Anda di halaman 1dari 46

PERCOBAAN I

Judul : Titrasi asam Basa Cara Potensiometri

Tujuan : 1. Menstandarisasi larutan NaOH

: 2. Menggambarkan kurva titrasi

: 3. Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah

Hari / tanggal : Selasa / 26 Februari 2019

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP ULM Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Titrasi adalah bagian umum dari analisis dimana komponen yang
diketahui dari suatu zat digunakan untuk menduga komponen atau properti yang
tidak jelas dari zat lain (Adele, 2015). Titrasi merupakan suatu proses analisis
dimana suatu volume larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan
tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya
larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan satandar primer adalah larutan standar yangdipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa volume larutan). Larutan standar sekunder
adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan
suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah, sehingga konsentrasi
diketahui dari hasil standarisasi (Day & Underwood, 1999).
Titrasi asam-basa adalah bagian dari ilmu kimia analitik, yaitu lebih
tepatnya pada bidang analisis kuantitatif, subjek dari titrasi asam-basa ini
meliputi konsep abstrak dan kompleks, seperti menentukan konsentrasi sampel,
pH dan jumlah ion dalam titras. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang
menggunkan asam dan basa sebgai larutan standar. Titik akhir titrasi biasa
digambarkan dengan adanya perubahan warna pada larutan (Retnowidarsih,
Permanasari, & Mulyani, 2017).

Titrasi asam-basa merupakan proses suatu proses untuk menentukan


berapa volume tepatnya suatu larutan, yang secara kimiawi setara dengan jumlah
zat lain yang diberikian, baik berupa larutan atau berupa padatan yang dilarutkan
dalam suartu pelarut. Alat yang biasa digunakan dalam titrasi adalah buret. Jika
larutan asam dititrasi dengan larutan basa maka titik ekivalennya, yaitu titk
dimana banyaknya jumlah asam dan basa yang dicampurkan dapat ditentukan
dengan menggunakan indikator. Hal ini memungkinkan untuk kita dapat
melakukan analisis kuantitatif terhadap asam atau basa yang konsentrasinya
tidak diketahui (Mane, Koli, & Kumbhar, 2016).

Jika suatu asam atau basa dititrasi, setiap penambahan pereaksi akan
mengakibatkan perubahan pH. Garfik yang diperoleh dengan mengaturkan pH
terhadap volume pereaksi yang ditambah disebut kurva titrasi (Achmad, 2001).
Kurva titrasi adalah gambaran tentang menghitung pH perubahan setelah
penambahan titran. Kesetraan titk adalah tanda yang membentuk stoikiometri
jumlah analit dan titer yang setara. Paling tinggi kemiringan kurva titrasi ditandai
sebagai infleksi titk dan itu dianggap sebagai titk ekivalen. Titk ekivalen
tergantung pada kekuatan asam atau basa (Perveen & Mohluddin, 2016).

Titik ekivalen yang terjadi pada saat titrasi berlangsung tidak kan dapat
diamati secara visual (dengan mata), karena perubahan warna dari suatu
indikator baru bisa diamati pada saat mol titran lebih besar dari pada mol titrat,
sehingga yang bisa teramati pada saat titrasi adalah titk akhir titrasi (Nuryanti,
Matsjeh, Anwar, & Raharjo, 2016). Titik akhir titrasi asam-basa dapat
ditentukan dengan indikator asam-basa. Indikator yang digunakan harus
memberikan perubahan warna yang nampak disekitar pH titik ekivalen titrasi
yang dilakukan, sehingga titik akhirnya masih jatuh pada kisaran pH indikator
tersebut. Bila suatu indikator digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi,
maka indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen
dengan titrat dan juga perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak agar
tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan (Ratna,2008).

Indikator adalah senyawa kimia pada interval pH tertentu yang kan


memberikan warna yang berbeda pada reaksi asam-basa. Tingkat keasaman
suatu laruta sangat dipengaruhi oleh harga pH dari larutan asam dan basa, untuk
membedakan suatu larutan termasuk asam dan basa diperlukan suatu sneyawa
kimia yang mampu sebagai petunjuk dengan terjadi perubahn warna bila larutan
tersebut asam atau basa. Senyawa kimia yang dapat menunjukkan titik akhir
titrasi dari suatu reaksi tertentu disebut indikator (Maryanti, Trihadi, &
Ikhwanudin, 2011).

Titrasi asam-basa menggunakan indikator berdasarkan reaksi netralisasi


asam dengan basa, pada titik ekivalen (sama tepat atau sesuai) dengan basa yang
dipakai, untuk menentukan titk ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator
asam-basa. Macam indikator yang kita pilih harus sedemikian sehingga pH pada
titik ekivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan indikator, jika pada suatu
titrasi dengan indikator tertentu terjadi perubahan warna maka titik akhir titrasi
telah tercapai. Jadi titik akhir titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna
indikator yang dipakai (Syahmani, 2017).

Standarisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar


sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara menitrasi dengan larutan standar
primer. Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk menitrasi (biasanya
sudah diketahui secara pasti konsentrasinya), sedangkan titrat adalah larutan
yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu (Kenkel, 2003).

Macam-macam titrasi yaitu ada empat :

1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat

Diakhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa
kuat. Contohnya:

HCL (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

(Sukmariah, 1990).

2. Titrasi basa lemah dan asam kuat

Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari basa lemah dan
asam kuat. Contohnya adalah NaOH dan HCl.

NH4OH (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq) + H2O (l)


(Sukmariah, 1990).

3. Titrasi asam lemah dan basa lemah

Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan
basa lemah. Contohnya adalah asam asetat dan NH4OH.

CH3COOH (aq) + NH4OH (aq) → CH3COONH4 (aq) + H2O (l)

(Sukmariah, 1990).

4. Titrasi asam lemah dan basa kuat

Reaksi antara asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH) dapat
dinyatakan dengan persamaan :

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)


Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :

CH3COOH (aq) + OH- (aq) → CH3COO- (aq) + H2O (l)

Ion asetat mengalami hidrolisis sebagai berikut :

CH3COO- (aq) + H2O (l) CH3COOH (aq) + OH- (aq)

(Chang, 2004).

Kurva titrasi asan asetat dengan larutan NaOH 0,101 M tertera sebagai
berikut:

Titik ekivalen tercapai setekah penambahan NaOH 27,02 mL. Dari kurva
titrasi didapat juga data untuk menghitung tetapan ionisasi asam asetat melalui
persamaan Henderson- Hasselbalch.

[𝑏𝑎𝑠𝑎]
pH= pKa + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]

Persamaan tersebut digunkan untuk menghitung harga pH dari larutan


buffer. Cara ini dapat digunakan untuk menghitung pHpada setiap titk dari kurva
titrasi. Harga pH pada kurva terlihat dari mulai harga pH sebelum penambahan
NaOH samapi pada lewat titik ekivalen. Dengan menggunkan persamaan diatas kita
bisa menghitung harga Ka. Selama titrasi konsentrasi asam akan menurun karena
asam lemah bereaksi dengan NaOH yang ditambahkan. Kualitas asam dan basa
akan sama pada titik tertentu. Keasamaan juga akan terjadi pada ½ titik ekivalen.
Pada titik pertengahan, jumlah ½ NaOH yang diperlukan bereaksi sempurna dengan
½ jumlah asam lemah. Kuantitas NaOH pada titik pertengahan adalah 27,02/2 =
13,52 mL. Pada saaat ini konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa sesuai
dengan persamaan berikut:

[asam] = [basa]
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
Log = log 1 = 0
[𝑎𝑠𝑎𝑚]

Menurut persamaan Henderson- Hasselbalch pH = pKa, maka pKa dapat ditentukan


(Sholahuddin, Suharto, & Hamid,2016).

Potensiometri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat melalui


pengukuran nilai potensial. Nilai potensial yang diukur setiap penambahan volume
titran tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi dan akan didapatkan titik
ekivalen titrasinya. Volume pada titik ekivalen titrasi tersebut adalah volume titran
yang kan digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Dalam potensiometri ini tidak
digunakan indikator karena dengan pengukuran potensial larutan sudah bisa
didapatkan titik ekivalen dari kurvanya. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati
titik ekivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan yang
kecil (Brilliantari, Adhitiyawarman, & Wahyuni, 2015).

Titrasi potensiometri menyangkut perbedaan potensial antara suatu


elektroda indikator dan suatu elektroda pembanding sewaktu titrasi, perbedaan
potensial dapat diukur dengan potensial (potensiometri) atau pH meter. Pada
umumnya pengukuran-pengukuran teliti dari perbedaan potensial dilakukan dengan
potensiometri. Akan tetapi, untuk ketelitian yang diperlukan dalam titrasi, pH meter
memberikan hasil-hasil yang memuaskan dan lebih sesuai untuk menggunakannya
(Day & Underwood, 1999). Metode potensiometri merupakan metode analisis
titrimetri yang berdasarkan pada perubahan potensial elektroda dalam larutan yang
dianalisis. Metode potensiometri secara umum digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu ion, pH sesuai larutan dan titik akhir titrasi (Windaryati, Ngatijo,
Pranjono, & Torowati, 2016).

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Buret 50 mL 6 buah
2. Statif fan Klem 6 set
3. pH Meter 6 buah
4. Gelas Kimia 1000 mL 1 buah
5. Gelas Kimia 500 mL 1 buah
6. Gelas Kimia 250 mL 1 buah
7. Gelas Kimia 200 mL 6 buah
8. Erlenmeyer 100 mL 12 buah
9. Batang Pengaduk 3 buah
10. Neraca Analitik 1 buah
11. Stirer 3 buah
12. Batu Magnetik 3 buah
13. Pipet Tetes 6 buah
14. Gelas Ukur 25 mL 6 buah
15. Corong Kaca 6 buah
16. Botol Pencuci 1 buah
17. Pipet Volume 1 buah

B. Bahan
1. Kalium Hidrogen Ftalat (KHP) 0,1 M
2. NaOH Standar 0,1 M
3. CH3COOH 0,1 M
4. Aquades
5. Buffer berpH 4 dan pH 10
6. Indikator PP

III. PROSEDUR KERJA


A. Standarisasi Larutan NaOH pada Larutan KHP
1. Menimbang dengan teliti 5,1 g KHP
2. Melarutkan dengan air suling dan mengencerkannya dalam labu
pengenceran 250 mL sampai tanda tera
3. Memipet KHP sebanyak 15 mL dan memasukkan ke dalam erlenmeyer
4. Menambahkan indikator PP ke dalam larutan KHP
5. Memasukkan larutan NaOH ke dalam buret sebanyak 50 mL
6. Menstandarisasi larutan NaOH 50 mL dengan larutan KHP yang telah
diberi 2 tetes indikator PP
7. Menghitung volume rata-rata larutan NaOH
8. Mengulangi percobaan sekali lagi

B. Menitrasi Larutan NaOH Standar dengan Larutan CH3COOH dengan


Stirer
1. Memasukkan larutan NaOH ke dalam buret sebanyak 50 mL
2. Memasukkan larutan CH3COOH ke dalam gelas ukur sebanyak 25 mL
dan memindahkan larutan CH3COOH ke dalam gelas kimia
3. Menitrasi larutan CH3COOH dengan larutan NaOH dan memasukkan
batu magnetik ke dalam campuran
4. Membawa campuran antara CH3COOH dengan NaOH ke stirer yang
sudah menyala dan mendiamkannya sekitar 1 menit
5. Mengukur pH campuran
6. Menambahkan larutan NaOH ke dalam CH3COOH secara berkala yaitu
10, 20, 30. 35, 40, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50 mL
7. Mengukur dan mencatat pH yang terbaca pada skala pH

C. Menitrasi Larutan CH3COOH dengan Larutan naOH Standar secara


Manual
1. Memasukkan larutan NaOH ke dalam buret sebanyak 50 mL
2. Memasukkan larutan CH3COOH ke dalam gelas ukur sebanyak 25 mL
dan memindahkannya ke dalam gelas kimia
3. Menitrasi larutan CH3COOH dengan larutan NaOH
4. Menggoyang-goyangkan gelas kimia yang berisi campuran
5. Mengukur pH campuran
6. Menambahkan larutan NaOH ke dalam CH3COOH secara berkala yaitu
10, 20, 30. 35, 40, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50 mL
7. Mengukur dan mencatat pH yang terbaca pada pH meter
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Standarisasi Larutan NaOH pada Larutan KHP

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


Memasukkan larutan NaOH 0,1 M yang  Volume NaOH sebanyak 50 mL
akan distandarisasi ke dalam buret 50 mL sampai berubah warna menjadi pink
dengan cara menstandarisasi KHP yang (ganti merah muda aja)
1. telat ditetesi indikator PP sebanyak 2 tetes  Pada percobaan I tahap titirasi
dan dengan larutan NaOH 50 mL yang volume NaOH sebanyak 14 mL
belum standarisasi berubah warna menjadi bening
berbias pink
Menghitung rata-rata NaOH pada labu Percobaan II bervolume 50 mL dengan 15
erlenmeyer ke- I mL dan menjadi pink.Volume rata-ratanya :
2. 𝑉1+𝑉2 15 𝑚𝐿+14 𝑚𝐿
Vrata-rata = =
2 2
= 14,5 mL

B. Menitrasi Larutan NaOH 0,1 M untuk menghitung pH dengan stirer


dengan 25 mL CH3COOH

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


Memasukkan 50 mL NaOH Standar 0,1
1. Larutan bening
M ke dalam buret
Memasukkan 25 mL CH3COOH 0,1 M
2. Larutan bening
ke dalam gelas kimia
Mengukur pH awal CH3COOH dengan
3. pH CH3COOH = 2,9
pH meter
Memasukkan magnet pengaduk ke dalam
4. Magnet berada dalam gelas kimia
gelas kimia berisi 25 mL CH3COOH
Memasukan 10 mL NaOH ke dalam
5. Larutan NaOH berada dalam gelas kimia
gelas kimia
Larutan NaOH bercampur dengan
Menyalakan stirer selama 1 menit,
6. CH3COOH didalam gelas kimia secara
kemudian mengukur pH
otomatis
7. 25 mL CH3COOH + 10 mL NaOH 0,1 M pH = 4,5
a. 25 mL CH3COOH + 20 mL NaOH 0,1 M pH = 5,2

b. 25 mL CH3COOH + 30 mL NaOH 0,1 M pH = 11,3

c. 25 mL CH3COOH + 35 mL NaOH 0,1 M pH = 11,6

d. 25 mL CH3COOH + 40 mL NaOH 0,1 M pH = 11,7

e. 25 mL CH3COOH + 45 mL NaOH 0,1 M pH = 11,8


f. 25 mL CH3COOH + 46 mL NaOH 0,1 M pH = 11, 8
g. 25 mL CH3COOH + 47 mL NaOH 0,1 M pH = 11, 8

h. 25 mL CH3COOH + 48 mL NaOH 0,1 M pH = 11, 8

i. 25 mL CH3COOH + 49 mL NaOH 0,1 M pH = 11, 8


j. 25 mL CH3COOH + 50 mL NaOH 0,1 M pH = 11, 8
(Tabel nya bujuri)

C. Menitrasi larutan NaOH 0,1 M dengan 25 mL CH3COOH untuk


menghitung pH secara manual

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Mengambil 25 mL CH3COOH 0,1M Larutan CH3COOH 25 mL
2. Mengambil larutan NaOH Standar 0,1 M Larutan NaOH standar 0,1 M
3. Mengukur pH awal CH3COOH 0,1 M pH CH3COOH = 2,9
Menambahkan NaOH standar ke dalam
4. Campuran
gelas kimia dengan CH3COOH 0,1 M
a. 25 mL CH3COOH + 10 mL NaOH 0,1 M pH = 4,7
b. 25 mL CH3COOH + 20 mL NaOH 0,1 M pH = 10,7
c. 25 mL CH3COOH + 30 mL NaOH 0,1 M pH = 11,7
d. 25 mL CH3COOH + 35 mL NaOH 0,1 M pH = 11,8
e. 25 mL CH3COOH + 40 mL NaOH 0,1 M pH = 11,8
f. 25 mL CH3COOH + 45 mL NaOH 0,1 M pH = 11,9
g. 25 mL CH3COOH + 46 mL NaOH 0,1 M pH = 11,9
h. 25 mL CH3COOH + 47 mL NaOH 0,1 M pH = 11,9
i. 25 mL CH3COOH + 48 mL NaOH 0,1 M pH = 11,9
j. 25 mL CH3COOH + 49 mL NaOH 0,1 M pH = 11,9
k. 25 mL CH3COOH + 50 mL NaOH 0,1 M pH = 11,9

V. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini terlebih dahulu dilakukan standarisasi larutan NaOH.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya tertentu dan telah diketahui
larutan satndarnya, biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan pada
buret yang juga berfungsi sebagai alat ukur vlume larutan standar.
A. Standarisasi larutan NaOH
Standarisasi larutan NaOH pada kalium hydrogen ftalat (KHP), tujuan
dilakukan standarisasi ini adalah untuk mengetahui konsentrasi NaOH yang
sebenarnya. Standarisasi penting untuk dilakukan karena NaOH bersifat
higroskopis (lebih mudah menyerap air) dan juga cepat menyerap CO2 sehingga
sewaktu-waktu konsentrasinya dapat berubah. Pemilihan larutan standar utama
berupa KHP dikarenakan KHP adalah larutan yang standar yang baik sekali untuk
larutan basa. KHP bersifat stabil saat pengeringan dan bersifat non higroskopis
sehingga konsentrasi relatif stabil. KHP mempunyai berat ekivalen yang relative
tinggi, yaitu 204,2 g/eq sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada
saat penimbangan KHP. Jadi apabila ingin membuat suatu larutan asam maupun
basa dengan konsentrasi yang sebenarnya, perlu dilakukan standarisasi dengan
larutan standar utama, misalnya KHP.
Standarisasi pada percobaan ini dilakukan dengan menitrasi 15 ml KHP 0,1
M pada Erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 2 tetes indikator pp (fenolftalein).
Penambahan indicator pp sebelum ditirasi dengan NaOH ini bertujuan untuk
mengetahui tercapainya titik akhit titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan
warna yakni dari bening menjadi berbias merah muda. Pada percobaan ini titrasi
dilakukan sebanyak dua kali dengan bahan yang sama pada dua buah Erlenmeyer
yang masing-masing berisi larutan KHP dan indicator pp.
Berdasarkan hasil percobaan titrasi pertama yaitu diperlukan 14 ml larutan
NaOH sedangkan titrasi kedua yaitu diperlukan 15 ml NaOH, sehingga diperoleh
volume rata-rata NaOH yang diperlukan yaitu sebesar 14,5 ml (terlampir pada
perhitungan). Pada saat volume yang diperlukan tercapai, larutan akan mengalami
perubahan warna yang artinya telah mencapai titik akhir titrasi. Persamaan reaksi
pada standarisasi ini yaitu
KHC8H4O4 (aq) + NaOH (aq) KNaC8H4O4 (aq) ) + H2O (l)
Sehingga pada percobaan standarisasi larutan NaOH ini diperoleh konsentrasi
yang sebenarnya yaitu sebesar 0,103 (terlampir pada perhitungan) atau sebanding
dengan 0,1 M yaitu konsentrasi awal NaOH sebelum dilakukan standarisasi, hal ini
artinya zat pengotor yang terkontaminasi pada NaOH sangat sedikit sekali.

B. Titrasi asam asetat dengan larutan NaOH standar dengan stirrer


Pada percobaan ini penambahan larutan NaOH dilakukan dengan
pengadukan menggunakan alat stirrer. Pengadukan larutan dengan stirrer ini dinilai
lebih akurat jika dibandingkan dengan pengadukan secara manual, karena dapat
mencampurkan larutan NaOH dan larutan CH3COOH dengan sempurna sehingga
seluruh partikel zat dapat bereaksi dengan sempurna. Jika pengaduka dilakukan
secara manual sering kali larutan tidak tercampur sempurna dan membutuhkan
waktu yang lebih lama agar dapat bercampur sempurna sehingga mengurangi
ketepatan hasil akhirnya.
Langkah pada percobaan ini yaitu menitrasi larutan NaOH standar 0,1 M
dengan 25 mL CH3COOH dengan bantuan stirrer dalam proses pengadukannya.
Sebelum ditambahkan NaOH, pH CH3COOH diukur terlebih dahulu setelah
pengukuran lalu dilakukan penambahan NaOH sebesar volume yang telah
ditentukan kemudian mengaduk dengan stirrer. Setiap penambahan NaOH yang
telah ditentukan volumenya yaitu 10, 20, 30, 35, 40, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50 mL
pada larutan CH3COOH maka dilakukan pengukuran pH menggunakan pH meter.
Reaksi ion asetat mula-mula yaitu

CH3COOH (aq) + H2O (aq) ⇄ CH3COO- (aq) + H3O+ (aq)

Adapun persamaan reaksi reaksi antara asam asetat dan NaOH yaitu

CH3COOH (aq) +NaOH (aq) ⇄ CH3COONa (aq) + H2O (aq)

Pada penambahan NaOH selanjutnya harga pH yang dihasilkan pada pH


meter akan meningkat seiring penambahan volume NaOH. Namun pada
penambahan NaOH 30 mL pH meningkat tajam kemudian meningkat perlahan
sampai penambahan NaOH sebesar 40 mL dan pada penambahana NaOH sebanyak
50 mL pH cenderung stagnan dan tidak ada perubahan nilai pH. Kenaikan pH
secara tajam menunjukkan bahwa larutan asam asetat bersifat asam lemah telah
habis bereaksi dengan NaOH yang merupakan basa kuat, karena sifat CH3COOH
yang keasamannya lemah maka dari percobaan didapatkan nilai tetapan ionisasi
asam atau Ka sebesar 1,59 x 10-5
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa semakin banyak jumlah NaOH
yang ditambahkan maka pH yang didapat semakin meningka. Meningkatnya nilai
pH disebabkan karena titer yang digunakan bersifat basa kuat sehingga larutan yang
terbentuk memiliki karakter basa. Setiap kali pengukuran saat penambahan NaOH,
pH meter yang digunakan harus selalu dikalibrasi dengan aquades, pengkalibrasian
ini merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar pH yang terbaca dalam
rentang hasil yang valid.

C. Titrasi asam asetat dengan larutan NaOH standar secara manual


Pada percobaan ini penambahan NaOH dilakukan dengan pengadukan secara
manual, pengadukan berfungsi agar larutan basa yang ditambahkan dalam larutan
asam asetat dapat bercampur seluruhnya dengan sempurna sehingga seluruh
partikel zat dapat bereaksi seluruhnya. Percobaan ini tidak jauh berbeda dengan
percobaan kedua yaitu volume CH3COOH yang digunakan masih sama sebesar 25
mL dan penambahan NaOH masing-masing yaitu 10, 20, 30, 35, 40, 45, 46, 47, 48,
49 dan 50 mL.
Pengadukan secara manual pada percobaan kurang akurat jika dibandingkan
dengan pengadukan menggunakan stirer, hal ini karena sering kali dalam
pengadukan secara manual membutuhkan waktu yang lebih lama supaya larutan
dapat bercampur dengan sempurna. Hal ini juga berdampak pada nilai pH yang
dihasilkan dan keakuratannya, yaitu pada pengadukan secara manual ini perubahan
pH sudah meningkat tajam pada penambahan volume NaOH sebesar 20 mL padahal
secara stoikiometri asam asetat volumenya lebih banyak dan ketika bereaksi dengan
NaOH masih bersisa volumenya 5 mL, perubahan pH yang sudah meningkat tajam
dan tidak sesuai dengan perhitungan stoikiometri ini dapat diakibatkan karena
pengadukan yang kurang efektif sehingga reaktan tidak bercampur atau beraksi
seluruhnya. Sedangkan nilai pH selanjutnya setelah penambahan 20 mL NaOH
yaitu 30, 35, 40, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50 mL perubahannya tidak signifikan.
Reaksi ion asetat mula-mula yaitu sebagai berikut dengan nilai Ka sebesar
1,59 x 10-5

CH3COOH (aq) + H2O (aq) ⇄ CH3COO- (aq) + H3O+ (aq)

Adapun persamaan reaksi reaksi antara asam asetat dan NaOH yaitu

CH3COOH (aq) +NaOH (aq) ⇄ CH3COONa (aq) + H2O (aq)

Hasil pH yang terbaca pada pH meter untuk titrasi asam asetat dengan natrium
hidroksida akan dialurkan pada sebuah kurva titrasi yang menunjukkan hubungan
antara pH dengan volume NaOH yang ditambahkan. Setiap penambahan NaOH
akan menaikkan pH karena meningkatkan konsentrasi OH- dan menurunkan
konsentrasi H+.
Pada awal-awal penambahan NaOH sebelum titik ekivalen, perubahan harga
pH tidak terlalu berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan terbentuknya larutan
penyangga (buffer), namun setelah titik ekivalen, mol CH3COOH dan mol NaOH
tepat habis bereaksi sehingga yang tersisa adalah garamnya (CH3COONa) dan air.
Karena garam ini terbentuk dari asam lemah yaitu asam asetat dengan basa kuat
yaitu natrium hidroksida maka garam ini akan terhidrolisis parsial dalam air. Reaksi
ionisasi asam lemah dengan basa kuat merupakan reaksi kesetimbangan masing-
masing disebut tetapan ionisasi asam (Ka). Harga Ka menyatakan ukuran kekuatan
asam, makin kecil harga tetapan kesetimbangannya maka makin sedikit jumlah ion
yang terionisasi berarti semaik lemah asamnya dan begitu pula sebaliknya semakin
besar nilai Ka nya maka makin banyak jumlah ion yang terionisasi dan sifat
keasamannya semakin kuat.
VI. KESIMPULAN
1. Standarisasi larutan NaOH yang dilakukan dengan menggunakan
larutan KHP sebagai laruan standar primer. Konsentrasi NaOH
sebenarnya yang diperoleh sebesar 0,10 M.
2. Kurva titrasi asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH) diawali
dari titik sebelum penambahan basa dan titik ekivalen kurva berada pada
pH diatas 7.
3. Tetapan kesetimbangan asam lemah dapat ditentukan dengan
persamaan:
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
pH= pKa + log [𝑎𝑠𝑎𝑚]

Nilai pH dapat diukur dari penambahan volume basa kuat dalam titrasi
asam-basa cara potensiometri. Harga tetapan Ka CH3COOH sebelum
penambahan NaOH sebesar 1,59 x 10-5 . Harga Ka CH3COOH setelah
penambahan 10 mL dan 20 mL NaOH yang dilakukan secara manual
berturut-turut 2,88 x 10-5 dan 5,01 x 10-12 . Harga Ka CH3COOH setelah
penambahan 10 mL dan 20 mL NaOH yang dilakukan dengan stirrer
sebesar 4,27 x 10-5 dan 1,58 x 10-6 .
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. (2001). Kimia larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Adele, A. (2015). A Study of Acid-Base Titrations : Vital and Conclusions.


International Journal of Applied Sciences, 1 (1), 28 – 33.

Brilliantari, A.Z., adhitiyawarman., & Wahyuni,N. (2015). Sintesis Garam Timah


Klorida (SnCl2) Berbahan Dasar Limbah Elektronik. Jurnal Kimia
Universitas Tanjungpura, 4 (3), 79 – 83.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.

Day, R. A., & Umderwood, A.L. (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.

Kenkel, J. (2003). Analytical Chemistry For Technicians. Washington: Lewis


Publisher.

Mane, A.N., Koli, D.S., & Kumbhar, V.B. (2016). Use of Cobretum Indicum
Flower Extract as Natural Indicator in Acid-Base Titration. International
journal of institutional Pharmacy and life sciences, 6 (3), 316 – 324.

Maryanti, E., Trihadi, B., & Ikhwanuddin. (2011). Pemanfaatan ekstrak Bunga
Mawar Merah (Rosa Hibrida Bifera) Sebagai Indikator pada Titrasi Asam-
Basa. Jurnal Gradien, 7 (2), 697 – 701.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C., & Raharjo, R.J. (2010). Indikator Titrasi
Asam-Basa dari Ekstrak Bunga sepatu (Hibiscus Rosa Sinesis L). Jurnal
Agritech, 30 (3), 178 – 183.

Perveen, S., & Mohluddin, S. (2016). Multiproticity of Weak Acids : Inflection


Point Vs Equivalence Point. World Journal of Chemical Education, 4 (1),
21 – 24.

Ratna, S. H. (2008). Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma Domesticaval)


dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri. Jurnal Rekayasa
Proses, 2 (2), 49 – 54.

Retnowidarsi, H., Permanasari, A., & Mulyani, S. (2017). Undergradueate


Student’s Misconception on Acid-Base and Argentometric Titrations : A
Challange to Implement Multiple Representation Learning Model With
Cognitive Dissonance Strategy. International Journal of Education, 9 (2),
105 – 112.

Sholahuddin, A., Suharto, B., & hamid, A. (2016). Panduan Praktikum Kimia
analisis. Banjarmasin : FKIP ULM.

Sukmariah. (1990). Kimia Kedokteran Edisi Ke-2. Jakarta : Binarupa Aksara.

Syahmani. (2017). Panduan Praktikum Kimia Dasar. Banjarmasin : FKIP ULM.

Wirdayanti, L., Ngatijo., Prajono., & Torowati. (2016). Penentuan Kadar Uranium
dalam Serbuk uO2 dari Yellow Cake Secara Potensiometri dan Gravimetri.
Jurnal Forum Nuklir (JFN), 10 (2), 75 – 80.
LAMPIRAN

A. Perhitungan
1. Hitung konsentrasi NaOH standar dengan volume rata-rata NaOH dari
hasil percobaan !
Jawab :
Dik : [KHP] = 0,1 M
V KHP = 15 mL
V NaOH 1 = 14 mL
V NaOH 2 = 15 mL
Dit : [NaOH standar] ?
Penyelesaian :
V NaOH 1+V NaOH 2
V NaOH rata-rata = 2
14 mL+15 mL
= 2

= 14,5 mL
[NaOH] x V NaOH = [KHP] x V KHP
[NaOH] x 14,5 mL = 0,1 M x 15 mL
0,1 M x 15 mL
[NaOH] = 14,5 mL

= 0,103 M ~ 0,1 M

2. Menentukan harga Ka dari asam asetat untuk setiap penambahan !


Menjawab ini menggunakan dua cara yakni cara stirrer dan manual
a. Titrasi asam asetat menggunakan cara stirer
 Harga Ka CH3 COOH
pH = 2,9 ; [CH3 COOH] = 0,1 M
[H + ] = 10−pH
= 10-2,9
= 1,26 x 10-3
[H + ] = √Ka x M
(1,26 x 10-3 )2
Ka = 0,1 M
= 1,59 x 10-5
 Penambahan 10 mL NaOH dengan pH = 4,5
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 10 mL x 0,1 M
= 1 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 1 mmol - -
b : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
s : 1,5 mmol - 1 mmol 1 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 10 mL
= 35 mL
mol CH3 COOH
[CH3 COOH] = V Total
1,5 mmol
= 35 mL

= 0,04 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
1 mol
= 35 mL

= 0,03 M
[asam lemah]
pH = pKa + log .
[garamnya]
0,04 M
4,5 = pKa + log . 0,03 M

pKa = 4,37
Ka = 4,27 x 10-5
 Penambahan 20 mL NaOH dengan pH 5,2
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 20 mL x 0,1 M
= 2 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 2 mmol - -
b : 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
s : 0,5 mmol - 2 mmol 2 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 20 mL
= 45 mL
mol CH3 COOH
[CH3 COOH] = V Total
0,5 mmol
= 45 mL

= 0,01 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2 mol
= 45 mL

= 0,04 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,01 M
5,2 = pKa + log . 0,04 M

pKa = 5,8
Ka = 1,58 x 10-6
 Penambahan 30 mL NaOH dengan pH 11,3
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 30 mL x 0,1 M
= 3 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 30 mL
= 55 mL
mol CH3 COOH
[NaOH] = V Total
0,5 mmol
= 55 mL

= 0,09 x 10-3 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 55 mL

= 0,045 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]

0,09 x 10-3 M
11,3 = pKa + log . 0,045 M

pKa = 14
Ka = 1 x 10-14
 Penambahan 35 mL NaOH dengan pH 11,6
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 35 mL x 0,1 M
= 3,5 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 1 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 35 mL
= 60 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
1 mmol
=
60 mL

= 0,016 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 60 mL

= 0,0416 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,016 M
11,6 = pKa + log . 0,0416 M

pKa = 12,015
Ka = 9,66 x 10-13
 Penambahan 40 mL NaOH dengan pH 11,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 40 mL x 0,1 M
= 4 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 1,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 40 mL
= 65 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
1,5 mmol
= 65 mL

= 0,023 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 65 mL

= 0,038 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,023 M
11,7 = pKa + log . 0,038 M

pKa = 11,92
Ka = 1,202 x 10-12
 Penambahan 45 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 45 mL x 0,1 M
= 4,5 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 45 mL
= 70 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2 mmol
= 70 mL
= 0,028 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 70 mL

= 0,036 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,023 M
11,8 = pKa + log . 0,038 M

pKa = 11,91
Ka = 1,23 x 10-12
 Penambahan 46 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 46 mL x 0,1 M
= 4,6 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,6 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,1 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 46 mL
= 71 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,1 mmol
= 71 mL

= 0,030 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 71 mL
= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,030 M
11,8 = pKa + log . 0,035 M

pKa = 11,87
Ka = 1,35 x 10-12
 Penambahan 47 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 47 mL x 0,1 M
= 4,7 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,7 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,2 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 47 mL
= 72 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,2 mmol
= 72 mL

= 0,0305 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 72 mL

= 0,0347 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,0305 M
11,8 = pKa + log . 0,0347 M
pKa = 11,86
Ka = 1,38 x 10-12
 Penambahan 48 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 48 mL x 0,1 M
= 4,8 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,8 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,3 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 + V NaOH


= 25 mL + 48 mL
= 73 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,3 mmol
=
73 mL

= 0,315 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 73 mL

= 0,0342 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,315 M
11,8 = pKa + log . 0,0342 M

pKa = 10,84
Ka = 1,44 x 10-11
 Penambahan 49 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 49 mL x 0,1 M
= 4,9 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,9 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,4 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 49 mL
= 74 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,4 mmol
= 74 mL

= 0,032 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 74 mL

= 0,034 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,032 M
11,8 = pKa + log . 0,034 M

pKa = 11,82
Ka = 1,51 x 10-12
 Penambahan 50 mL NaOH dengan pH 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 50 mL x 0,1 M
= 5 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s: - 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 50 mL
= 75 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,5 mmol
= 75 mL

= 0,033 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 75 mL

= 0,033 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,033 M
11,8 = pKa + log . 0,033 M

pKa = 11,8
Ka = 1,58 x 10-12
b. Titrasi asam asetat menggunakan cara manual
 Harga Ka CH3 COOH
mol pH = 2,9 ; [CH3 COOH] = 0,1 M
[𝐻 + ] = 10-pH
= 10-2,9
= 1,26 x 10-3
[H + ] = √Ka x M
(1,26 x 10-3 )2
Ka = 0,1 M

= 1,59 x 10-5
 Penambahan 10 mL NaOH dengan pH = 4,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 10 mL x 0,1 M
= 1 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 1 mmol - -
b : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
s : 1,5 mmol - 1 mmol 1 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 10 mL
= 35 mL
mol CH3 COOH
[CH3 COOH] = V Total
1,5 mmol
= 35 mL

= 0,04 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
1 mol
= 35 mL

= 0,03 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,04 M
4,7 = pKa + log . 0,03 M

pKa = 4,54
Ka = 2,88 x 10-5
 Penambahan 20 mL NaOH dengan pH = 10,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 20 mL x 0,1 M
= 2 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 2 mmol - -
b : 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
s : 0,5 mmol - 2 mmol 2 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 20 mL
= 45 mL
mol CH3 COOH
[CH3 COOH] = V Total
0,5 mmol
= 45 mL

= 0,01 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2 mol
= 45 mL

= 0,04 M
[asam lemah]
pH = pKa + log .
[garamnya]
0,01 M
10,7 = pKa + log . 0,04 M

pKa = 11,30
Ka = 5,01 x 10-12
 Penambahan 30 mL NaOH dengan pH = 11,7
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 30 mL x 0,1 M
= 3 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 0,5 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 30 mL
= 55 mL
mol NaOH
[Na𝑂𝐻] = V Total
0,5 mmol
= 55 mL

= 9,09 x 10-3 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 55 mL

= 0,045 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,04 M
11,7 = pKa + log . 0,03 M

pKa = 12,39
Ka = 4,073 x 10-13
 Penambahan 35 mL NaOH dengan pH = 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 35 mL x 0,1 M
= 3,5 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 3,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 1 mol 2,5 mmol 2,5 mmol
V Total = V CH3 COOH + V NaOH
= 25 mL + 35 mL
= 60 mL
mol NaOH
[Na𝑂𝐻] = V Total
1 mmol
= 60 mL

= 0,016 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 60 mL

= 0,0416 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,016 M
11,8 = pKa + log . 0,0416 M

pKa = 12,21
Ka = 6,16 x 10-13
 Penambahan 40 mL NaOH dengan pH = 11,8
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 40 mL x 0,1 M
= 4 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 1,5 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 40 mL
= 65 mL
mol NaOH
[Na𝑂𝐻] = V Total
1,5 mmol
= 65 mL

= 0,023 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 65 mL

= 0,038 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,023 M
11,8 = pKa + log . 0,038 M

pKa = 12,09
Ka = 9,58 x 10-13
 Penambahan 45 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 45 mL x 0,1 M
= 4,5 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 45 mL
= 70 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2 mmol
= 70 mL

= 0,028 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 70 mL

= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,028 M
11,9 = pKa + log . 0,035 M

pKa = 11,99
Ka = 1 x 10-12
 Penambahan46 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 46 mL x 0,1 M
= 4,6 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,6 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,1 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 46 mL
= 71 mL
mol NaOH
[NaOH] =
V Total
2,1 mmol
= 71 mL

= 0,030 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 71 mL

= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,030 M
11,9 = pKa + log . 0,035 M

pKa = 11,97
Ka = 1,071 x 10-12
 Penambahan 47 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 47 mL x 0,1 M
= 4,7 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,7 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,2 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 47 mL
= 72 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,2 mmol
= 72 mL

= 0,031 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] =
V Total
2,5 mol
= 72 mL

= 0,035 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,031 M
11,9 = pKa + log . 0,035 M

pKa = 11,96
Ka = 1,096 x 10-12
 Penambahan 48 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 48 mL x 0,1 M
= 4,8 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,8 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,3 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 48 mL
= 73 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,3 mmol
= 73 mL

= 0,0315 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 73 mL

= 0,0342 M
[asam lemah]
pH = pKa + log .
[garamnya]
0,0315 M
11,9 = pKa + log . 0,0342 M

pKa = 11,93
Ka = 1,174 x 10-12
 Penambahan 49 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 49 mL x 0,1 M
= 4,9 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 4,9 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,4 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 49 mL
= 74 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,4 mmol
= 74 mL

= 0,032M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 74 mL

= 0,034 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,032 M
11,9 = pKa + log . 0,034 M

pKa = 11,93
Ka = 1,174 x 10-12
 Penambahan 50 mL NaOH dengan pH = 11,9
Mol CH3 COOH = [CH3 COOH] x V CH3 COOH
= 0,1 M x 25 mL
= 2,5 mmol
Mol NaOH = V NaOH x [NaOH]
= 50 mL x 0,1 M
= 5 mmol
CH3 COOH + NaOH  CH3 COONa + H2 O
m : 2,5 mmol 5 mmol - -
b : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s : - mmol 2,5 mol 2,5 mmol 2,5 mmol

V Total = V CH3 COOH + V NaOH


= 25 mL + 50 mL
= 75 mL
mol NaOH
[NaOH] = V Total
2,5 mmol
= 75 mL

= 0,033 M
mol CH3 COONa
[CH3 COONa] = V Total
2,5 mol
= 75 mL

= 0,033 M
[asam lemah]
pH = pKa + log . [garamnya]
0,016 M
11,9 = pKa + log . 0,0416 M

pKa = 11,9
Ka = 1,26 x 10-12
B. Tabel
1. Perhitungan Titrasi Asam Asetat dengan Larutan NaOH Standar 0,1 M
Menggunakan Stirrer

Volume NaOH pH
0 2,9
10 4,5
20 5,2
30 11,3
35 11,6
40 11,7
45 11,8
46 11,8
47 11,8
48 11,8
49 11,8
50 11,8

2. Perhitungan Titrasi Asam Asetat dengan Larutan NaOH Standar 0,1 M Secara
Manual

Volume NaOH pH
0 2,9
10 4,7
20 10,7
30 11,7
35 11,8
40 11,8
45 11,9
46 11,9
47 11,9
48 11,9
49 11,9
50 11,9
C. Grafik
1. Kurva Titrasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida Menggunakan
Stirer

Hubungan Volume NaOH dengan pH


14

12

10

8
pH

6
pH
4

0
0 10 20 30 40 50 60
Volume NaOH (mL)

2. Kurva Titrasi Asam Asetat dengan Natrium Hidroksida Secara Manual

14

12

10

8
pH

6
pH
4

0
0 10 20 30 40 50 60
Volume NaOH (mL)
D. Pertanyaan
1. Jelaskan :
a. Larutan standar primer, larutan standar sekunder, dan beserta
contohnya !
b. Apa syarat zat dapat menjadi zat standar primer ?
c. Perbedaan titik akhir titrasi dan titik ekialen ?
2. Pada titrasi netralisasi secara potensiometri perlukah menggunakan
indikator misalnya fenolftalein.
Jawab :
1. a. * Larutan standar primer yaitu larutan yang mengandung zat padat
murni yang konsentrasinya sudah diketahui secara tepat dengan metode
gravimetri (perhitungan massa) dapat digunakan untuk menetapkan
konsentrasi larutan yang belum diketahui. Contohnya larutan standar
primer yakni kalium dikromat K 2 Cr2 O7 , Natrium klorida NaCl, asam
oksalat, asam benzoat, dan kalium hidrogen ftalat KHP.
Larutan standar sekunder yaitu larutan yang mengandung suatu zat yang
konsentrasinya belum diketahui dengan tepat karena berasal dari zat
yang tidak murni. Konsentrasi larutan ditentukan dengan cara
pembakuan menggunakan larutan standar primer. Contohnya kalium
permanganat KMnO4 , NaOH, perak nitrat AgNO3 , dan Fe(SO4 )2.
b. Syarat-syarat zat standar primer yakni :
 Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih
 Zat harus mudah diperoleh, dikeringkan (jika mungkin pada
suhu 110° C - 120° C
 Zat harus memiliki massa relatif dan massa ekuialen yang
besar
 Zat dapat di uji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan
kepekatan tertentu
 Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat
stoikiometri
 Berat zat tidak berubah dalam penimbangan di udara ,
kondisi ini menunjukkan bahwa zat tidak boleh higroskopis,
tidak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi C𝑂2
c.  Titik akhir titrasi yaitu suatu keadaan dimana titik ekivalen telah
tercapai, akan tetapi jumlah titer akan terus bertambah sehingga
kelebihan titer. Titer yang kelebihan itu akan bereaksi dengan
indikator. Reaksi antara titer dengan indikator menyebabkan
perubahan warna pada indikator (sebagai tanda tercapainya titik
akhir titrasi).
 Titik ekivalen yaitu titik yang dicapai pada saat mol larutan yang
dititrasi sama dengan mol larutan yang digunakan untuk
mentitrasi.
2. Pada titrasi netralisasi secara potensiometri tidak harus selalu
menggunakan indikator misalnya fenolftalein. Hal tersebut tergantung
dari cara penentuan pencapaian titik akhir titrasi. Indikator fenolftalein
dapat diganti dengan pH meter.
E. Foto
1. Standarisasi Larutan NaOH pada Larutan KHP

Mempipet larutan KHP ke dalam Memasukkan 15 mL larutan KHP ke


gelas ukur sampai 15 mL dalam erlenmeyer

Menambahkan indikator PP Menuangkan larutan NaOH ke


kedalam larutan KHP 15 mL dalam gelas ukur sampai 50 mL

Memasukkan larutan NaOH 50 mL Menstandarisasi larutan NaOH 50


ke dalam buret menggunakan mL dengan larutan KHP 15 mL
corong kaca
Hasil standariasi larutan NaOH 50 mL Mengulangi percobaan standarisasi
dengan larutan KHP 15 mL pada antara larutan NaOH 50 mL dengan
percobaan I larutan KHP 15 mL

Hasil standariasi larutan NaOH 50 mL dengan larutan KHP 15 mL


pada percobaan II
2. Menitrasi Larutan NaOH 0.1 M dengan CH3COOH menggunakan Stirer

Memasukkan 50 mL Memasukkan larutan Memindahkan larutan


larutan NaOH standar 0,1 CH3COOH ke dalam CH3COOH 25 mL ke
M kedalam Buret gelas ukur sampai 25 mL dalam gelas kimia

Mencampurkan larutan Larutan antara CH3COOH Mengukur pH campuran


CH3COOH 25 mL dengan 25 mL dengan 10 mL CH3COOH 25 mL dengan
10 mL larutan NaOH larutan NaOH dibawa ke 10 mL larutan NaOH
menggunakan Buret stirer

Hasil pengukuran pH Hasil pengukuran pH Hasil pengukuran pH


campuran CH3COOH 25 campuran CH3COOH 25 campuran CH3COOH 25
mL dengan 20 mL larutan mL dengan 30 mL larutan mL dengan 35 mL larutan
NaOH NaOH NaOH
Hasil pengukuran pH campuran CH3COOH
Hasil pengukuran pH campuran CH3COOH
25 mL dengan 45 mL, 46 mL, 47 mL, 48
25 mL dengan 40 mL larutan NaOH
mL, 49 mL dan 50 mL larutan NaOH adalah
sama yaitu 11,8
3. Menitrasi Larutan NaOH 0,1 M dengan CH3COOH secara manual

Mencampurkan larutan
Mengukur pH campuran Mengukur pH campuran
CH3COOH 25 mL dengan
CH3COOH 25 mL dengan CH3COOH 25 mL dengan
10 mL larutan NaOH
10 mL larutan NaOH 20 mL larutan NaOH
stanndar menggunakan
Buret

Mengukur pH campuran Mengukur pH campuran Mengukur pH campuran


CH3COOH 25 mL dengan CH3COOH 25 mL dengan CH3COOH 25 mL dengan
30 mL larutan NaOH 35 mL larutan NaOH 40 mL larutan NaOH

Hasil pengukuran pH campuran CH3COOH 25 mL dengan 45


mL, 46 mL, 47 mL, 48 mL, 49 mL dan 50 mL larutan NaOH
adalah sama yaitu 11,9
FLOWCHART

A. Standarisasi Larutan NaOH dengan Menggunakan Kalium Hidrogen Ftalat


(KHP)
5,1 g Kalium Hidrogen Ftalat (KHP) + Aquades
- Menimbang dengan neraca analitik
- Melautkan dengan air suling dan
mengencerkan dalam labu
penegenceran 250 mL sampai tanda
tera
- Memipet cairan sebanyak 15 mL
- Memsukkan ke dalam gelas kimia

15 mL Larutan Kalium Hidrogen Ftalat (KHP)


0,1 M
15 mL Larutan KHP + 3 tetes indikator PP + Larutan NaOH 0,1 M

- Menitrasi larutan KHP dengan NaOH


yang belum di standarisasi
- Memasukkan NaOH yang belum di
standarisasi ke dalam buret

Larutan NaOH Standar

NB : Menyiapkan seperangkat alat pH meter dan mengkalibrasi dengan larutan


buffer ber pH 4 dan pH 10

B. Titrasi CH3COOH dengan Larutan NaOH Standar


CH3COOH 0,1 M + x mL Larutan NaOH Standar 0,1 M
- Menitrasi
- Mengukur pH dengan menggunakan pH
meter
Larutan

NB :  X mL larutan NaOH Standar 0,1 M adalah banyaknya NaOH yang akan


ditambahkan yaitu 10,20,30,35,40,45,46,47,48,49,50
 Mencatat pH yang terbaca pada skala pH sebelum dan sesudah
penambahan larutan NaOH
 Membuat kurva titrasi yakni plot antara pH dengan mL NaOH yang
ditambahkan
 Menentukan harga Ka dari asam asetat yang dianalisis tersebut

Anda mungkin juga menyukai