Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

KALORIMETER
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama Praktikan : Oktavia Dwi Anjani


NIM : 211910801023
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Elektro
Hari/Tanggal : Jum’at/14-10-2022
Nama Asisten : Wahyu Sulisti
Koordinator Asisten : Wahyu Sulisti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan cabang ilmu dari IPA atau sains, jadi bisa disimpulkan
bahwa pada hakikatnya fisika adalah sama dengan hakikat IPA atau sains.
Hakikat fisika dapat dipandang sebagai produk, sikap, dan proses.
Pemahaman fisika sebagai sebuah proses berisi fenomena, dugaan,
pengamatan, pengukuran, penyelidikan,dan penelitian yang dipublikasikan
melalui kegiatan ilmiah berupa praktikum(Sudjana, 2005)
Panas atau kalor merupakan energi yang berpindah dikarenakan akibat dari
perbedaan suhu. Satuan internasional kalor adalah joule (j). kaloe bergerak dari
benda yang memiliki suhu tinggi ke benda yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Kalor tidak bisa dilihat dengan mata telanjang namun bisa dirasakan. Pengukuran pada
kalor ada kaitanya dengan calorimeter (Kurniawan,2017)
Seperti yang diketahui bahwa kalorimeter adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur kalor. Dengan kalorimeter kirta dapat mengukur kalor
jenis suatu zat. Dan dengan kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa adanya kalor
dapat mengubah wujud zat. Sedangkan aplikasi penggunaan calorimeter dalam
kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik, rice cooker dan lain-lain. Dimana alat-
alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor, seperti
pada kalorimeter.

1.2 Rumusan Masalah


Terdapat rumusan masalah yang diperoleh antara lain:
1. Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis suatu bahan?
2. Bagaimana perbandingan hasil kalor jenis bahan dengan ketetapan?
3. Apakah hasil praktikum sudah sesuai dengan azas black?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diharapkan sesuai dengan rumusan masalah di atas,
yaitu mahasiswa:
1. Dapat menentukan pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis suatu bahan.
2. Dapat perbandingan hasil kalor jenis bahan dengan ketetapan.
3. Dapat mengetahui apakah hasil praktikum sudah sesuai dengan azas black.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan kalorimeter ini adalah dapat mengetahui
cara menentukan kalor jenis dan kalor lebur suatu bahan. Percobaan ini juga
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari yang dimana contoh pada kehidupan sehari –
hari yaitu seperti kita saat membuat es teh, biasanya kita mencampurkan air hangat
dengan es yang membeku. Air teh hangat memiliki titik didih yang lebih tinggi dari es
batu yang memiliki suhu lebih rendah. Sehingga setelah dicampur lama-kelamaan es
batu dan air hangat bercampur sehingga memiliki suhu campuran yang seimbang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kalor

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis


suatu zat. Pada kehidupan sehari-hari sering ditemui beberapa kejadian yang
melibatkan perpindahan kalor. Oleh karena itu begitu banyaknya kejadian dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan kejadian perpindahan kalor maka percobaan
ini penting untuk dipahami oleh semua orang sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kalor merupakan sesuatu yang dipindahkan di antara sebuah sistem dan
sekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan temperatur. Kalor merupakan
bentuk energi titik perubahan jumlah kalor pada suatu benda ditandai dengan kenaikan
suhu dan penurunan suhu atau bahkan perubahan wujud benda tersebut. Jika benda
menerima kalor maka suhunya akan naik begitupun sebaliknya. Banyaknya kalor yang
diterima atau dilepaskan suatu benda sebanding dengan besar kenaikan dan penurunan
suhunya (Mara, 2012).
Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat bergantung pada 3
faktor yaitu massa zat, kalor jenis, dan perubahan suhu yang terjadi. Secara
matematis di rumuskan sebagai Q+M x C x ∆𝑇. kalor jenis yang dilambangkan dengan
kurva C adalah banyak kalor yang dibutuhkan untuk menarik 1 kg zat sebesar 1°𝑐.
Digunakan untuk menaikan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud
benda atau bisa disebut kalor laten, yang meliputi kalor lebur dan kalor uap.
Persamaannya ditulis dengan 𝑄 = 𝑚. 𝑢 dan 𝑄 = 𝑚. 𝑙.
Menurut Nurfauziawati, Nova (2010) kalor adalah energi mekanik akibat
gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia
dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan
menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan
berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara
eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada
energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalorimeter terdiri dari sebuah bejana logam dimana bejana tersebut biasanya
diletakkan di dalam bejana lain yang lebih besar. Fungsi dari bejana yang lebih
besaradalah sebagai pelindung untuk mengurangi pertukaran kalor dari sistem ke
lingkungan. Di dalam bejana logam sudah diketahui kalor jenis yang digunakan.
Kalorimeter jugadilengkapi dengan mantel penyekat panas yang biasanya terbuat dari
gabus atau wol. Mantel ini berfungsi sebagai pemisah antara bejana satu dengan bejana
yang lebih besar. Dalam kalorimeter terdapat alat pengaduk yang terbuat dari bahan
yang sama denganbejana. Alat ini berfungsi untuk meratakan temperatur antara air
dengan zat yang akandigunakan (Saripudin, 2009).

Gambar 2.1 Kalorimeter


(Sumber: Chemistry (Chang), 2004)

2.2 Asas Black

Banyaknya kalor dapat dihitung menggunakan alat bernama kalorimeter


kalorimeter adalah suatu alat untuk memperlihatkan besarnya kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter ini bekerja berdasarkan asas black. Asas black berbunyi " besarnya kalor
yang dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah ". Konsep asas black mengenai
pertukaran kalor, jika 2 zat yang suhunya berbeda dicampur maka akan terjadi
pertukaran kalor (Noviyanti, 2020: Hamzah dkk, 2016)
Energi akan berpindah sebagai panas, bila ada beda temperatur diantara sistem
dan sekeliling/ diantara dua sistem dan perpindahan ini akan terus berlangsung sampai
terjadi kesetimbangan, dimana temperatur kedua sistem sama. Ini terjadi karena sistem
dengan temperatur lebih tinggi melepaskan panas sebesar Q dan sistem yang
bertemperatur lebih rendah menyerap panas sebesar yang dilepaskan.
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10C pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam proses ini berlaku azas Black
yaitu:
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin +Qkalorimeter
m1c (Tp – Tc) =m2c (Tc – Td) + C(Tc-Td)
dengan :
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas calorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin

2.3 Nilai Kalor


Nilai kalor atau heating value adalah jumlah energi yang dilepaskan pada proses
pembakaran persatuan volume atau persatuan massanya. Nilai kalor bahan bakar
menentukan jumlah konsumsi bahan tiap satuan waktu. Makin tinggi nilai kalor bahan
bakar menunjukkan bahan bakartrsebut semakin sedikit pemakaian bahan bakar. Nilai
kalor bahan bakar ditentukan berdasarkan hasil pengukuran dengan kalorimeter
dilakukan dengan membakar bahan bakar dan udara pada temperatur normal,
sementara itu dilakukan pengukuran jumlah kaloryang terjadi sampai temperatur dari
gas hasil pembakaran turun kembali ke temperatur normal.
Di tahun 1850, untuk pertama kalinya Joule menggunakan sebuah alat yang di
dalamnya terdapat bebanbeban yang jatuh yang merotasikan sekumpulan pengaduk di
dalam sebuah wadah air yang diisolasi. Di dalalm satu siklus, beban-beban yang jatuh
tersebut melakukan sejumlah kerja yang diketahui pada air tersebut, yang masanya m,
dan kita memperhatikan bahwa suhu naik sebanyak ΔT. Kita dapat menghasilkan
kenaikan suhu yang sama ini dengan memindahkan energi kalor Q kepada system
tersebut. Jadi, kita mengukur W, mengamati ΔT, dan menghitung Q. Hasilnya setelah
disempurnakan dan di konversikan adalah 1 kalori = 4,184 joule.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum calorimeter, yaitu :
1. Kalorimeter dan pengaduknya, calorimeter digunakan untuk mengukur
perubahan kalor. Sedangakan pengaduk digunakan untuk mencampurkan bahan.
2. Termometer 100 oC, digunakan untuk mengukur perubahan suhu.
3. Pemanas listrik, digunakan untuk memanaskan larutan.
4. Kubus logam, sebagai bahan pada percobaan.
5. Neraca, digunakan untuk melakukan pengukuran massa suatu benda.
6. Es, digunakan sebagai bahan praktikum untuk menentukan kalor lebur es.
7. Air, sebagai bahan pada percobaan.

3.2 Literatur Percobaan


A. Menentukan Kalor Jenis Bahan
1. Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai mk.
2. Isilah kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai mak maka
ma= mak-mk.
3. Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung, kemudian tutuplah. Pasang
termometer dan bacalah suhu awal air sebagai Ta.
4. Timbanglah bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor jenisnya sebagai
mb.
5. Panaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu
(minimal 750C).
6. Catat suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat masukkan ke dalam
kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.
7. Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air
perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang
diperoleh (Tc)
8. Ulangi percobaan di atas (langkah 1 – 7) sebanyak 3 kali.
9. Ulangi langkah 1 – 8 untuk jenis bahan yang berbeda (balok kuningan).

Mulai

Timbang kalorimeter dan


pengaduknya

Isi kalorimeter dengan air, lalu timbang kembali

Ukur suhu awal air pada kalorimeter Ulangi


sebanyak 3 kali
dengan kubus
Timbang kubus logam yang digunuakan logam yang
berbeda

Masukkan kubus logam pada tabung, kemudian


panaskan hingga suhu mencapai lebih dari 80 oC

Hitung suhu benda yang telah dipanaskan


dan hitung suhu campuran

B. Menentukan Kalor Lebur Es


1. Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai mk.
2. Isilah kalorimeter dengan sejumlah air (± 2/3 volume kalorimeter), kemudian
timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak - mk. 47
3. Panaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar 70oC. Catat
sebagai Ta.
4. Angkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam bejana pelindung.
5. Masukkan sepotong es yang telah disiapkan ke dalam kalorimeter, tutup rapat -
rapat dan aduk pelan - pelan.
6. Catat suhu seimbang yang diperoleh sebagai Tc.
7. Timbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (mc) sehingga diperoleh massa
es mes= mc – mak.
8. Ulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.
Mulai

Timbang kalorimeter dan


pengaduknya

Isi kalorimeter dengan air, lalu timbang kembali

Ukur suhu awal air pada kalorimeter


Ulangi
sebanyak 3 kali
Masukkan es batu kedalam kalorimeter

Timbang massa air kalorimeter dan es

Hitung suhu campuran

3.3 Literatur Percobaan


Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Dimana pada calorimeter akan
terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum
kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak
dapat dimusnahkan (Syarifuddin, 2012). Salah satu bentuk kalorimeter adalah
kalorimeter campuran. Dimana, kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang
kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam bejana lain yang
lebih besar dan kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, seperti gabus atau wol.
Bejana luar sendiri berfungsi sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan sekitar
kalori meter dapat dikurangi.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan nilai
kalor suatu zat.Prinsip kerja kalorimeter adalah menentukan aliran suhu, sehingga bisa
untuk menentukan nilai kalor zat tersebut.Seperti hukum kekekalan energi kalor (Azas
Black) menyatakan “Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat
bersuhu tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat bersuhu rendah”. Alat
calorimeter sendiri ada beberapa macam, salah satunya, yaitu calorimeter aliran dan
calorimeter bom.
Perpindahan energi sebagai panas tidak hanya dilihat/dipelajari bagaimana
energi berpindah dari satu benda/sistem ke benda/sistem yang lain, tetapi yang utama
dipelajari bagaimana laju perpindahan energi itu terjadi pada berbagai kondisi. Jadi
laju perpindahan energi sebagai panas yang menjadi hal penting untuk dipelajari.
Energi akan berpindah sebagai panas, bila ada beda temperatur diantara sistem
dan sekeliling/ diantara dua sistem dan perpindahan ini akan terus berlangsung sampai
terjadi kesetimbangan, dimana temperatur kedua sistem sama. Ini terjadi karena sistem
dengan temperatur lebih tinggi melepaskan panas sebesar Q dan sistem yang
bertemperatur lebih rendah menyerap panas sebesar yang dilepaskan.
Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat bergantung pada 3
faktor yaitu massa zat, kalor jenis, dan perubahan suhu yang terjadi. Secara
matematis di rumuskan sebagai Q+M x C x ∆𝑇. Kalor jenis yang dilambangkan
dengan kurva C adalah banyak kalor yang dibutuhkan untuk menarik 1 kg zat sebesar
1°𝑐 (Aunaryo, 2010). Digunakan untuk menaikan suhu dan kalor yang digunakan
untuk mengubah wujud benda atau bisa disebut kalor laten, yang meliputi kalor lebur
dan kalor uap. Persamaannya ditulis dengan 𝑄 = 𝑚. 𝑢 dan 𝑄 = 𝑚. 𝑙.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Tabel Pengamatan
1. Menentukan Kalor Jenis Bahan
Tabel 3.1 Kalor Jenis Bahan
No. Bahan mk (g) mak (g) mb (g) Ta (°C) Tb (°C) Tc (°C)
1.
2. Tembaga
3.
4.
5. Kuningan
6.
7.
8. Besi
9.

2. Menentukan Kalor Lebur Es


Tabel 3.2 Kalor Lebur Es
No. mk (g) mak (g) ma (g) mes (g) mc (g) Ta (°C) Tc (°C)
1.
2.
3.

3.4.2 Ralat
Ralat adalah nilai ketidakpastian dalam suatu pengukuran. Ralat terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu adanya nilai skala terkecil (nst),
adanya ralat bersistem, adanya ralat acak, dan keterbatsan pengamat.
Ralat dari pengukuran langsung dihitung dengan cara sebagai berikut:
a. Maasa air kalorimeter pada praktikum
𝑚𝑎 = 𝑚𝑎𝑘 - 𝑚𝑘 (3.1)
b. Massa es yang telah melebur
𝑚𝑒𝑠 = 𝑚𝑐 – 𝑚𝑎𝑘 (3.2)
c. Menentukan kalor jenis beban
Cb = (𝑚𝑘C𝑘 + 𝑚𝑎C𝑎) (𝑇𝑐 - 𝑇𝑎) / 𝑚𝑏 (𝑇b–Ta) (3.3)

d. Menentukan ralat kalor jenis beban


Cb = | Cb/𝑚𝑎| |𝑚𝑎| + | Cb/𝑚b| |𝑚b| + | Cb/𝑚𝑘| |𝑚𝑘| + | Cb/Ta | |Ta | + (3.4)
|Cb/Tb | |Tb | + | Cb/T𝑐| |T𝑐|

e. Menetukan kalor lebur es


Les = (𝑚𝑘C𝑘 + 𝑚𝑎C𝑎) (𝑇𝑎 - 𝑇𝑐) - 𝑚𝑒𝑠C𝑎𝑇𝑐 / 𝑚𝑒𝑠 (3.5)
f. Menentukan ralat kalor lebur es
Les = ((C𝑒𝑠(𝑇c - Ta) / mes)² (𝑚𝑒𝑠)² + (Ck(𝑇c - Ta) / mes)² ( 𝑚k)² +

(Ces(maTa - mak + mes) / mes)² (𝑚a)² (𝑇𝑎 - 𝑇𝑐)² (𝑚𝑒𝑠)² +


(-(ma - (C𝑘 ma) mes))² (Ta)² + ((Ca(ma - mc) + mkCk) / mes)² ( T𝑐)² +
((CaTc) / mes)² (mc)²) (3.6)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran


a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
Tabel 4.1 Kalor Jenis Bahan
Ta Tb Tc
No mk mak mb Cb
Bahan (℃ (℃ (℃
. (g) (g) (g)
) ) ) I (%) K (%) AP
90.7 196.2 2.5
1 28 75 0.97
4 4 70.79 38 1
191. 13.844
Tembag 2.5
2 90.7 192.7 28 75 670 49 0.97
a 4 1 70.79 42
2
0
90.7 186.0 2.5
3 28 75 0.97
4 6 70.79 53 4
90.7 2.8
4 28 75 0.99
4 172 67.83 36 177 4
Kuning 90.7 181.3 . 2.9
5 28 75 0.01 0.99
an 4 9 67.83 37 770 3
90.7 179.9 0 2.8
6 28 75 0.01 0.99
4 2 67.83 36 6
90.7 171.4 307.9 2.8
7 28 75 0.01 0.99
4 9 5 50 174 6
90.7 173.0 307.9 . 2.4
8 Besi 28 75 0.04 0.96
4 3 5 40 853 3
90.7 180.0 307.9 3 2.5
9 28 75 0.03 0.97
4 4 5 42 4

b. Menentukan Kalor Lebur Es


Tabel 4.2 Kalor Lebur Es

No. mk mak ma mes mc Ta (℃) Tc (℃)


1 212.42 121.68 59.99 272.41 60
166.5
2 90.74 70 64
257.27 3 22.1 279.37
186.0
3 53
276.82 8 33.2 310.02

4.2 Pembahasan
Pada percobaan yang sudah dilakukan yaitu menentukan kalor jenis bahan dan
kalor lebur es dapat diamati bahwa dari data tersebut hasil dair nilai kalor dengan hasil
nilai kalor leburnya tersebut dapat dicari atau dihitung menggunakan rumus dari kalor
jenis dan kalor lebur. Tetapi pada percobaan juga memperoleh nilai kalor jenis dan
kalor lebur pada pengambilan percobaan.

Pada praktikum yang telah dilakukan, massa bahan dapat diketahui dari besar
massa air dengan menggunakan rumus yang ada. Massa air yang telah ditemukan
melalui sebuah perhitungan dapat digunakan untuk mencari besar kalor jenis bahan
dengan menggunakan bantuan nilai dari suhu air mula-mula, suhu awal bahan, suhu
campuran setimbang, kalor jenis kalorimeter dan pengaduknya, serta kalor jenis air.
Untuk menentukan kalor jenis bahan dapat dilakukan dengan memanfaatkan kubus
balok logam yang terdiri dari balok tembaga, balok kuningan, dan balok besi. Langkah
awal yang dilakukan yaitu dengan menimbang kalorimeter dan pengaduk secara
bersama-sama yang selanjutnya kalorimeter tersebut akan diisi dengan air dan
kemudain dimasukkan ke bejana pelindung, kmudian dilakukan penimbangan lagi.
Dilanjutkan dengan memanaskan bahan kubus logam pada suhu tertentu dengan
minimal 80°C yang ketika telah mencapai suhu tertentu akan dimasukkan kedalam
kalorimeter dan diaduk secara perlahan. Ketika proses pengadukan ini berlangsung
suhu dari air akan perlahan- lahan naik dan kemudian akan turun kembali. Perubahan
suhu yang ada serta massa pada bahan dan kalorimeter yang digunakan tadi akan
berguna utnuk menentukan besar dari kalor jenis bahan yang akan dihitung.
Pada percobaan menentukan besar kalor lebur es, dilakukan dengan
menggunakan es batu sebagai bahannya. Hal pertama yang harus dilakukan dengan
menimbang kalorimeter dan pengaduk secara bersamaan karena data ini nantinya akan
digunakan pada perhitungan, kalorimeter diisi dengan air yang kemudian beratnya
dicatat sebagai salah satu bahan perhitungan. Bahan es yang telah ada dimasukkan
kedalam kalorimeter dan diaduk secara perlahan, dengan adanya perlakuan ini akan
mendapatkan suhu yang seimbang dan dapat digunakan sebagai unsur dari perhitungan
yang telah ada.
Dari percobaan praktikum yang telah dilakuakan, data perhitungan dapat dilihat
pada tabel. Dari tabel tersebut dapat dianalisa bahwa hasil praktikum sesuai dengan
teori asas black. Diamana teori asas black menyatkan bahwa besarnya kalor yang
dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor yang
diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Menentukan pengaruh jenis bahan terhadap besar kalor jenis suatu bahan.
2. Perbandingan hasil kalor jenis bahan dengan ketetapan.
3. Mengetahui apakah hasil praktikum sudah sesuai dengan azas black.

5.2 Saran
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan, saran untuk praktikum kali ini
yaitu, ketika melakukan penimbangan dan pengukuran suhu harus dilakukan dengan
teliti, agar nilai massa dan besar suhunya sesuai. Ketika melakukan pengukuran suhu
campuran, pada saat benda yang telah dipanaskan, dimasukkan ke dalam calorimeter,
jeda waktu tidak boleh lama, karena akan merubah tekanan suhu titik. Selain itu, ketika
melakukan pengambilan data praktikan disarankan untuk lebih berhati-hati ketika
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Aip Saripudin, dkk. (2009). Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XII Sekolah Menengah
Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hamzah, M., S. Jumini, dan A. Maulida. 2016. Musyawarah dalam Prespektif Azas
Black. Jurnal Kajian Pendidikan Sains. 2(2). 146-149.
Mara, I., M. 2012. Analisis Penyerapan Gas Karbondioksida (CO2) dengan Larutan
NaOH Terhadap Kualitas Biogas Kotoran Sapi. 1: 38-46.
Noviyanti, M. (2020). Rancang Bangun Set Eksperimen Kalorimeter Digital Dengan
Pengindera Sensor Termokopel Dan Load Cell Berbasis Arduino Uno.
PILLAR OF PHYSICS. 13(1)
LAMPIRAN

1. Datasheet

Gambar 1 Datasheet
2. Pengolahan Data Excell

Gambar 2 Pengolahan Data Excell

3. Dokumentasi

Gambar 3

Gambar 4

Anda mungkin juga menyukai