Anda di halaman 1dari 10

I.

PERLUNYA ADKL DIJADIKAN PROGRAM KESEHATAN


Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan tingkat
kesehatan manusia yang optimal. Oleh sebab itu untuk menjamin kualitas sumber daya manusia
dalam segi kesehatan agar mampu berkompetisi diperlukan suatu perencanaan program
kesehatan dan perlindungan hukum yang memadai.
Perlindungan terhadap lingkungan hidup dari rencana usaha kegiatan ditetapkan melalui UU No.
23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini tercermin bahwa setiap rencana
usaha/kegiatan yang mempunyai dampak penting wajib dilengkapi dengan suatu AMDAL. Di
dalam Undang-undang lingkungan hidup dan pedoman pelaksanaannya secara jelas belum
nampak ketentuan perundangan terhadap analisis dampak pada kesehatan masyarakat/ kesehatan
lingkungan.
Telah diketahui bahwa derajat kesehatan individu/masyarakat tergantung kepada kondisi “Host”
(individu), ”agent” (penyebab penyakit), dan “environment” (lingkungan). Faktor lingkungan
merupakan unsur penentu terjadinya sakit/sehat pada masyarakat. Dengan demikian apabila
terjadi perubahan lingkungan menjadi jelas disekitar manusia, maka akan terjadi pula perubahan
pada kondisi kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan masyarakat tersebut. Dengan
demikian maka studi analisis mengenai dampak lingkungan yang idealnya melindungi
masyarakat, memasukkan pula metode analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL).
Perlunya ADKL pada perlindungan terhadap lingkungan hidup dari rencana usaha/kegiatan
dijelaskan pula oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Pertemuan WHO pada tahun 1987 di
Copenhagen yang bertema “Health and Safety Component of Environmental Inpact
Assessment” menyatakan bahwa perlunya model Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (“Environmental Health Inpact Assessment/EHIA”) untuk memadukan program
analisis kesehatan dengan analisis dampak lingkungan yang lebih menekankan komponen
kesehatan.
Majelis Kesehatan Sedunia (“World Health Assembly”) pada tahun 1981 mencanangkan
strategi sehat untuk semua di tahun 2000. Pada tahun 1986, strategi tersebut diteruskan
dengan “Ottawa Charter” yang merupakan hasil keputusan dari : “International Conference on
Health Promotion”.Pandangan WHO tersebut dapat disebut sebagai konsep baru kesehatan
masyarakat. Konsep tersebut menyatakan bahwa :
“Keadaan yang mendasar dan sumber untuk kesehtan adalah keadaan damai, pemukiman,
pangan, pendidikan, pendapatan, ekosistem yang seimbang, sumber daya alam yang meningkat
pemanfaatannya, keadilan sosial dan pemerataan aspek kehidupan”.
Apabila dicermati, konsep oleh WHO tersebut mengutamakan pada pencegahan penyakit.
Konsep pencegahan penyakit akan memberikan implikasi prediksi dan analisis tentang dampak
negatif kegiatan pembangunan terhadap kesehatan. Pada saat itu, badan dunia tersebut
menyatakan bahwa komponen kesehatan lingkungan sering diabaikan dalam proses analisis
dampak lingkungan. Dengan keadaan tersebut, WHO menekankan tentang perlunya penelitian
dampak kesehatan lingkungan pada proyek pembangunan.
Pada tahun 1986, kelompok kerja WHO memantapkan empat prinsip dasar yang berhubungan
dengan analisis dampak lingkungan, yaitu :
1)Kesehatan masyarakat yang terkena dampak pembangunan merupakan salah satu
pertimbangan penting dan mendasar dalam menyusun perencanaan, kebijakan dan pelaksanaan
proyek pembangunan.
2)Dampak kesehatan masyarakat yang mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan program
pembangunan harus lebih mendapat perhatian.
3)Analisis dampak lingkungan (ANDAL) harus dapat memberikan informasi yang tepat tentang
dampak kesehatan dari pembangunan sebuah proyek.
4)Informasi lengkap perihal dampak kesehatan tersebut harus disampaikan kepada masyarakat.
2. KONSEP KETERPADUAN ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN
Untuk menelaah kedua konsep yaitu Analisis Dampak Lingkungan dan Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan diperlukan rincian kerangka dasar model dari kedua konsep tersebut.
Menurut Brown dan Mc. Donald (1988) kerangka dasar dari Analisis Dampak Lingkungan
adalah sebagai berikut :
Bagan I
Kerangka Dasar Analisis Dampak Lingkungan
Pengumpulan data dasar : rincian tentang kondisi lingkungan pada saat ini dan masa
mendatang untuk bahan masukan perencanaan pembangunan.
Identifikasi dampak : identifikasi dampak yang mungkin timbul dan pemilihan
prioritas dampak untuk analisis yang lebih rinci,
dengan cara “check list”.
Prediksi : melakukan prakiraan besarnya perubahan yang terjadi .
Evaluasi : pentingnya perubahan yang terjadi untuk tingkat nasional
khususnya beberapa hal yang berhubungan dengan tujuan
nasional di bidang sosial ekonomi.
Mitigasi : mengurangi dampak negatip dan memaksimalkan dampak
positip.

Komunikasi : menyebarluaskan macam, kualitas dan kuantitas dampak


yang mungkin terjadi kepada masyarakat dan lembaga terkait.
Pemantauan : melakukan pengukuran dan memberikan umpan balik
tentang dampak pembangunan.

Sumber : Brown dan Mc Donald (1988)


Bagan II
Model Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
Rincian Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, adalah analisis :a.dampak secara
langsung terhadap parameter lingkunganb.dampak tidak langsung terhadap parameter
lingkunganc.parameter lingkungan yang berhubungan dengan kesehatand.adanya
peningkatan pemaparan
e.adanya peningkatan populasi berisiko tinggi
f.dampak kesehatan (angka kesakitan dan kematian)
Sumber : WHO, (1987)
Pada bagan I dan bagan II tampak ada kalimaat yang isi dan maknanya mengandung kesesuaian
Pada tahap analisis dampak kesehatan lingkungan langsung dan tidak langsung seperti yang
tertulis dalam ad a dan ad b (bagan II) ada kesesuaian dengan tahap pengumpulan data dasar
seperti yang tertulis pada bagan I. Sedangkan identitas parameter lingkungan seperti yang tertulis
dalam ad c (bagan II) ada kesesuaian dengan proses identifikasi dampak pada bagan I, yaitu
proses identifikasi dampak lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
Selanjutnya proses analisis adanya peningkatan pemaparan pada ad d (bagan II), merupakan
komponen analisis pemaparan pada masyarakat yang terkandung di dalam seluruh proses analisis
dampak kesehatan lingkungan.
Prakiraan adanya peningkatan pemaparan tergantung dari metode yang digunakan misalnya
dengan metode bagan alir. Sedangkan prakiraan tentang adanya peningkatan populasi risiko
tinggi (“high risk”) digunakan misalnya dengan metode “risk analysis”. Prakiraan tentang
tingkat morbiditas dan mortalitas, perlu data bidang kesehatan dari Rumah Sakit/Puskesmas dan
hal ini sering terabaikan dalam proses analisis dampak lingkungan.
Pada bagan I dan II nampak kedua model tersebut baik analisis dampak lingkungan dan analisis
dampak kesehatan lingkungan penekanannya masih terbatas pada “environmental illness” (sakit
karena faktor lingkungan) dan belum banyak menjamah permasalahan ”quality of life” (kualitas
hidup). Dengan demikian maka proses analisis yang baik harus melibatkan analisis dampak
kesehatan lingkungan secara menyeluruh termasuk komponen sosial-ekonomi-kesehatan.
Komponen yang berhubungan dengan faktor fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi-kesehatan
adalah sebagai berikut :
a.Kualitas lingkungan fisik, kimia dan biologi termasuk kualitas udara, air, kebisingan dll.
b.Kualitas diet, sebagai sumber informasi adalah ilmu gizi dan kedokteran.
c.Kualitas penyakit dan kesehatan jiwa, harus bersumber dari ilmu kedokteran, biologi, psikiatri
dan psikologi.
d.Kualitas pekerjaan dan jaringan masyarakat bermuara pada disiplin ekonomi, sosiologi, dan
antropologi.
e.Kualitas pemukiman dan aksesibilitas bersumber pada ilmu geografi, perencanaan dan
arsitektur.

3. BERBAGAI KEGIATAN DENGAN ISSUE POKOK DAMPAK


KESEHATAN

Berbagai kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan lingkungan antara lain
:
1. Kegiatan bidang kesehatan
Kegiatan bidang ini berpotensi memiliki dampak terhadap kesehatan antara lain berasal dari
Rumah Sakit baik Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Spesialistik. Sumber pencemar dari
kegiatan ini antara lain sisa operasi dan buangan limbah terinfeksi yang dapat menularkan
penyakit melalui kuman parasit atau vektor. Kegiatan lainnya seperti laboratorium klinik,
mikrobiologi kesehatan, industri farmasi, industri makanan kesehatan dan alat-alat kesehatan.
2. Kegiatan bidang industri
Kegiatan bidang industri sering merupakan sumber masalah gangguan terhadap kesehatan
lingkungan. Kegiatan bidang industri, dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, jenis produk, bahan
baku, proses maupun jenis limbah sendiri. Dengan demikian, kegiatan bidang industri akan
mengeluarkan limbah cair, limbah gas/partikel dan limbah padat.
Menurut World Health Organization, World Bank dan United Nations
Enviromental Program kelompok industri yang berpotensi menimbulkan bahaya terhadap
kesehatan adalah sebagai berikut :
a)Industri Pertanian, Kehutanan, dan Makanan
Kegiatan industri ini memiliki potensi dampak terhadap kesehatan masyarakat, karena
mengeluarkan limbah dari bahan-bahan kimia dalam proses produksinya. Disamping itu juga
kemungkinan adanya parasit dan mikroba pada limbah industri makanan.
b)Industri Ekstraksi Mineral (tidak termasuk hidrokarbon)
Penambangan ini memungkinkan berkembangnya vektor dan parasit pada lubang bekas
galian (“quary”) yang tergenang air, sehingga menimbulkan bahaya terhadap kesehatan
masyarakat.
c)Industri Logam
Kegiatan industri ini meliputi besi, metalurgi non-besi, pengerjaan logam yang mengeluarkan
bahan kimia lainnya. Limbah berpengaruh secara kronis terhadap kesehatan masyarakat.
d)Industri Energi
Jenis industri ini dapat dilihat pada kegiatan Pertambangan dan Energi. Dapat mengeluarkan
limbah cair, gas, suhu panas (meningkatkan suhu air laut).
e)Pengolahan hasil Mineral bukan Logam
Kegiatan industri ini meliputi antara lain bahan konstruksi, keramik, gelas, dan asbestos.
Pengaruh industri ini adalah gangguan terhadap pernafasan secara kronis.
f)Industri kimia dan idustri yang terkait
Macam industri ini sangat beragam dari industri bukan bangunan, fotografi sampai biosida.
Limbah yang dihasilkan merupakan bahan kimia berbahaya dan beracun (BBB) yang dapat
menimbulkan dampak kronis maupun akut.
g)Industri barang logam, Rekayasa dan Kendaraan
Limbah industri ini mengandung logam berat maupun bahan kimia lainnya yang menimbulkan
bahaya terhadap kesehatan.
h)Industri Tekstil, Kulit, Timber dan Barang Kayu
Limbah industri ini mengandung bahan kimia yang potensial berpengaruh terhadap perairan dan
kesehatan masyarakat/lingkungan.
i)Industri Kertas dan Produknya, Percetakan dan Penerbitan
Limbah industri ini menimbulkan gangguan pernapasan terhadap pekerja maupun gangguan
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
j)Pelayanan Medis, Sanitasi dan Laboratorium Kesehatan
Kegiatan kelompok ini masuk dalam bidang kesehatan. Mengeluarkan limbah medis dan limbah
kimia yang mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
k)Komersial dan Tempat Umum
Pengaruh yang ditimbulkan antara lain berkembangnya vektor atau parasit pada limbah padat
yang mudah membusuk antara lain kegiatan pasar dan restoran.
3. Kegiatan Pertambangan dan Energi
a)Pertambangan Minyak dan Gas
Penambangan minyak dan gas mempunyai potensi dampak penting terhadap kesehatan
masyarakat/lingkungan. Menghasilkan limbah gas yang dapat menurunkan kualitas udara dan
limbah cair yang dapat menurunkan kualitas perairan, serta sangat potensial menimbulkan
resiko bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Limbah proses yang mengandung logam berat akan menyebabkan gangguan kesehatan karena
akumulasinya di dalam tubuh melalui makanan.
b)Penambangan Logam, Mineral dan Bahan Radio Aktif
Penambangan logam dan prosesnya akan menimbulkan limbah yang membawa serta logam
berat. Limbah ini akan terakumulasi pada rantai makanan yang berbahaya bagi kehidupan
manusia.
Disisi lain bekas galian/penambangan yang berupa kolam-kolam penambangan apabila terisi air
sangat potensial sebagai habitat vektor yang dapat menularkan penyakit, antara lain : Malaria dan
Demam Berdarah Dengue.
c)Pembangkit Tenaga Listrik
1) Tenaga Panas Bumi
Pengambilan tenaga panas bumi berpotensi untuk menimbulkan gas beracun yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat
2) Bahan Baku Minyak dan Batu Bara
Penggunaan bahan baku dari bahan fosil (Migas dan batu bara) sangat potensial menyebabkan
pencemaran udara berupa limbah emisi gas seperti CO, SO2 dan partikel yang sangat potensial
menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat.
d)Tenaga Nuklir
Pembangkit tenaga nuklir mempunyai potensial untuk mengeluarkan limbah radioaktif yang
akan menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan masyarakat secara luas.
4. Kegiatan Transmigrasi
a)Cetak Sawah
Pembukaan hutan untuk areal persawahan merupakan areal yang potensial sebagai media/habitat
vektor. Habitat vektor ini potensial menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan dan dapat
terjadi secara periodik setiap tahun/setiap musim.
b)Pemindahan Penduduk
Pemindahan penduduk dari daerah asal ketempat yang baru, di dalam interaksinya sangat
potensial sebagai pembawa penyakit/penularan penyakit. Penularan penyakit ini tidak tergantung
dari jumlah manusia yang menularkan tetapi ditentukan oleh sumber penularan dari salah satu
kelompok masyarakat dan lama waktu penyakit tersebut berjangkit. Potensi dampak ini sangat
penting terhadap kesehatan masyarakat.
5. Kegiatan Pariwisata
Aktivitas pariwisata secara tidak langsung memiliki potensi terhadap penularan dan penyebaran
penyakit. Interaksi wisatawan lokal maupun dari mancanegara, dari suatu daerah ke daerah lain,
merupakan sumber dampak penting bagi kesehatan masyarakat baik melalui vektor maupun
penularan penyakit secara langsung.
6. Kegiatan Riset dan Teknologi
Pengembangan bidang riset dan teknologi yang menggunakan bahan-bahan kimia, radioaktif,
maupun mikroba serta mahluk hidup lainnya. Mempunyai dampak yang sangat potensial
terhadap kesehatan. Sebagai contoh adalah laboratorium biotek/farmasi dikhawatirkan akan
menimbulkan resistensi terhadap penyakit atau timbulnya strain baru.
7. Penggunaan Tenaga Atom
Penggunaan tenaga atom/radioisotop sangat potensial/menimbulkan dampak penting
terhadap kesehatan dan lingkungan. Paparan radiasi terhadap tubuh manusia dapat secara
langsung atau melalui organisme lain yang terkontaminasi oleh limbah radioaktif. Semua
kegiatan yang memakai bahan radioisotop, pengawasan keselamatannya dilakukan oleh Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN).
8. Pekerjaan Umum
a. Pengairan
1) Pembangunan dam Irigasi
Pembangunan untuk irigasi sangat potensial untuk perkembangbiakan vektor dan penyakit yang
berkaitan dengan Water Born Disease. Sebagai contoh adalah penyakit kaki gajah, malaria dan
penyakit muntah-berak.
2) Cetak Sawah
Cetak sawah sangat potensial terhadap perkembangan penyakit yang berkaitan dengan
karakter Water Born Disease (Penyakit disentri, tifus dan muntah-berak).
b. Cipta Karya
Pembangunan perumahan sangat potensial untuk perkembangbiakan vektor. Tingkat penularan
penyakit akan bertambah karena bertambahnya frekuensi interaksi antar masyarakat penghuni
perumahan.

c. Bina Marga
Pembangunan jalan sebagai sarana transportasi perlu perhatian berhubung kaitannya dengan
penularan penyakit dari wilayah satu terhadap wilayah lain.
9. Pertahanan dan Keamanan
Departemen Hankam memiliki industri strategis untuk persenjataan yang berkaitan dengan unsur
fisik-kimia, maupun biologis yang termasuk bahan berbahaya beracun. Bahan tersebut sangat
potensial sebagai sumber dampak penting terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
4. PARADIGMA (KONSEP/MODEL) KESEHATAN LINGKUNGAN
Mitigasi/Program Kesehatan Lingkungan
Sumber Perubahan (Proyek/Kegiatan)
Air
Udara
Tanah
Unsur Makanan Vektor/Binatang
Manusia
Masyarakat (sex/umur, lokasi, dll)
Sehat

Sakit
Sumber perubahan sekunder
(pendatang baru, transpoart.
perdagangan, industri kecil, dll)
Simpul A Simpul B Simpul C Simpul D
Sumber perubahan dapat berupa kegiatan manusia, seperti pabrik, transpotasi, pemukiman dan
dapat pula berupa peristiwa alamiah seperti gunung berapi dan reaksi kimia alamiah yang terjadi
di atmosfer.
Komponen lingkungan yang selalu berinteraksi dengan manusia dan seringkali mengalami
perubahan akibat adanya kegiatan manusia yang berupa proyek/kegiatan adalah : air, udara,
makanan, vektor/binatang penular penyakit, dan manusia itu sendiri. Perubahan dari unsur
tersebut akan mengandung suatu risiko penyakit. Risiko penyakit akan timbul karena
menumpang pada “vehicle” air, udara, makanan, binatang penular penyakit (vektor) dan bahkan
manusia sendiri. Dengan demikian dalam konsep kesehatan lingkungan, status kesehatan
masyarakat merupakan resultantedari hasil hubungan interaksi antara masyarakat dengan
berbagai komponen lingkungan seperti air, udara, makanan, vektor/binatang penular penyakit,
tanah, dan manusia itu sendiri yang mengandung berbagai penyebab sakit seperti faktor fisik,
kimia dan biologi.
Masyarakat yang mempunyai risiko tinggi untuk menderita penyakit akibat dari faktor sumber,
perlu dilakukan pengukuran spesimen tubuh manusia. Hasil pengukuran tersebut sebagai tanda
biologis (“biological marker”) yang dapat dianggap sebagai bio-indikator. Sebagai contoh tanda
biologis adalah pengukuran merkuri pada kuku, rambut, serta timbal di dalam darah. Apabila
kadar logam berat tersebut melebihi nilai ambang batas, maka merupakan bio-indikator bahwa
manusia tersebut keracunan merkuri atau timbal.
Apabila sudah terjadi kelainan penyakit, dapat dihitung secara epidemiologis. Prevalensi dari
berbagai penyakit akibat interaksi antara masyarakat dengan sumber penyebab penyakit.

5. METODE ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN


1) Metode pengumpulan data
Pengumpulan data rona lingkungan awal dari aspek potensi kesehatan harus mengikuti
paradigma kesehatan lingkungan.
Rona lingkungan awal dapat berfungsi sebagai dasar prakiraan dampak(“basic prediction of
impact”) yang mencakup informasi sebagai berikut :
a) Potensi daya dukung (“Carrying Capacity”) lingkungan
b) Potensi kerawanan/kesehatan masyarakat
c) Informasi kelentingan
Ketentuan Pengumpulan Data
Faktor yang diperhatikan dalam pengumpulan data dalah :
a) Penetapan parameter kunci dan batas wilayah studi.
Parameter kunci (parameter utama) merupakan faktor penting dalam menetapkan batas wilayah
studi, yaitu seberapa luas dampak akan menyebar. Batas wilayah studi dari suatu rencana
kegiatan akan memudahkan dalam menetapkan parameter penunjang.
b) Penentuan letak dan jumlah sampel
Penentuan letak sampel harus memperhatikan aspek keseluruhan sistem yang dikaitkan dengan
sumber dampak. Sedangkan penentuan jumlah sampel harus berpedoman pada azas keterwakilan
dari unit sistem yang tercakup dalam ruang batas studi.
c) Intensitas pengambilan sampel
Harus memperhatikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku parameter kunci
maupun penunjang.
Faktor lingkungan tersebut, antar lain : perubahan musim dan penyinaran, perubahan suhu dan
kelembaban, topografi, geografi serta sistem pembuangan limbah.
d) Jangka waktu pemeriksaan sampel
Dengan memperhatikan ciri parameter, perlu ditentukan kapan dan berapa lama batas waktu bagi
parameter kimia/biologi/kesehatan harus cepat diperiksa/dianalisis agar supaya tidak
kadaluwarsa.
e) Sistem pengawetan dan fiksasi sampel
Bagi parameter yang tidak memungkinkan untuk secepatnya dianalisis dalam laboratorium, perlu
perlindungan sampel yaitu dengan pengawetan/fiksasi atau menjaga pada suhu tertentu agar
sampel tidak rusak.
f) Kalibrasi instrumen
Kalibrasi instrumen dilakukan agar kepekaan instrumen dipertahankan sehingga validitas hasil
analisis dapat optimal.
2) Metode dan Teknis Analisis
a. Kualitas Ambien
Dalam ADKL metode untuk kualitas ambien mencakup beberapa macam, yaitu :

1. Kulaitas air Ketiganya dianalisis parameter fisik kimia


2. Kulaitas udara dengan metode analisis spesifik sesuai dengan
3. Kulaitas tanah macam parameternya
4. Vektor dan Parasit.
Dianalisis sesuai dengan parameter vektor/parasit/mikroba/bakteri dengan metode analisis dan
alat sesuai dengan macam parameter vektor/parasit/mikroba/bakteri.
5. Makanan dan Gizi.
Dianalisis sesuai dengan parameter makanan/gizi dengan metode pengamatan yang disesuaikan
dengan parameternya.
b. Kualitas Kesehatan Manusia
Untuk mendeteksi kualitas kesehatan manusia/masyarakat, dipakai metode yang
tidak invasif (tidak menyakiti). Macam metode tersebut adalah :
1) Metode pemantauan perilaku paparan.
Sebagai contoh : pemasangan “film budge” dan “alpha cellulose pads”.
2) Metode pengukuran bio-indikator/petanda biologis.
Sebagai contoh : pengukuran kadar timbal dalam darah.
3) Metode pengukuran/identifikasi kasus.
Dengan cara penentuan dampak kesehatan yang berupa gejala penyakit dan hasil deteksi yang
memakai alat teknik diagnostik.
c. Metode Analisis
Dilakukan untuk menganalisis data yang mengkaitkan hubungan variabel dengan menggunakan
pendekatan epidemiologi. Beberapa metode analisis epidemiologi yang sering dipakai adalah :
1) Proporsi atau “Rate”
Ditunjukkan oleh perbandingan antara jumlah kasus dengan jumlah orang yang berisiko dalam
populasi.
2) Angka Prevalensi
Perbandingan antara jumlah kasus penyakit dengan jumlah populasi pada waktu tertentu.
3) Angka Insidensi
Perbandingan antara jumlah kasus baru dari penyakit dengan jumlah manusia yang mempunyai
risiko dalam populasi pada periode waktu.
6. INTERPRETASI HASIL ANALISIS
Untuk melakukan interpretasi suatu hasil analisis laboratorium, diperlukan syarat sebagai berikut
:
a) Sistem pengambilan sampel yang benar
b) Cara pewadahan dan pengawetan yang memenuhi syarat
c) Waktu pengiriman sampel ke laboratorium yang optimal
d) Kaitan hasil analisis dan kondisi lingkungan tempat pengambilan sampel harus proporsional
e) Pengumpulan secara akurat informasi lingkungan yang berhubungan dengan geologi, vegetasi
dan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi parameter kualitas kesehatan lingkungan.
7. PRAKIRAAN DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN
Sistem yang dipakai untuk menentukan prakiraan dampak dari parameter lingkungan terhadap
kesehatan masyarakat/ kesehatan lingkungan adalah pendekatan model dan menggunakan
“profesional judgement”. Pada ADKL dikenal dua jenis prakiraan dampak, yaitu :
- Prakiraan dampak pada parameter ambien.
- Prakiraan dampak pada kesehatan manusia.
A. Prakiraan dampak pada parameter ambien
1. Kualitas Udara
a. Sumber tidak bergerak
Untuk menentukan prakiraan besarnya risiko terhadap masyarakat“population at risk” dari
sebaran emisi gas atau partikel yang keluar dari cerobong pabrik, dipakai model Gauss. Dengan
model Gauss, dapat diketahui prakiraan kadar gas atau partikel di udara ambien dengan jarak
tertentu dari cerobong pabrik.
b. Sumber bergerak
Untuk menentukan prakiraan besarnya risiko terhadap masyarakat “population at risk” dari
sebaran pencemaran emisi yang berasal dari kegiatan transportasi dipakai dengan model Sutton.
Dengan model Sutton, dapat diketahui prakiraan kadar gas atau partikel di udara ambien dengan
jarak tertentu dari knalpot atau pusat transportasi.
2. Kebisingan
Prakiraan untuk kebisingan dapat diukur memakai model tertentu dengan menggunakan data
yang berasal dari sumber bergerak dan sumber tidak bergerak.
3. Kualitas air
Pencemaran badan air dan prakiraan pengaruhnya bagi kesehatan manusia, dibedakan atas
sumber pencemaran yang merusak (“degradable”) dan yang kurang merusak (“non
degradable”).
a. Sumber pencemar yang merusak (“degradable”)
Sifat racunnya mengganggu secara langsung.
Pendekatan untuk prakiraan luasnya persebaran dampak dipakai model Guler dan Dobbins, yaitu
: “Biological oxigen Demand” (BOD) dan “Disolved Oxygen” (DO).
b. Sumber pencemar yang kurang merusak (“non degradable”)
Mempunyai sifat organik dan an-organik. Prakiraan persebaran dampak dalam badan air,
ditentukan oleh faktor sifat dan lama waktu akumulatif, sifat non-degradatif serta hidrodinamika
badan air.
4. Perubahan habitat, vektor dan agen
Prakiraan dampak yang disebabkan oleh perubahan habitat, perkembangan vektor, dan macam
parasit atau mikroba (sebagai agen penyakit) sulit ditunjukkan dengan model. Dengan demikian
prakiraan dapat didasarkan pada fenomena perubahan sebagai berikut :
a. Terjadinya perubahan habitat
b. Memungkinkan timbulnya vektor
c. Memungkinkan interaksi agen penyakit
d. Adanya sumber penyakit menular.

B. Prakiraan Dampak pada Kesehatan Manusia


Prakiraan dampak zat toksis yang masuk kedalam tubuh manusia akan memberikan efek akut
atau kronis dan dipengaruhi oleh :
1.Jenis zat kimia
2.Jalur pemasukan (“Route of exposure”)
3.Dosis
4.Rata-rata dosis yang masuk (“dose rate”)
5.Waktu pemaparan (“fraction of lifetime exposure”)
6.Jenis kelamin
7.Proses biokinetik di dalam tubuh, yang terdiri dari absorbsi, distribusi, penimbunan,
biotransformasi dan waktu eliminasi dari organ
8.Mekanisme keracunan.
12 Responses

Anda mungkin juga menyukai