TITRASI KONDUKTOMETRI
TITRASI KONDUKTOMETRI
I.
Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi asam asetat, NaOH, dan HCl dalam sampel dengan
metode titrasi konduktometri
Menentukan tetapan disosiasi asam lemah dari data hantaran yang diperoleh
II.
Teori Dasar
Hantaran larutan didefinisikan sebagai kemampuan larutan untuk
menghantarkan arus listrik. Hantaran larutan bergantung pada jumlah,
ukuran, dan muatan ion yang terdapat di dalam larutan. Secara sederhana,
hantaran larutan berbanding lurus dengan bertambahnya ion-ion untuk
menghantarkan arus listrik jika ukurannya makin kecil dan muatan yang
dimiliki makin besar.
Tetapan disosiasi asam lemah digunakan untuk menentukan tetapan disosiasi
asam asetat diperlukan data titrasi asam lemah dengan natrium hidroksida;
data titrasi asam klorida dengan natrium hidroksida.
HOAc + H2O H3O+ + OAcL = L HOAc / L HOAc (100%)
Dengan L sebagai hantaran terkoreksi
Pengaruh penambahan titran
Nilai hantaran yang digunakan untuk membuat kurva titrasi konduktometri
harus dikoreksi menggunakan persamaan:
L =
V +v
V
.L
Cara Kerja
Nyalakan konduktometri dan kalibrasi dengan KCl 0,1 M. Masukkan nilai 12,88
mS/cm sebagai nilai hantaran. Encerkan larutan sampel sampai tanda batas
dan kocok. Pipet 25 mL larutan HCl yang telah diencerkan ke gelas piala 250
mL ditambah air bebas mineral 150 mL. Tempatkan larutan diatas pengaduk
magnetik dan jalankan. Hentikan pengadukan. Celupkan sel hantaran dan
catat hantaran jenis awal larutan. Tambah 1 mL NaOH dan aduk. Hentikan
pengadukan dan catat hantaran jenis larutan. Lakukan pencatatan hantaran
jenis larutan setiap penambahan 1 mL larutan baku hingga volume larutan
baku 10 mL. Buat kurva titrasi konduktometri dengan mengalirkan nilai
hantaran
jenis yang
telah
dikoreksi
dengan
volume
titran.
Tentukan
konsentrasi HCl. Dengan cara yang sama, lakukan titrasi larutan sampel asam
asetat dengan NaOH dan tentukan konsentrasi asam asetat dalam sampel.
Dengan cara yang sama juga, lakukan titrasi sampel NaOH dengan larutan
baku asam asetat. Tentukan konsentrasi asam asetat dalam sampel. Bilas sel
hantaran dan detektor suhu lalu keringkan dengan kertas saring.
IV.
Data Pengamatan
M NaOH standar = 0,1996 M
M CH3COOH standar = 0,2216M
Titrasi HCl dengan NaOH
standar
Volume Titran
Hantaran
(HCl)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(ms)
6,78
5,87
4,92
4,27
3,51
2,73
1,99
2,12
2,63
3,14
3,62
Volume
Titran
Hantar
CH3COO
an
H (ml)
(ms)
0,277
0,321
0,495
0,702
0,906
1,121
1,316
1,51
1,95
2,5
3,05
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Hantaran
(ml)
(ms)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
V.
3,62
3,38
2,87
2,42
1,92
1,47
1,31
1,304
1,29
1,28
1,28
Hasil Perhitungan
Menentukan konsentrasi sampel
Titrasi sampel HCl oleh NaOH standar
Tentukan hantaran terkoreksi terlebih dahulu
L' =
V +v
L
V
L' =
25 mL +1 mL
x 5,87 mS=6,1048 mS
25 mL
Lakukan hal yang sama pada titrasi lainnya sehingga diperoleh tabel
sebagai berikut:
Volume
Penambahan
(ml)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
L' (ms)
6,78
6,1048
5,3136
4,7824
4,0716
3,276
2,4676
2,7136
3,4716
4,2704
5,068
8
7
f(x) = - 0.64x + 6.67
6
5
4
3
Linear ()
2
1
0
0
10
12
= 6,655 ml
100
x 0,052 M =0,2125 M
25
Volume
Hantara
Titran
Hantar
CH3COOH
an
Terkorek
(ml)
(ms)
si (ms)
0,277
0,277
0,321 0,33384
0,495
0,5346
0,702 0,78624
0,906 1,05096
1,121
1,3452
1,316 1,63184
1,51
1,9328
1,95
2,574
2,5
3,4
3,05
4,27
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3.5
3
2.5
Linear ()
2
f(x) = 0.25x + 0.12
1.5
Linear ()
1
0.5
0
0
0,7838x - 3,6178
x
10
12
= 0,2473x + 0,1208
= 6,968 ml
M CH3COOH awal
100
x 0,056 M=0,223 M
25
Hantaran
Terkorek
(ml)
(ms)
si (ms)
3,62
3,5152
3,0996
2,7104
2,2272
1,764
1,6244
1,66912
1,7028
1,7408
1,792
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3,62
3,38
2,87
2,42
1,92
1,47
1,31
1,304
1,29
1,28
1,28
3.5
3
2.5
Linear ()
2
f(x) = 0.04x + 1.38
1.5
6 7 8 9 10
Linear (6 7 8 9 10)
1
0.5
0
0
10
12
100
x 0,0514 M =0,206 M
25
L HOAc
0,277
=
=
=0,0612
L HOAc (100 ) 4,5277
2
Ka=
2 C (0,0612) x 0,2216 M
=
=8,83 x 104
1
(10,0612)
-
L HOAc
L HOAc(100 )
0,277
=0,0464
5,966
2 C (0,0464) x 0,2216 M
Ka=
=
=5,01 x 104
1
(10,0464)
VI.
Pembahasan
Titrasi konduktometri adalah metode yang digunakan berdasarkan
pengukuran hantaran listrik yang terjadi ketika analit dan titran dicampurkan.
Perubahan yang terjadi kemudian dapat digunakan sebagai landasan dalam
menentukan hubungan volume dan hantaran tersebut sehingga dapat
diketahui berapa volume titran yang digunakan.
Dari sini, dapat ditentukan konsentrasi yang ingin diketahui dari sampel
melalui :
V1M1= V2M2
Dari data hantaran, tetapan disosiasi dan Ka asam lemah juga bisa
didapatkan melalui perhitungan.
Pada percobaan ini, digunakan alat bernama konduktometri. Prinsip kerja
dalam alat konduktimeter berkaitan dengan daya hantar listrik dan suatu
larutan yang berhubungan dengan jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan
serta muatan ion yang ada, bagian-bagian dari konduktimeter ini adalah
sumber listrik yang didasarkan pada arus AC. Sel terdiri dari sepasang
elektrode berupa logam yang dilapisi dengan logam untuk menambah
efektivitas permukaan elektrode (Zemansky, 1962 : 157). Selain itu,
kemampuan suatu ion dalam menghantarkan listrik, ditentukan oleh ukuran,
jenis, dan besar muatan, sehingga besarnya hantaran listrik yang terbaca
dapat dijadikan patokan. Tahanan jenis yang digunakan untuk pengukuran
daya hantar.
Sehingga terdapat jelas perbedaan antara titrasi ini dengan titrasi biasa.
Pada titrasi biasa, kita menggunakan mutlak volume titran yang digunakan
untuk mengetahui konsentrasi analit sedangkan pada titrasi ini kita
berpatokan pada hantaran yang terkoreksi. Pada titrasi konduktometri juga
tak ada penggunaan indikator sehingga kesalahan dalam pengamatan warna
tidak mungkin terjadi. Hal lain juga mengenai titik ekuivalen. Dan juga, pada
titrasi konduktometri, tidak perlu dilakukan pembakuan.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai Ka dan yang berbeda saat
menggunakan NaOH standar-CH3COOH (sampel) dan CH3COOH standar
NaOH sampel. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah
ion yang ada. Karena banyaknya hantaran juga dipengaruhi oleh jumlah ion
yang ada dalam larutan.
Bentuk kurva dari hasil percobaan didapat dalam tren yang beragam. Pada
saat titrasi HCl-NaOH, diperoleh penurunan terlebih dahulu. Hal ini karena
adanya ikatan yang terjadi antara H+ dengan ion OH- membentuk H2O. Hal ini
kemudian berdampak pada berkurangnya jumlah ion sehingga nilai hantaran
yang diperoleh juga menurun. Namun pada saat tertentu, (dua persamaan
berpotongan), hantaran akan kembali naik.
Untuk CH3COOH dan NaOH sendiri, tidak dimungkinan pembentukan H 2O
dengan mudah (semudah pada HCl) karena CH 3COOH merupakan asam lemah
yang cukup sukar melepaskan H+ nya dibanding HCl. Hal inilah yang
8,83 x 104
Kesimpulan
- Konsentrasi masing-masing sampel yang digunakan dalam percobaan
menggunakan metode titrasi konduktometri adalah : NaOH (
8,83 x 104
Daftar Pustaka
Christian, G.D.; O Reilly, J.E.Instrumental Analysis 2nd Ed., Allyn and Bacon.,
Inc., Boston, 1986