan
dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi termodinamika adalah
ilmu mengenai fenomena tentang energi yang berubahubah karena pengaliran
panas dan usaha yang dilakukan (Hani, 2010). Termodinamika berisikan
penjelasan mengenai kaitan antara besaran fisis tertentu yang
menggambarkan sikap zat di bawah pengaruh kalor. Besaran fisis ini disebut
koordinat makroskopis sistem. Kaitan atau rumus yang menjelaskan
hubungan besaran-besaran fisis diperoleh dari eksperimen dan kemudian
dapat digunakan untuk meramalkan perilaku zat di bawah pengaruh kalor.
Jadi, termodinamika merupakan ilmu yang berlandaskan pada hasil-hasil
eksperimen (Keenan, 1980).
Erat berkaitan dengan termodinamika ialah termokimia, yaitu ilmu yang
mempelajari perubahan maupun perpindahan kalor dalam suatu reaksi kimia.
Termokimia mengkaji kalori yang dihasilkan atau dibutuhkan dari suatu
reaksi kimia, contohnya pelarutan dan peleburan. Termokimia merupakan
penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia mengenai
kalor yang menyertai reaksi kimia. Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai
perubahan energi produk dan pereaksi pada volume tetap atau pada tekanan
tetap. Satuan tenaga panas dinyatakan dalam kalor, Joule, atau kilokalori.
Penentuan perubahan panas terjadi dalam reaksi kimia tersebut menggunakan
kalorimeter (Holman, 1997).
Hukum pertama termodinamika dikenal dengan prinsip konservasi energi
yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Penyataan ini disebut juga dengan Hukum Kekekalan Energi.
Jumlah energi total adalah tetap tetapi bisa timbul dalam bentuk lain. Hukum
kedua termodinamika dinyatakan dengan entropi. Hukum kedua menyatakan
entropi suatu sistem bertambah selama ada perubahan spontan. Entropi
didefinisikan sebagai bentuk ketidakteraturan perilaku partikel dalam sistem.

ii
4

Hukum ketiga termodinamika menyatakan entropi kristal sempurna pada nol


mutlak adalah tepat sama dengan nol (Atkins, 1999).
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai kalor.
Jadi, lebih tepat apabila istilah disebut kalor reaksi. Alat yang dipakai untuk
mengukur kalor reaksi disebut kalorimeter. Ada beberapa macam bentuk alat
ini, yaitu kalorimeter volume-konstan dan kalorimeter tekanan-konstan.
Kalorimeter volume-konstan biasanya digunakan untuk mengukur kalor
pembakaran dengan menempatkan senyawa yang massanya diketahui ke
dalam wadah baja yang diisi dengan oksigen pada tekanan 30 atm. Sementara
itu peralatan yang lebih sederhana dibandingkan kalorimeter volume-konstan
adalah kalorimeter tekanankonstan yang digunakan untuk menentukan
perubahan kalor untuk reaksi selain pembakaran. Kalorimeter tekanan
konstan yang terbuat dari dua cangkir kopi styrofoam. Cangkir luar berguna
untuk menyekat campuran reaksi dari lingkungan. Dua macam larutan yang
diketahui volumenya yang mengandung reaktan pada suhu yang sama akan
dicampurkan secara hati-hati dalam kalorimeter (Chang, 2004 : 173).
Kalor yang dihasilkan atau diserap oleh reaksi dapat ditentukan dengan
mengukur perubahan suhu. Peralatan ini mengukur pengaruh kalor pada
berbagai reaksi seperti penetralan asam-basa, kalor pelarutan dan kalor
pengenceran. Karena tekanannya konstan, perubahan kalor untuk proses
(qreaksi) sama dengan perubahan entalpi (DH) seperti dalam kalorimeter
volume-konstan, kita memperlakukan kalorimeter sebagai sistem terisolasi.
Lebih jauh lagi, dalam perhitungan kita mengabaikan kapasitas kalor yang
kecil dari cangkir kopi. Dalam prinsip kerja kalorimeter dikenal pula istilah
tetapan kalorimeter, yaitu jumlah kalori yang diserap oleh kalorimeter untuk
menaikkan suhunya sebesar satu derajat. Harga dari tetapan kalorimeter dapat
diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap kalorimeter dibagi
dengan perubahan suhu pada kalorimeter (Chang, 2004 : 173).

ii
5

III. PROSEDUR PERCOBAAN


III.1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kalorimeter, buret, beaker
glass, termometer, dan batang pengaduk

III.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquades, etanol, HCl
2M, NaOH 2,05M, serbuk Zn, dan CuSO4 1M

III.3. Cara Kerja


III.3.1.Penentuan Tetapan Kalorimeter
a. Air sebanyak 20 mL dimasukkan kedalam kalorimeter dengan buret,
temperatur dicatat
b. Air sebanyak 20 mL dipanaskan dalam beaker glass sampai kira-kira 10°
diatas temperatur kamar, temperature dicatat
c. Air panas dicampurkan pada nomer b ke dalam kalorimeter, diaduk,
diamati, temperaturnya setiap satu menit selama 10 menit
d. Kurva temperatur vs harga dibuat untuk menentukan harga penurunan
temperatur air panas dan penaikkan temperatur air dingin

III.3.2.Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


a. Sebanyak 40 mL larutan CuSO4 1M dimasukkan kedalam kalorimeter
b. Temperatur dicatat selama dua menit dengan selang waktu 0,5 menit
c. Sebanyak 3,0 g serbuk Zn ditimbang dengan teliti
d. Serbuk Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 atau kalorimeter (no.a)
e. Temperatur dicatat setiap satu menit selama 10 menit
f. Kenaikan temperatur dengan grafik temperatur vs waktu digambar

III.3.3.Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


a. Sebanyak 20 mL HCl 2M dimasukkan kedalam kalorimeter
b. Temperatur dalam kalorimeter diukur
c. Sebanyak 20 mL NaOH 2,05 M diukur. Temperaturnya dicatat (diatur
sedemekian sehingga temperaturnya sama dengan temperatur HCl)
d. Larutan basa ini dicampurkan ke dalam kalorimeter dan dicatat
temperatur campuran setiap 0,5 menit selama 5 menit
e. Grafik temperatur vs waktu dibuat untuk menentukan perubahan
temperatur akibat reaksi ini
f. ΔH penetralan dihitung jika kerapatan larutan 1,03 g/mL, dan kalor
jenisnya 3,96 J.g-1.K

ii
6

III.4. Skema Kerja


III.4.1. Penentuan Tetapan Kalorimeter

Air sebanyak 20 mL
-dimasukan kedalam kalorimeter dengan buret
-dicatat temperaturnya
-dipanaskan 20 mL air dalam beaker glass
-dicatat temperaturnya
-dicampurkan air panas kedalam kalorimeter
-diaduk
-diamati temperaturnya setiap satu menit selama 10 menit
-dibuat kurva temperature vs waktu

Hasil
III.4.2. Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
40 mL CuSO4 1M

-dimasukan ke dalam kalorimeter


-dicatat temperaturnya selama 2 menit dengan selang waktu 0,5 menit
-ditimbang sebanyak 3 gram serbuk Zn
-dimasukan serbuk Zn kedalam larutan CuSO4
-dicatat temperaturnya setiap satu menit selama 10 menit
-dibuat grafik temperatur vs waktu

Hasil

III.4.3. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


20 mL HCl 2M

-dimasukan ke dalam kalorimeter


-diukur temperaturnya
-diukur 20 mL NaOH 2,05 M
-dicatat temperaturnya
-dicampurkan kedalam kalorimeter
-dicatat temperaturnya setiap 0,5 menit selama 5 menit
-dibuat grafik temperatur vs waktu
-dihitung ΔH penetralan

Hasil

ii
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Penentuan tetapan kalorimeter


Bahan Suhu
20 mL air dingin 28℃
20 mL air panas 38℃

Campuran air dingin dan air panas dalam kalorimeter

Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Rata-rata
(menit) 0
Suhu (℃) 32 3 32 3 31 31 30 30 3 3 31
2 2 0 0

4.1.2 Penentuan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


a. 40 mL CuSO4 1M
Waktu (menit) 0,5 1 1,5 2 Rata-rata
Suhu (°C) 29 29 29 29 29

b. Campuran Zn dan CuSO4


Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Suhu (°C) 31 32 32 32 3 34 3 34 34 34 33
2 4

4.1.3 Penentuan Kalor Penetralan HCL + NaOH


a. 40 mL CuSO4 1M
Bahan Suhu
20 mL HCl 2M 28°C
20 mL NaOH 2,05 M 28°C

b. Campuran Zn dan CuSO4


Waktu (menit) 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Rata-rata
Suhu (°C) 35 36 36 36 37 38 38 38 38 38 37

4.2 Data Perhitungan

1. Penentuan Temperatur Kalorimeter


Diketahui :
Massa jenis air = 1 g/mL

ii
8

Massa air dingin (md) = 20 gram


Massa air panas (mp) = 20 gram
Suhu air dingin (Td) = 28℃ = 301 K
Suhu air panas (Tp) = 38℃ = 311 K
Suhu air campuran (Tc) = 31℃ = 304 K
Kalor jenis air (s) = 4,2 J.g.K-1
Perubahan suhu = ∆T

a. Kalor yang diserap kalorimeter (q4)


q1 = (md × s× ∆T) Joule
q1 = 20 × 4,2 × (Tc −¿ Td)
q1 = 20 × 4,2 × (304 – 301)
q1 = 84 × 3 = 252 Joule

b. Kalor yang diberikan air panas (q2)


q2 = (mp × s × ∆T) Joule
q2 = 20 × 4,2 × (Tp −¿ Tc)
q2 = 20 × 4,2 × (311 – 304)
q2 = 84 × 7 = 588 Joule

c. Kalor yang diterima kalorimeter (q3)


q3 = (q2 – q1) Joule
= (588 – 252) Joule
= 336 Joule
d. Tetapan kalorimeter (k)
k = (q3 / ∆ T ) JK-1
= ( 336/ Tc – Td) JK-1
= ( 336/ 304 – 301) JK-1
= ( 336/3) JK-1
= 112 JK-1

2. Penetapan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


Diketahui :
Massa jenis larutan ZnSO4 = 1,14 g/mL
Massa larutan ZnSO4 (m1) = 45,6 gram

ii
9

Suhu awal CuSO4(T1) = 29oC = 302 K


Suhu campuran (T2) = 33oC = 306 K
Suhu air campuran (Tc) = 31oC = 304 K
Kalor jenis larutan (s) = 3,52 J.g.K-1
Jumlah mol zat (n) = 0,040 mol
Perubahan suhu = ΔT
Tetapan kalorimeter (k) = 112 JK-1

a. Kalor yang diserap kalorimeter (q4)


q4 = (k x ΔT) Joule
= k x (T2 – T1) Joule
= 112 x (306-302) Joule
= 448 Joule

b. Kalor yang diserap larutan (q5)


q4 = (m1 x s x ΔT) Joule
= m1 x s x (T2 – T1)
= 45,6 x 3,52 x (306-302) Joule
= 642, 048 Joule

c. Kalor yang dihasilkan oleh reaksi (q6)


q6 = (q4 + q5) Joule
= (448 + 648,048) Joule
= 1090,048 Joule
d. Entalpi reaksi (∆ H r)
q6
∆ Hr = J.mol-1
n
1090,048
=
0,040

ii
10

= 27251,2 J.mol-1

3. Penetapan kalor penetralan HCl dan NaOH


Diketahui:
Massa jenis larutan = 1,03 g/mL
Volume larutan = 40 mL
Massa larutan (m) = 41,2 g
Suhu awal (Ta) = 28°C = 301°K
Suhu campuran (Tc) = 37°C = 310°K
Kalor jenis larutan (s) = 3,96 J.g/K
Jumlah mol NaCl (n) = 0,040 mol
Penaikan temperature = ΔT2
Tetapan kalorimeter =k

a. Kalor yang diserap lingkungan (q7)


q7 = (m x s x ΔT2) joule
q7 = m x s x (Tc – Ta)
q7 = 41,2 x s 3,96 x (310 – 301)
q7 = (41,2 x 3,96 x 9) joule
q7 = 1468,368 joule

b. Kalor yang diserap kalorimeter (q8)


q8 = (k x ΔT2) joule
q8 = (112 x 9) joule
q8 = 1008 joule

c. Kalor yang dihasilan oleh reaksi (q9)


q9 = (q7 + q8) joule
q9 = (1468,368 + 1008) joule
q9 = 2476,368 joule

d. Entalpi reaksi (∆Hn)


∆Hn = (q9 / n) J.mol-1
∆Hn = (1008 / 0,040) J.mol-1

ii
11

∆Hn = 25,200 J.mol-1

4.3 Pembahasan

4.3.1 Termokimia
Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang
kalor reaksi. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang

ii
12

dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor
tersebut (David, 2001). Termokimia mengkaji kalori yang dihasilkan atau
dibutuhkan dari suatu reaksi kimia, contohnya pelarutan dan peleburan.
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap
peristiwa kimia mengenai kalor yang menyertai reaksi kimia. Panas reaksi dapat
dinyatakan sebagai perubahan energi produk dan pereaksi pada volume tetap atau
pada tekanan tetap. Satuan tenaga panas dinyatakan dalam kalor, Joule, atau
kilokalori. Penentuan perubahan panas terjadi dalam reaksi kimia tersebut
menggunakan kalorimeter (Holman, 1997).
4.3.2 Kalorimeter
Kalori meter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur
kalor jenis suatu zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran.
Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
diketahui.Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang agak lebih
besar.Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat misalkan gabus atau
wol.Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran kalor
dengansekitar kalori meter dapat dikurangi (Keenan,1980).
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu
zatdicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk
agardiperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang
suhunya berbeda. Azas penggunaan kalori meter adalah azas black. Setiap dua be
ndaatau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu
lebihtinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih
rendahakan menyerap kalor hingga mencapai keseimbangan, yaitu suhunya
sama.Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus imbang. Kalor
yangdilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum
kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini dapat
dituliskansebagai berikut.
 Q lepas = Q terima

Dengan Q = m . c . ∆t
keterangan:
Q= banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m= massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
c= kalor jenis zat (J/kgoC)
∆t= kenaikan/perubahan suhu zat (oC)

ii
13

C= kapasitas kalor suatu zat (J/oC)


Perubahan energi yang terjadi pada kalorimeter yaitu dari energi listrik
menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan
energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan. Sebuah
kalorimeter terdiri atas dua bejana yang terpisahkan oleh suatu ruang udara.
Bejana di bagian dalam terbuat dari alumunium mengkilat, dengan tujuan untuk
mengurangi penyerapan kalor oleh dinding bejana. Tutup bejana terbuat dari kayu
yang merupakan bahan penghantar panas yang buruk sehingga tidak banyak panas
atau kalor yang lepas. Kalorimeter juga dilengkapi dengan pengaduk yang
berfungsi untuk mengaduk air di dalam supaya diperoleh temperatur yang
homogen saat pencampuran dua zat berbeda suhu (Serway & Jewett, 2010).

4.3.1 Kalorimeter (Chang, 2004)

4.3.3 Hasil Pembahasan dan Perhitungan


a. Penentuan Temperatur Kalorimeter
Pada percobaan pertama 20 mL aquades dumasukkan ke dalam kalorimeter
lalu di ukur temperaturnya, di panaskan sampai 10° diatas temperatur kamar,
kemudian di campur 20 mL air panas ke dalam kalorimeter dan diamati
temperaturnya setiap 1 menit, pengadukan ini berfungsi untuk mempermudah

ii
14

pencampuran atau reaksi. Dari percobaan ini di hasilkan kalor yang diserap
kalorimeter (q4) sebesar 252 Joule, Kalor yang diberikan air panas (q2) sebesar
588 Joule, Kalor yang diterima kalorimeter (q3) sebesar 336 Joule dan Tetapan
kalorimeter (k) sebesar 112 JK-1..

4.3.2 Pemanasan Aquades


b. Penetapan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)
Pada percobaan kedua dimasukkan 40 mL CuSO4 ke dalam kalorimeter
kemudian temperature dicatat selama 2 menit dengan selang waktu 0,5 menit,
lalu dimasukkan 3 gram serbuk Zn ke dalam kalorimeter yang berguna unutk
menghasilkan pans pada reaksi, temperature dicatat setiap 1 menit dalam
waktu 10 menit. Dari percobaan ini di hasilkan Kalor yang diserap kalorimeter
(q4) 448 Joule, Kalor yang diserap larutan (q5) sebesar 642, 048 Joule, Kalor
yang dihasilkan oleh reaksi (q6) sebesar 1090,048 Joule dan Entalpi reaksi (
∆ H r) sebesar 27251,2 J.mol-1

4.3.3 Penambahan serbuk Zn ke dalam kalorimeter

c. Penetapan kalor penetralan HCl dan NaOH


Pada percobaan ketiga dimasukkan 20 Ml HCl ke dalam kalorimeter
dan di catat temperaturnya, di =lanjutkan dengan dimasukkannya 20 mL
NaOH 2,05 N ke dalam kalorimeter yang berguna sebagai penetral untuk HCl,
lalu dicatat temperaturnya setiap 0,5 menit selama 5 menit. Dari percobaan ini

ii
15

di hasilkan Kalor yang diserap lingkungan (q7) sebesar 1468,368 joule, Kalor
yang diserap kalorimeter (q8) sebesarm1008 joule, Kalor yang dihasilan oleh
reaksi (q9) sebesar 2476,368 joule dan Entalpi reaksi (∆Hn) sebesar 25,200
J.mol-1.

4.3.4 Penambahan NaOH ke dalam calorimeter

4.3.4 Kurva Perbandingan Antara Temperatur dan Waktu


a. Penentuan Tetapan Kalorimeter

ii
16

Penentuan Tetapan Kalorimeter


32.5

32

31.5

31

30.5

30

29.5

29
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit 6 menit 7 menit 8 menit 9 menit 10
menit

b. Penetapan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)

Penetapan Kalor Reaksi Zn(s) + CuSO4(aq)


34.5
34
33.5
33
32.5
32
31.5
31
30.5
30
29.5
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit 6 menit 7 menit 8 menit 9 menit 10 menit

c. Penetapan kalor penetralan HCl dan NaOH

ii
17

Penetapan kalor penetralan HCl dan NaOH


38.5
38
37.5
37
36.5
36
35.5
35
34.5
34
33.5
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit 6 menit 7 menit 8 menit 9 menit 10
menit

4.3.5 Persamaan reaksi


Pada percobaan ini di dapatkan dua persamaan reaksi yaitu:
a. Pada percobaan kedua Zn(s)+ CuSO4(aq) 

Reaksi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan ion sebagai berikut.


Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+ (aq) + Cu(s)
b. Pada percobaan ketiga HCl(aq) + NaOH(aq)

Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H + dari HCl akan bereaksi
dengan ion OH– dari NaOH membentuk air (H2O). Reaksi ini disebut reaksi
penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl
membentuk garam NaCl.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

4.3.6 Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Reaksi eksoterm adalah sebuah reaksi pembentukan ikatan kimia yang
mengubah energi kimia menjadi energi kinetik ketika sistem melepaskan kalor ke
lingkungan (Zemansky & Dittman, 1986). Contoh dari reaksi eksoterm dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya adalah pembakaran kayu, pembuatan es batu,
dan pembakaran di dalam tubuh menusia dengan mengeluarkan energi panas
berupa keringat saat berolahraga. Selain itu, proses respirasi juga termasuk dalam
reaksi eksoterm. Proses respirasi telah mengubah energi yang tersimpan dalam
makanan menjadi kalor. Reaksi yang terjadi adalah pembakaran glukosa dan
melepaskan kalor (Mundilarto, 1983).

ii
18

Reaksi endoterm adalah sebuah reaksi pelepasan ikatan kimia yang


membutuhkan energi atau kalor sehingga sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Suhu sistem yang mengalami penurunan mengaharuskan sistem untuk menyerap
kalor agar kembali ke keadaan suhu awal (Zemansky & Dittman, 1986). Contoh
dari reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah proses
fotosintesis dan pembuatan api unggun. Proses fotosintesis dapat terjadi jika
tumbuhan mendapatkan panas matahari. Pembuatan api unggun di daerah
pegunungan berfungsi untuk menghangatkan tubuh melalui energi panas yang
diserap oleh tubuh (Mundilarto, 1983).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai tetapan Kalorimeter (K) yang di dapat dalam percobaan dengan


persamaan k = (q3 / ∆ T ) JK-1 adalah 112 JK-1
2. Nilai kalor reaksi Zn(s) + CuSO4(aq) yang di dapat dalam percobaan dengan
persamaan q6 = (q4 + q5) Joule atau ((k x ΔT) + (m1 x s x ΔT)) Joule adalah
1090,048 Joule
e. Nilai kalor penetralan HCl dan NaOH yang di dapat dalam percobaan
dengan persamaan Entalpi reaksi (∆Hn) = (q9 / n) J.mol-1 adalah 25,200
J.mol-1

ii
19

5.2 Saran

Sebaiknya ketika pencatatan temperature dengan selang waktu yang


ditentukan dilakukan degan cara berulang agar hasil yang didapatkan untuk
perhitungan selanjutnya mendapatkan hasil yang pasti.

DAFTAR PUSTAKA

Tipler, Paul A. (1991). Fisika untuk Sains dan Tekmik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Hani, A.R dan Handoko Riwidikko. (2007). Fisika Kesehatan. Nuha
Medika:Yogyakarta
Keenan, C. W. (1980). Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Holman. (1997). Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga.
Atkins, P. W. (1999). Kimia Fisika Jilid II. Jakarta: Erlangga.

ii
20

Chang Raymond . (2004) . Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 3 . Jakarta:


Erlangga
David W. Oxtoby, dkk, (2001) Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid
I. Jakarta: Erlangga.
Serway & Jewett. (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba
Teknika.
Chang, Raymond. (2004). Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. (1987). Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
Mundilarto. (1983). Materi Pokok Fisika Dasar II. Jakarta: UI-Press.
Zemansky & Dittman. (1986). Kalor dan Termodinamika. Bandung: ITB.

ii

Anda mungkin juga menyukai