RENI SUHELMI
P1801216016
Penelitian yang dilakukan oleh Sa’diyah, dkk (2015), kelompok tani di desa
Karangharjo dalam pembuatan kompos terkendala dalam pengomposan bahan
nabati yang ukurannya relatif besar, tidak seragam, dan keras karena membuat
proses pengomposan lebih lama jika tidak dicacah lebih dahulu, sedangkan
pencacahan masih dilakukan secara manual. Efisiensi produksi yang masih rendah,
mengakibatkan rendahnya kuantitas. Akibatnya kebutuhan pupuk kompos
kelompok tani tidak tercukupi. Padahal potensi wilayah sangat besar sehingga tidak
bisa dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan skala produksi.(24)
G. KEUNGGULAN
Sisa-sisa atau seresah tanaman, dan binatang, misalnya limbah atau kotoran
hewan, demikian pula kompos, bungkil, tepung tulang dan sebagainya dapat diubah
di dalam tanah menjadi bahan–bahan organik tanah, lazim disebut pupuk alam atau
pupuk organik. Pupuk kotoran ternak dapat dikatakan selain mengandung unsur
makro (Nitrogen, fosfor, Kalium,dsb) juga mengandung unsur-unsur mikro
(kalsium magnesium, tembaga serta sejumlah kecil mangan, tembaga, borium,dll.)
yang semuanya membentuk pupuk, menyediakan unsur-unsur atau zat-zat makanan
bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik
mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah
permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap
dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah
pula. Keuntungan yang bisa didapat para petani dari penggunaan pupuk organik
yaitu, bahan pupuk organik mudah didapatkan, biaya yang dikeluarkan relatif
kecil.(25)
DAFTAR PUSTAKA