NIM : 150102071
Mata Kuliah : Pencemaran Air dan Tanah
Peminatan : Kesehatan Lingkungan
1
memiliki sembilan MCK umum yang dua di antaranya merupakan milik
pemerintah. Beberapa MCK bahkan tidak memiliki septic tank, dan
pembuangan dialirkan langsung ke saluran air. Masalah sanitasi Jakarta
sangat berkaitan erat dengan ketersediaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) baik IPAL sistem sederhana maupun IPAL sistem pipa
terpusat. Perlu diketahui bahwa saat ini wilayah yang sudah terlayani
sistem perpipaan di Jakarta baru meliputi kawasan bisnis di pusat Jakarta.
Wilayah cakupan yang dikelola PD PAL Jaya ini hanya seluas 1.370
hektar atau setara dengan 2,07% dari luas total wilayah DKI Jakarta.
Selebihnya, pembuangan limbah masih dilakukan tanpa IPAL terpusat
yaitu di sungai salah satunya sungai kali item. (Beritagar.id. 2018)
2. Pencemaran Danau Toba
2
kedalaman 0 m (permukaan) dan 20 m. Satu daerah diukur pada
permukaan tengah danau. YPDT melampirkan bukti Laporan Analisis
Sucofindo, pencemaran air Danau Toba sangat jelas dan nyata.
3
Deterjen merupakan salah satu produk industri yang biasa
digunakan di dalam kehidupan manusia. Salah satu manfaat dari deterjen
adalah untuk melindungi kebersihan dan kesehatan manusia. Deterjen
biasanya digunakan dalam industri maupun rumah tangga sebagai bahan
pencuci atau pembersih. Dalam rumah tangga khususnya digunakan untuk
mencuci pakaian. Deterjen dalam arti luas menurut Srikandi Fardiaz
(1992:66) adalah bahan yang digunakan sebagai pembersih, termasuk
sabun pencuci piring alkali dan cairan pembersih. Definisi yang lebih
spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung senyawa
petrokimia atau surfaktan sintetik lainnya. Deterjen merupakan bahan yang
mengandung senyawa petrokimia karena terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi.
Detergen merupakan salah satu sumber pencemar yang berasal dari
limbah domesitk yaitu aktivitas manusia. Detergen bersifat cationik,
anionik, maupun nonionik. Kesemuanya membuat zat yang lipofilik
menjadi lebih halus, sehingga mempertinggi toxisitas racun. Detergen juga
mempermudah absorpsi racun sehingga sangat berbahaya. Detergen dapat
menjadi pencemar pada air dan juga tanah. (Juli Soemiratslamet, 2009)
Pada tanah yang tercemar detergen terjadi melalui pembuangan
hasil cucian yang menggunakan detergen dibuang sembarangan ke daerah
daratan seperti tanah halaman rumah. Kandungan detergen dapat merusak
kondisi tanah terkhusus pada kesuburan tanah yang mengakibatkan
tanamana serta hidupan tanah termasuk cacing mati. Hal tersebut terjadi
karena detergen mengandung zat berbahaya jika tergenang lama di
lingkungan tanah. Selain pada kesuburan tanah, detergen juga dapat
mempengaruhi kondisi air tanah. Jika detergen dibuang sembarangan ke
tanah maka air cucian yang mengandung detergen akan menyerap ke
dalam tanah dan akan menyatu dengan air tanah.
4
Air sungai yang tercemar limbah deterjen berakibat buruk bagi
flora dan fauna yang hidup di sungai. Ikan dan tumbuhan yang ada di
sungai dapat mati karena ekosistem tempat hidup mereka tercemar. Zat
yang terdapat dalam limbah deterjen dapat memacu pertumbuhan eceng
gondok dan gulma air sehingga dapat mengakibatkan ledakan jumlah
tanaman tersebut. Ledakan jumlah tanaman tersebut akan mengakibatkan
pendangkalan dan menyumbat aliran air sungai. Tanaman yang menutupi
permukaan air akan menghambat masuknya sinar matahari dan oksigen ke
air. Hal ini akan berdampak pada kualitas air dan ikan-ikan menjadi sulit
untuk bertahan hidup. Penelitian juga menunjukkan bahwa deterjen
mempunyai pengaruh terhadap flora dan fauna yang hidup di sungai.
Deterjen anionik bersifat lebih toksik terhadap udang air (Gammarus
polex) dibandingkan dengan deterjen kationik atau nonionik. Sedangkan
ikan lebih sensitif terhadap pengaruh deterjen nonionik atau deterjen
kationik dibandingkan dengan deterjen anionik (Damin Sumardjo, 2008:
631)
Deterjen dapat membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis
deterjen sukar sekali diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai
sehingga akan tetap utuh dan berbusa. Limbah deterjen yang tidak dapat
diurai dalam waktu yang singkat ini menyebabkan polusi udara karena
baunya yang tidak sedap. Menurut Petra Widmer dan Heinz Frick (2007:
42), deterjen terurai dalam hitungan minggu hingga bulanan sedangkan
persyaratan ekolabel memberikan jangka waktu peruraian limbah deterjen
di lingkungan alam hanya dua hari. Selain itu deterjen dalam air buangan
dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumur di masyarakat. Air yang
tercemar limbah deterjen tidak baik bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan kanker. Kanker ini diakibatkan oleh menumpuknya
surfaktan di dalam tubuh manusia.
5
DAFTAR PUSTAKA
Widmer, Petra & Frick, Heinz. (2007). Hak Konsumen dan Ekolabel. Yogyakarta:
Kanisius.
http://kristinagustina.blogspot.com/2012/08/bahaya-limbah-deterjen-terhadap.html
https://theconversation.com/pencemaran-sungai-jakarta-dan-solusinya-bukan-sekadar-
waring-100783
https://beritagar.id/artikel/berita/upaya-pupr-dan-pemprov-dki-atasi-pencemaran-kali-
sentiong
http://www.mongabay.co.id/2018/08/24/terjadi-lagi-jutaan-ekor-ikan-mati-di-danau-toba/