Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PERTANIAN


Revolusi Industri Pertanian 4.0
DOSEN PENGAMPU: Ir. Alif Waluyo, M.P

Kelompok 9:
1. Adika Trias Pruwita (134200236/Agroteknologi F)
2. Audrey Pramudhita Kamil (134200246/Agroteknologi F)
3. Fathia Luthfika Nuril Hidayati (134200251/Agroteknologi F)
4. Putri Gracia Ardana (134200255/Agroteknologi F)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Revolusi Industri Pertanian 4.0” tepat
waktu.
Makalah “Revolusi Industri Pertanian 4.0” disusun guna memenuhi tugas pada
mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian di Universitas Pembangunan Negeri ‘Veteran’
Yogyakarta. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang sumber daya pertanian.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Alif Waluyo,
MP. Selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Yogyakarta, 31 Desember 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
D. Manfaat ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................

A. Pengertian Revolusi Industri Pertanian 4.0........................................


B. Revolusi Pertanian Industri Di Indonesia ..........................................
C. Prohram Pemerintah.............................................................................
D. Hambatan Pelaksanaan Revolusi Industri Pertanian........................
BAB III PENUTUP............................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang begitu banyak. Plasma nutfah
indonesia yang melimpah merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brazil. Hal
tersebut dapat kita lihat dari berbagai macam komoditas pertanian, seperti perkebunan,
peternakan, produksi tanaman pangan yang telah dijadikan sejak lama oleh sebagian
besar penduduk Indonesia dalam memnenuhi kebutuhan hidup sebagai sumber pangan
dan sekaligus sebagai pendapatan mereka.
Usaha pertanian tersebut didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang bagus
berupa dataran rendah dan tinggi, curah hujan yang merata di sebagian wilayah, sinar
matahari yang terus menyinari Indonesia sepanjang tahun karena kondisi itulah yang
membuat Indonesia sangat berpotensi mengembangkan pertanian lebih jauh dan lebih
maju lagi. Pertanian di Indonesia seharusnya dapat dikembangan secara optimal,
mengingat begitu banyak kelebihan pertanian di Indonesia mulai dari sumber daya
alamnya dan letak geografis yang cukup strategis. Untuk dapat mengembangkan hal
tersebut diperlukan teknologi yang mumpuni dibidangnya serta sumber daya manusia
yang bisa memanfaatkan hal tersebut secara maksimal.
Di zaman yang modern ini sudah sepatutnya banyak aspek kehidupan manusia
yang dipermudah dengan adanya bantuan teknologi. Dengan pemanfaatan teknologi
tersebut diharapkan mampu meningkatkan efisiensi kerja dalam hal tenaga dan waktu
sehingga lebih mempermudah kegiatan manusia, kemudian dengan kemudahan tersebut
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Banyak perubahan kehidupan
manusia diberbagai bidang dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Perubahan yang mendasar tersebut dinamakan revolusi industri.
Revolusi Industri adalah keadaan dimana banyak aspek kehidupan yang
terpengaruh oleh perubahan global tersebut. Proses produksi atau jasa yang mulanya
sulit, memakan waktu lama, dan memakan biaya mahal menjadi lebih mudah, lebih
cepat, dan lebih murah dalam prosesnya. Revolusi Industri dimulai pada abad ke-18,
ketika masyarakat pertanian menjadi lebih maju dan urban. Kereta api lintas benua,
mesin uap, listrik, dan penemuan-penemuan lainnya mengubah masyarakat secara
permanen. Makna dari Revolusi Industri sendiri yakni perubahan besar cara manusia
memproduksi barang atau jasa. Hingga saat ini Revolusi Industri sendiri telah memasuki
Revolusi Industri keempat atau lebih dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0.
Perubahan yang terjadi berdampak pada seluruh bidang kehidupan seperti dalam bidang
ekonomi.politik, sosial, dan juga budaya, serta bersifat global.
Ruang lingkup Pertanian 4.0 atau Agriculture 4.0 adalah mencakup seluruh
aktivitas pertanian yang luas, mulai proses produksi hingga pemasaran serta
pemanfaatan kecanggihan teknologi terkini seperti pemanfaatan internet, analisa big
data, robot hingga artificial intelligence (AI). Sebagai arah industri pertanian
kedepannnya, Pertanian 4.0 merupakan transformasi digital sektor pertanian serta
pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital yang mengerucut pada pertanian
pintar (smart farming), pertanian terukur (precision farming) dan bioteknologi (gene
editing). Tujuan dari Pertanian 4.0 ini tentunya tetap terkait produktifitas, menghasilkan
produk unggul, presisi, efsien, berkelanjutan yang tetap bertujuan bagi kesejahterakan
petani dan masyarakat luas. Pemanfaatan tersebut tentu saja sangat bergantung dari
kebijakan negara, mulai dari penyediaan teknologi hingga sosialisai program mengenai
pertanian modern kepada petani. Revolusi industri 4.0 pada bidang pertanian nyatanya
sudah banyak dipraktekkan diberbagai negara. Bahkan teknologi yang digunakan dalam
budidaya pertanian juga tidak main-main. Salah satu contoh negara dengan industri
pertanian terbaik di dunia adalah negara Jepang. Dari hal tersebut tentu saja
pembangunan pertanian di Indonesia harus selalu digencarkan untuk menuju revolusi
pertanian 4.0. Sumber daya alam yang melimpah serta kondisi geografis yang sangat
mendukung, harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan cara mengelola secara efisien
menggunakan teknologi yang baik supaya dapat meningkatkan hasil pertanian di
Indonesia secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan revolusi industri pertanian?
2. Bagaimana keadaan revolusi industri pertanian di Indonesia?
3. Apa saja program pemerintah yang mendukung revolusi industri pertanian 4.0?
4. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan revolusi industri pertanian 4.0?

1.3 Tujuan
Apabila dilihat dari rumusan masalah diperoleh tujuan dari penulisan makalah ini
adalah
1. Mengetahui tentang pengertian revolusi industri pertanian.
2. Mengetahui tentang keadaan revolusi industri pertanian di Indonesia.
3. Mengetahui tentang program pemerintah yang mendukung revolusi industri
pertanian 4.0.
4. Mengetahui tentang hambatan dalam pelaksanaan revolusi industri pertanian 4.0.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah
1. Dengan adanya makalah ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan referensi untuk
pembelajaran di bidang pertanian.
2. Makalah ini dapat digunakan untuk menambah ilmu dan wawasan terkhusus
dibidang pertanian
3. Makalah ini dapat dijadikan bahan acuan untuk beberapa penelitian di bidang
pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revolusi Industri Pertanian 4.0


Revolusi Industri adalah keadaan dimana banyak aspek kehidupan yang
terpengaruh oleh perubahan global tersebut. Proses produksi atau jasa yang mulanya
sulit, memakan waktu lama, dan memakan biaya mahal menjadi lebih mudah, lebih
cepat, dan lebih murah dalam prosesnya. Bila menghubungkan dengan konsep ekonomi
yang membicarakan upaya manusia dalam menghadapi kelangkaan, konsep Revolusi
Industri adalah salah satu cara mengatasinya. Bahkan dengan adanya konsep Revolusi
Industri, resiko kelangkaan tersebut dapat diturunkan atau bahkan dihilangkan.
Sehingga tenaga, waktu, dan biaya yang dibutuhkan sebelumnya cukup besar dapat
menjadi tidak ada dan dialihkan ke hal lain.
Revolusi Industri dimulai pada abad ke-18, ketika masyarakat pertanian menjadi
lebih maju dan urban. Kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan penemuan-
penemuan lainnya mengubah masyarakat secara permanen. Makna dari Revolusi
Industri sendiri yakni perubahan besar cara manusia memproduksi barang atau jasa.
Hingga saat ini Revolusi Industri sendiri telah memasuki Revolusi Industri keempat
atau lebih dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0. Perubahan yang terjadi
berdampak pada seluruh bidang kehidupan seperti dalam bidang ekonomi.politik, sosial,
dan juga budaya, serta bersifat global.
Revolusi industri sudah dimulai sejak abad ke-18 dimana mesin uap pertama kali
ditemukan sehinga mempermudah segala aspek kehidupan. Hingga saat ini sudah terjadi
empat periode revolusi industri, diantaranya sebagai berikut :
a. Revolusi Industri 1.0
Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan
penemuan mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Saat itu,
di Inggris, mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis pertama yang
dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil. Peralatan kerja yang
awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan
dengan mesin tersebut. Selain itu, mesin uap digunakan pada bidang
transportasi. Transportasi internasional pada masa itu adalah transportasi laut
yang masih menggunakan tenaga angin. Namun, angin tidak dapat sepenuhnya
diandalkan karena bisa jadi angin bertiup dari arah yang berlawanan atau
bahkan tidak ada angin sama sekali. Penggunaan tenaga angin pada alat
transportasi pun mulai berkurang semenjak James Watt menemukan mesin
uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya
pada 1776. Dengan mesin uap tersebut, kapal dapat berlayar selama 24 jam
penuh jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang cukup.
Revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang ke
seluruh penjuru dunia dalam waktu yang jauh lebih singkat. Negara-negara
imperialis di Eropa mulai menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia.
Selain penjajahan, terdapat dampak lain dari revolusi industri, yaitu
pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik
lainnya.
b. Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini
ditandai dengan penemuan tenaga listrik. Tenaga otot yang saat itu sudah
tergantikan oleh mesin uap, perlahan mulai tergantikan lagi oleh tenaga
listrik. Walaupun begitu, masih ada kendala yang menghambat proses
produksi di pabrik, yaitu masalah transportasi. Di akhir 1800-an, mobil mulai
diproduksi secara massal. Produksi massal ini tidak lantas membuat proses
produksinya memakan waktu yang cepat karena setiap mobil harus dirakit dari
awal hingga akhir di titik yang sama oleh seorang perakit mobil. Artinya,
untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak
orang yang merakit mobil dalam waktu yang bersamaan.
Revolusi terjadi dengan terciptanya "lini produksi" atau assembly
line yang menggunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Hal ini
mengakibatkan proses produksi berubah total karena untuk menyelesaikan
satu mobil, tidak diperlukan satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir.
Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis yang mengurus satu bagian
saja.
Selain itu, para perakit mobil telah melakukan pekerjaannya dengan
bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik yang jauh lebih mudah dan
murah daripada tenaga uap. Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada
kondisi militer pada perang dunia II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata
diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban
berjalan. Hal ini terjadi karena adanya produksi massal (mass production).
Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang
menjadi komplit.
c. Revolusi Industri 3.0
Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan sangat penting
dalam proses produksi berbagai macam jenis barang. Tetapi, setelah revolusi
industri yang ketiga, manusia tidak lagi memegang peranan penting. Setelah
revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir dan abad informasi dimulai.
Jika revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban
berjalan dan listrik, revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak
dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot.
Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II
sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer
bernama Colossus. Komputer yang dapat diprogram tersebut merupakan
mesin raksasa sebesar ruang tidur yang tidak memiliki RAM dan tidak bisa
menerima perintah dari manusia melalui keyboard. Komputer purba tersebut
hanya menerima perintah melalui pita kertas yang membutuhkan daya listrik
sangat besar, yaitu 8.500 watt. Namun, kemajuan teknologi komputer
berkembang luar biasa pesat setelah perang dunia kedua selesai. Penemuan
semikonduktor, transistor, dan kemudian integrated chip (IC) membuat
ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, serta
kemampuan berhitungnya semakin canggih. Mengecilnya ukuran membuat
komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi.
Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia sebagai operator dan
pengendali lini produksi.
d. Revolusi Industri 4.0
Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi
otomatisasi dengan teknologi siber. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah
proyek dalam strategi teknologi canggih Pemerintah Jerman yang
mengutamakan komputerisasi pabrik. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur
sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut
mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud computing,
dan cognitive computing. Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan
manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup. Singkatnya,
revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung
dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan
menjadi inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar. Contoh
terdekatnya, munculnya transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-
Jek dan Grab. Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha
baru, lapangan kerja baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Tidak dapat dipungkiri, berbagai aspek kehidupan manusia akan terus berubah
seiring dengan revolusi dan perkembangan teknologi yang terjadi. Memang
perubahan seringkali diiringi banyak dampak negatif dan menimbulkan
masalah-masalah baru. Namun, perubahan juga selalu bisa membawa
masyarakat ke arah yang lebih baik. Simpulannya, revolusi industri 4.0
bukanlah suatu kejadian yang menakutkan, justru membuka peluang yang
semakin luas bagi anak bangsa untuk berkontribusi terhadap perekonomian
nasional.

Kementan Fadjry Djufry Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,


(2019) menjelaskan Era Revolusi Industri 4.0 dicirikan dengan operasionalisasi sistem
usaha pertanian berbasis Artificial Intelegence (AI), Internet of Things (IoT), serta
Cyber Physical Systems (CPS). Memasuki era revolusi industri 4.0, berbagai
aktivitas sosial, pendidikan, ekonomi dan sebagainya selalu dikaitkan dengan
penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.
Kecanggihan teknologi era ini membuat banyak kondisi berubah. Semua sektor
bisnis, pendidikan, dan politik telah berevolusi, termasuk pertanian.

Konsep pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan pada saat ini adalah
konsep pertanian cerdas, yang biasa juga disebut smart farming atau precision
agriculture. Konsep ini merujuk pada penerapan TIK pada bidang pertanian. Tujuan
utama penerapan terknologi tersebut adalah untuk melakukan optimasi berupa
peningkatan hasil (kualitas dan kuantitas) dan efisiensi penggunaan sumber daya
yang ada.

2.2 Revolusi Pertanian Industri Di Indonesia


Revolusi industri 4.0 pada bidang pertanian nyatanya sudah banyak dipraktekkan
diberbagai negara. Bahkan teknologi yang digunakan dalam budidaya pertanian juga
tidak main-main. Salah satu contoh negara dengan industri pertanian terbaik di dunia
adalah negara Jepang.
Selain terkenal dengan industi otomotifnya, Jepang juga sangat dikenal dengan
industri pangan dan pertaniannya. Pertanian di Jepang sudah tersohor mempunyai
sistem kerja yang baik. Dikutip dari Akurat.Co, Jepang sangat dikenal dengan industri
pangan dan pertaniannya karena mempunyai sistem kerja yang baik dengan etos kerja
yang sangat tinggi. Pemerintah Jepang menerapkan empat pilar pembangunan pertanian
Jepang yang salah satunya adalah Farm Size Expansion. Kebijakan ini bertujuan agar
kepemilikan lahan pertanian semakin bertambah dari empat hektare menjadi 15-20
hektare untuk setiap keluarga petani. Kemajuan pertanian Jepang juga bisa dilihat
dengan berkembangnya sistem pertanian urban. Bahkan pertanian urban di negara
Sakura ini kini menjadi andalan untuk memasok produk-produk pertanian yang segar,
sehat, dan cepat.
Hingga saat ini indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun Indonesia belum
mampu menyaingi Jepang dalam hal teknologi dalam pertaniannya. Namun, bukan
berarti Indonesia tidak mampu bersaing sebab ternyata Indonesia memiliki berbagai
potensi guna turut serta dalam revolusi industri 4.0 di dunia pertaniannya. Sumber daya
alam merupakan modal besar guna memajukan sektor pertanian. Ditambah lagi letak
Indonesia yang ada di garis khatulistiwa dan berada di wilayah tropis, menyebabkan
Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat baik dengan didukung kelimpahan
sumber daya alam dengan tingkat biodiversitas yang tinggi dan kondisi lingkungan
Indonesia yang mendukung pertanian tropika. Sektor pertanian mempunyai peranan
strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasiona. Adapun jumlah luasan
dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang cukup tinggi dan
merata sepanjang tahun sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk memenuhi
kebutuhan air pertanian. Waduk, bendungan, embung dan air tanah serta air permukaan
lainnya sangat potensial untuk mendukung pengembangan usaha pertanian.
Selain potensi dari keanekaragaman sumber daya alamnya, Indonesia juga
memiliki potensi SDM yang sedang terus dipersiapkan. Penyiapan sumber daya
manusia ini dapat disalurkan melalui pendidikan, baik itu di bangku sekolah,
universitas, ataupun seminar dan pelatihan yang sering dilaksanakan. Menurut Prof.
Engkus, Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD,  menyebutkan, berdasarkan
laporan The Future of Jobs Report, World Economic Forum, terdapat lima keterampilan
SDM dalam era industri 4.0 dalam rentang waktu 2015-2020. Keterampilan tersebut
jika diurutkan yaitu complex problem solving, social skill, process skill, system skill,
dan cognitive abilities.
Setelah tahun 2020, diperkirakan kemampuan kognitif menjadi keterampilan yang
paling dibutuhkan, diikuti system skills, complex problem solving, content skills, dan
process skills. Hal tersebut juga menunjukan bahwa untuk menghadapi era industri 4.0,
dibutuhkan SDM yang memiliki kemampuan kognitif yang fleksibel, logika berpikir
yang baik, sensitif terhadap masalah, kemampuan matematika, dan visualisasi. Menurut
Prof. Engkus, jika tidak menjadi SDM industri 4.0 yang cerdas (smart), maka bisa jadi
akan menjadi “korban pelengkap penderita”.
2.3 Program Pemerintah
2.4 Hambatan Pelaksanaan Revolusi Industri Pertanian
Permasalahan yang terjadi di Indonesia menurut Praktiko adalah akses menuju
teknologi dan bahan yang berkualitas, dikatakan teknologi sudah ada di Indonesia tetapi
petani di daerah tidak memiliki akses kesana, di Indonesia petani lokal perlu didorong
agar lebih mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat Revolusi Industri 4.0
memiliki dampak yang baik bagi petani, pun bagi masyarakat umum yang dapat
mengonsumsi hasil pertanian yang berkualitas. Revolusi industri 4.0 dalam sektor
agrikultur ternyata lebih dominan terjadi di Eropa. Hal ini disebabkan oleh adanya
bencana demografi, yaitu keadaan dimana jumlah penduduk yang berusia produktif
lebih sedikit dibanding penduduk yang berusia non-produktif sehingga tenaga
penduduk harus digantikan dengan teknologi. Sedangkan di Indonesia sendiri,
revolusi industri 4.0, terutama di sektor pertanian belum begitu berhasil
berkembang.Walaupun sudah ada beberapa program dan capaian pemerintah dalam
Penerapan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian. Di sisi lain ada pula tantangan
yang harus dihadapi, diantaranya :
a. Perlunya perbaikan infrastruktur
Untuk menerapkan Internet of Thing (IoT) memerlukan akses internet yang
baik, sementara itu di seluruh indonesia tidaklah semua akses internetnya berjalan
dengan baik. Belum adanya pemerataan internet di Indonesia, bahkan
masihbanyak daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh oleh internet. Luasnya
wilayah Indonesia membuat permasalahan tersebut belum dapat diatasi oleh
pemerintah, mengingat keadaan daerah di Indonesia yang juga berbeda-beda.
Dengan adanya sosialisasi pengenalan internet hingga bantuan infrastuktur untuk
pemakaian internet dapat membuat warga lebih siap dan terbuka dalam
menghadapi revolusi industri terkhusus di bidang pertanian.
b. Perlunya biaya
Alat teknologi yang canggih bukan murah harganya, apalagi luasnya
wilayah perkebunan dan pertanian Indonesia membutuhkan alat yang banyak.
Dengan itu perlunya dana yang cukup untuk mendapatkan alat-alat yang
diperlukan. Tentu bagi seorang petani kebanyakan tidak sanggup untuk membeli
alat yang mereka perlukan. Bantuan dari pemerintah berperan besar pula dalam
mengatasi permasalahan ini. Dapat juga pembuatan kelompok-kelompok sehingga
dapat saling melengkapi dengan alat-alat yang mereka perlukan.
c. Petani yang belum melek teknologi
Walaupun Revolusi Industri 4.0 difokuskan terhadap petani milenial namun
pentingnya teknologi juga berpengaruh terhadap petani yang bukan milenial,
sebab petani indonesia saat ini masih banyak tamatan SD dan SMP yang masih
berusia produktif, mereka juga masih berperan dalam dunia pertanian dan dalam
hal kemajuan teknologi pertanian di 35 tahun yang akan datang. Teknologi dalam
menunjang revolusi industri 4.0 masih kurang dimaksimalkan karena kurangnya
wawasan petani Indonesia. Selain itu, kebanyakan petani di Indonesia adalah
mereka yang sudah berumur. Mereka lebih memilih menggunakan cara mereka
karena sulit untuk belajar lagi atau mengenal hal baru di umur mereka saat ini.
d. Sumber Daya Manusia
Faktanya, sebagian besar petani berusia lebih dari 40 tahun dan lebih dari 70
persen petani di Indonesia hanya berpendidikan setara SD bahkan dibawahnya.
Pendidikan formal yang rendah tersebut menyebabkan pengetahuan dalam
pengolahan pertanian tidak berkembang serta monoton. Petani hanya mengolah
pertanian seperti biasanya tanpa menciptakan inovasi-inovasi terbaru demi
peningkatan hasil pangan yang berlimpah
e. Kondisi Lahan Pertanian di Indonesia
Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran penduduk dan pembangunan di
Indonesia belum sepenuhnya merata. Hal tersebut dibuktikan dengan masih
banyaknya “Lahan Tidur” atau lahan yang belum tergarap oleh masyarakat di
daerah-daerah pedalaman, sementara, lahan di suatu wilayah strategis justru
menjadi rebutan dengan harga mahal. Mengingat harga tanah yang semakin
melonjak tinggi, luas kepemilikan lahan pertanian para petani di Indonesia pun
rata-rata kecil. Bahkan, sebagian besar petani hanya bisa menggarap lahan milik
orang lain sehingga hasilnya pun harus dibagi dua. Selain itu, dampak akibat
konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang mencapai 150-200 ribu per
tahun juga menyebabkan petani kekurangan lahan untuk bercocok tanam.
f. Teknologi Belum Sepenuhnya Diterima Masyarakat 
Sistem pengalihan teknologi dari tradisional menjadi modern dalam
pengelolaan pertanian belum mampu diterima secara luas oleh para petani
yang masih banyak memilih menggunakan peralatan tradisional dibanding
peralatan teknologi canggih. Selain karena keterbatasan biaya, keterbatasan
pengetahuan juga menjadi faktor yang menghambat laju teknologi untuk
merambah sektor pertanian secara luas. Di sinilah peran pemerintah sangat
diperlukan untuk memberikan edukasi yang cukup bagi para petani agar dapat
memajukan sektor pertanian di era revolusi industri 4.0 ini. Beberapa hal yang
dapat dilakukan mungkin berupa memberikan penyuluhan besar-besaran dan
melakukan demo penggunaan alat pertanian yang dilengkapi dengan teknologi
modern. Teknologi masa kini memang telah merambah ke berbagai sektor
hingga ke berbagai akses kehidupan. Namun, teknologi juga harus digunakan
secara bijak dengan tetap melihat dampaknya dari berbagai sisi. Dalam
pertanian misalnya, jangan sampai teknologi hanya dikuasai oleh segelintir
orang atau merusak ekosistem yang ada tanpa mempedulikan keseimbangan
lingkungan. 
Selain itu banyak pula petani indonesia yang milenial namun mereka juga tidak
melek teknologi disebabkan mereka menjadi petani karena putus sekolah baik itu putus
sekolah SD, SMP, maupun SMA. Namun, terlepas dari banyaknya tantangan yang
dihadapi. Pertanian Indonesia haruslah mengikuti perkembangan zaman yaitu pertanian
yang berbasis teknologi agar dapat menyokong kemajuan pertanian sehingga terciptalah
petani Indonesia yang sejahtera serta masyarakat yang dapat mengonsumsi hasil
pertanian yang berkualitas. untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya dukungan dari
pemerintah, kerjasama di berbagai lembaga dan juga peran aktif masyarakat.
Generasi muda atau yang saat ini bisa disebut pemuda milenial menjadi penentu
kemajuan pertanian di masa depan. Estafet petani selanjutnya adalah pada pundak
generasi muda, mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat
bagi kelangsungan pertanian. Karena itu, ke depan akan lebih ditingkatkan lagi untuk
menciptakan SDM profesional melalui pendidikan dan pelatihan di sektor pertanian.
Selain itu kemajuan teknologi dan era pertanian 4.0 untuk fokus pada penyiapan SDM
yang siap bersaing dan menciptakan SDM profesional di sektor pertanian. Membangun
pertanian memang amat penting. Terlebih di era revolusi industri yang ke-empat ini atau
biasa disebut juga Revolusi Industri 4.0. Revolusi industri ini ditandai dengan
penggunaan mesin-mesin otomatis yang terintegrasi dengan jaringan internet. Sektor
pertanian juga perlu beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke
depan. Pasalnya, pertanian tak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang
terus bertambah tanpa teknologi.
Di era keterbukaan informasi pada Pertanian 4.0, sistem informasi pertanian dan
mekanisasi pertanian menjadi tools yang sangat strategis bagi institusi pendidikan di
bawah Kementrian Pertanian yaitu Polbangtan dan PEPI dalam upaya menghasilkan
lulusan yang adaptif terhadap teknologi, yang siap terjun ke dunia kerja dan wirausaha
agribisnis, berorientasi ekspor serta menjadi agents of changes dalam pembangunan
pertanian, utamanya penyebaran informasi pertanian bagi stakeholders dan modernisasi
pertanian. Pengembangan sistem informasi pertanian (ICT, IoT, artificial intelligent)
diperuntukkan bagi kepentingan penyebaran informasi baik secara internal maupun
secara eksternal dengan maksud memberikan layanan terhadap informasi secara cepat,
tepat, akurat dan kekinian yang dapat mendukung institusi dalam pengambilan
keputusan. Pertanian 4.0, dibutuhkan keterhubungan dan keterpaduan bekerja sama
yang terintegrasi sehingga nantinya pertanian 4.0 mampu menjadikan teknologi sebagai
sarana yang memudahkan petani, bukan sekedar hiburan saja.
Di Indonesia sendiri isu permasalah yang umum ditemui seperti lahan pertaian
yang terus menyempit, hal ini sejalan dengan meigkatnya jumlah penduduk maka
meningkat pula kebutuhannya terlebih kebutuhannya akan lahan sehingga berkurangnya
lahan pertanian yang di konversi. Permasalahn lain yaitu seperti produktivitas lahan
yang tergolong rendah, kelembagaan penuluhan dan kelembagaan petani yang juga
masih lemah, belum berkembangnya sistem agribisnis secara optimal, dan rendahnya
pendapatan petani.
Permasalahan -permasalahan yang ada menjadi suatu tantangan yang harus
disikapi dengan bijak, baik itu dari petani, masyarakat, dan pemerintahnya. Harapannya
segala permasalahan tersebut dapat teratasi oleh berbagai pihak terkait tadi sehingga
tidak sampai menjadi ancaman bagi perkembangan industri pertanian di Indonesia.
Mengingat besarnya peluang bagi Indonesia untuk dapat menjadikan sektor pertanian
sebagai sektor yang unggul. Peluang tersebut baik dari tingginya produktivitas industri
pertanian serta banyaknya jumlah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani.
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Revolusi industri adalah sebuah perubahan dibidang teknologi dimana perubahan
tersebut membawa pengaruh disegala bidang secara global termasuk pada bidang
pertanian. Ruang lingkup Pertanian 4.0 atau Agriculture 4.0 adalah mencakup seluruh
aktivitas pertanian yang luas, mulai proses produksi hingga pemasaran serta
pemanfaatan kecanggihan teknologi terkini seperti pemanfaatan internet, analisa big
data, robot hingga artifcial intelligence (AI). Sebagai arah industri pertanian
kedepannnya, Pertanian 4.0 merupakan transformasi digital sektor pertanian serta
pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital yang mengerucut pada pertanian
pintar (smart farming), pertanian terukur (precision farming) dan bioteknologi (gene
editing). Untuk pertanian di indonesia sendiri sangat berkemungkinan bisa berkembang
dalam revolusi pertanian 4.0 seperti hal nya negara jepang yang maju. Karena sumber
daya alam yang melimpah, letak posisi yang strategis, serta teknologi dan sumber daya
manusia yang sedang dioptimalkan menajdi faktor pendukung, untuk pertanian di
indonesia supaya bisa lebih maju seperti konsep dari revolusi industri pertanian 4.0.
.
3.2Saran
Kebijakan yang diambil suatu negara sangat menentukan arah keberhasilan atau
kemajuan suatu negara, termasuk dalam hal penerapan teknologi modern dalam masing
masing aspek diantaranya pendidikan, keamanan, pertanian, dan lain sebagainnya.
Dalam pertanian, Indonesia harus berani bersaing dengan dunia global, supaya dapat
meningkatkan atau memajukan pertanian indonesia, khusunya ke arah revolusi industri
pertanian 4.0. Berbagai kebijakan perlu diberlakukan diantaranya pelatihan sumber daya
manusia yang unggul serta yang tidak kalah penting yaitu meningkatkan teknologi di
bidang pertanian yang lebih baik lagi. Dengan cara terebut diharapkan indonesia dapat
meningkatkan hasil pertanian secara lebih baik lagi, dan tidak tertinggal dengan negara
lain. Mengingat indonesia memiliki sumber daya alam serta letak negara yang sangat
strategis, yang sangat mendukung untuk perkembangan revolusi industri pertanian 4.0
di indonedia sendiri. Maka dari itu diperlukan kebijakan yang tepat guna dapat
mengoptimalkan faktor faktor pendukung tersebut sehingga pada akhirnya mampu
memberikan kesejahteraan bagi negara indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Mahendra T. sitopu, Menuju Pertanian 4.0, buletin pak tani diigital

Kilmanun, J. C. dan Dwi Wahyu Astuti. Potensi Dan Kendala Revolusi Industri 4.0. Di
Sektor. Prosiding Seminar Nasional Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan
Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0.

Rafika. 2019. Pertanian Indonesia dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0.


Kompasiana. (8 Desember 2019).

Rahayu, Ning. 2019. Begini Revolusi Industri 4.0 di Sektor Pertanian. Warta Ekonomi.
14 Februari 2019.

https://www.ugm.ac.id/id/berita/16905-sektor-pertanian-dalam-pusaran-revolusi-
industri-4-0 tgl akses 27 Des 2020 pukul 4.14

https://www.unpad.ac.id/2019/01/hadapi-revolusi-industri-4-0-apa-yang-harus-
disiapkan/ tgl akses 1 Jan 2021 pukul 16.52

https://nttbangkit.com/berita/1399/belajar-dari-kemajuan-jepang-jadi-raksasa-industri-
pertanian-paling-unggul-di-dunia/ tgl akses 26 Des 2020 pukul 3.20

https://www.wartaekonomi.co.id/read215598/begini-revolusi-industri-40-di-sektor-
pertanian tgl akses 1 Jan 2021

https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-
hingga-40 tgl akses 1 Jan 2021

https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/sejarah-dan-perkembangan-revolusi-industri/ tgl
akses 1 Jan 2021

Anda mungkin juga menyukai