I. DASAR TEORI
Titrasi adalah bagian umum dari analisis dimana komponen yang
diketahui dari suatu zat digunakan untuk menduga komponen atau properti yang
tidak jelas dari zat lain (Adele, 2015). Titrasi merupakan suatu proses analisis
dimana suatu volume larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan
tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya
larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan satandar primer adalah larutan standar yangdipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa volume larutan). Larutan standar sekunder
adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan
suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah, sehingga konsentrasi
diketahui dari hasil standarisasi (Day & Underwood, 1999).
Titrasi asam-basa adalah bagian dari ilmu kimia analitik, yaitu lebih
tepatnya pada bidang analisis kuantitatif, subjek dari titrasi asam-basa ini
meliputi konsep abstrak dan kompleks, seperti menentukan konsentrasi sampel,
pH dan jumlah ion dalam titras. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang
menggunkan asam dan basa sebgai larutan standar. Titik akhir titrasi biasa
digambarkan dengan adanya perubahan warna pada larutan (Retnowidarsih,
Permanasari, & Mulyani, 2017).
Jika suatu asam atau basa dititrasi, setiap penambahan pereaksi akan
mengakibatkan perubahan pH. Garfik yang diperoleh dengan mengaturkan pH
terhadap volume pereaksi yang ditambah disebut kurva titrasi (Achmad, 2001).
Kurva titrasi adalah gambaran tentang menghitung pH perubahan setelah
penambahan titran. Kesetraan titk adalah tanda yang membentuk stoikiometri
jumlah analit dan titer yang setara. Paling tinggi kemiringan kurva titrasi ditandai
sebagai infleksi titk dan itu dianggap sebagai titk ekivalen. Titk ekivalen
tergantung pada kekuatan asam atau basa (Perveen & Mohluddin, 2016).
Titik ekivalen yang terjadi pada saat titrasi berlangsung tidak kan dapat
diamati secara visual (dengan mata), karena perubahan warna dari suatu
indikator baru bisa diamati pada saat mol titran lebih besar dari pada mol titrat,
sehingga yang bisa teramati pada saat titrasi adalah titk akhir titrasi (Nuryanti,
Matsjeh, Anwar, & Raharjo, 2016). Titik akhir titrasi asam-basa dapat
ditentukan dengan indikator asam-basa. Indikator yang digunakan harus
memberikan perubahan warna yang nampak disekitar pH titik ekivalen titrasi
yang dilakukan, sehingga titik akhirnya masih jatuh pada kisaran pH indikator
tersebut. Bila suatu indikator digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi,
maka indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen
dengan titrat dan juga perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak agar
tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan (Ratna,2008).
Diakhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa
kuat. Contohnya:
(Sukmariah, 1990).
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari basa lemah dan
asam kuat. Contohnya adalah NaOH dan HCl.
Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan
basa lemah. Contohnya adalah asam asetat dan NH4OH.
(Sukmariah, 1990).
Reaksi antara asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH) dapat
dinyatakan dengan persamaan :
(Chang, 2004).
Kurva titrasi asan asetat dengan larutan NaOH 0,101 M tertera sebagai
berikut:
Titik ekivalen tercapai setekah penambahan NaOH 27,02 mL. Dari kurva
titrasi didapat juga data untuk menghitung tetapan ionisasi asam asetat melalui
persamaan Henderson- Hasselbalch.
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
pH= pKa + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]
[asam] = [basa]
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
Log = log 1 = 0
[𝑎𝑠𝑎𝑚]
B. Bahan
1. Kalium Hidrogen Ftalat (KHP) 0,1 M
2. NaOH Standar 0,1 M
3. CH3COOH 0,1 M
4. Aquades
5. Buffer berpH 4 dan pH 10
6. Indikator PP
V. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini terlebih dahulu dilakukan standarisasi larutan NaOH.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya tertentu dan telah diketahui
larutan satndarnya, biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan pada
buret yang juga berfungsi sebagai alat ukur vlume larutan standar.
A. Standarisasi larutan NaOH
Standarisasi larutan NaOH pada kalium hydrogen ftalat (KHP), tujuan
dilakukan standarisasi ini adalah untuk mengetahui konsentrasi NaOH yang
sebenarnya. Standarisasi penting untuk dilakukan karena NaOH bersifat
higroskopis (lebih mudah menyerap air) dan juga cepat menyerap CO2 sehingga
sewaktu-waktu konsentrasinya dapat berubah. Pemilihan larutan standar utama
berupa KHP dikarenakan KHP adalah larutan yang standar yang baik sekali untuk
larutan basa. KHP bersifat stabil saat pengeringan dan bersifat non higroskopis
sehingga konsentrasi relatif stabil. KHP mempunyai berat ekivalen yang relative
tinggi, yaitu 204,2 g/eq sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada
saat penimbangan KHP. Jadi apabila ingin membuat suatu larutan asam maupun
basa dengan konsentrasi yang sebenarnya, perlu dilakukan standarisasi dengan
larutan standar utama, misalnya KHP.
Standarisasi pada percobaan ini dilakukan dengan menitrasi 15 ml KHP 0,1
M pada Erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 2 tetes indikator pp (fenolftalein).
Penambahan indicator pp sebelum ditirasi dengan NaOH ini bertujuan untuk
mengetahui tercapainya titik akhit titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan
warna yakni dari bening menjadi berbias merah muda. Pada percobaan ini titrasi
dilakukan sebanyak dua kali dengan bahan yang sama pada dua buah Erlenmeyer
yang masing-masing berisi larutan KHP dan indicator pp.
Berdasarkan hasil percobaan titrasi pertama yaitu diperlukan 14 ml larutan
NaOH sedangkan titrasi kedua yaitu diperlukan 15 ml NaOH, sehingga diperoleh
volume rata-rata NaOH yang diperlukan yaitu sebesar 14,5 ml (terlampir pada
perhitungan). Pada saat volume yang diperlukan tercapai, larutan akan mengalami
perubahan warna yang artinya telah mencapai titik akhir titrasi. Persamaan reaksi
pada standarisasi ini yaitu
KHC8H4O4 (aq) + NaOH (aq) KNaC8H4O4 (aq) ) + H2O (l)
Sehingga pada percobaan standarisasi larutan NaOH ini diperoleh konsentrasi
yang sebenarnya yaitu sebesar 0,103 (terlampir pada perhitungan) atau sebanding
dengan 0,1 M yaitu konsentrasi awal NaOH sebelum dilakukan standarisasi, hal ini
artinya zat pengotor yang terkontaminasi pada NaOH sangat sedikit sekali.
Adapun persamaan reaksi reaksi antara asam asetat dan NaOH yaitu
Adapun persamaan reaksi reaksi antara asam asetat dan NaOH yaitu
Hasil pH yang terbaca pada pH meter untuk titrasi asam asetat dengan natrium
hidroksida akan dialurkan pada sebuah kurva titrasi yang menunjukkan hubungan
antara pH dengan volume NaOH yang ditambahkan. Setiap penambahan NaOH
akan menaikkan pH karena meningkatkan konsentrasi OH- dan menurunkan
konsentrasi H+.
Pada awal-awal penambahan NaOH sebelum titik ekivalen, perubahan harga
pH tidak terlalu berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan terbentuknya larutan
penyangga (buffer), namun setelah titik ekivalen, mol CH3COOH dan mol NaOH
tepat habis bereaksi sehingga yang tersisa adalah garamnya (CH3COONa) dan air.
Karena garam ini terbentuk dari asam lemah yaitu asam asetat dengan basa kuat
yaitu natrium hidroksida maka garam ini akan terhidrolisis parsial dalam air. Reaksi
ionisasi asam lemah dengan basa kuat merupakan reaksi kesetimbangan masing-
masing disebut tetapan ionisasi asam (Ka). Harga Ka menyatakan ukuran kekuatan
asam, makin kecil harga tetapan kesetimbangannya maka makin sedikit jumlah ion
yang terionisasi berarti semaik lemah asamnya dan begitu pula sebaliknya semakin
besar nilai Ka nya maka makin banyak jumlah ion yang terionisasi dan sifat
keasamannya semakin kuat.
VI. KESIMPULAN
1. Standarisasi larutan NaOH yang dilakukan dengan menggunakan
larutan KHP sebagai laruan standar primer. Konsentrasi NaOH
sebenarnya yang diperoleh sebesar 0,10 M.
2. Kurva titrasi asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH) diawali
dari titik sebelum penambahan basa dan titik ekivalen kurva berada pada
pH diatas 7.
3. Tetapan kesetimbangan asam lemah dapat ditentukan dengan
persamaan:
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
pH= pKa + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]
Nilai pH dapat diukur dari penambahan volume basa kuat dalam titrasi
asam-basa cara potensiometri. Harga tetapan Ka CH3COOH sebelum
penambahan NaOH sebesar 1,59 x 10-5 . Harga Ka CH3COOH setelah
penambahan 10 mL dan 20 mL NaOH yang dilakukan secara manual
berturut-turut 2,88 x 10-5 dan 5,01 x 10-12 . Harga Ka CH3COOH setelah
penambahan 10 mL dan 20 mL NaOH yang dilakukan dengan stirrer
sebesar 4,27 x 10-5 dan 1,58 x 10-6 .
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Day, R. A., & Umderwood, A.L. (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Mane, A.N., Koli, D.S., & Kumbhar, V.B. (2016). Use of Cobretum Indicum
Flower Extract as Natural Indicator in Acid-Base Titration. International
journal of institutional Pharmacy and life sciences, 6 (3), 316 – 324.
Maryanti, E., Trihadi, B., & Ikhwanuddin. (2011). Pemanfaatan ekstrak Bunga
Mawar Merah (Rosa Hibrida Bifera) Sebagai Indikator pada Titrasi Asam-
Basa. Jurnal Gradien, 7 (2), 697 – 701.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C., & Raharjo, R.J. (2010). Indikator Titrasi
Asam-Basa dari Ekstrak Bunga sepatu (Hibiscus Rosa Sinesis L). Jurnal
Agritech, 30 (3), 178 – 183.
Sholahuddin, A., Suharto, B., & hamid, A. (2016). Panduan Praktikum Kimia
analisis. Banjarmasin : FKIP ULM.
Wirdayanti, L., Ngatijo., Prajono., & Torowati. (2016). Penentuan Kadar Uranium
dalam Serbuk uO2 dari Yellow Cake Secara Potensiometri dan Gravimetri.
Jurnal Forum Nuklir (JFN), 10 (2), 75 – 80.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Hitung konsentrasi NaOH standar dengan volume rata-rata NaOH dari
hasil percobaan !
Jawab :
Dik : [KHP] = 0,1 M
V KHP = 15 mL
V NaOH 1 = 14 mL
V NaOH 2 = 15 mL
Dit : [NaOH standar] ?
Penyelesaian :
V NaOH 1+V NaOH 2
V NaOH rata-rata = 2
14 mL+15 mL
= 2
= 14,5 mL
[NaOH] x V NaOH = [KHP] x V KHP
[NaOH] x 14,5 mL = 0,1 M x 15 mL
0,1 M x 15 mL
[NaOH] = 14,5 mL
= 0,103 M ~ 0,1 M
= 0,04 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
1 mol
= 35 mL
= 0,03 M
[asam lemah]
pH = pKa + log .
[garamnya]
0,04 M
4,5 = pKa + log . 0,03 M
pKa = 4,37
Ka = 4,27 x 10-5
Penambahan 20 mL NaOH dengan pH 5,2
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 20 mL x 0,1 M
= 2 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 2 mmol - -
b : 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
s : 0,5 mmol - 2 mmol 2 mmol
= 0,01 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2 mol
= 45 mL
= 0,04 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,01 M
5,2 = pKa + log . 0,04 M
pKa = 5,8
Ka = 1,58 x 10-6
Penambahan 30 mL NaOH dengan pH 11,3
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 30 mL x 0,1 M
= 3 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,09 x 10-3 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 55 mL
= 0,045 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,09 x 10-3 M
11,3 = pKa + log . 0,045 M
pKa = 14
Ka = 1 x 10-14
Penambahan 35 mL NaOH dengan pH 11,6
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 35 mL x 0,1 M
= 3,5 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 1 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,016 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 60 mL
= 0,0416 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,016 M
11,6 = pKa + log . 0,0416 M
pKa = 12,015
Ka = 9,66 x 10-13
Penambahan 40 mL NaOH dengan pH 11,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 40 mL x 0,1 M
= 4 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 1,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,023 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 65 mL
= 0,038 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,023 M
11,7 = pKa + log . 0,038 M
pKa = 11,92
Ka = 1,202 x 10-12
Penambahan 45 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 45 mL x 0,1 M
= 4,5 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,036 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,023 M
11,8 = pKa + log . 0,038 M
pKa = 11,91
Ka = 1,23 x 10-12
Penambahan 46 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 46 mL x 0,1 M
= 4,6 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,6 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,1 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,030 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 71 mL
= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,030 M
11,8 = pKa + log . 0,035 M
pKa = 11,87
Ka = 1,35 x 10-12
Penambahan 47 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 47 mL x 0,1 M
= 4,7 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,7 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,2 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,0305 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 72 mL
= 0,0347 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,0305 M
11,8 = pKa + log . 0,0347 M
pKa = 11,86
Ka = 1,38 x 10-12
Penambahan 48 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 48 mL x 0,1 M
= 4,8 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,8 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,3 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,315 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 73 mL
= 0,0342 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,315 M
11,8 = pKa + log . 0,0342 M
pKa = 10,84
Ka = 1,44 x 10-11
Penambahan 49 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 49 mL x 0,1 M
= 4,9 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,9 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,4 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,032 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 74 mL
= 0,034 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,032 M
11,8 = pKa + log . 0,034 M
pKa = 11,82
Ka = 1,51 x 10-12
Penambahan 50 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 50 mL x 0,1 M
= 5 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,033 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 75 mL
= 0,033 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,033 M
11,8 = pKa + log . 0,033 M
pKa = 11,8
Ka = 1,58 x 10-12
b. Titrasi asam asetat menggunakan cara manual
Harga Ka CH3 COOH
mol pH = 2,9 ; [CH3 COOH] = 0,1 M
[𝐻 + ] = 10-pH
= 10-2,9
= 1,26 x 10-3
[H + ] = √Ka x M
(1,26 x 10-3 )2
Ka = 0,1 M
= 1,59 x 10-5
Penambahan 10 mL NaOH dengan pH = 4,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 10 mL x 0,1 M
= 1 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 1 mmol - -
b : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
s : 1,5 mmol - 1 mmol 1 mmol
= 0,04 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
1 mol
= 35 mL
= 0,03 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,04 M
4,7 = pKa + log . 0,03 M
pKa = 4,54
Ka = 2,88 x 10-5
Penambahan 20 mL NaOH dengan pH = 10,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 20 mL x 0,1 M
= 2 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 2 mmol - -
b : 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
s : 0,5 mmol - 2 mmol 2 mmol
= 0,01 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2 mol
= 45 mL
= 0,04 M
[asam lemah]
pH = pKa + log .
[garamnya]
0,01 M
10,7 = pKa + log . 0,04 M
pKa = 11,30
Ka = 5,01 x 10-12
Penambahan 30 mL NaOH dengan pH = 11,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 30 mL x 0,1 M
= 3 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 0,5 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 9,09 x 10-3 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 55 mL
= 0,045 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,04 M
11,7 = pKa + log . 0,03 M
pKa = 12,39
Ka = 4,073 x 10-13
Penambahan 35 mL NaOH dengan pH = 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 35 mL x 0,1 M
= 3,5 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 1 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
V Total = V CH3 COOH + V NaOH
= 25 mL + 35 mL
= 60 mL
mol NaOH
[Na𝑂𝐻] = V Total
1 mmol
= 60 mL
= 0,016 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 60 mL
= 0,0416 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,016 M
11,8 = pKa + log . 0,0416 M
pKa = 12,21
Ka = 6,16 x 10-13
Penambahan 40 mL NaOH dengan pH = 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 40 mL x 0,1 M
= 4 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 1,5 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,023 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 65 mL
= 0,038 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,023 M
11,8 = pKa + log . 0,038 M
pKa = 12,09
Ka = 9,58 x 10-13
Penambahan 45 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 45 mL x 0,1 M
= 4,5 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,028 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 70 mL
= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,028 M
11,9 = pKa + log . 0,035 M
pKa = 11,99
Ka = 1 x 10-12
Penambahan46 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 46 mL x 0,1 M
= 4,6 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,6 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,1 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,030 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 71 mL
= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,030 M
11,9 = pKa + log . 0,035 M
pKa = 11,97
Ka = 1,071 x 10-12
Penambahan 47 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 47 mL x 0,1 M
= 4,7 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,7 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,2 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,031 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] =
V Total
2,5 mol
= 72 mL
= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,031 M
11,9 = pKa + log . 0,035 M
pKa = 11,96
Ka = 1,096 x 10-12
Penambahan 48 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 48 mL x 0,1 M
= 4,8 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,8 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,3 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,0315 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 73 mL
= 0,0342 M
[asam lemah]
pH = pKa + log .
[garamnya]
0,0315 M
11,9 = pKa + log . 0,0342 M
pKa = 11,93
Ka = 1,174 x 10-12
Penambahan 49 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 49 mL x 0,1 M
= 4,9 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,9 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,4 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,032M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 74 mL
= 0,034 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,032 M
11,9 = pKa + log . 0,034 M
pKa = 11,93
Ka = 1,174 x 10-12
Penambahan 50 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 50 mL x 0,1 M
= 5 mmol
CH3 COOH + NaOH CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,5 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
= 0,033 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 75 mL
= 0,033 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,016 M
11,9 = pKa + log . 0,0416 M
pKa = 11,9
Ka = 1,26 x 10-12
B. Tabel
1. Perhitungan Titrasi Asam Asetat dengan Larutan NaOH Standar 0,1 M
Menggunakan Stirrer
Volume NaOH pH
0 2,9
10 4,5
20 5,2
30 11,3
35 11,6
40 11,7
45 11,8
46 11,8
47 11,8
48 11,8
49 11,8
50 11,8
2. Perhitungan Titrasi Asam Asetat dengan Larutan NaOH Standar 0,1 M Secara
Manual
Volume NaOH pH
0 2,9
10 4,7
20 10,7
30 11,7
35 11,8
40 11,8
45 11,9
46 11,9
47 11,9
48 11,9
49 11,9
50 11,9
C. Grafik
1. Kurva Titrasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida Menggunakan
Stirer
12
10
8
pH
6
pH
4
0
0 10 20 30 40 50 60
Volume NaOH (mL)
14
12
10
8
pH
6
pH
4
0
0 10 20 30 40 50 60
Volume NaOH (mL)
D. Pertanyaan
1. Jelaskan :
a. Larutan standar primer, larutan standar sekunder, dan beserta
contohnya !
b. Apa syarat zat dapat menjadi zat standar primer ?
c. Perbedaan titik akhir titrasi dan titik ekialen ?
2. Pada titrasi netralisasi secara potensiometri perlukah menggunakan
indikator misalnya fenolftalein.
Jawab :
1. a. * Larutan standar primer yaitu larutan yang mengandung zat padat
murni yang konsentrasinya sudah diketahui secara tepat dengan metode
gravimetri (perhitungan massa) dapat digunakan untuk menetapkan
konsentrasi larutan yang belum diketahui. Contohnya larutan standar
primer yakni kalium dikromat K 2 Cr2 O7 , Natrium klorida NaCl, asam
oksalat, asam benzoat, dan kalium hidrogen ftalat KHP.
Larutan standar sekunder yaitu larutan yang mengandung suatu zat yang
konsentrasinya belum diketahui dengan tepat karena berasal dari zat
yang tidak murni. Konsentrasi larutan ditentukan dengan cara
pembakuan menggunakan larutan standar primer. Contohnya kalium
permanganat KMnO4 , NaOH, perak nitrat AgNO3 , dan Fe(SO4 )2.
b. Syarat-syarat zat standar primer yakni :
Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih
Zat harus mudah diperoleh, dikeringkan (jika mungkin pada
suhu 110° C - 120° C
Zat harus memiliki massa relatif dan massa ekuialen yang
besar
Zat dapat di uji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan
kepekatan tertentu
Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat
stoikiometri
Berat zat tidak berubah dalam penimbangan di udara ,
kondisi ini menunjukkan bahwa zat tidak boleh higroskopis,
tidak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi C𝑂2
c. Titik akhir titrasi yaitu suatu keadaan dimana titik ekivalen telah
tercapai, akan tetapi jumlah titer akan terus bertambah sehingga
kelebihan titer. Titer yang kelebihan itu akan bereaksi dengan
indikator. Reaksi antara titer dengan indikator menyebabkan
perubahan warna pada indikator (sebagai tanda tercapainya titik
akhir titrasi).
Titik ekivalen yaitu titik yang dicapai pada saat mol larutan yang
dititrasi sama dengan mol larutan yang digunakan untuk
mentitrasi.
2. Pada titrasi netralisasi secara potensiometri tidak harus selalu
menggunakan indikator misalnya fenolftalein. Hal tersebut tergantung
dari cara penentuan pencapaian titik akhir titrasi. Indikator fenolftalein
dapat diganti dengan pH meter.
E. Foto
1. Standarisasi Larutan NaOH pada Larutan KHP
Mencampurkan larutan
Mengukur pH campuran Mengukur pH campuran
CH3COOH 25 mL dengan
CH3COOH 25 mL dengan CH3COOH 25 mL dengan
10 mL larutan NaOH
10 mL larutan NaOH 20 mL larutan NaOH
stanndar menggunakan
Buret