Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Kalorimeter
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau
perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri
berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak langsung
(indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi
karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea,
untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen.
Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari
konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori
energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam
kalorimeter untuk dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam
kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam,
maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan
berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan panas
dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan kapasitas
dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi, maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka
kalor yang dikandung sedikit. Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu
zat memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga
tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah
kalor.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah berjudul Kalorimeter ini adalah sebagai
berikut:
1. Memenuhi tugas matakuliah Instrumentasi Analitik yang dibimbing oleh Drs Mersi
Suriani Siagian, S.T, M.T.
2. Mengetahui defenisi alat Kalorimeter.
3. Mengetahui fungsi alat Kalorimeter.
4. Mengetahui gambaran dan prinsip kerja alat Kalorimeter.
1

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah berjudul Kalorimeter ini adalah sebagai
berikut:
1. Terpenuhinya tugas matakuliah Instrumentasi Analitik yang dibimbing oleh
Drs Mersi Suriani Siagian, S.T, M.T.
2. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami defenisi dari alat Kalorimeter.
3. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami fungsi dari alat Kalorimeter
4. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami gambaran dan prisip kerja dari
alat Kalorimeter

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Kalorimeter ditemukan oleh Joseph
Black, dia membuktikan bahwa setiap benda menyerap kalor yang berbeda untuk
menaikkan suhunya sebanyak satu derajat. Inilah yang sebenarnya kita ukur ketika
menggunakan calorimeter. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik
menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi
tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.
Hukum yang digunakan pada Kalorimeter antara lain: Hukum Kekekalan Energi,
Hukum Kekekalan Kalor (Azas Black), Hukum Kirchoff 1, Hukum Termodinamika,
Hukum Hess. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu
reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hukum
Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan
entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk
dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1 = massa air panas

Tp = suhu air panas

m2 = massa air dingin

Tc = suhu air campuran


3

= kalor jenis air

= kapasitas kalorimeter

Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
1.

Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam


suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem
dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).

2.

Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan


tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh
luar. Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.

3.

Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal


sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada
suhu nol mutlak menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi
meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.

Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
Q = m.c.T
Keterangan:
Q

= jumlah kalor (Joule)

= massa zat (gram)

= perubahan suhu (takhir-tawal)


4

2.2

= kalor jenis

Prinsip Kerja Kalorimeter


Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan
kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam
kawat penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan
atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan
kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh
pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh
energi yaitu energi kalor / panas. Pada saat arus listrik melewati kumparan terdapat
daya disipasi yang berupa panas, panas yang dihasilkan akan menaikkan suhu air
didalam kalorimeter. Kenaikan suhu selama selang waktu t diukur dengan temometer.
Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada suatu
bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil. Kita dapat
melihat seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil menghasilkan nilai yang
kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah karena dalam pengukuran
pertama perubahan suhu yang digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang
menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan suhu itu sama besarnya maka yang
berarus kecil yang mempunyai taraf panas listrik yang besar.

2.3

Jenis Jenis Kalorimeter


2.3.1 Kalorimeter Alumunium
Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang agak lebih
besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau wol.
Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan sekitar
kalorimeter dapat dikurangi. Cara Kerja Pada waktu zat dicampurkan di dalam
kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata
5

sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas penggunaan
kalorimeter adalah Asas Black.
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanaskan sampai suhu tertentu.
Dengan cepat zat itu dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air dengan
suhu dan massanya sudah diketahui. Kalorimeter diaduk sampai suhunya tidak
berubah lagi. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, kalor jenis zat yang
dimasukkan dihitung.

2.3.2 Kalorimeter Bom


Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O 2 berlebih)
suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada
tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan
sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung.
Kalorimeter bom terdiri dari tabung baja tebal dengan tutup kedap udara.
Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan
sebuah "kumparan

besi yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar)

ditempatkan pula pada cawan platina sedemikian sehingga menempel pada zat
yang akan diuji.
.

Keterangan :
6

a. Termometer berguna untuk mengukur suhu.


b. Pengaduk berguna untuk mengaduk air pendingin.
c. Katup oksigen untuk memasukkan oksigen dari tabung.
d. Cawan untuk meletakkan bahan/sampel yang akan di bakar.
e. Kawat penyala untuk membakar.
f. Bom yaitu tempat terjadinya pembakaran.g. Jacket air yaitu jacket untuk
peletakan bom.
Kalorimeter bomb merupakan suatu piranti lain yang banyak di gunakan
untuk penentuan nilai kalorbahan padat dan cair.Ppengukuran calorimeter bomb
dilakukan pada kondisi volume konstan tanpa aliran atau dengan kata lain reaksi
pembakaran di lakukan tanpa menggunakan nyala api melainkan menggunakan
gas oksigen sebagai pembakar dengan volume konstan atu tegangan tinggi.
Prinsip kerjanya ialah contoh bahan bakar yang akan di ukur dimasukan
kedalam benjana logam yang kemudian di isi oksigen pada tekanan tinggi. Bom
itu di tempatkan di dalam bejana berisi air dan bahan bakar itu di nyalakan
dengan sambungan listrik dari luar.Suhu di ukur sebagai fungsi waktu setelah
penyalaan.Pada saat pembakaran suhu bom tinggi oleh karena itu keseragaman
suhu air di sekeliling bom harus di jga dengan suatu pengaduk .Selain itu dalam
beberapa hal tertentu di berikan pemanasan dari luar melalui selubung air untuk
menjaga supaya suhu seragam agar kondisi bejana air adiabatic.
Cara Kerja Kalorimeter Bom
1. Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan
sebuah "kumparan besi yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar)
ditempatkan pula pada cawan platinasedemikian sehingga menempel pada zat
yang akan diuji.
2. Kalorimeter bom kemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan.
3. Setelah itu "bom" diisi dengan O2 hingga tekanannya mencapai 25 atm.
4. Kemudian "bom" dimasukkan ke dalam kalorimeter yang diisi air.

5. Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu aliran listrik dialirkan ke kawat


besi dan setelahterjadi pambakaran, kenaikan suhu diukur.
6. Kapasitas panas (atau harga air) bom, kalorimeter, pengaduk,dan termometer
ditentukan.
7. Dengan percobaan terpisah dengan menggunakan zat yang diketahui panas
pembakarannyadengan tepat (Biasanya asam benzoate).

Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor


dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke
lingkungan, maka:
qreaksi = (qair+ qbom )
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m x c x DT
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
qbom = Cbom x DT
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume


tetap ( DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem
= perubahan energi dalamnya.
DE = q + w dimana w = - P. DV
Maka:
DE = qv

2.3.3 Kalorimeter Sederhana (Larutan)


Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan
dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk
mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya
reaksi netralisasi asam basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).
Prinsip kerja kalorimeter sederhana dikenal dengan nama metoda
campuran, yaitu satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur
menggunakan termometer , lalu ditempatkan air dingin kalorimeter. Kalor yang
hilang pada sampel akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur
temperatur akhir campuran tersebut, kalor jenis dapat dihitung.
Pada kalorimeter

ini,

kalor

reaksi = jumlah kalor yang


diserap

dilepaskan

larutan

sedangkan kalor yang diserap


oleh

gelas

dan

lingkungan

diabaikan.
qreaksi = (qlarutan+ qkalorimeter )
qkalorimeter = Ckalorimeter x DT
dengan :
Ckalorimeter =

kapasitas

kalor

kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K
)

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan
sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter.
qreaksi = qlarutan
qlarutan = m x c x DT
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP = nol )
sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.
DH = qp
Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan
kedalam fluida, maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan diserap
oleh fluida hingga tercapai keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida).
Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah
kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida.
Jika diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan menggunakan
kalorimeter. mula-mula benda dapat dipanaskan dalam gelas kimia sehingga
diasumsikan bahwa tempratur benda sama dengan temperatur uap.

10

BAB III
APLIKASI KALORIMETER
3.1 Setrika
Sistim kerja setrika listrik adalah dengan mengubah energi listrik menjadi
energi panas. Perubahan bentuk energi tersebut dihasilkan oleh rangkaian listrik
yang memiliki hambatan cukup besar. Hambatan inilah yang menyebabkan
timbulnya panas pada bagian setrika yang disebut elemen pemanas. Elemen
pemanas membangkitkan panas secara bertahap dan setrika listrik modern sudah
dilengkapi dengan komponen yang disebut termostat. Dengan adanya komponen
ini dalam rangkaian setrika listrik, maka panas yang dikehendaki oleh pengguna
dapat diatur dan stabil sehingga tidak menyebabkan timbulnya panas berlebih
yang dapat memicu kebakaran pada elemen.
3.2 Kompor Listrik
Kompor listrik adalah tungku yang menghasilkan energi panas dari dari energi
listrik, jadi konversi energinya dari listrik menjadi energi panas.
Kompor listrik mendapatkan panas dari elemem yang berbentuk tubular, plat,
maupun berbentuk kawat yang mana pada saat dialiri oleh listrik maka akan
timbul panas.

3.3 Magic Jar


Prinsip kerja magic jar adalah menghangatkan nasi melalui elemen pemanas
yang melingkar disamping tempat nasi. Panas yang dihasilkan elemen ini diatur
dan dikontrol oleh sebuah thermostat (sensor suhu). Pertama elemen akan
dihidupkan dan jika sudah tercapai panas tertentu maka elemen akan dimatikan
lalu jika suhu turun sampai level tertentu maka elemen akan dihidupkan kembali.
Prinsip kerja ini mirip dengan setrika listrik, bedanya pada setrika menggukan
bimetal sebagai kontrol suhu.
3.4 Pemanas Air (Dispenser/ Water Heater)
Pemanas air jenis ini menggunakan energi listrik untuk memanaskan airnya.
Komponen utama alat ini adalah elemen pemanas listrik yang terletak di bagian
atas dan bawah tangki. Saat air dingin masuk ke tangki, elemen pemanasnya
mulai bekerja memanaskan air dalam tangki sampai mencapai suhu yang
dikehendaki. Dan ketika suhu air dalam tangki mulai turun, ke dua elemen
11

pemanas ini bekerja kembali memanaskan air sampai mencapai suhu yang telah di
setting. Dengan dimikian suhu air di dalam tangki selalu terjaga dan selalu
tersedia setiap dibutuhkan.

BAB V
12

KESIMPULAN DAN SARAN

13

DAFTAR PUSTAKA
https://abisabrina.wordpress.com/tag/prinsip-kerja-magic-jar/
https://banyakngomong.wordpress.com/tag/kalorimeter/
http://damabandott.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-kalorimeter.html
http://itatrie.blogspot.co.id/2012/10/laporan-kimia-fisika-kalorimeter.html
http://kimiadasar.com/kalorimeter/
https://laskarteknik.com/category/pemanas-ruangan/
http://rizkibotaks.blogspot.co.id/2014/03/kalorimeter-bom.html
http://sanfordlegenda.blogspot.co.id/2012/09/Electric-Water-Heater-Pemanas-AirListrik.html
http://widyasariphysicseducation.blogspot.co.id/2015/03/cara-kerja-setrika.html

14

Anda mungkin juga menyukai