Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi
maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya
jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit (Purnomo, 2008).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor atau
energi panas. Kaor adalah suatu energi panas suatu zat yang dapat diukur
dengan alat termometer dengan perantara air yang telah didihkan. Kalor
jenis suatu benda memiliki masa yang berbeda-beda tergantung pada energi
panas yang dimiliki oleh benda tersebut. Sebelum abad ke 17, orang
berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda
yang suhunya lebih tinggi kebenda yang suhunya lebih rendah jika kedua
benda tersebut bersentuhan atau tercampur. Jika kalor merupakan suatu zat
tertentu akan memiliki massa dan ternyata benda yang di panaskan masanya
tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi
dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J),
sedangkan satuan lainya adalah kalori (kal) (Feedburner), 2010).
Kalor jenis suatu benda didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1k. Kalor jenis
merupakan sifat khas suatu benda yang menunjukkan kemampuanya untuk
menyerap kalor (Supriyanto, 2006).
Panas dalam bahasa Indonesia bisa mengandung dua arti, satu berarti
kata sifat dan yang lain berarti kata benda, sedangkan Kalor sudah pasti kata
benda. Definisi sederhana menyatakan Perpindahan Kalor adalah ilmu yang
mempelajari perpindahan kalor dari satu system ke system lain dengan
berbagai aspek yang menjadi implikasinya (Koestoer, 2008).
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari
perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda
atau matrial. Secara alami, panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi
kebenda yang bersuhu lebih rendah, tetapi tidak perlu benda berenergi
termis banyak kebenda berenergi termis lebih sedikit (Holman, 1991).
ALASAN YANG MELATARBELAKANGI PRAKTIKUM ?

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Kapasitas Kalor Air adalah :
1. Mempelajari konsep kapasitas kalor jenis dari air.
2. Menentukan besarnya kalor jenis air.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari
satu tempat ke tempat lain disebut kalor. Pengukuran jumlah kalor reaksi
yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen
disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu
reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas
atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC
pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas=Qterima
Qair panas= Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas calorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air
campuran Td = suhu
air dingin
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia
yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Hukum
pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu
proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan
jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan
dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa
pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan
luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal
sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada
suhu nol mutlak menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi
meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis
zat (c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = jumlah kalor (Joule)
M = massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C = kalor jenis
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia
atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata
kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada
makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen
(ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau
konsumsi oksigen.
Lavoisier (1780), menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan
dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini
membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup
ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan langsung, di mana
makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk dilakukan
pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur
harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah.
Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan panas
dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan
kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki
suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga
tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud,
seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat
mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan
melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk
kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J)
dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan
1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor
jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat
Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan
alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti:
kalorimeter termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain.
Kalorimeter yang lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik
yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu
suhunya diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki
suhu yang sama.
2. Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam
kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian
suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor
yang timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan
naik, dan jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka
reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan
akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah
sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta
memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah,
pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan kalorimeter
dapat ditentukan jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal
ini jumlah kalor yang dibebaskan/diserap oleh reaksi sama dengan jumlah
kalor yang diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah
kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena
energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)
Pengukuran kalor reaksi pada alorimeter sederhana setara kalor reaksi
pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan
tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam.
Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya
berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-
basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan) (Syukri, 1999).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisika Dasar I mengenai Kapasitas Kalor Air dilaksanakan
pada Hari Sabtu, 19 Desember 2015 pada pukul 10.00 - 12.00 WIB di
Laboratorium Fisika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah
Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
a. Power Supply, sebagai sumber tenaga listrik
b. Kabel Koneksi, untuk menghubungkan antar kabel
c. Stopwatch, untuk menghitung waktu dalam satuan detik
d. Kalorimeter, untuk mengkonversikan energi listrik ke energi panas
e. Multimeter, untuk mengukur banyak tegangan dan kuat arus listrik.
f. Termometer, untuk mengukur suhu

2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
a. Air

C. Cara Kerja
1. Baca bismillah terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan,
2. Letakkan semua alat dan bahan diatas meja.
3. Kemudian buatlah terlebih dahulu rangkaian seri atau pararel.
4. Hidupkan power supply secara bersamaan pada saat pengukuran.
5. Ukurlah tegangan dan kuat arusnya.
6. Catat hasilnya, untuk rangkaian seri dikali dengan kuat arus yang
dihasilkan dan rangkaian pararel dikali dengan tegangan yang telah
didapatkan hasilnya.
7. Kemudian catat hasil suhunya setiap 1 menit.
8. Setelah itu, catatlah hasil secara keseluruhan ditabel praktikum
sementara, sebagai berikut :
Massa air = 0,5 kg
Suhu awal = 27 C
Arus listrik = 12 A
Tegangan listrik = 8
V

Tabel Hasil Pengamatan :


No Waktu (s) Suhu (( C)

60 36
120 37
180 39
240 41
300 43
360 44
420 46
480 47
540 49
600 51
660 52
720 54
780 55
840 56
900 58
960 59
1020 60
1080 61
1140 62
1200 63
1260 64
1320 65
1380 66
1440 67
1500 68
1560 69
1620 70

9. Selanjutnya, matikan power supply.


10. Akhiri dengan Alhamdulillah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dik : Massa air = 0,5 kg
Suhu awal = 27 C
Arus listrik = 12 A
Tegangan listrik =8V

Tabel. Hasil Pengamatan..........

Suhu (
No. Waktu (s) c( ) c2 ( )
)
1. 60 36 26 x 10-4 676 x 10-8
2. 120 37 52 x 10-4 2704 x 10-8
3. 180 39 79 x 10-4 6241 x 10-8
4. 240 41 105 x 10-4 11025 x 10-8
5. 300 43 130 x 10-4 16900 x 10-8
6. 360 44 160 x 10-4 25600 x 10-8
7. 420 46 183 x 10-4 33489 x 10-8
8. 480 47 210 x 10-4 44100 x 10-8
9. 540 49 240 x 10-4 57600 x 10-8
10. 600 51 260 x 10-4 67600 x 10-8
11. 660 52 290 x 10-4 84100 x 10-8
12. 720 54 310 x 10-4 96100 x 10-8
13. 780 55 340 x 10-4 115600 x 10-8
14. 840 56 370 x 10-4 136900 x 10-8
15. 900 58 390 x 10-4 152100 x 10-8
16. 960 59 420 x 10-4 176400 x 10-8
17. 1020 60 440 x 10-4 193600 x 10-8
18. 1080 61 470 x 10-4 220900 x 10-8
19. 1140 62 499 x 10-4 249001 x 10-8
20. 1200 63 520 x 10-4 270400 x 10-8
21. 1260 64 550 x 10-4 302500 x 10-8
22. 1320 65 578 x 10-4 334084 x 10-8
23. 1380 66 604 x 10-4 364816 x 10-8
24. 1440 67 631 x 10-4 398161 x 10-8
25. 1500 68 650 x 10-4 422500 x 10-8
26. 1560 69 680 x 10-4 462400 x 10-8
27. 1620 70 709 x 10-4 502681 x 10-8
∑c = 15587 x 10-4 ∑c = 9398982 x 10-8
2

= tsesudah – tsebelum

= t2 – t1
= 32 – 31

=1

= 274

c=

= 0,52 x 10-2

= 52 x 10-4

c2 = (52 x 10-4)2

= 2704 x 10-8

= tsesudah – tsebelum
= t3 – t2
= 33 – 32

=1

= 274

c =

= 0,79 x 10-2

= 79 x 10-4

c2 = (79 x 10-4)2

= 6241 x 10-8

= 458,44 x 10-4
=

= 44,81 x 10-4

B. Pembahasan
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran
kalor. Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat
kalorimeter. Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas.
Sebagai contoh, jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air,
perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan.
Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat
fisik suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat
yang berbeda. Prinsip pengukuran pada percobaan ini disebut kalorimetri.
Alat pengukur kalor jenis zat berdasarkan prinsip kalorimetri disebut
kalorimeter. Pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas
Black.
Teori yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan
azas Balck. Yaitu, apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur,
maka benda yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin
sampai suhu keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih
panas sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang lebih dingin.
Sebuah benda untuk menurunkan ΔT akan melepaskan kalor yang sama
besarnya dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan benda itu untuk
menaikkan suhunya sebesar ΔT juga. Teorinya adalah:
Qlepas=Qterima, m1 c1 (T1-Ta)= m2 c2 (Ta-T2)
Energi yang diterima air dingin tidak sam dengan yang dilepas oleh air
panas. Ini dikarenakan sifat dari kalorimeter yang dapat menyerap kalor
sehingga tidak semuanya kalor dapat diterima oleh air dingin. Menghitung
kapasitas panas kalorimeter yaitu dengan menggunakan azas Black, yaitu :
Qlepas=Qterima, Qair panas=Qair dingin+ Qkalorimeter
m1.C.(Tp-Tc)= m2.C.(Tc-Td)+C.(Tc-Td)
Dengan menggunakan rumus ini maka akan dapat dihitung
kapasitas panasnya. Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari
satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka
energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi
kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Energi listrik dapat diubah
menjadi energi panas, contoh setrika listrik, kompor listrik dll. Kesetaraan
antara energi listrik dan kalor / panas dinyatakan sbb :
Dengan,
m = massa zat yang dipanaskan
c = kalor jenis zat yang dipanaskan
∆t = perubahan suhu yang terjadi
t = waktu selama pemanasan
Hubungan antara energi listrik dan kalor sering ditulis dalam bentuk ;
Q = 0,24 I².R .t
Dengan:
Q = kalor / panas (dalam kalori) Catatan :
1 joule = 0,24 kalori atau
1 kalori = 4,186 joule
V = 1L = 1 dm³ = 10 m³
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor
yang dihasilkan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan
yaitu :
1. Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda
atau tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda
atau tubuh tersebut.
2. Kalor yang dipindahkan dari atau ke suatu sisttem diukur didalam alat
yang dinamakan kalorimeter.
3. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu.
4. Termometer yang sering digunakan adalah termometer merkuri
Timbangan digital memilik fungsi lebih sebagai alat ukur diantaranya
lebih akurat, presisi, dan akuntable.
Menjawab tujuan
B. Saran
1. Kami sebagai penulis tentu masih banyak kesalahan dalam penulisan
ini, tapi kami berharap laporan kami ini bisa menjadi acuan, dan
pedoman bagi praktikan-praktikan selaanjutnya.
2. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.

Saran utk kegiatan praktikum

Soal Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan 1 kalori dan 1 joule ?


2. Bagaimana korelasi antara energi panas dengan temperature ?
3. Apakah yang dimaksud kalor dan kalor jenis zat ?
4. Jika 200 gram air dipanaskan menggunakan pemanas sehingga suhunya
berubah dari suhu 20(C menjadi 90(C. Tentukan besar kalor yang diperlukan?

Penyelesaian :
1. 1 kalori adalah jumlah energi panas yang digunakan untuk menaikkan
temperature 1 gram air sebanyak 1 derajat celcius. Sedangkan 1 joule adalah
jumlah energi yang berkerja untuk menaikkan temperature sejumlah air.
2. Panas adalah energi yang terkandung didalam suatu benda atau zat yang
bersesuaian dengan temperatur dan jumlah partikel penyusun zat tersebut.
Jadi, semakin tinggi temperature semakin banyak panas yang terkandung.
Asalkan jumlah partikel penyusunnya sama.

3. Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah atau mengalir pada
benda yang memiliki kelebihan kalor menuju benda yang kekurangan kalor.

4. Sedangkan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan
oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1(C. kalor jenis juga diartikan
sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas dan menerima kalor.
5. Dik : m = 200 g = 0,2 kg
∆t = t1-t0
= 90(C-20(C
= 70(C
c = 4200 J/kgg C
Dit : Q ?
Jawab :
Q = m. c. ∆t
= 0,2 g. 4200 J/kgg C. 70(C = 58800 Joule = ..................kalori
DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 1980. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi
4. Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.


Gambar Alat-Alat Praktikum
Gambar 1. Multi Meter Gambar 2. Termometer

Gambar 3. Power Supply Gambar 4. Kalprimeter


Gambar 5. Gelas Beaker

Anda mungkin juga menyukai