1. Undang-undang Republik Indonesia N0o.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan .
2. Notoatmodjo, S. Rineka Cipta: Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, 2007 3. Depkes RI, 2000, Penyakit Berbasis Lingkungan, Jakarta: Pustaka Jaya. 4. Mansyur. M. 2007. Pendekatan Kedokteran Keluarga Pada Penatalaksanaan Skabies Anak Usia Pra-Sekolah. Majalah Kedokteran Indonesia . Vol. 57, No. 2, Februari 2007. Hal : 63-67 5. Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL, Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2003.p.62-79. 6. Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner LA, Hansen RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. New York: Churchill Livingstone Inc., 1995.1347-89. 7. Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at: http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret 2006 8. Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002. 9. Bagian Kulit dan Kelamin. Pedoman pelayanan medis Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Perjan RSCM. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2005. 10. Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, 1995. 11. Amer M, El-Gharib I. Clinical trials permethrin versus crotamiton and lindane in the treatment of scabies. International Journal of Dermatology 1992;31:357-8. 12. Schultz MW, Gomez M, Hansen RC, et al. Comparative study of 5% permethrin cream and 1% lindane lotion for the treatment of Scabies. Archives of Dematology 1990;126:167-70. 13. Siregar, R.S. Jakarta:EGC.Atlas Berwarna Saripati Kulit Edisi 3, 2005.