Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH KIMIA FARMASI 1

KALORIMETRI

NAMA : BELLA JUASTIKA


NIM : NH0517008
KELAS :A

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat
dimusnahkan dan dapat diciptakan melainkan hanya dapat diubah
dari satu bentuk kebentuk lain.Di alam ini banyak terdapat energi
seperti energi listrik,energi kalor,energi bunyi,namun energi kalor
hanya dapat dirasakan seperti panas matahari .Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering melihat alat-alat pemanas yang
menggunakan energi listrik seperti teko pemanas, penanak nasi,
kompor listrik ataupun pemanas ruangan. Pada dasarnya alat-alat
tersebut memiliki cara kerja yang sama yaitu merubah energi listrik
yang mengalir pada kumparan kawat menjadi energi kalor/panas.
Sama halnya dengan kalorimeter yaitu alat ayang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur

kalor atau energi panas. Pertukaran energi kalor merupakan dasar

teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri, yang merupakan

pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.

Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat

kalorimeter. Kalorimeter ada dua jenis yaitu kalorimeter bom dan

kalorimeter sederhana. Yang mendasari percobaan kalorimeter ini

adalah teori asas Black.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat


diidentifikasi permasalahan, sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari kalorimeter ?


2. Bagaimanaprinsip kerja kalorimetri ?
3. Apa saja jenis kalorimeter ?
4. Kalorimeter Makanan
5. Bentuk kalorimetri
6. Pengukuran pH

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita


dapat memahami sistem kerja kalorimeter dan arti fisis tara panas
listrik.Memperluas pengetahuan pembaca tentang kalorimeter.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kalorimetri

Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau

reaksi kimia. Adapun kalor merupakan energi yang berpindah

akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika

menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses

termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem

dan jumlah kalor yang dipindahkan kesistem.

Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik

menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang

menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat

dimusnahkan.

Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi

kimia atau perubahan fisik. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur

panas dari reaksi yang dikeluarkan.Kalorimetri termasuk

penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri berasal dari bahasa Latin

yaitu calor, yang berarti panas.

Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas

pada makhluk hidup yang memproduksi karbondioksida dan

buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk


organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780)

mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari

konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal itu

membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh

makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri

langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan

didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran.

Jika benda atau system diisolasi dari alam, maka temperatur harus

tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan

berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya

yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan

suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk

menghitung perpindahan panas.

Sebagai contoh, jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air,

perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang

ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari

makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan

mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter.

Bahan yang masuk kedalam kalorimetri digambarkan

sebagai volume air, sumber panas yang dicirikan sebagai massa

air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan panas

spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan

perubahan suhu digunakan untuk menghitung energi tercapai.


Cara penemuan kalor reaksi dengan menggunakan

calorimeter disebut kalorimeter. Data ∆H reaksi yang terdapat pada

tabel-tabel umumnya ditentukan secara kalorimetris.

Kelorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada

pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan diluar

kalorimeter). Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh

reaksi yang terjadi didalam kalorimeter tidak ada yang terbuang

keluar kalorimeter. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam

kelorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh

air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus :

q air = m x c x ∆T

q bom = C x ∆H

dengan, q = jumlah kalor

m = massa air (larutan) di dalam kelorimeter (gram)

c = kalor jenis air (larutan) di dalam kelorimeter

(J )

C = kapasitas kalor dari bom kalorimeter

∆H = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)

ΔT = perubahan suhu (C atau K)

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan,

maka kelor rekasi sama dengan kalor yang diserap oleh air

(larutan) dan bom, tetapi tandanya berbeda..


q reaksi = -(q air + q bom)

Kalorimetri bom terdiri dari sebuah bom (wadah tempat

berlangsungnya reaksi pembakaran, biasa terbuat dari bahan

stainless steel) dan sejumlah air atau suatu larutan yang dibatasi

dengan wadah kedap panas.

Kalorimeter sederhana dapat disusun dari 2 buah gelas

styrofoam seperti gambar diatas. Styrofoam merupakan bahan

nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang

berpindah ke lingkungn dapat di abaikan. Jika suatu reaksi

berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan

diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang

berlangsung tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari

larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor

yang diserap atau yang dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang

diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

q reaksi = - q larutan

Kalorimeter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil. Artinya

kalorimeter tersebut benar-benar sebagai sistem yang terisolasi,

sehingga perubahan kalor yang terjadi dari reaksi hanya

berpengaruh terhadap perubahan suhu air atau larutan yang ada di

dalam kalorimeter.

Reaksi yang berlangsung dalam calorimeter merupakan

reaksi yang berlangsung pada volum konstan (∆V = 0), maka


perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan

perubahan energi dalamnya.

∆U = q

Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran,

dapat dilakukan manggunakan kalorimeter pada tekanan konstan.

Misalnya pada kalorimeter stirofoam yang dibuat dari gelas

stirofoam. Kalorimeter jenis ini umunya dilakukan untuk mengukur

kalor reaksi di mana reaksinya berlangsung dalam bentuk larutan,

misalnya untuk mengukur perubahan kalor yang terjadi pada reaksi

netralisasi asam-basa.

Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada

tekanan konstan (∆P = 0), maka perubahan kalor yang terjadi

dalam sistem akan sama dengan perubahan entalpinya.

∆H = q

Oleh karena dianggap tidak ada kalor Termokimia adalah

ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia

atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi

kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan

dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses-

proses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya

perubahan wujud atau perubahan struktur kristal. Untuk

mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji


beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja yang

dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energi tersebut berubah,

bagaimana mengukur perubahan energi tersebut, serta bagaimana

pula hubungannya dengan struktur zat.

B. Prinsip kerja

Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik

pada kumparan kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air

suling. Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar (akibat

perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom

logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan

bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan

kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan

menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi

yaitu energi kalor / panas.

Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan

arus listrik pada suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki

oleh bahan itu semakin kecil. Kita dapat melihat

seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil menghasilkan

nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah

karena dalam pengukuran pertama perubahan suhu yang

digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang

menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan suhu itu sama


besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas

listrik yang besar.

C. jenis-Jenis Kalorimeter

beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain:


kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom.Berikut ini
akan di bahas mengenai kalorimeter bom dan kalorimeter
sederhana.

1) Kalorimeter bom
Kalorimeter bom merupakan kalorimeter yang khusus
digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi
pembakaran.Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom ( tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless
steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan
sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap
panas.Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom
2) Kalorimeter Sederhana

Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran


dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan
tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas
stirofoam.Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor
reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya
reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan
pengendapan ).Pada kalorimeter ini, kalor reaksi jumlah kalor
yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap
oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

qreaksi = – (qlarutan+ qkalorimeter )

qkalorimeter = Ckalorimeter x DT

dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka

dapat diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap

hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam

kalorimeter.

qreaksi = – qlarutan

qlarutan = m x c x DT

dengan :

m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )

c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau

( J / g. K )

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP =

nol ) sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem =

perubahan entalpinya.

DH = qp

Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila

dicelupkan kedalam fluida, maka benda tersebut akan melepaskan

kalor yang akan diserap oleh fluida hingga tercapai keadaan

seimbang (suhu benda = suhu fluida).


Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan

bahwa jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan

jumlah kalor yang diserap fluida.

Jika diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan

menggunakan kalorimeter. mula-mula benda dapat dipanaskan

dalam gelas kimia sehingga diasumsikan bahwa tempratur benda

sama dengan tempratur uap . Titik didih air tergantung pada

tekanan udara dan kemudian menentukan titik didih air

berdasarkan tabel yang ada.

massa jenis benda padat dapat dihitung menggunakan persamaan

mb . Cb . ( tb-t2 ) = ( ma . Ca + H ) ( t2 – t1 )

Dimana :

 mb = massa benda

 Cb = panas jenis benda

 tb = temperatur benda mula-mula (setelah dipanaskan)

 t1 = temperatur air mula-mula

 t2 = temperatur kalorimeter saat keadaan seimbang

 ma = massa air

 H = harga air kalorimeter


Adapun untuk menentukan massa air mula-mula (Mam) dan

massa air setelah dipanaskan (Map) adalah sebagai berikut :

Mam : (Massa kalorimeter + pengaduk + air) – (massa kalorimeter

+ pengaduk)

Map : (Massa gelas beker + air) – (massa gelas beker

Untuk menentukan harga air kalorimeter (H) dapat ditentukan

dengan rumus sebagai berikut

H = mb . Cb (tb – t2) = ma . Cb (t2 – tb)

(t2 – t1)

Keterangan :

 mb = massa benda (kg)

 Cb = panas jenis benda (J/kg.°K)

 tb = suhu setelah dipanaskan (°K)

 t2 = suhu saat setimbang (°K)

 ma = masa benda mula-mula (kg)

 t1 = suhu mula-mula (°K)

 H = Harga air kalorimeter

 c = 4200 J/kg.k

Didapatkan bahwa kalor merupakan bentuk energi yaitu energi panas.

oleh karena itu pada kalor berlaku hukum setelah energi jika dua buah

benda yang suhunya barlainan hukum kekelan energi jika dua buah benda

yang suhunya berlainan disentukan atau dicampur, benda yang bersuhu


tinggi akan melepaskan kalor dan benda yang bersuhu rendah akan

menyerap kalor. banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyaknya

kalor yang diserap. pernyataan ini sesuai dengan pernyataan/azas blask

yang menyatakan: Q lepas = Q terima.

Dimana kalor jenis merupakan perbandingan diantara kapasitas panas

dengan massa benda = c = Q/(M . ∆t)Dimana c adalah kalor jenis, Q

adalah jumlah kalor, adalah massa benda dan ∆t adalah perubahan suhu

perubahan suhu ini dapat dicari dengan t2 – t1. Dimana suhu saat

setimbang kurang dengan suhu mula – mula, kalor jenis zat disebut

dengan kalorimeter.

Semakin tinggi suatu benda maka semakin rendah massa benda.

kapasitas kalor juga disebut harga air (H) atau di sebut juga harga

air kalorimeter. harga air kalorimeter dapat ditentukan dengan

persamaan rumus yang di dapat melalui persamaan azas black

yaitu :

Q lepas = Q trima

mb . C b (tb – t2) = (ma . Ca + H) (t2 – t1)

ma . Ca + H = mb . Cb (tb – t2)

(t2 – t1)

H = mb . Cb (tb – t2) – ma . Cb

(t2 – t1)
H = mb . Cb (tb – t2) – ma . Cb (t2 – t1)

(t2 – t1)

D. Kalorimeter Makanan

Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai

kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini terdiri

dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan

garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya

melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup

ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang berlubang di

bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan

lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat

sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga

terdapat sebuah pipa spiral dari tembaga. Ujung bawah pipa spiral

itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung

atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit

itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan

sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu

diletakkan di atas sebuah kepingasbes dan ditahan oleh 3 buah

keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang

lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik yang

akan dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas

keping asbes itu terdapat sebuah cawanaluminium. Di atas cawan

itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan


kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan

menyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik.

Dekat cawan terdapat pipa logam untuk mengalirkan oksigen.

E. Bentuk kalorimetri

a) Beker aluminium dan gelas plastik jenis polistirin (busa) dapat

digunakan sebagai kalorimeter sederhana dengan termometer

sebagai pengaduk. Keuntungan menggunakan gelas plastik

sebagai kalorimeter adalah murah harganya dan setelah dipakai

dapat dibuang.

b) Kalorimeter yang biasa digunakan di laboratorium fisika sekolah

berbentuk bejana biasanya silinder dan terbuat dari logam

misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75 mm x 50

mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk

dan diletakkan di dalam bejana yang lebih besar yang disebut

mantel/jaket. Mantel/jaket tersebut berguna untuk mengurangi

hilangnya kalor karena konveksi dan konduksi.

F. Pengukuran pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk

menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh

suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion

hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak

dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan

pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia


bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya

ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan

Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah

diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa

rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk

power (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz

(yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada

katapotential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah

pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah

tetapan yang berarti "logaritma negatif"

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C

ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh

disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh

dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah

penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri

pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu

pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja

bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun

dalam frekuensi yang lebih rendah.p[H]

Menurut definisi asli SOrensen, p[H] didefinisikan sebagai

minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama


ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk

mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila

elektrode yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion

hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan

asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat

yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi

elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan

alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen

sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan

kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot

Gran.Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektrode

standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya

berbentuk

Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan

konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor

gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien

kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektrode tidak

berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa

koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama titrasi.

Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai

satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan


yang mengandung elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur

ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi.

Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil.

Dinyatakan bahwa pH = p[H] + 0,04. Pada praktiknya terminologi

p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan

kerancuan.

pOH

pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran

konsentrasi ion hidroksida OH−. pOH tidaklah diukur secara

independen, namun diturunkan dari pH. Konsentrasi ion hidroksida

dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen

berdasarkan persamaan

[OH−] = KW /[H+]

dengan KW adalah tetapan swaionisasi air. Dengan menerapkan

kologaritma:

pOH = pKW − pH.

Sehingga, pada suhu kamar pOH ≈ 14 − pH. Namun hubungan ini

tidaklah selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya.

Menghitung pH (Asam dan Basa)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk

mengetahui besar energi yang dibebaskan pada suatu

sistem. Pada kalorimeter terdapat energi disipasi. Energi

disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem.

Hilang dalam arti berubah menjadi energi lain yang tidak

menjadi tujuan suatu sistem (dalam percobaan, energi listrik

berubah menjadi energi kalor) . Timbulnya energi disipasi

secara alamiah nggak dapat dihindari

B. Saran

Setelah selesainya makalah ini penulis akan

memberikan saran,diantaranya,kita harus memandang sisi

positif dari kalorimeter,jangan melihat dari sisi negatifnya

saja,serta kita harus meperhatikan alat-alat pengukur suhu

yang lain, agar kita dapat memperluas ilmu pengetahuan.


DAFTAR PUSTAKA

Zaida, Drs., M.Si. Fisika. Bandung:Dosen Unpad

Keenan, 1980, Fisika untuk Universitas Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Petrucci, Ralph. H, 1987, Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2

Edisi 4, Erlangga, Jakarta.

Syukri, S, 1999, Fisika Dasar 1, ITB, Bandung.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Alih bahasa:

Saptorahardjo. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai