Oleh:
Nama/NIM : NURUL AINI/221810401073
Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok :6
Asisten : Viola Risti Agasi
Koordinator asisten :Qurrota A’yun
Tanggal praktikum/Jam :25 oktober 2022/14.20-17.00
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1 PENDAHULUAN
Fisika berasal dari bahasa Yunani yaitu, Physikos yang berarti “Alamiah” dan
Physis yang berarti ”Alam” dan fisika dapat diartikan sebagai sains atau ilmu
mengenai alam dengan makna yang terbagi secara.Fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam ruang dan waktu. Banyak sekali materi yang
dapat dipelajari dalam fisika. Salah satunya yaitu materi mengenai kalor juga
dipelajari dalam fisika dan banyak sekali penerapannya dalan kehidupan sehari-
hari(Albana,2019).
Suatu benda untuk mendeteksi adanya kalor adalah dengan mengukur suhu benda
tersebut atau menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Pertukaran energi panas
adalah dasar dari metode yang dikenal sebagai kalorimeter, yang merupakan
pengukuran kalori ketika panas diterapkan pada materi, suhu naik ke tingkat tertentu
dan keadaan materi berubah. B. Perubahan wujud dari padat menjadi cair. Di sisi lain,
ketika suatu zat berubah dari cair menjadi padat,ia melepaskan sejumlah
panas(Ruwanto,2007).
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan kalor jenis bahan kubus logam?
2. Bagaimana cara menentukan kalor jenis es?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4
2.3 Jenis Kalorimeter
Asas yang digunakan pada kalorimeter adalah Asas Black. Hukum kekekalan
energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, yang
terjadi hanyalah perubahan bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain.
Hukum kekekalan energi menerangkan untuk kalor, jumlah kalor yang dilepas benda
A sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh air B. hal ini dikenal dengan nama
5
Asas Black.Secara matematis, asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut (Pido,
2022).
6
BAB 3 METODE KERJA
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kalorimeter kali ini ialah
sebagai berikut :
4. Kubus logam, berfungsi sebagai benda yang akan diukur kalor jenis bahannya.
5. Neraca, berfungsi sebagai alat untuk mengukur ber at atau massa suatu benda.
6. Es, berfungsi sebagai bahan untuk menentukan kalor lebur es pada logam.
Metode kerja pada praktikum kalorimeter kali ini ialah sebagai berikut :
2. diisi kalorimeter dengan air, kemudian ditimbang dan dicatat sebagai mak maka
ma= mak-mk
4. ditimbang bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor jenisnya sebagai mb
5. dipanaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu
7
(minimal 75°C) 6. dicatat suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat masukkan
ke dalam kalorimeter dan ditutup rapat-rapat
7. melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air
perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang diperoleh
(Tc)
9. diulangi langkah 1 – 8 untuk jenis bahan yang berbeda (balok kuningan dan besi)
3. dipanaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar 70oC. Catat
sebagai Ta
7. ditimbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga diperoleh massa es
m es= mc – mak
8
3.4 Metode Analisis
NO BAHAN mk (g) 𝑚𝑎𝑘 (gr) 𝑚𝑏 (g) 𝑇𝑎 (℃) 𝑇𝑏 (℃) 𝑇𝑐 (℃)
3.4.2 Ralat
a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
(𝑚𝑘 . 𝐶𝑘 + 𝑚𝑎 . 𝐶𝑎 )(𝑇𝑎 − 𝑇𝑐 ) (3.1)
𝐶𝑏 =
𝑚𝑏 (𝑇𝑏 − 𝑇𝑐 )
∑(𝐶𝑏 − ̅̅̅
𝐶𝑏 )2
∆𝐶𝑏 = √ (3.2)
(𝑛 − 1)
9
∆𝐶𝑏
𝐼= (3.5)
𝐶𝑏
𝐾 = 100% − 𝐼 (3.6)
∆𝐶𝑏 (3.7)
𝐴𝑃 = 1 − log
𝐶𝑏
10
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Hasil yang diperoleh dari praktikum kalorimeter kali ini ialah sebagai berikut:
1.Menentukan Kalor Jenis Bahan
Bahan mk (g) Ck (kal/g°C) mak (g) ma (g) Ca (kal/g°C) mb (g) Ta (°C) Tb (°C)
90.8 0.21 165 74.2 1 70.1 26
Tembaga 90.8 0.21 163.46 72.66 1 70.1 27
90.8 0.21 163.97 73.17 1 70.1 27
90.8 0.21 164.87 74.07 1 68.15 28
Kuningan 90.8 0.21 165.57 74.77 1 68.15 28 75
90.8 0.21 166.7 75.9 1 68.15 28
90.8 0.21 164.39 73.59 1 61.54 28
Besi 90.8 0.21 163.67 72.87 1 61.54 28
90.8 0.21 167.03 76.23 1 61.54 28
mk (g) Ck (kal/g°C) mak (g) ma (g) Ca (kal/g°C) mes (g) mc (g) Ta (°C)
0.21 265.65 174.85 1 9.67 275.32
90.8 0.21 257.7 166.9 1 15.66 273.36 70
0.21 274.3 183.5 1 10.28 284.58
11
Tc (°C) Les ͞Les ΔLes I% K% AP
61 -3482.03
61 9116.09 4994.36 7341.69 147.00 -47.00 1
60 9349.03
4.2 Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan dan dituliskan hasilnya dalam bentuk tabel
di atas, maka dapat diketahui jenis bahan berpengaruh terhadap kalor jenis yang
dihasilkan nantinya. Seperti yang dapat dilihat ditabel. Setiap bahan yang berbeda
menghasilkan besar kalor jenis yang bervariasi. Bahkan 1 bahan yang sama juga
memberikan perbedaan besar kalor jenis jika suhunya berbeda. Dari tabel dapat
dilihat yang memberikan hasil kalor jenis yang paling besar adalah Besi, disusul
kuningan dan terakhir tembaga.
Kalor jenis adalah banyaknya energi yang dibutuhkan untuk menaikkan satu
derajat Celcius pada satu gram zat murni. Kalor jenis sebuah zat tergantung pada
struktur molekular dan fasenya. Penemuan kalor jenis menghidupkan kembali studi
termodinamika, studi tentang perubahan energi melalui panas dan kerja sebuah
sistem. Kalor jenis dan termodinamika banyak sekali digunakan dalam kimia, teknik
nuklir, dan aerodinamik, sekaligus, dalam kehidupan sehari-hari pada radiator dan
sistem pendingin mobil.Menurut(Saputra dkk,2021) benda menerima kalor maka
kemungkinan benda tersebut mengalami kenaikan suhu atau perubahan wujud
(melebur, menguap atau menyublim). Kalor yang diterima oleh suatu benda yang
mengalami kenaikan suhu sebanding dengan perubahan suhu, dan massanya dan
bergantung dari jenis bendanya. kalor jenis bahan didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat untuk menaikkan suhunya sebesar
satu satuan suhu.
12
Q= 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
Q = m. L
m = massa (gr)
L = kalor lebur
13
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.Mentukan kalor jenis bahan didefinisikan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh
satu satuan massa zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu.
2.Menentukan kalor lebur es yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat dan
tergantung dari jenisnya menggunakan rumus Q=m.L
5.2 Saran
Saran yang dapat dikemukakan pada praktikum suatu percobaan terhadap
spektrum gelombang elektromagnetik adalah praktikan harus memiliki ketepatan dan
kecermatan posisi mata saat mengamati hasil pengukuran.Praktikan memerlukan
kemaksimalan dan strategi langkah kerja agar pengambilandata saat praktikum
berjalan dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Albanna, I., & Rahmah, M.2019. Sistem Fisika Energi–Kalorimeter. Jurnal Nasional
Sains dan Teknologi Terapan (Vol. 1, No. 1, pp. 255-260).
Istomo, F. P., & Tristiasti, A. (2019). Penetapan Nilai Kalori Dalam Batubara Dengan
Kalorimeter Parr 6200. Jural sains Natural, 7(2), 83-90.
Pido, R. 2022. Termodinamika. Bandung: Indie Press.
Ruwanto, B. 2007. Asas-Asas Fisika. Jakarta: Yudhistira.
Saputra, R. E., Pasaribu, M., & Syamsu, S. (2021). Pemahaman Konsep pada Materi
Perubahan Wujud Zat. Jurnal Media Eksakta, 17(2), 126-130.
Yuliono, S. N., Sarwanto, S., & Wahyuningsih, D. 2014. Materi Kalor Untuk Siswa
Kelas VII. Jurnal Pendidikan Fisika, 2(1).
15