Anda di halaman 1dari 16

METODA KONSERVASI TANAH

SECARA KIMIA

Dr. Halim Akbar


Pertemuan Ke
8
Kemantapan agregat / struktur tanah merupakan salah
satu sifat tanah yang sangat menentukan kepekaan
tanah terhadap ancaman erosi.

Pemantapan tanah disini adalah pembentukan struktur


tanah dengan pori-pori tanah (ruang udara ) didalam
dan diantara agregat tanah yang sekaligus mantap atau
stabil dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

Untuk itu salah satu metoda yang digunakan untuk


mencegah terjadinya erosi adalah dengan metoda kimia
yaitu dengan menggunakan soil conditioner (bahan
pemantap tanah)
Pemantaptanah dengan bahan pemantap ialah :
Pembentukan struktur tanah dengan pori-pori atau ruang udara di dalam tanah
di antara agregat-agregatnya yang sekaligus mencapai kestabilan, dimana
penggunaan bahan pemantap tersebut dapat berupa bahan alami atau buatan
tetapi terbatas pada jumlahnya yang sedikit.

Ternyata pemakaian bahan-bahan pemantap tersebut hanya terbatas untuk


keadaan-keadaan yang sangat perlu atau sangat mendesak demi pemantapan
tanah-tanah tertentu, ini dikarenakan harganya yang mahal.

Tetapi hasil dari penggunaanya sangat positif untuk meperbaiki kemantapan


atau kestabilan struktur tanah.
Bahan kimia (soil conditioner) mempunyai pengaruh yang
besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah,
Pengaruh ini berjangka lama karena senyawa ini tahan
terhadap serangan mikroba tanah. Permeabilitas tanah
dpt dipertinggi dan erosi berkurang

Namun popularitas soil conditioner tidak berlangsung


lama disebabkan mahalnya preparat-preparat yang
dipasarkan.
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian yang
baru dibuka sesungguhnya sangat diperlukan karena :
Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah perawan
(virgin) yang memerlukan banyak perlakuaan agar dapat didayagunakan
dengan baik (efektif).
Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang
tersangkut.
Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan
pertanian, telah menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya lapisan top
soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan besar seperti
peralatan dalam bentuk traktor-traktor dan alat berat lainnya.
Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang
terangkat, sehingga diperlukan pasokan unsur hara tumbuhan.
Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap karena penambahan
bahan kimia, sehingga tanah menjadi lebih subur.
Menurut Schamp (1976), bahan-bahan polimer yang dapat
dipakai sebagai pemantap tanah yang baik harus memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
bahan tersebut harus mempunyai sifat yang adhesif (melekat).
dapat menyebar dan bercampur dengan tanah secara merata.
harus dapat membentuk agregat tanah yang mantap didalam air.
bahan pemantap tanah tersebut tidak boleh bersifat racun
(phytotonic).
daya tahan sebagai pemantap tanah harus cukup memadai, tidak
boleh terlalu singkat atau terlalu lama.
bahan tersebut harus murah harganya.
Berbagai macam soil conditioner yang banyak digunakan untuk
memperbaiki struktur tanah dapat dilihat pada Tabel berikut :

No. Nama Kimia Bentuk Merk Dagang Produsen

1. Polyvinyl acetate Emulsi Curasol AE Farbwerk Hoechst, Germany


Curasol AH

2. Polyacrylamide Larutan Hum, PAM Labofina, Belgium

3. Polyvinyl pyrrolidone Larutan Hum, PAM Labofina, Belgium

4. Asphalt Emulsi Bitumen Labofina, Belgium

5. Polyvinyl alcohol Larutan Bitumen Labofina, Belgium

6. Polyurethana Larutan PRB 2006 N.V. PRB, Belgium

7. Polyethyleneglycol Larutan PRB 2006 N.V. PRB, Belgium

8. Latex Emulsi Petroset SB Phillips Petroleum, USA


Bahan-bahan polimer pemantap tanah tersebut dibagi
ke dalam bahan-bahan yang larut dan tidak larut ke
dalam air,
bahan yang larut kedalam air meliputi Polimer-polimer, Polyvinyl
alcohol (PVA), garam-garam dari asam polyacrilik,
Polyacrylamide (PAM).

Sedangkan bahan polimer yang tidak larut ke dalam air dipakai


kedalam tanah sebagai emulsi yaitu lateks-lateks seperti
kopolimer-kopolimer dari styrene dan 1,3 butadin.
Cara pemakaian soil conditioner kedalam tanah dapat dilakukan
dengan 3 (tiga) cara, yaitu :

1. Pemakaian di permukaan tanah (surface aplication), yaitu


larutan atau emulsi soil conditioner pada pengenceran yang
dikehendaki disemprotkan langsung ke atas permukaan tanah
dengan sprayer seperti yang biasa digunakan untuk
menyemprot hama/ penyakit.
2. Pemakaian secara dicampur (incorporation treatment), yaitu
larutan atau emulsi soil conditioner pada pengenceran yang
dikehendaki disemprotkan langsung ke permukaan tanah
sambil tanah tersebut diaduk atau diolah dengan cangkul yang
nantinya akan didapat campuran yang merata pada lapisan
olah tanah.
3. Pemakaian setempat/lobang (local / pit treatment), yaitu
pemakaian soil conditioner hanya dilakukan pada lubang-lubang
yang dipersiapkan untuk ditanami tanaman (biasanya pada
tanaman tahunan).
Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar
sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka
panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah.
Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut
juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat
yang berat (Arsyad, 1989).
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian
dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan
mengingat :
Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin
yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan
efektif.
Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang
terangkat.
Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan
perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil,
mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti
traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN :

Kelebihan konservasi kimia :


Banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif untuk lahan
baru.
Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur- unsur hara yang
terangkat, sehingga diperlukan pasokan unsur hara tambahan.
Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap karena penambahan
bahan kimia,sehingga tanah menjadi lebih subur.

Kekurangan konservasi secara kimia:


Teknik konservasi dengan kimiawi jarang digunakan petani karena
keterbatasan modal
Sebagian tanah yang sensitif terhadap bahan kimia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai