Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alifah Nida Luthfiyah

NIM : 19303244004
Prodi : Pendidikan Kimia A 2019
Tugas Soal Kimia Lingkungan
Jawaban :
1. Suatu perairan tercemar atau tidak dapat dikategorikan berdasarkan pada kualitas baku
mutu. Baku mutu air adalah batas zat atau kandungan pencemar yang diperbolehkan
dalam air (Fardiaz, 1992). Air dikatakan tercemar apabila tidak memenuhi baku mutu
yang disyaratkan, dan dikatakan tidak tercemar apabila memenuhi baku mutu. Baku mutu
mengenai perairan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air. Adapun
baku mutu air untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada Lampiran Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pencemaran Air. Parameter yang digunakan untuk memantau dan mengetahui
kualitas  air sungai dibagi menjadi tiga parameter yaitu :
a. Parameter Fisika
Terdiri dari :
- Kecerahan, sebagai penentu ukuran cahaya di dalam air yang disebabkan oleh
partikel keloid serta suspense dari bahan pencemar, seperti limbah industri.
- Suhu, menjadi faktor penting yang berkaitan dengan kehidupan hewan serta
tumbuhan di dalam laut. Suhu air yang tinggi akan meningkatkan laju
pertumbuhan, saat suhu rendah, ikan akan lebih mudah terserang bakteri atau
jamur.
- Kedalaman, menentukan seberapa banyak sinar matahari masuk ke dalam air.
Makhluk hidup seperti ikan biasanya akan stress saat berada di perairan dengan
cahaya matahari yang sedikit.
b. Parameter Kimia
Terdiri dari :
- Tingkat keasaman (pH), kualitas air yang baik harus memiliki pH yang netral,
tidak terlalu asam ataupun basa. Parameter ini menilai pengaruh tingkat
kesuburan perairan dan kehidupan makhluk hidup.
- Oksigen terlarut (DO), berasal dari dua sumber, atmosfer dan hasil fotosintesis
oleh fitoplankton dan tanaman laut. Semakkin tinggi oksigen terlarut, semakin
baik pula kualitas air.
- Salinitas, merupakan total konsentrasi dari semua ion terlarut dalam air.
- Alkalinitas, merupakan kapasitas air dalam menetralkan tambahan dari asam
tanpa menurunkan tingkat pH.
c. Parameter Biologi
Terdiri dari :
- Plankton, organisme yang memiliki ukuran sangat kecil dan bergerak sesuai arus
air. Terdiri dari zooplankton (hewan) dan fitoplankton (tumbuhan). Jika jumlah
plankton di perairan tinggi, maka keberlangsungan hidup seluruh organisme akan
terjaga.
- Ikan, jumlah ikan sangat menentukan kualitas air dalam suatu perairan.
Dalam pemeriksaan kualitas air biasa parameter fisik dan parameter kimia seperti DO dan
pH diperiksa langsung di lokasi menggunakan instrumen pemantauan kualitas air yang
dilengkapi dengan sensor. Sensor dimasukan kedalam air yang akan dipantau kualitasnya,
kemudian hasil dari parameter yang dipantau akan muncul pada layar instrumen yang
digunakan. Sementara untuk pemantauan kualitas parameter mikrobiologi dan kimia
seperti logam terlarut, BOD, COD, dan lain-lain dilakukan dengan mengambil sejumlah
contoh air (sampel). Contoh air ini akan dibawa  ke Laboaratorium untuk dianalisis.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kini pemantauan kualitas air dapat
dilakukan tanpa harus datang ke lokasi sungai yang akan dipantau.

2. Pasal 33 UUD 1945 ayat 3 yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat” . Dalam bunyi pasal 33 ayat 3 tersebut menunjukan bahwa
terdapatnya kekuasaan bumi, air dan kekayaan alam oleh Negara, menurut saya Negara
sudah melaksanakan amanat tersebut cukup baik. Tetapi dalam penanganan air bersih
masih kurang dengan masih adanya di suatu daerah yang belum tersedia pasokan air
bersih. Terkait privatisasi air bersih menurut saya akan lebih baik pengelolaannya di
pegang oleh pemerintah. Sebelum dikelola oleh swasta, warga bisa mendapatkan air
dengan lebih murah dan kualitasnya pun lebih baik. Banyaknya merk-merk air yang
bermunculan tetapi tidak menjamin kualitasnya juga baik. Seperti yang terdapat pada
pasal 33 ayat 3 “….. dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”, permasalahan terkait air sebaiknya di pegang oleh pemerintah dan
apabila air sudah dirasa cukup untuk kehidupan rakyat seperti untuk mencuci, minum
dsb. Baru boleh kemudian diberikan kepada swasta untuk diusahakan. Dengan catatan,
sudah cukup untuk rakyat.

3. Mengolah air yang tercemar menjadi air yang layak di konsumsi yaitu ada 3
tahap, penyimpanan, filtrasi dan klorinasi. Tetapi 3 tahap ini belum cukup
memurnikan air yang tercemar. Berikut cara lain untuk mengurangi
pencemaran air baik secara biologis maupun kimiawi :

1). Penyaraingan dan perebusan


Air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga mendidih setidaknya
selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora, ova, kista dan
mensterilkan air. Proses ini juga menghilangkan karbon dioksida dan pengendapan
kalsium karbonat.
2). Disinfeksi kimia
Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat genangan air,
tangki atau air sumur.
3). Bubuk pemutih
Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan
untuk mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air.
4). Tablet klorin
Tablet klorin atau tablet halazone ini cukup untuk mendisinfeksi 20 liter air.
5). Filter
Terdapat 2 jenis filter yaitu filter keramik ‘lilin’ untuk menghilangkan bakteri
yang biasanya di temukan di dalam air minum. Kedua yaitu UV filter untuk
menghilangkan air dari kotoran organic yang berwarna, bau, bebas klorin dsb.
Sedangkan berkas sinar UV berfungsi untuk menghilankan bakteri dan fungsi.
4. Pencemaran mikroplastik di lautan terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia. Masuknya bahan
pencemar ke dalam badan perairan yang berlebihan dan terus menerus secara cepat
mengakibatkan beban pencemaran meningkat melebihi kapasitas asimilasi, sehingga
menjadikan perairan tersebut menjadi tercemar. Limbah plastik akan memberikan
dampak negatif terhadap berbagai aspek diantaranya kesehatan manusia, habitat
ekosistem laut, kelimpahan biota, dan kegiatan perikanan. Dampak mikroplastik
terhadap lingkungan yang lebih luas akibat berinteraksi dengan lingkungan abiotik. Efek
jangka panjang pada ekosistem lautan, jika terjadi, maka biota laut akan menjadi korban
pertama yang merasakan dampak buruknya. Hal itu terjadi karena mikroplastik yang
masuk kedalam tubuh biota laut akan merobek usus dan merusak pencernaan. Karena
ukuran mikroplastik sangat kecil dan sangat mudah juga dimakan plankton. Padahal
plankton ini dimakan ikan kecil, dan ikan kecil dimakan oleh ikan besar. Ikan besar ini
dimakan oleh manusia, jadi manusia juga sangat rentan. Saat mikroplastik masuk
kedalam tubuh manusia, maka bahan pencemar akan bekerja untuk mengusir plastik dan
tubuh pada akhirnya akan menjadi penuh dengan polusi. Kemudian jika mikroplastik
dimakan oleh biota laut maka akan muncul tumor di tubuhnya dan bisa mengancam
populasi mereka.

Anda mungkin juga menyukai