PENDAHULUAN
Telinga adalah salah satu alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi
apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
Telinga dibagi menjadi 3 bagian, telinga luar, telinga tengah, dan telinga
langsung. Telinga juga terdiri dari beberapa otot yang melapisinya, tulang-tulang
pendengaran, perdarahan, dan persarafan, yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam
gangguan pendengaran dan 1 dari 3 orang berusia tua (diatas 60 tahun) juga
Kualitas hidup adalah hal penting yang sangat dikompromikan bagi orang
dapat dikatakan memiliki kategori berat, dimana suara yang cukup keras tidak dapat
terdengar atau yang biasanya terjadi orang tersebut sangat sulit mengerti kata-kata
yang diucapkan. Dalam kasus-kasus tersebut beberapa jenis suara atau percakapan
1
2
Saat ini sudah tersedia teknik penanganan gangguan pendengaran yang baru
dan lebih baik. Penanganan gangguan pendengaran yang efektif telah terbukti
habilitasi yang optimal sudah dimulai sebelum usia 6 bulan maka pada usia 3 tahun
habilitasi pendengaran yang akan dikombinasikan dengan terapi wicara atau terapi
audio verbal. Sebelum proses belajar harus dilakukan penilaian tingkat kecerdasan
oleh Psikolog untuk melihat kemampuan belajar anak. Anak usia 2 tahun dapat
disiplin, antara lain dokter spesialis THT, audiologist, ahli madya audiologi, ahli
terapi wicara, psikolog anak, guru khusus untuk tuna rungu dan keluarga penderita.
Saat ini dikenal beberapa strategi habilitasi pendengaran seperti; (1) Alat
Bantu Dengar (ABD), (2) Assistive Listening Device (ALD) dan (3) Implantasi
Koklea.