Anda di halaman 1dari 11

Nama : Nurul Hasanah

NIM : 150102071
Peminatan : Kesehatan Lingkungan

UAS PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

A. Pengaruh sampah terhadap manusia dan lingkungan

1. Pengaruh Positif
Sampah dapat menjadi baik jika mengalami suatu pengolahan yang baik.
Adapun pengaruh positif sampah yaitu :
 Sampah dapat digunakan untuk mengurutkan dari rawa tanah dan daratan
rendah.
 Sampah dapat digunakan untuk pupuk.
 Sampah dapat diberikan untuk pakan ternak setelah menjalani proses
manajemen yang telah ditentukan sebelumnya untuk mencegah dampak
buruk dari limbah ternak.
 Pengelolaan limbah menyebabkan berkurangnya tempat berkembang
biak bagi serangga atau hewan pengerat.
 Mengurangi kejadian kasus penyakit menular yang erat kaitannya dengan
sampah
 Keadaan lingkungan yang bersih estetika merangsang kehidupan
masyarakat

2. Pengaruh Negatif
a. Pengaruh terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan
anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Pengaruh sampah terhadap

1
kesehatan dapat dikatakan sebagai pengaruh tidak langsung. Timbunan
sampah dapat menjadi sumber atau tempat berkembangbiaknya tikus,
serangga seperti kecoa, lalat, nyamuk dan cacing yang berpengaruh pada
kesehatan dan manusia. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari sampah adalah sebagai berikut:
 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.

b. Pengaruh terhadap lingkungan


 Sampah yang tidak dikelola dengan benar sangat mempengaruhi kondisi
lingkungan yang tercemar oleh sampah. Untuk pengaruh sampah
terhadap lingkungan dapat mempengarhui kondisi lingkungan air, tanah,
maupun udara. Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase
atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain itu sampah dapat menghasilkan bau tidak
sedap, dan gas yang terkandung dalam tanah yang tercemar sampah
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

2
Selain itu adanya timbunan sampah di suatu lingkungan dapat
menimbulkan pemandangan tidak sedap, kotor, dan kumuh hal tersebut
pada umumnya terjadi pada tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
dengan metode open dumping.

c. Pengaruh terhadap sosio ekonomi


Dampak yang dapat ditimbulkan sampah terhadap keadaan sosial
ekonomi adalah  :
 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-
mana.
  Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Jika
lingkungan wisata indonesia dicemari oleh sampah, maka akan
menurunkan minat wisatawan asing untuk berkunjung sehingg devisa
negara akan turun dan para pengusaha kepariwisataan baik dalam segi
penginapan, transportasi, dan makanan akan mengalami kerugian
akibat menurunnya jumlah wisatawan yang berwisata karena sampah
mencemari lingkungan wisata.
 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak

3
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

d. Pengaruh terhadap budaya masyarakat


 Menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan
pihak pengelola
 Penelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial
budaya masyarakat setempat

4
B. Pengelolaan sampah melalui pengurangan
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,  pemrosesan,
daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan
keterampilan khusus untuk masing – masing jenis zat. Metode pengelolaan
sampah berbeda – beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah,
lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.
Konsep pengelolaan sampah melalui pengurangan, Perbandingan secara
konvensional dan trend masa depan

5
1. Konsep minimalisasi limbah
Dilihat dari keterkaitan terbentuknya limbah, khususnya limbah padat, ada
dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dan
mimimalisasi akibat adanya limbah, yaitu :
a) Pendekatan proaktif
Upaya agar dalam proses penggunaan bahan akan dihasilkan limbah
yang seminimal mungkin, dengan tingkat bahaya yang serendah
mungkin.
b) Pendekatan reaktif
Penanganan limbah yang dilakukan setelah limbah tersebut terbentuk
Pendekatan proakatif merupakan strategi yang diperkenalkan pada akhir
tahun 1970-an dalam dunia industri, dikenal sebagai proses bersih atau
teknologi bersih yang bersasaran pada pengendalian atau reduksi
terjadinya limbah melalui penggunaan teknologi yang lebih bersih dan
yang akrab lingkungan. Konsep ini secara sederhana melingkupi:
 Pengaturan yang lebih baik dalam manajemen penggunaan bahan
dan enersi serta limbahnya melalui good house keeping
 Penghematan bahan baku, fluida dan enersi yang digunakan
 Pemakaian kembali bahan baku tercecer yang masih bisa
dimanfaatkan
 Penggantian bahan baku, fluida dan enesi
 Pemodivikasian proses bahkan kalau perlu penggantian proses dan
teknologi yang digunakan agar emisi atau limbah yang dihasilkan
seminimal mungkin dan dengan tingkat bahaya yang serendah
mungkin
 Pemisahan limbah yang terbentuk berdasarkan jenisnya agar lebih
mudah penanganannya.

6
Adapun urutan prioritas minimalisasi limbah secara umum, yaitu :
1) Reduce (Pembatasan)
Adalah mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin
2) Reuse (Guna-ulang)
Adalah bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan memanfaatkan
limbah tersebut secara langsung.
3) Recycle (daur-ulang)
Residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan secara
langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan,
baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energi.
4) Treatment (olah)
Residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat dimanfaatkan kemudian
diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, atau agar dapat
secara aman dilepas ke lingkungan.
5) Dispose (singkir)
Residu/limbah yang tidak dapat diolah perlu dilepas ke lingkungan
secara aman, yaitu melalui rekayasa yang baik dan aman seperti
menyingkirkan pada sebuah lahan-urug (landfill) yang dirancang dan
disiapkan secara baik.
6) Remediasi
Media lingkungan (khusunya media air dan tanah) yang sudah tercemar
akibat limbah yang tidak terkelola secara baik, perlu direhabilitasi atau
diperbaiki melalui upaya rekayasa yang sesuai, seperti bioremediasi dan
sebagainya.

2. Konsep pengurangan dalam pengelolaan sampah


Menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2
kelompok utama pengelolaan sampah yaitu:
 Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari
pembatasan terjadinya sampah, guna-ulang dan daur-ulang.
 Penanganan sampah (waste handling).

7
UU-18/2008 ini menekankan bahwa prioritas utama yang harus
dilakukan oleh semua pihak adalah bagaimana agar mengurangi sampah
semaksimal mungkin. Bagian sampah atau residu dari kegiatan
pengurangan sampah yang masih tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan
(treatment) maupun pengurugan (landfilling). Pengurangan sampah
melalui 3R menurut UU 18/2008 yaitu:
a. Pembatasan (Reduce), mengupayakan agar limbah yang dihasilkan.
b. Guna-ulang (Reuse), bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan
memanfaatkan limbah tersebut secara langsung.
c. Daur-ulang (Recycle), residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk
dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber
energi.

3. Pembatasan timbulan sampah


Beberapa hal yang diatur dalam UU-18/2008 terkait dengan upaya
pembatasan timbulan sampah adalah :
a. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan:
 menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu.
 memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan.
 memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan.
 memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang
 memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
b. Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan
produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna
ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
c. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah
menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau
mudah diurai oleh proses alam.

8
d. Pemerintah memberikan insentif kepada setiap orang yang melakukan
pengurangan sampah dan disinsentif kepada setiap orang yang tidak
melakukan pengurangan sampah.
(Enri Damanhuri, 2008)

4. Guna ulang dan daur ulang sampah


Guna ulang (reuce) adalah memakai kembali barang – barang yang
masih dan dapat digunakan kembali sesuai fungsinya. Pada reuce atau
guna ulang dapat dicontohkan seperti botol minuman, dipakai berulang
dari produsen minuman ke konsumen setelah melalui proses pencucian
dan pengisian minuman. Reuse adalah opsi yang paling diinginkan ,
karena energi dan biaya yang dibutuhkan paling sedikit.
Daur ulang adalah proses untuk mengolah kembali benda yang
tidak terpakai lagi atau sampah agar bisa dimanfaat sehingga secara
tidak langsung dapat melestarikan lingkungan. Sebagai contoh dengan
mendaur ulang sampah kertas, dapat dikurangi penggunaan bahan
kertas dari kayu yang berasal dari pohon – pohon yang ditebang dari
hutan, sehingga dapat melestarikan hutan yang menjadi sumber kayu.
Daur ulang sangat bermanfaat karena:
1) Daur ulang mengurangi jumlah limbah yang ditimbun dalam
bentuk landfill.
2) Menghemat energi, misalnya dalam pembuatan aluminium dari
bahan baku aluminium daur ulang dibutuhkan energi jauh lebih
sedikit dibanding jika menggunakan bahan bauk bauksit.
3) Proses daur ulang memberi kesempatan kerja pada ribuan orang
dan menghasilkan berbagai produk daur ulang yang bernilai tinggi.
4) Menyelamatkan sumber alam. Dengan adanya proses daur ulang
yang menghemat energi, penggunaan bahan bakar yang tak
terbarukan, misalnya pemakaian bahan tambang, minyak dan gas
alam dapat dikurangi dan diperlambat habisnya cadangan di dalam
bumi.

9
Berbagai jenis limbah yang dapat dimanfaatkan kembali dengan
melakukan daur ulang (recycling), antara lain:
 Kaleng aluminium
 Plastik
 Kertas
 Karton
 Kaca
 Ban – ban mobil
 Sampah organik menjadi pupuk kompos.
(Soedarto, 2013)

10
DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri. 2008. Diktat Pengelolaan Sampah. FTSL IPB. Bandung

Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan Environment and Health. CV Sagung Seto.
Jakarta

https://titikz.wordpress.com/2014/03/18/pengaruh-pengelolaan-sampah-terhadap-
masyarakat-dan-lingkungan/

11

Anda mungkin juga menyukai