Anda di halaman 1dari 1

Hipolisis

cari artikel ...

Home / Praktikum Fisika

Laporan Kalorimeter
0
update terakhir: Jun 23, 2022

#JagaSehatmu dan Keluarga


Biar aktivitas lancar, badan selalu sehat. Yuk konsultasi kesehatan
di KlikDokter.

KlikDokter Buka

23 Juni 2017:
waktu publish
14 April 2022:
redirect ke permalink baru
update format struktur
laporan praktikum
update persamaan ke mathjax
13 May 2022:
scrolling daftar pustaka

Daftar isi Sembunyikan

I. Latar belakang
II. Tujuan Percobaan
III. Dasar Teori
IV. Metodologi Percobaan
V. Data dan Analisa
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
VIII. Bagian Pengesahan
IX. Lampiran

Punya laporan praktikum yang sudah


tidak digunakan? Jual saja pada blog
ini (hipolisis.com). Laporan praktikum
akan dibeli dengan harga Rp
50.000,00 per laporan. Tertarik?
Silahkan baca syarat dan ketentuannya
di halaman jual laporan praktikum.

*Artikel rekomendasi sebelum


membaca laporan praktikum di bawah
ini:
format penulisan laporan praktikum

MENGUKUR KAPASITAS KALOR


KALORIMETER DAN KALOR JENIS
ALUMINIUM DENGAN KONSEP
ASAS BLACK

I. Latar belakang

S
ecara umum untuk mendeteksi adanya
kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda atau dengan
suatu alat yang dinamakan kalorimeter.
pertukaran energi kalor merupakan dasar
teknik yang dikenal dengan nama kalorimeter,
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari
pengukuran kalori. ketika zat menerima kalor
maka zat itu akan mengalami kenaikan suhu
hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut
akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud air padat menjadi cair.
Sebaliknya, jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka
zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor.

Pada kehidupan sehari-hari sering ditemui


beberapa kejadian yang melibatkan
perpindahan kalor. Misalnya satu gelas air
dingin dicampur dengan satu gelas air panas,
maka air panas akan melepaskan kalor
sedangkan air dingin akan menerima kalor.
sehingga akan didapatkan suhu campuran
yang seimbang.

Berdasarkan prinsip perpindahan kalor, banyak


sekali manfaat dalam bidang pangan
diaplikasikan sebagai pengering suatu bahan
makanan karena dengan pengeringan mikroba
pada makanan akan mati dan tidak tumbuh,
dan sebagai penggoreng bahan makanan
(Giancoli, 1997).

Oleh karena banyaknya kejadian dalam


kehidupan sehari-hari yang melibatkan
perpindahan kalor maka percobaan ini penting
untuk dipahami, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

II. Tujuan
2.1 Memahami prinsip kerja kalorimeter
2.2 Mengukur nilai kapasitas kalor dari
kalorimeter
2.3 Mengukur kalor jenis alumunium

III. Dasar Teori


Kalorimeter merupakan suatu alat yang
fungsinya untuk mengukur kalori jenis suatu
zat. Salah satu bentuk kalorimeter adalah
kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri
dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan
dalam bejana lain yang agak lebih besar.
Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat
misal gabus atau wol. Kegunaan bejana luar
adalah sebagai isolator agar pertukaran kalor
dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi
(Keenan, 1980).

Energi termal adalah energi kinetik acak dari


partikel yang menyusun suatu sistem. Panas Q
adalah energi termal berpindah dari suatu
sistem pada suatu temperatur ke sistem yang
lain yang mengalami kontak/bersentuhan
dengannya, tetapi benda pada temperatur
yang lebih rendah. Satuan SI nya adalah Joule,
satuan-satuan lain yang digunakan untuk
panas adalah kalori (1 Kal = 4,184 J) dan satuan
panas Inggris atau British thermal unit (1 Btu =
1054) (Bueche, 2006).

Sejumlah energi panas tertentu dibutuhkan


untuk mengubah fasa sejumlah zat tertentu.
Panas yang dibutuhkan sebanding dengan
massa zat. Panas yang dibutuhkan untuk
mencairkan zat bermassa m tanpa perubahan
temperaturnya adalah:

Q = mLj (1)

dengan Lj dinamakan panas laten peleburan


zat tersebut. Untuk pencairan es menjadi air
pada tekanan 1 atm. Panas laten peleburan
adalah 333,5 kJ/kg = 79,7 kkal/kg. Bila
perubahan fasa adalah dari cairan menjadi gas,
maka panas yang dibutuhkan adalah:

Q = mLv (2)

dengan Lv dinamakan panas laten penguapan.


Untuk air pada tekanan 1 atm. Panas laten
penguapan adalah 2,26 mJ/kg = 540 kkal/kg
(Tipler, 2002).

Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi


sampai suhu tertentu. Dengan cepat zat itu
dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi
air dengan suhu dan massanya yang sudah
diketahui. Kalorimeter diaduk sampai suhunya
tidak berubah lagi. Dengan menggunakan
hukum kekekalan energi, kalor jenis yang
dimasukkan dapat dihitung (Syukri, 1999).

Panas jenis benda dengan mudah dapat diukur


dengan memanaskan benda sampai
temperatur tertentu yang mudah diukur
dengan menempatkannya dalam bejana air
yang massa dan temperaturnya diketahui dan
dengan mengukur temperatur kesetimbangan
akhir. Jika seluruh sistem terisolasi dengan
sekitarnya, maka panas yang keluar dari benda
sama dengan panas yang masuk ke air dan
wadahnya. Prosedur ini disebut dengan
kalorimetri dan wadah air yang terisolasi
dinamakan kalorimeter. Misalkan m adalah
massa benda, c adalah kalor jenis dan T0
adalah temperatur awal. jika T1 adalah
temperatur akhir benda dalam bejana air,
maka panas yang keluar dari benda adalah:

Diskon Peralatan Rumah Tangga


Shopee

Qkeluar = mc(T0 − T1 ) (3)

Jika T0 adalah temperatur awal air dan


wadahnya dan T1 adalah temperatur akhir
benda dan air panas, maka panas yang diserap
oleh air dan wadahnya adalah

Qmasuk = ma ca (T1 − T0 ) + mw cw (T1

dengan ma dan ca adalah massa dan panas


jenis air dan mw dan cw adalah massa dan
panas jenis wadah. Karena jumlah panas ini
sama, panas jenis c benda dapat dihitung
dengan menuliskan panas yang keluar dan
masuk:

Qkeluar = Qmasuk
mc(T0 − T1 ) = ma ca (T1 − T0 ) + mw c

karena hanya beda temperatur yang ada


dalam persamaan diatas dan karena kelvin dan
celcius berukuran sama, maka temperatur
dapat diukur dengan skala celcius maupun
kelvin tanpa mempengaruhi hasil (Moran,
2004).

Kalor jenis bahan sejumlah zat dapat dilihat


dalam tabel berikut: (Kane, 1991).

Tabel 1. Kalor jenis berbagai zat

Kalor jenis (c)


Zat
Kal/(g°C) J/(kg K)

Air 1,000 4200

Air laut 0,930 3900

Alkohol 0,550 230

Aluminium 0,214 900

Besi 0,110 460

Emas 0,031 130

Es 0,595 2500

Kaca 0,160 670

Kuningan 0,900 380

Minyak tanah 0,520 220

Perak 0,056 230

Raksa 0,033 140

Tembaga 0,093 390

Timbal 0,031 130

IV. Metodologi Percobaan


4.1 Alat dan Bahan
a. Kalorimeter berfungsi untuk mengukur
kalor jenis suatu zat benda (1 buah).
b. Termometer berfungsi untuk mengukur
suhu air (2 buah).
c. Neraca berfungsi untuk mengukur
massa kalorimeter dan massa air (1
buah).
d. Logam aluminium berfungsi sebagai
benda yang akan diukur kalor jenisnya
(1 buah).
e. Gelas ukur berfungsi sebagai tempat
pengukuran air dingin yang akan
dimasukkan ke dalam kalorimeter (1
buah).
f. Pemanas berfungsi untuk memanaskan
air (1 buah).
g. Air (secukupnya).

4.2 Gambar Alat


4.3 Langkah Kerja


4.3.1 Mengukur kalor jenis kalorimeter

Gambar 1. Diagram alir prosedur percobaan


pengukuran kalor jenis kalorimeter

4.3.2 Mengukur kalor jenis logam


aluminium

Gambar 2. Diagram alir prosedur percobaan


pengukuran kalor jenis logam aluminium

4.4 Metode Grafik


4.4.1 Grafik 1

Gambar 3. Metode grafik pengukuran kalor jenis


kalorimeter

4.4.2 Grafik 2

Gambar 4. Metode grafik pengukuran kalor jenis


logam aluminium

V. Data dan Analisa


5.1 Data Percobaan

5.2 Analisa Data


Prinsip pada percobaan ini adalah
menggunakan prinsip Asas Black yaitu dengan
cara mencampurkan kedua zat yang
mempunyai perbedaan suhu dalam
kalorimeter, zat yang mempunyai suhu tinggi
akan melepaskan kalor dan zat yang
mempunyai suhu rendah akan menerima kalor
yang dilepaskan sehingga suhu akhir atau
campuran dapat ditentukan, kemudian salah
satu variabel yang belum diketahui seperti
kalor jenis, kapasitas bahan kalor, massa dan
kalor dapat ditentukan melalui persamaan.
Proses dalam kalometri (metode untuk
mengukur panas pada kalorimeter)
berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada
energi yang lepas atau masuk dari luar ke
dalam kalorimeter.

Rekomendasi Laporan lain:

Laporan Bandul Matematis


Laporan Air Track
Laporan Pegas

Energi kalor adalah energi kinetik acak dari


partikel yang menyusun suatu sistem, zat yang
mempunyai suhu lebih tinggi melepaskan
kalor karena mempunya energi kinetik partikel
yang lebih tinggi (kecepatannya lebih tinggi Ek
≈ V) daripada zat yang bersuhu lebih rendah.
Pada saat pencampuran suatu zat, terjadi
tumbukkan-tumbukkan secara acak dari
partikel yang bersuhu lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah, karena energi kinetik suhu
yang lebih tinggi lebih besar daripada suhu
yang lebih rendah maka tumbukkan pada
partikel yang bersuhu lebih tinggi juga besar
(Ek ≈ V ≈ P). Jadi ketika partikel-partikel dari zat
yang bersuhu lebih tinggi menumbuk zat-zat
partikel yang bersuhu rendah, terjadi hukum
kekekalan energi kinetik, yaitu energi kinetik
yang dihasilkan oleh tumbukan partikel suhu
tinggi akan berpindah ke partikel suhu rendah
(Eki = Ekf , Ek kekal pada gas ideal). Jika sistem
terisolasi sempurna pada pencampuran zat
maka seluruh partikel-partikel dari zat tersebut
akan saling menumbuk, sehingga seluruh
energi kinetik partikel pada sistem tersebut
akan sama dan pada saat inilah terjadi
keseimbangan suhu (suhu campuran). Jadi
inilah alasan mengapa kalor dilepaskan oleh
zat yang bersuhu lebih tinggi karena energi
kinetiknya lebih besar dan terjadi hukum
kekekalan energi kinetik.

Pada percobaan ini juga terjadi konversi energi


listrik menjadi energi kalor pada pemanas air.
Kemudian definisi dari energi listrik itu sendiri
adalah energi yang diakibatkan oleh muatan
listrik (statis) atau ion (positif atau negatif)
yang menyebabkan medan listrik statis atau
gerakan elektron dalam konduktor
(penghantar listrik), gerakan partikel (energi
kinetik) yang acak inilah yang menyebabkan
munculnya energi kalor, jadi itulah mengapa
bisa terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi kalor karena terjadi gerakan elektron
dalam konduktor yang menghasilkan energi
kalor (listrik ⟶ mekanik (gerak) ⟶ kalor).
Dalam hal ini juga terjadi peristiwa Asas Black,
yaitu energi listrik yang dilepas oleh pemanas
air akan diterima oleh kalorimeter dan air,
sehingga terjadi perubahan panas pada air dan
kalorimeter. Perpindahan kalor yang terjadi
pada air ini adalah perpindahan jenis konveksi,
karena hanya terjadi perpindahan partikel-
partikel zat yang disebabkan oleh perbedaan
massa jenis. Ketika air di bagian bawah
memuai akibat dipanaskan oleh pemanas air,
massa jenisnya akan berkurang sehingga akan
membuat air yang bersuhu tinggi di bagian
bawah tersebut bergerak naik (ke atas),
tempatnya digantikan oleh air yang suhunya
lebih rendah, yang bergerak turun karena
massa jenisnya lebih besar (ρ ≈ m ≈ 1/T).

Pada saat percobaan, air dingin diambil untuk


melakukan percobaan selanjutnya karena pada
percobaan ini dilakukan 5 kali variasi massa air
panas, akibatnya suhu pada kalorimeter masih
tetap panas karena percobaan sebelumnya,
dengan mengetahui konsep dari Asas Black
maka kalorimeter diisi dengan air dingin
sampai panas yang terdapat pada kalorimeter
bisa turun dan terjadi keseimbangan termal
sehingga suhu pada kalorimeter menjadi tidak
tinggi lagi. Konsep dari Asas Black ini juga
dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari,
contohnya pada penghangatan es krim yang
terlalu dingin dan pendinginan pada kopi yang
terlalu hangat, udara yang dihembuskan
melalui mulut akan bercampur dengan udara
pada kopi atau es krim tersebut, sehingga
dapat tercapai keseimbangan termal yang
menyebabkan suhu pada es krim dan kopi
tersebut menjadi tidak terlalu rendah dan
tinggi lagi.

Variabel bebas pada percobaan ini adalah


massa air panas karena faktor ini yang
mempengaruhi terjadinya perubahan hasil
atau variabel ini merupakan variabel yang
divariasikan dalam percobaan, variabel
terikatnya adalah suhu (air panas, air dingin,
campuran) karena faktor ini merupakan hasil
dari pengaruh variabel bebas, variabel
kontrolnya adalah kalor jenis air, kalor jenis
kalorimeter, massa air dingin dan massa
kalorimeter karena faktor-faktor ini merupakan
variabel pengendali yang menyebabkan
hubungan antara variabel terikat dan variabel
bebas bisa berlangsung konstan atau faktor
lain yang mendukung terjadinya hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat.

Tabel data percobaan 5.1.1 pengukuran nilai


kalorimeter menunjukkan bahwa massa air
panas mempengaruhi hasil dari suhu
campuran, semakin banyak air panas yang
dicampurkan pada air dingin semakin tinggi
juga suhu campuran yang dihasilkan. Hasil itu
dapat terlihat pada data percobaan 2 sampai
ke 5 pada tabel percobaan 5.1.1, pada data
percobaan ke 1 tidak dipenuhi pengaruh dari
air panas tersebut karena mungkin terdapat
kesalahan dalam percobaan, kemungkinan
dalam pengukuran suhu akhir campuran air
belum tercampur seluruhnya atau secara
merata. Pada tabel percobaan 5.1.2
pengukuran nilai kalor jenis logam aluminium
terdapat konsep serupa dengan pengukuran
nilai kalor jenis kalorimeter, yaitu massa air
panas mempengaruhi hasil dari suhu
campuran. Hasil itu dapat terlihat pada data
percobaan ke 1 sampai ke 5 pada tabel
percobaan 5.1.2.

Elektronik Lengkap di Shopee


Shopee

Menurut literatur dari fisika dasar karya Joseph


w kane tahun 1991 menyatakan bahwa kalor
jenis air dan aluminium masing-masing adalah
sebesar 4200 J/(kg°C), harga kalor jenis air ini
digunakan dalam percobaan ini dan harga dari
kalor jenis aluminium digunakan sebagai
perbandingan hasil dalam percobaan.
Perhitungan yang digunakan pada percobaan
ini adalah dengan metode grafik, berikut ini
adalah 2 gambar grafik untuk menghitung
kalor jenis dari kalorimeter dan kalor jenis dari
logam aluminium:

Tc − Tad
Gambar 5. Hubungan dengan map pada
Tap − Tc
pengukuran kalor jenis kalorimeter

Tc − Tad
Gambar 6. Hubungan dengan map pada
Tap − Tc
pengukuran kalor jenis logam aluminium

Pada gambar grafik pengukuran kalor jenis


kalorimeter didapatkan nilai gradien sebesar m
= (0,011 ± 1,510) dengan ketelitian sebesar
75,5%. Pada gambar grafik pengukuran kalor
jenis logam aluminium didapatkan nilai
gradien sebesar m = (0,011 ± 1,515) dengan
ketelitian sebesar 82,9%. Pada metode grafik
ini didapatkan nilai kalor jenis kalorimeter dan
aluminium serta kapasitas kalor kalorimeter
sebesar ck = 864,354 J/(kg°C), cl = 1063,28
J/(kg°C), Ck = 128,529 J/°C. Hasil kalor jenis
logam aluminium ini berbeda pada literatur
dari fisika dasar karya Joseph w kane tahun
1991, perbedaan ini terjadi karena kesalahan-
kesalahan yang terjadi selama percobaan, yaitu
kurang teliti dalam menimbang air dan
kalorimeter, kurang teliti dalam mengukur
suhu air, kemungkinan ada energi yang
diserap oleh benda lain atau suhu logam waktu
dipanaskan banyak yang hilang ke lingkungan,
dalam pengukuran suhu akhir campuran air
belum tercampur seluruhnya, dan kesalahan
dalam perhitungan.

VI. Kesimpulan
6.1 Prinsip kerja dari kalorimeter adalah
menggunakan prinsip Asas Black yaitu
dengan cara mencampurkan kedua zat
yang mempunyai perbedaan suhu dalam

Anda mungkin juga menyukai