Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul K2 – Panas Jenis Zat Padat


Dzulfikri Shofwan Makarim/23513063
Asisten : Mita Maharani Maysnaini
Tanggal Praktikum : 16 November 2023
Prodi Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik Siipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Abstrak – Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja dan prinsip
kalorimeter, mengetahui nilai kalor jenis suatu zat, dan memprediksikan kenaikan suhu zat
padat ketika menerima energi kalor.
Praktikum ini didasarkan pada konsep azas Black yang menyatakan tentang kesetaraan
energi kalor yang dilepas terhadap energi kalor yang diterima benda yang bersentuhan. Sejalan
dengan itu, hal ini sesuai dengan hukum 1 Termodinamika yang menyatakan bahwa energi
hanya berubah menjadi bentuk lainnya (atau benda lainnya).
Dari percobaan ini, kita mendapatkan hasil berupa nilai kalor jenis zat pada besi dan
alumunium sebesar -0,1745 kal/gr oC dan -0,433 kal/gr oC.
Praktiknya dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan termos, panci masak,
pemanas ruangan, AC, dan lain sebagainya.

Kata kunci – kalorimeter; logam; kenaikan suhu; benda padat


I. PENDAHULUAN

Tujuan Praktikum

Praktikum ini diadakan dengan tujuan untuk praktikan memahami bagaimana prinsip kerja
dan fungsi dari kalorimeter, menentukan nilai dari panas jenis (kalor jenis) suatu zat padat, dan
memperkirakan kenaikan suhu zat padat pada saat menerima energi panas/kalor.

Latar Belakang

Apa yang terjadi ketika kita mencelupkan es batu kedalam sebuah teh panas? Apakah
suhunya turun sehingga menghangat? Kita dapat menyimpulkan hal tersebut setelah mencoba
meminumnya dan merasakan bahwa suhu teh tersebut telah cukup hangat dan aman untuk diminum.
Pun seperti itu pada konsep zat padat. Kalor/energi panas bersifat mengalir dan berpindah antara satu
materi menuju materi lainnya. Ketika kita mencelupkan logam panas kedalam sebuah air dingin, maka
suhu air akan meningkat dan air menjadi lebih hangat. Apa saja hal yang terlibat dalam fenomena
tersebut? Mari kita lanjut.

Dasar Teori

Kalor didefinisikan sebagai energi yang ditransfer dari suatu benda ke benda yang lainnya
karena adanya perbedaan temperatur (Nurlina & Riska, 2018). Bagaimana kita mendefinisikan energi
kalor? Misalkan air satu liter mengalami kenaikan suhu 10 oC. Berapakan energi kalor yang diserap air
tersebut? Jika batang besi 1 kg mengalami penurunan suhu 2 oC, berapa besar energi kalor yang dilepas
batang besi tersebut? Untuk maksud ini kita perlu definisikan satuan energi kalor. Para ahli telah
sepakat bahwa satuan energi kalor adalah kalori (kita singkat kal). Bahasa Inggrisnya adalah calorie
yang disingkat cal. Definisi yang telah disepakati untuk satu kalori adalah

1 kalori = energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air murni sebesar 1 oC.

(Abdullah, 2016)

Prinsip dan rumus yang digunakan pada percobaan ini didasarkan pada rumus dasar kalor dan
azas black. Jika kalor diberikan pada suatu benda, temperaturnya naik. Tetapi seberapa besar
temperature naik?. Pada abad kedelapan belas, orang-orang yang melakukan percobaan telah melihat
bahwa besar kalor Q yang dibutuhkan untukmerubah temperatur zat tertentu sebanding dengan massa
m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur . Dapat ditulis secara matematis:

Q=m. c . Δ T …………………………………………………………………………..(1)
Dimana c adalah besaran karakteristik dari zat tersebut, yang disebut kalor jenis (Nurlina &
Riska, 2018).
Percobaan dilakukan dengan menggunakan media logam sebagai benda/sistem yang memiliki
suhu tinggi (energi kalor besar) dan kalorimeter beserta air didalamnya yang telah didinginkan
dibawah suhu ruangan sebagai benda/sistem yang bersuhu rendah (energi kalor kecil) sehingga terjadi
pelepasan kalor dan diterima oleh kalorimeter beserta air didalamnya. Pada sistem tersebut, azas black
dapat mendefinisikan fenomena tersebut dan menjelaskannya dalam konsep matematis sebagai berikut.

Qlepas =Qterima……………………………………………………………………….(2)

Qlogam=Q kalorimeter +Qair ………………………………………………………...(3)

mbenda . c benda . Δ T benda =( mk . c k . Δ T k ) +(ma .c a . Δ T a) ……………………………(4)

m b . c b . ( T b−T 2 )=[ mk . c k . ( T k −T 2 ) ] +[ma . c a . ( T a−T 2 ) ]…………………………(5)


Dimana,
Qlogam = energi kalor pada logam yang dicelup/zat padat (Joule)
Qkalorimeter = energi kalor pada kalorimeter beserta pengaduknya (Joule)
Qair = energi kalor pada air dalam kalorimeter (Joule)

mbenda = massa logam/zat padat yang diuji (gram)


mkalorimeter = massa kalorimeter beserta pengaduk (gram)
mair = massa air (gram)
cb = kalor jenis logam/zat padat yang diuji (J/g oC atau kal/g oC)
ck = kalor jenis kalorimeter dan pengaduk [alumunium] (J/g oC atau kal/g oC)
ca = kalor jenis air (J/g oC atau kal/g oC)
Tb = suhu awal logam/zat padat yang diuji (oC)
Tk = suhu awal kalorimeter dan pengaduk (oC)
Ta = suhu awal air (oC)
T2 = suhu akhir sistem percobaan (oC)

Pada perhitungan diatas, diketahui bahwasanya material dari kalorimeter dan pengaduknya
adalah sama, sehingga penghitungan nilai kalor jenis sama dan bersisa menjumlahkan massa
keduanya. Agar penilaian suhu bekerja dengan maksimal, perlu untuk menciptakan rentang batas suhu
yang berjarak supaya nilai akhir suhu sistem dapat dinilai dengan jelas. Maka, logam/zat yang diuji
dipanaskan terlebih dahulu pada air mendidih supaya suhu berada diatas suhu ruangan dan kalorimeter
serta pengaduk berisi air didinginkan di kulkas agar suhu berada dibawah suhu ruangan.

Alasan Percobaan

Percobaan ini digunakan untuk membuktikan bagaimana prinsip kerja dan konsep pada
hukum 1 Termodinamika yang berbunyi : “Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan,
namun dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya”. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
output energi kalor dari suhu tinggi dan diterima (input) energi kalor tersebut oleh zat/benda yang
bersuhu rendah sehingga mencapai titik stabil. Hal ini dapat kita jumpai sehari-hari pada mesin
pendingin seperti AC, cooler HP (peltier), pemandian air hangat, dan lain sebagainya.
II. METODE PRAKTIKUM
Berikut adalah alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum panas jenis zat padat ini.

Gambar 1. Set Kalorimeter (dan pengaduknya)

Sumber : foto pribadi

Gambar 2. termometer

Sumber : foto pribadi

Gambar 3. Pipet tetes

Sumber : foto pribadi


Gambar 4. Neraca Ohauss 3 lengan

Sumber : foto pribadi

Gambar 5. Gelas beaker (sebagai bejana didih)

Sumber : foto pribadi

Gambar 6. Kompor listrik

Sumber : https://ewarta.co/rekomendasi-5-kompor-listrik-terbaik-dibawah-rp-300-ribuan

Dan bahan yang digunakan dalam percobaan sebagai berikut :

Gambar 7. Logam besi (Fe)


Sumber : foto pribadi

Gambar 8. Logam alumunium (Al)

Sumber : foto pribadi

Gambar 9. Air

Sumber : foto pribadi


Berikut diagram alir (flowchart) percobaan Panas Jenis Zat Padat ini.

Flowchart 1. Prosedur kerja panas jenis zat padat

Menyiapkan alat dan


bahan

Mulai

Menimbang kalorimeter kosong dan


pengaduk (terpisah)

Menimbang massa logam (besi dan alumunium)

Menimbang air sejumlah 100 gram pada gelas beaker A

Menuang air pada kalorimeter

Menyiapkan air pada gelas beaker B untuk dipanaskan

Setelah mendidih, mencelupkan logam besi (Fe) dan


mencatat suhu logam.

Mendinginkan air, kalorimeter, dan


pengaduk selama 1 menit dalam kulkas

Mengeluarkan kalorimeter dari kulkas


dan mencatat suhu awal air kalorimeter

Mencelupkan logam yang dipanaskan pada kalorimeter

Mengaduk kalorimeter dan mencatat suhu akhir


pada kalorimeter

Mengulangi sebanyak 3 kali dengan logam besi (Fe)

Mengulangi sebanyak 3 kali pada logam alumunium


(Al)

Mencatat hasil pada laporan sementara


III. DATA PERCOBAAN

1. Logam Besi (Fe)

Table 1. percobaan logam besi (Fe)

Massa Massa Suhu air


Massa Suhu logam Suhu air
No logam kalorimeter + mula- (t2 – t1)
air (gr) mula-mula (tb) akhir (t2)
(gr) pengaduk (gr) mula (t1)

1 71oC 21oC 26,5oC 5,5oC

2 62,7 100 32,8 71oC 21oC 26oC 5oC

3 70oC 24oC 27oC 3oC

2. Logam Alumunium (Al)

Massa Massa Suhu air


Massa Suhu logam Suhu air
No logam kalorimeter + mula- (t2 – t1)
air (gr) mula-mula (tb) akhir (t2)
(gr) pengaduk (gr) mula (t1)

1 71oC 24oC 27oC 3oC

2 23 100 32,8 71oC 19oC 24oC 5oC

3 72oC 18oC 23oC 5oC

Table 2. percobaan logam alumunium (Al)

Suhu kamar : 25oC


IV. ANALISIS DATA

1. Menghitung nilai kalor jenis kalorimeter (Ck) berbahan alumunium menggunakan metode
interpolasi.

0,2297
Ck

0,2220

100 Suhu ruang 0

100−0 0,2297−0,220
=
100−25 0,2297−C k

100 ( 0,2297−C k )=75 ×0,0077

22 ,97−0,5775
C k= =0,223925 kal/ gr ℃
100

2. Menghitung rerata perubahan perubahan suhu air dan kalorimeter beserta ketidakpastiaanya.
∆ T ak =t 2−t 1

a. Logam besi (Fe)

|Δ ( T ) −Δ ( T ak )|
2
Δ (T ak ) Δ ( T ak ) −Δ ( T ak ) ak

5,5 1 1

5 0,5 0,25

3 -1,5 2,25

Σ |Δ ( T ak )− Δ ( T ak )| =3 , 5
2
ΣΔ ( T ak ) =13 ,5

13 , 5
Δ T ak = =4 ,5 ℃
3


2
Σ |Δ ( T ak ) −Δ ( T ak )|
Δ ( Δ T ak )=
n−1
=
√ 3.5
2
=1,323℃

Maka, nilai Tak adalah 4,5 ± 1,323 oC.

b. Logam alumunium (Al)

|Δ ( T ) −Δ ( T ak )|
2
Δ (T ak ) Δ ( T ak ) −Δ ( T ak ) ak

3 -1,3 1,69

5 0,67 0,4489
5 0,67 0,4489

Σ |Δ ( T ak )− Δ ( T ak )| =2.5878
2
ΣΔ ( T ak ) =13

13
Δ T ak = =4 , 33℃
3


2
Σ |Δ ( T ak ) −Δ ( T ak )|
Δ ( Δ T ak )=
n−1
=
√ 2,5878
2
=1,1375℃

Maka, nilai Tak adalah 4,33 ± 1,1375 oC

3. Menghitung rerata perubahan suhu benda beserta ketidakpastiannya.


Δ T b=t 2−t b

a. Logam besi (Fe)

|Δ ( T )−Δ ( T b )|
2
Δ (T b) Δ ( T b ) −Δ ( T b ) b

-44,5 -0,34 0.1156

-45 -0,84 0,7056

-43 1,16 1,3456

Σ |Δ ( T b ) −Δ ( T b )| =2, 1668
2
ΣΔ ( T b ) =−132 ,5

ΣΔT b 13 2, 5
Δ T b= = =−4 4 ,16 ℃
n 3


2
Σ | Δ ( T b )− Δ ( T b )|
Δ ( Δ T b )=
n−1
=
√ 2 , 1668
2
=1,041℃

Maka, nilai ΔTb adalah -44,16 ± 1,04 oC

b. Logam alumunium (Al)

|Δ ( T )−Δ ( T b )|
2
Δ (T b) Δ ( T b ) −Δ ( T b ) b

-44 2,67 7,1289

-47 -0,33 0,1089

-49 -2,33 5,4289

Σ |Δ ( T b ) −Δ ( T b )| =12,667
2
ΣΔ ( T b ) =−140

ΣΔT b −1 40
Δ T b= = =−4 6 , 67 ℃
n 3

2
Σ | Δ ( T b )− Δ ( T b )|
Δ ( Δ T b )=
n−1
=
√ 12,667
2
=2,517 ℃

Maka, nilai ΔTb adalah -46,67 ± 2,517 oC

4. Menghitung nilai kalor jenis benda logam (Cb) dan ketidakpastiannya.

Qlepas =Qterima …………………………………………………………………….. (2)


mb c b ( t 2−t b ) =( ma c a+ mk c k ) ( t 2−t 1 ) …………………………………………..(5)

( ma c a +mk c k ) ( t2−t1 )
c b= ……………………………………………………………..(6)
mb (t 2−t b )

a. Logam besi (Fe)


( 100 . 1+ 32, 8 . 0,223925 ) ( 5 ,5 ) 10 7,34474 . 4 ,5
c b= =
62 ,7 (−4 6 , 67 ) −27 68,832
483,05133
c b= =−0 ,1745 kal /gr ℃
−27 68,832
b. Logam alumunium (Al)

( 100 . 1+ 32, 8 . 0,223925 ) ( 4 ,3 ) 107,34474 . 4 , 3


c b= =
23 (−4 6 ,67 ) −10 73 , 41
464,8027242
c b= =−0 , 433 kal/ gr ℃
−10 73 , 41

5. Menghitung rerata dan ketidakpastian kalor jenis benda logam

2
Cb C b−C b |C b−C b|
-0,1745 0,1293 1,699 x 10-2

-0,433 -0,1293 1,669 x 10-2


2
Σ Cb =−0,6075 Σ |Cb −C b| =3,339 ×10−2

ΣC b −0 ,6075
C b= = =−0,3038 kal/ gr ℃
n 2

√( ) ( )
2 2
ma C a +mk C k 2 −ma C a +mk C k 2
Δ C b= 2 ( ∆( ∆ T b)) + 2 (∆ ( ∆ T b ) )
mb ∆ T b mb ∆ T b

√( ( )
2
107,34474 2 −ma C a +mk C k
❑ ) 2
(∆(∆T b )) +
mb ∆ T b2
(∆ ( ∆ T b ) )
2

Maka, nilai Cb adalah -0,3038 ± kal/gr oC


V. PEMBAHASAN
Praktikum K2 yang berjudul “Panas Jenis Zat Padat” ini bertujuan untuk : 1) mengetahui
prinsip dan cara kerja kalorimeter; 2) menentukan nilai kalor jenis suatu zat padat; 3) memprediksikan
kenaikan suhu zat padat pada saat menerima zat panas.
Percobaan dilakukan dengan diawali penyiapan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk
metode praktikum, kemudian dilanjut dengan penimbangan massa (masing-masing) kalorimeter
kosong dan pengaduknya serta zat yang diuji (yakni logam Fe dan Al). Mencatatnya pada laporan
sementara, lalu mengambil air dengan gelas beaker, menuangkan dan menimbangnya pada kalorimeter
hingga mencapai 100 gram. Kalorimeter tersebut disatukan dengan pengaduknya dan didinginkan pada
freezer selama 1 menit. Bersamaan dengan itu, panaskan air sejumlah ±100 ml air pada gelas beaker
atau hingga air dapat merendam semua bagian logam uji. Kemudian, masukkan logam yang akan diuji
hingga mencapai suhu yang cukup panas (±70-80 oC). Keluarkan kalorimeter berisi air dari kulkas
setelah 1 menit dan mengukur suhu awal kalorimeter sebagai t1. Logam yang telah panas diukur
dengan termometer dan dicatat sebagai tb, lalu dicelupkan pada kalorimeter air yang sudah dingin.
Tutup lalu kocok kalorimeter hingga suhu pada termometer stabil (tidak mengalami kenaikan suhu
lebih lanjut). Catat suhu tersebut sebagai suhu akhir/t2 dan melengkapi kolom t2 – t1 sebagai tak.
Pada percobaan ini, kita bersandar pada konsep energi kalor sebagai energi yang mengalir dari
suatu sistem (benda) yang bersuhu tinggi menuju ke sistem (benda) yang bersuhu lebih rendah. Secara
matematis dituliskan sebagai

Q=m. c . Δ T …………………………………………………………………………..(1)
Dimana,
Q = energi kalor (Joule)
m = massa benda (gram)
c = kalor/panas jenis benda (kal/gr oC)
ΔT = besar perubahan suhu = t2 – t1 (oC)

Kemudian, sifat panas yang mengalir tersebut dirumuskan menjadi Hukum 1 Termodinamika
yang berbunyi : “Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, namun dapat diubah dari
suatu bentuk ke bentuk lainnya”. Hal tersebut dapat dijelaskan pada konsep matematis azas Black
yang berbunyi

Qlepas =Qterima……………………………………………………………………….(2)

Dimana Qlepas atau energi panas yang dilepas suatu benda akan setara dengan Qterima atau energi
panas yang diterima benda yang bersentuhan dengannya, selama sistem tersebut berada dalam kondisi
yang stabil dan tidak ada energi panas yang keluar dari sistem tersebut.
Melalui percobaan diatas, kita dapat mengetahui besarnya kalor jenis zat yang kita uji dengan
persamaan

m b . c b . ( T b−T 2 )=[ mk . c k . ( T k −T 2 ) ] +[ma . c a . ( T a−T 2 ) ]………………………..(5)

( ma c a +mk c k ) ( t2−t1 )
c b= …………………………………………………...………..(6)
mb (t 2−t b )

Sehingga, didapat nilai kalor jenis besi sebesar -0,1745 kal/gr oC dan -0,433 kal/gr oC
sebagai nilai kalor jenis alumunium.

Prinsip kerja pada percobaan agar selalu menjadi perhatian praktikan dalam setiap
praktikumnya. Beberapa prinsip kerja yang perlu diperhatikan diantaranya.
a) Mewaspadai pada saat penggunaan kompor ketika memanaskan air;
b) Memerhatikan detail reaksi atau kejadian dari percobaan dengan baik;
c) Melaporkan bilamana ada kejanggalan atau sesuatu yang tidak diketahui kepada asisten
laboratorium;
d) Teliti dan berurutan dalam percobaan dan tenang dalam mengerjakan praktikum.
Beberapa contoh prinsip kerja tersebut bertujuan untuk kebaikan dan keamanan diri dan
sekitar. Dengan adanya prinsip kerja, kita dapat memiliki kesehatan mental yang lebih baik,
kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan percobaan, dan bentuk kesungguhan kita dalam
mengerjakan sesuatu.
Pada terapan sehari-harinya, prinsip panas jenis zat padat ini digunakan untuk pembangunan
dan instalasi seperti rel kereta, sambungan jembatan, atau rangka bangunan. Dalam skala kecil, prinsip
azas black yg sama digunakan pada kulkas, AC, cooler HP (peltier), dan lain sebagainya
VI. KESIMPULAN
1. Kalor adalah energi yang berada pada suatu sistem dan bersifat mengalir dari suhu tinggi
menuju suhu rendah karena perbedaan suhu tersebut.
2. Percobaan ini menguji logam untuk mengetahui nilai kalor jenis logam tersebut melalui
persamaan azas Black dan rumus dasar energi kalor.
3. Hasil pengukuran menunjukkan :
a. Nilai kalor jenis dari besi sebesar -0,1745 kal/gr oC dan nilai kalor jenis dari
alumunium sebesar -0,433 kal/gr oC.
4. Sifat panas jenis zat padat dapat kita lihat seperti pada panci masak, pemanas ruangan,
oven listrik, AC, cooler HP, dan lain sebagainya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
[2] Halliday, David, Resnick & Robert, Walker, Jearl. 2014. Fundamental of Physics. USA : John
Wiley & Sons, Inc.
[3] Nurlina & Riskawati. 2017. Fisika Dasar 1. Makassar : Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
[4] Sandra dan Sabhan. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Palu : Unit Pelaksana Teknis
Laboratorium Dasar Universitas Tadulako.
[4] Tim Laboratorium Fisika Dasar Terpadu UII. 2023. Modul Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta:
Laboratorium Fisika Dasar Universitas Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai