Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum KI2241

Kimia Fisik
Percobaan A1
TERMOKIMIA

Nama

: Saffira Raudhania

NIM

: 10513017

Kelompok

: 03

Tanggal Percobaan : 22 April 2015


Tanggal Pengumpulan
Asisten

: Elevia Febriani (20513322)


Maulida Septiyana (20513301)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

Percobaan A1
TERMOKIMIA

I.

Tujuan
1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter pada kalorimeter bom
adiabatic.
2. Menentukan kalor pembakaran naftalena dengan kalorimeter
bom adiabatik.
3. Menentukan entalpi pembakaran naftalena.

II.

Teori Dasar
Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh
reaksi kimia disebut termokimia. Termokimia merupakan cabang
dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk
sistem. Jadi kita dapat mengukur (secara langsung dengan cara
mengukur

kerja

atau

kenaikan

temperatur)

energi

yang

dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai Joule.


Berganti dengan kondisinya, apakah dengan perubahan energi
dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya jika tahu C atau H
suatu

reaksi

kita

dapat

meramalkan

jumlah

energi

yang

dihasilkannya sebagai kalor. (Atkins 1994)


Kalorimeter bom bekerja secara adiabatik, di mana tidak
ada pertukaran energi antara sistem dengan lingkungan. Kalor
yang dilepaskan pada proses pembakaran di dalam kalorimeter
bom akan menaikkan suhu kalorimeter.

Suhu inilah yang

kemudian dijadikan patokan atau dasar untuk menentukan kalor


pembakaran. Di sini, perubahan energi dalam juga ditentukan
dalam kondisi volume tetap.
Berdasarkan hukum Hess,
UK

= UT + U

= UT + C(T-T)

C adalah kapasitas kalor kalorimeter.


Pada proses adiabatik nilai UK = 0.
Demikian persamaan diatas berubah menjadi :
U
= -C(T-T)
Perubahan energi dalam dapat ditentukan dengan cara
mengukur kenaikan suhu dan kapasitas kalor. Kapasitas kalor
dihitung

dari

pembakaran

pembakarannya

telah

sejumlah

diketahui,

zat

yang

misalnya

nilai

asam

kalor

benzoat,

C6H5COOH. Pada penentuan ini muncul dua faktor koreksi yaitu


adanya asam nitrat yang terbentuk dan terdapat kalor yang
dilepaskan

oleh

kawat

pemanas.

Jika

zat

yang

dibakar

mengandung belerang, maka diperlukan koreksi untuk kalor


pembentukan asam sulfat.
UT + U1 + U2 = -C(T-T)
U1 adalah koreksi terhadap kalor pembentukan asam nitrat
dan U2 adalah koreksi terhadap kalor pembakaran kawat pemanas.
Kalor pembakaran zat dapat dihitung dengan rumus:
C T U 1U 2
UT=
m
HT = UT + (n)RT
III.

Alat
alat:

dan Bahan
Buret + klem buret
Stopwatch
Botol semprot
Termometer

bahan:

IV.

Air
Asam benzoate
Naftalena
Gas oksigen
Larutan baku Na2CO3
Indikator metil merah

Data Pengamatan

a. Asam benzoat
Massa asam benzoat
Panjang kawat awal
Panjang kawat akhir
Panjang kawat terbakar :
Tekanan Gas O2
:
Tawal sistem
:
Takhir sistem
:
Vtitran
:
Me
nit
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

: 1,06 gram
: 12 cm
: 4,4 cm
12 cm 4,4 cm = 7,6 cm
30.00 atm
24,53 oC / 297,53 K
27,44 oC / 300,44 K
8 mL

Suh
u
(C)
24,5
3
26,5
0
27,1
9
27,3
2
27,4
1
27,4
3
27,4
3
27,4
4
27,4
4
27,4
4

b. Naftalena

Meni
t ke1
2
3
4
5
6
7
8
9

Massa naftalena
: 0,77 gram
Panjang kawat awal
: 12 cm
Panjang kawat akhir
: 4,6 cm
Panjang kawat terbakar : 12 cm 4,6 cm = 7,4 cm
Tekanan Gas O2
: 30,0 atm
Tawal sistem
: 25,05 oC
Suhu
Takhir sistem
: 28,21 oC
(C)
Vtitran
: 9,9 mL

25,05
27,35
27,99
28,14
28,18
28,20
28,21
28,21
28,21

V.

Pengolahan Data
a) Penentuan kapasitas kalor kalorimeter bom
1. Faktor koreksi terhadap pembentukan asam nitrat (U1)
U1
= Volume Na2CO3 (-1) kal/mL
= 8 mL 1 kal /mL
= -8 kal
2. Faktor koreksi terhadap kalor pembakaran kawat (U2)
U
= l (-2,3) kal/cm
2

(12 4,4) cm (2,3)kal/cm

= -17,48 kal
3. Kapasitas kalor kalorimeter (C)
UT
= -6318 kal/g [berdasarkan literatur]
( U T x massa benzoat )U 1U 2
C
=
T

6318

kal
1,06 g (8 kal )(17,48 kal)
g
300,44 K297,53 K

= 2310,158076 kal/K
Penentuan kalor pembakaran naftalena
a. Faktor koreksi terhadap pembentukan asam nitrat (U1)
U1
= Volume Na2CO3 (-1) kal/mL
= 9,9 mL (1) kal/mL
= -9,9 kal
b. Faktor koreksi terhadap kalor pembakaran kawat (U2)
U
= l x (-2,3) kal/cm
2

(124,6)cm (2,3)kal/cm

= -17,02 kal
c. Kalor pembakaran naftalena (
C10H8(s) + 12 O2(g)
UT

UT

10CO2(g) + 4H2O(l)
C . T U 1 U 2
m

(2310,158076

kal
( 301,21298,05 ) K )(9,9 kal )(17,02 kal)
K
0,77 gram

= -9445,687689 kal/gram
d. Penentuan entalpi naftalena (

HT

Mr C10H8 = 128,17 g/mol


HT

U T + ( n ) RT

kal
= 9445,687689 kal/gram+( (1012 ) 1,979 mol K 301,21 K )
kal
kal/
mol+(1192,18918
)
= -1210653,79109913
mol
= -1211845,98027913 kal/mol
= -9454,98931 kal/gram
e. Persentase galat
Kalor pembakaran naftalena berdasarkan literatur :
-5156.3 kJ/mol
-5136 kJ/mol = 1227.69 kkal/mol = 9578.61 kal/gram
% galat
=
H literatur H percobaan

100
H literatur

9578,619454,98931

9578,61

x 100%

= 1,29 %
VI.

Pembahasan
(terlampir)

VII.

Kesimpulan
1. Kapasitas kalor kalorimeter pada kalorimeter bom adiabatik
adalah 2310,158076 kal/K.
2. Kalor pembakaran naftalena dengan kalorimeter bom

adiabatik adalah
-9445,687689 kal/gram.
3. Entalpi pembakaran naftalena adalah -9454,98931 kal/gram
VIII. Pustaka

Ira, Levine N. 2009. Physical Chemistry 6th Edition. New York :


McGraw-Hill, hal 26

Atkins PW. 1999. Kimia Fisika. Ed ke-2 Kartahadiprodjo Irma I,


penerjemah;Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta : Erlangga.
Terjemahan dari : Physchal Chemistry. Hal 59
Davud R Lide. 2005. CRC Handbook of Chemistry and Physics.
New York

LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Apakah perbedaan U dan H?
Jawab:
UT adalah perubahan energi yang diukur dari suatu reaksi isothermic
(temperature tetap/ tidak ada T) sedangkan HT adalah perubahan

energi yang diukur dari reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap,
namun volume dan temperaturnya berubah.
2. Mengapa U pada persamaan (1) sama dengan nol?
Jawab:
Persamaan (1): UK = UT + U
Karena reaksi berlangsung secara adiabatik sehingga tidak ada
perubahan energi dalam, dan tidak ada kalor yang keluar dari dalam
sistem, akibatnya Uk = 0
3. Turunkan persamaan (5)!
Jawab:
Persamaan (5): HT = UT + (n)RT
UT = qp + W
UT = qp - p V
qp = UT + p V (1)
U1 U2 = qp p(V1 V2)
qp = (U2 + p V2) - (U1 + p V1)
H = U + pV
qp = H2 H1
qp = HT (2)
Sehingga , jika persamaan (1) dan (2) digabungkan,
HT = UT + p V
p V = (n) RT
HT = UT + (n) RT
4. Perkirakan kalor pembakaran naftalena dari energi ikatan dan data lain
yang diperoleh dari literature.
Jawab:
Kalor pembakaran naftalena dari energy ikatan adalah - 4144 kJ/mol
C10H8(s) + 12 O2(g)

10CO2(g) + 4H2O(l)

Naftalena
Hco = [6(HC-C) + 8(HC-H) + 5(HC=C) + 12(HO=O)] [10 x 2(HC=O)
+ 4 x 2(HO-H)]
= [6(348) + 8(412) + 5(612) + 12(498)] [10 x 2(743) + 4 x
2(463)]
= 14420 - 18564
= - 4144 kJ/mol

Literatur entalpi pembakaran:

TEST AWAL
1. Sebutkan judul, tujuan, dan prinsip percobaan!
Judul : Termokimia

Tujuan

Menentukan

kapasitas

kalor

kalorimeter

pada

kalorimeter bom adiabatic, menentukan kalor pembakaran naftalena


dengan

kalorimeter

bom

adiabatik,

dan

menentukan

entalpi

pembakaran naftalena.
Prinsip:
2. Apa yang disebut dengan kapasitas kalor?
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sebesar satu derajat.
3. Tuliskan reaksi pembakaran naftalena dan asam benzoat yang
setara!
Asam benzoat
Naftalena

: C7H6O2(s) +

15
2 O2(g) 7CO2(g) + 3H2O(l)

: C10H8(s) + 12O2(g) 10CO2(g) + 4H2O(l)

Anda mungkin juga menyukai