Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA

ELEKTROGRAVIMETRI

Disusun Oleh :

Nama : Alifah Nida Luthfiyah

NIM : 19303244004

Kelas : Pendidikan Kimia A

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
LAPORAN PRAKTIKUM

METODE PEMISAHAN KIMIA

ELEKTROGRAVIMETRI
A. TUJUAN
Praktikan terampil melakukan pemisahan dengan metoda Elektrogavimetri.

B. DASAR TEORI
Elektrogavimetri adalah metode penentuan kadar ion/unsur berdasarkan hasil
penimbangan berat zat yang mengendap pada salah satu elektroda pada reaksi elektrolisis
terhadap larutan cuplikan/metode yang menggunakan pemisahan dan pengukuran ion dari
sampel, biasanya dari logam. Dalam sampel ini dilakukan melalui elektrolisis. Reduksi
elektrokimia menyebabkan mengendap pada katoda. Hasil pada katoda ditimbang sebelum dan
setelah percobaan, dan perbedaan pendapat digunakan dengan menghitung persentase dari
sampel dalam larutan. Pada reaksi elektrolisis ini, energi listrik akan diubah menjadi reaksi kimia
dan reaksi yang terjadi pada elektrolisis bergantung pada sumber arus searah, jenis elektroda dan
larutan elektrolit (Dosen Pengajar analisis elektrometri, 2009).
Endapan yang dibentuk secara elektrokimia, dengan kata lain analit di elektrolisis,
sehingga terjadi logam sebagai endapan disebut elektrogavimetri (Haryadi,1990). Langkah
pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat, analit secara fisik dipisahkan dari semua
komponen lainnya maupun dari solvennya. Pada umumnya elektrogravimetri melibatkan
pelapisan atau pengendapan suatu logam pada katoda yang telah diketahui beratnya, kemudian
ditimbang kembali untuk mengetahui kuantitas logam yang melapisinya (Underwood,1993).
Elektrolisis merupakan suatu proses reaksi kimia dengan perantara elektroda yang
tercelup dalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan terhadap elektroda itu. Elektroda
berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda,
sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada
katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus mengarah pada anoda,
akibatnya katoda bermuatan negative dan menarik kation-kation yang akan treduksi menjadi
endapan logam. Sebaliknya anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan
teroksidasi menjadi gas. Terlihat bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan
logam di katoda dan gas di anoda (Hamid, Ruslan abdul, dkk, 2017).
Asam nitrat sebagai buffer potensial, dimana mencegah reduksi H⁺ yang berasal dari
H₂O (pemberi suasana asam) sangat berperan dalam reaksi ini, karena konsentrasi Cu2+
diturunkan dengan elektroreduksi, katoda menjadi lebih negative sampai reduksi nitrat terjadi ().
Pada elektrogravimetri diendapkan pada elektroda yang stabil dan arus yang dipakai arus searah.
Pada prinsipnya, elektrogravimetri sama dengan elektrolisis, hanya pada elektroda gravimetri
dibuat khusus untuk gravimetri. Dimana diharapkan endapan logam mengendap pada katoda
denganbaik dan anodanya tidak larut. Seperti juga pada elektrolisis pengendapan pada elektroda
dikontrol oleh dua hokum, yaitu Hukum Faraday dan Hukum ohm.
Menurut hokum Faraday, bila w ialah jumlah zat yang dihasilkan pada elektroda dan Q
adalah jumlah couloumb yang ngalir dalam larutan maka
W=Q
Atau karena coulomb = ampere x detik, maka :
W= i.t
Hubungan kedua dari isi hokum faraday tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
W = e.i.t/F
Hukum Faraday dapat digunakan untuk beberapa penerapan seperti elektrogravimetri (mencari
jumlah total arus yang dibutuhkan untuk mengelektrolisa sejumlah senyawa dengan sempurna);
juga dapat digunakan untuk mencari jumlah electron yang berpengaruh dalam suatu proses
elektrolisa (Didik, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Krus
b. Neraca Analitik
c. Pipet Ukur
d. Labu Ukur
e. Amplas
f. Seperangkat alat elektrolisis
g. Gelas Beker
h. Pipet Tetes
2. Bahan
a. 25 ml larutan Cu (II)
b. 2 ml asam sulfat
c. 1 ml asam nitrat pekat
d. Aquades
e. Reagen heksasianoferat (II)
3. Rangkaian Alat

D. CARA KERJA
Dibersihkan elektroda dengan amplas

Ditimbang dengan neraca analitik

Ditambahkan 25 ml Cu(II), 1 ml asam nitrat, dan 2 ml asam sulfat pekat dan


diencerkan hingga 100 ml

Di elektrolisis larutan dengan rangkaian alat elektrolisis yang sudah dihubungkan


dengan sumber listrik
Elektrolisis dilakukan pada 3 volt dan catat waktu dimulainya

Diambil beberapa tetes larutan dan diuji dengan reagen heksasianiferat

Dihentikan elektrolisis dan dicatat waktu berakhirnya

Dibilas Elektroda dengan aseton, kemudian dipanaskan dalam oven

Ditimbang elektroda, kemudian dibersihkan dengan asam nitrat

Amati warna endapan dan timbang

E. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Hasil Data


Massa elektroda sebelum elektrolisis 5,2536 gram
Massa plat platina 3,038 gram
Massa elektroda setelah elektroisis 5,2868 gram
Massa endapan 0,0332 gram
Massa atom relatif Cu 63,5 g/mol
Valensi Cu 2
Waktu elektrolisis 90 menit
Setelah ditambahkan reagen Terjadi perubahan warna dari larutan
heksasianoferat(II) bening menjadi warna kecoklatan
Beda potensial 3 volt
Kuat arus listrik 0,15 A
Proses yang terjadi di elektroda Terbentuk gelembung-gelembung udara
pada plat platina

F. PERHITUNGAN
1. Berat tembaga (Cu) secara teoritis (w)
w=exixt
96500
= Ar Cu x i x t
Valensi x 96500
= 63,5 g/mol x 0,15 A x 5400 s
2 x 96500
= 51435
193000
= 0,27 gram

2. Berat tembaga (Cu) secara percobaan (w)


a) Massa endapan = Massa elektroda setelah elektrolisis-massa elektroda sebelum
elektrolisis
= 5,2868 gram - 5,2536 gram
= 0,0332 gram

b) Kadar Cu dalam sampel = 100 x berat endapan x 100%


100 volume sampel

= 0,0332 gram x 100%


25 mL

= 0,1328 %

c) Efisiensi Arus = berat endapan hasil percobaan x 100%


Berat endapan secara teoritis
= 0,0332 gram x 100%
0,27
= 12,3 %

G. PEMBAHASAN
Praktikum metode pemisahan kimia yang berjudul “Elektrogravimetri”
dilaksanakan pada tanggal 18 maret 2021, secara online melalui platform e-learning
BeSmart Universitas Negeri Yogyakarta. Pada praktikum ini mahasiswa mengamati
sebuah video praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan lain di laboratorium kimia
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Praktikum elektrogravimetri ini bertujuan untuk
melaukan pemisahan dengan metode gravimetri.
Alat-alat yang diperlukan untuk praktikum ini antara lain : neraca analitik,
seperangkat alat elektrolisis, stopwatch, pipet ukur 25 mL, pengaduk, pipet tetes, gelas
beaker, gelas piala, dan labu ukur 100 mL. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan
adalah larutan sampel CuSO₄ 25 mL, asam nitrat pekat 1 mL, aseton, larutan
heksasianoferat, larutan asam sulfat pekat 2 mL, dan akuades.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan elektroda. Pembersihan
elektroda menggunakan amplas. Teknik pengamplasan dilakukan dengan menggosokkan
amplas ke permukaan elektroda, penggosokan dianjurkan dengan gerakan yang tidak
terlalu cepat. Tujuan pembersihan ini adalah untuk menghindari adanya zat-zat lain yang
menempel pada elektroda dan agar sampel yang didapatkan benar-benar murni. Setelah
dibersihkan elektroda ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Neraca analitik
digunakan karena memiliki ketelitian yang tinggi, sehingga memudahkan praktikan untuk
melakukan praktikum. Pada praktikum ini didapatkan massa elektroda 5,2536 gram dan
plat platina 3,038 gram.
Kemudian langkah yang dilakukan yaitu menyiapkan larutan sampel yang akan di
elektrolisis. Sebanyak 25 mL sampel CuSO₄ diambil menggunakan pipet ukur ke dalam
gelas piala, kemudian ditambahkan asam nitrat pekat 1 mL dengan pipet tetes dan
ditambahkan larutan asam sulfat pekat sebanyak 2 mL dengan pipet tetes. Setelah ketiga
bahan dimasukkan ke dalam gelas piala selanjutnya ditambahkan akuades hingga
volumenya 100 mL.
Setelah itu dilakukan elektrolisis pada potensial 3 volt dan kuat arus yang
dihasilkan sebesar 0,15 ampere. Selama proses elektrolisis larutan diamati warnanya
sampai larutan terlihat jernih. Untuk mengetahui proses elektrolisis sudah maksimal
dilakukan uji terhadap tembaga dengan menambahkan reagen heksasianoferat(II). Cara
penambahan reagen terlebih dahulu diambil larutan kedalam gelas beaker dan
ditambahkan reagen heksasianoferat(II). Hasil dari penambahan reagen larutan menjadi
berwarna coklat. Setelah 90 menit elektrolisis dihentikan.
Pada elektroda terdapat endapan hasil elektrolisis, endapan tersebut merupakan
endapan Cu yang berhasil dipisahkan. Kemudian elektroda setelah proses elektrolisi
ditimbang menggunakan neraca analitik, diperoleh berat sebesar 5,2868 gram. Analisis
unsur dengan cara elektrolisis didasari oleh hukum ohm dan hukum faraday. Hukum
faraday I menyatakan bahwa banyaknya zat yang diendapkan atau dilepaskan pada
elektroda berbanding langsung dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.
Hukum faraday II menyatakan bahwa jumlah zat yang diendapkan atau dilepaskan dari
zat yang berbeda oleh jumlah listrik yang sama.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh massa endapan sebanyak
0,0332 gram dengan cara mengurangi massa elektroda setelah dielektrolisis dengan
massa elektroda sebelum dielektrolisis. Pada penghitungan secara teoritis dihasilkan
endapan sebanyak 0,27 gram. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil elektrolisis tidak
sama dengan penghitungan secara teoritis. Perbedaan tersebut terjadi karena pada saat
melakukan elektrolisis tidak melakukan pengadukan dengan benar sehingga proses
pengendapan berlangsung lama dan ada endapan yang ikut terbuang saat membuang
larutan. Setelah didapatkan data tersebut dapat dihitung kadar Cu dalam sampel dan
efisiensi arus. Dari perhitungan diperoleh kadar Cu dalam sampel sebanyak 0,1328 % dan
efisiensi arus sebesar 12,3%.

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan berat endapan yang tidak sesuai
dengan perhitungan berat endapan secara teoritis yang disebabkan oleh lamanya proses
elektrolisis dan adanya kesalahan saat mengaduk serta ada sebagian endapan yang ikut terbuang.
Kadar Cu dalam sampel yang diperoleh sebesar 0,1328% dan efisiensi arus sebesar 12,3%.

I. Daftar Pustaka

Didik. (2010). Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.


Dosen Pengajar Analisis Elektrometri. (2009). Penentuan praktikum analisis Elektrometri,
Universitas Tadulako, Palu.
Hamid, Ruslan Abdul,dkk. Penggunaan metode elektrolisis menggunakan elektroda karbon.
Jurnal Teknik Lingkungan. 6(1).
Haryadi.(1990). Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta : Erlangga.
Underwood. (1993). Analisa kimia kuantitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai