Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kebijakan sentralistik program pembangunan pertanian pada padi sawah
selama periode 1969 -1997 (Pelita I-VI), menyebabkan usahatani lahan kering kurang
mendapat perhatian. Sementara itu, proyek-proyek pembangunan pertanian lahan
kering telah banyak dilaksanakan tetapi tidak menunjukkan hasil yang
menggembirakan, dimana penyebabnya antara lain adalah tidak berkembangnya
kemandirian masyarakat dan pembinaan yang tidak berkesinambungan. Hal ini
menyebabkan sistem usahatani lahan kering semakin tertinggal, terutama di Daerah
Aliran Sungai (DAS) bagian hulu.
Ketimpanganpengelolaan dan penanganan permasalahan lahan kering antara
lain mencakup: 1) Input usahatani konservasi terbatas sehingga memicu degradasi
lahan dan menyebabkan produktivitas rendah, 2) Pengelolaan lahan yang tidak
dilandasi pengetahuan tentang kesesuaian dan kemampuannya, dan 3) Pertambahan
jumlah penduduk sehingga mendorong petani untuk mengusahakan lahan kering
berlereng di DAS hulu yang rentan terhadap erosi.
Pengelolaan lahan kering perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduk yang jumlahnya semakin meningkat sekaligus mendukung pemantapan
ketahanan pangan. Makalah ini akan membahas teknologi dan kebijakan yang perlu
dilaksanakan pada pengelolaan lahan kering untuk memantapkan swasembada
pangan nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian Lahan Kering?
1.2.2 Ciri-ciri dari Tanah Lahan Kering ?
1.2.3 Contoh dari Pertanian Lahan Kering?
1.2.4 Pemanfaatan Dari Tanah Lahan Kering?
1.2.5 Macam-macam Lahan Usahatani Kering Menurut Keadaan fisiknya?
1.2.6 Usaha-usaha menyiasati lahan kering pertanian?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui apa itu lahan kering
1.3.2 Mengetahui apa saja ciri-ciri yang dimiliki pada lahan kering
1.3.3 Mengetahui apa saja contoh tanaman yang dapat ditanaman pada lahan
kering
1.3.4 Mengetahui manfaat lahan kering untuk pertanian
1.3.5 Mengetahui berbagai macam lahan yang dapat di jadikan sebagai usha tani
di lahan kering

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lahan Kering
Penggunaan istilah “lahan kering” di Indonesia belum tersepakati secara
aklamasi. Beberapa pihak menggunakan untuk padanan istilah Inggris: upland,
dryland, atau non irrigated land (Notohadipawiro) dan menurut Kadekoh
mendefinisikan lahan kering sebagai lahan dimana pemenuhan kebutuhan air tanaman
tergantung sepenuhnya pada air hujan dan tidak pernah tergenang sepanjang tahun.
Istilah yang biasa dipergunakan untuk pertanian lahan kering adalah pertanian darat,
tegalan, ladang, tadah hujan dan huma.
Sementara menurut Minardi, lahan kering selalu dikaitkan dengan pengertian
bentuk-bentuk usaha tani bukan sawah yang dilakukan oleh masyarakat di bagian
hulu suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai lahan atas (upland) atau hujan
sebagai sumber air.
Pertanian lahan kering merupakan jenis pertanian yang dilakukan pada sebuah
lahan yang kering, yaitu lahan yang memilki kandungan air yang rendah, bahkan
ekstrimnya adalah lahan kering ini merupakan jenis lahan yang cenderung gersang,
dan tidak memiliki sumber air yang pasti, seprti sungai, danau ataupun saluran irigasi.
Pertanian lahan kering ini merupakan jenis pertanian yang lahannya banyak
terdapat di Negara Indonesia. Iklim di Indonesia juga kebanyakan beriklim tropis, hal
ini disebabkan karena cuaca yang panas, sehingga membuat banyak sumber air yang
berkurang dan juga sedikit. Namun demikian, biasanya sebuah pertanian lahan kering
ini memanfaatkan crah hujan untuk membantu meningkatkan hasil pertanian yang
dimilikinya.
Lahan kering mempunyai potensi besar untuk pengembangan pertanian, baik
tanaman pangan, hortikultura, maupun tanaman tahunan/perkebunan. Pengembangan
berbagai komoditas pertanian di lahan kering merupakan salah satu pilihan strategis
untuk meningkatkan produksi dan mendukung ketahanan pangan nasional.

3
2.2 Ciri-Ciri Lahan Kering
Terdapat tiga ciri iklim pada pertanian lahan kering:
a. Iklim mediteran, yakni jatuhnya air hujan hanya pada saat musim gugur dan
dingin
b. Iklim tropisme, yakni hujan yang jatuh hanya pada musim panas
c. Dan yang terakhir yaitu iklim continental, iklim yang dimana hujan jatuh
sepanjang tahun
Selain dapat dilihat dari ciri iklimnya, ada beberapa ciri lain yang dapat dijadikan
dasar dalam mendefinisikan tentang pertanian lahan kering, antara lain;
1) Pada pertanian lahan kering, sudah pasti ciri yang pertama yaitu memiliki lahan
yang tidak basah, karena hanya menggunakan air hujan dalam proses budidaya
tanaman dan hujan yang turun hanya pada musim tertentu serta intensitasnya
cukup rendah
2) Biasanya pertanian lahan kering banyak ditemukan pada daerah yang beriklim
tropis
3) Karena hujan yang turun relative rendah, maka ketersediaan airpun juga cukup
terbatas
4) Meskipun hujan yang turun dapat dikatakan jarang, namun pada lahan ini sering
terjadi longsor, hal ini dikarenakan pada pertanian lahan kering memiliki kontur
tanah yang sedikit labil
5) Meskipun memiliki intensitas hujan yang cukup rendah namun bukan berarti
terdapat pada daerah gurun pasir
6) Kontur tanahnya lebih lembut sehingga sering terjadi longsor
7) Meskipun merupakan pertanian lahan kering, namun bukan berarti tanahnya
mengalami kekeringan yang sampai pecah dan keras
8) Dapat menjadi alih fungsi dalam penyerapan air
9) Sangat cocok jika ditanami tanaman perennial
10) Biasanya jauh dari sumber air alami atau buatan
11) Biasanya dekat dengan pemukiman penduduk
12) Dalam proses budidayanya hanya menggantungkan dari air hujan

4
13) Pada dataran rendah dan tinggi juga banyak ditemukan pertanian lahan kering
14) Biasanya pertanian lahan kering, memiliki ketinggian yang berada pada 500-
1500 diatas permukaan laut
15) Pada pertanian lahan kering tingkat kesuburan tanahnya cukup rendah, hal ini
disebabkan karena hanya mengandalkan dari turunnya hujan sehingga air yang
dapat didistribusikan cukup terbatas
16) Pada daerah ini memiliki topografi yang datar, karena berada pada daerah lereng
sehingga dapat mengakibatkan sering terjadi erosi yang dapat mendegradasi
unsur hara yang ada didalam tanah
17) Pada lahan kering insfrastrukturnya kalah jauh dengan lahan sawah
18) Karena biofisik lahan kering yang terbatas, petani yang kurang menguasai, serta
sarana prasarana yang kurang memadai sehingga teknologi usaha tani lahan
kering cukup mahal dibandingakn pertanian lahan basah
19) Dan yang terakhir yaitu kualitas lahan yang cukup rendah karena kurangnya
pemanfaatan teknologi sehingga variabilitas produksinya pun juga relatife rendah
2.3 Contoh dari Pertanian Lahan Kering
Pada dasarnya, tanaman yang bisa dimanfaatkan pada sebuah lahan pertanian
dengan kontur lahan yang kering memiliki variasi pertanian yang jauh lebih banyak
dibandingkan dengan pertanian lahan basah. Kondisi tanahnya yang jauh lebih stabil
dan juga kuat dibandingkan dengan lahan basah, membuat lokasi pertanian lahan
kering ini sanggup untuk menahan beban akar pohon-pohon kayu besar, sehingga
tentu saja variasi hasil pertaniannya banyak, dan begitu pula dengan perkebunannya.
Setelah mengetahui pengertian pertanian lahan kering dan beberapa cirinya,
maka dapat dengan mudah diketahui juga contoh dari pertanian lahan kering. Berikut
beberapa contoh dari tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering:
a. Tanaman Perkebunan pada Lahan Kering
Berdasarkan dari beberapa pengertian serta ciri yang telah disebutkan, maka
contoh pertanian lahan kering yang paling cocok adalah pada lahan perkebunan, hal
ini dikarenakan pada tanaman perkebunan lebih menghendaki daerah yang kering,

5
sesuai dengan syarat tumbuh beberapa tanaman perkebunan seperti karet, sawit, dan
tanaman perkebunan yang tidak membutuhkan genangan air lainnya.
Selain itu, karena pada tanaman perkebunan umumnya memiliki umur
tanaman yang cukup lama dan bertahun-tahun, sehingga dengan adanya air hujan
distribusi airpun juga merata, sebab pada pertanian lahan kering proses penyerapan
air cukup baik, sehingga didalam tanah air dapat tersimpan ketika musim hujan dan
ditranslokasikan secara merata pada saat musim kemarau.
b. Tanaman Hortikultura pada Lahan Kering
Untuk tanaman hortikultura yang cocok pada pertanian lahan kering yaitu
tanaman hortikultura jenis buah-buahan yang umur tanamannya dapat bertahun-
tahun. Seperti contoh tanaman buah jambu air dan jambu biji, salak, mangga,
rambutan, nangka, kelapa, kelengkeng, buah naga, sirsak, alpukat,nanas dan lain
sebagainya.
Meskipun tanaman hortikultura dapat dijadikan contoh pertanian lahan kering,
namun tidak semuanya, karena untuk jenis sayuran hanya sedikit yang dapat
dikategorikan pertanian lahan kering, seperti contoh daun salam, daun tangkil, daun
singkong, dan lain sebagainya.
Berbeda halnya dengan bayam, kangkung, cabai, tomat serta jenis sayuran
lain yang umumnya membutuhkan asupan nutrisi dan unsur hara cukup banyak serta
kebutuhan air yang harus sesuai agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan yang diharapkan.
c. Tanaman Pangan Pada Lahan Kering
Untuk tanaman pangan yang dapat tumbuh pada lahan kering seperti contoh:
jagung, sorgum, gandum, ubi-ubian (singkong, mantang, talas, oyong, gadung dan
lain-lain). Berbeda halnya dengan padi, ada jenis padi yang wajib tergenang oleh air
dan ada juga yang tahan atas kekeringan namun pada umunya jenis padi akan tumbuh
dan berkembang dengan baik apabila diletakkan pada daerah genangan air (lahan
sawah).

6
2.4 Pemanfaatan Dari Tanah Lahan Kering
Hasil pertanian dan juga perkebunan dari sebuah pertanian lahan kering ini
biasanya sangat tergantung pada pembagian musim dan kondisi cuaca. Beberapa
kondisi cuaca dimana tidak turun hujan selama berhari-hari akan menyebabkan
tanaman yang dikembangkan pada lokasi pertanian lahan kering ini akan menjadi
mati, kering dan juga tidak memberikan hasil yang maksimal sehingga masyarakat
selalu mencari cara menyuburkan tanah kering. Karena itu, meskipun memiliki
variasi dari hasil pertanian yang beragam, perawatan dari tanaman di pertanian lahan
kering ini juga harus diperhatikan dengan baik, agar tidak terjadi gagal panen.
Selain dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan juga perkebunan, sebuah
lahan kering juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti kepentingan pembuatan
dan pembangunan pemukiman penduduk, lokasi industri dan juga perkantoran, serta
pembangunan lainnya, yang mendukung kemajuan suatu daerah tertentu.
Oleh karena itu, sesuaikan lokasi lahan pertanian yang akan anda gunakan
dengan jenis tanaman yang akan tanam. Kebanyakan, kita lebih mengenal lahan
pertanian kering, karena merupakan lahan pertanian yang lokasinya dekat dengan
pemukiman, dan merupakan lokasi yang banyak ditemui secara luas.
2.5 Macam-macam Lahan Usahatani Kering Menurut Keadaan Fisiknya
a. Ladang: lahan usahatani kering yang bersifat berpindah-pindah. Cara
terbentuknya ladang adalah sebagai berikut, hutan ditebang lalu di bakar, setelah
dibakar lalu ditanami pada ladang / huma atau palawija seperti jagung, kacang-
kacangan, dll. Baik yang ditanam secara tersendiri maupun dengan cara tumpangsari.
Setiap lahan ladang ini biasanya hanya untuk empat sampai enam musim tanam saja,
untuk selanjutnya ditinggalkan yang kemudian hari dapat dibuka kembali setelah
subur kembali. Biasanya pada waktu akhir ditanami, ladang tersebut ditanami
tanaman tahunan seperti karet atau kopi sebagai bukti bahwa ladang tersebut telah
ada yang menguasainya, dan berfungsi sebagai batas apabila di kemudian hari akan
dibuka kembali.
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan pada lahan ladang ini petani tidak
melakukan usaha pelestarian kesuburan lahan. Peningkatan produktivitas lahan terjadi

7
secara alami saja, karena itu apabila pengembalian produktivitas tersebut tidak
berjalan dengan baik, maka menimbulkan padang alang-alang secara meluas. Ladang
lahan ini banyak terdapat di Sumatera bagian selatan, Lampung, dan Kalimantan
Selatan. Sistem usaha berladang (shift-ing cultivation) ini merupakan salah satu usaha
pemborosan sumber daya alam tanah.
b. Tegalan: kelanjutan dari system berladang, hal ini terjadi apabila hutan yang
mungkin dibuka untuk kegiatan usaha pertanian tidak memungkinkan lagi. Lahan
usahatani tegalan sifatnya sudah menetap. Pola tanam biasanya campur atau tumpang
sari antara padi ladang dan palawija (jagung, kacang-kacangan, ubikayu, dll). Di
lahan tegal biasanya hanya diusahakan pada musim hujan saja, sedangkan pada
musim kemarau diberakan (dibiarkan) tidak ada tanaman. Pada lahan tegal, usaha
pelestarian produktivitas sudah ada dengan cara pemupukan meskipun terbatas pada
saat ditanami saja, sedangkan pelestarian selanjutnya berjalan secara alami, atau
dibiarkan tumbuh tanaman liar, yang selanjutnya dibabat pada saat akan ditanami
kembali dengan dengan tanaman ekonomi. Produktivitas lahan ini umumnya rendah
dan tidak stabil karena keadaan topografinya tidak mendatar dan tidak dibatasi oleh
pematang atau sengkedan penahan erosi.
c. Kebun: lahan pertanian / usahatani yang sudah menetap, yang ditanami
tanaman tahunan secara permanen / tetap, baik sejenis meupun secara campuran.
Tanaman yang biasa ditanam di lahan kebun antara lain kelapa dan jenis buah-
buahan, seperti mangga, rambutan, dll.
d. Pekarangan: sebidang lahan usahatani yang ada di sekitar rumah yang
dibatasi oleh pagar tanaman hidup atau pagar mati. Tanaman yang bisa ditanami di
pekarangan adalah buah-buahan, sayur untuk memelihara ternak unggas atau terbak
kecil, seperti kambing dan biri-biri..
2.6 Usaha-usaha menyiasati lahan kering pertanian
Musim kemarau akan memberikan berbagai macam dampak, terutama lahan
kering di pertanian. Ketika musim kemarau terjadi, kegiatan bertani akan mengalami
kesulitan akibat tidak adanya air yang mencukupi untuk mengairi lahan pertanian.

8
Hal tersebut harusnya tidak menghalangi para petani lahan kering untuk
tetap melakukan budi daya. Mereka tetap bisa mengusahakan lahannya meskipun
hanya menggunakan air secara terbatas.
Tidak hanya bergantung pada air, petani juga perlu usaha lebih untuk
menunjang kesuburan lahan kering mereka. Usaha yang bisa dilakukan adalah
dengan:
1) Menambahkan pupuk kandang
Pupuk kandang ini kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium setelah melalui
proses pematangan dan fermentasi. Pupuk kandang mudah diserap tanah dan tanaman
serta mengandung mikroba aktif yang memperbaiki kondisi tanah.
2) Kompos
Kompos adalah hasil fermentasi dari bahan-bahan hijau (daun, ilalang).
Kompos sangat baik untuk digunakan di tanah kering karena mengandung rasio C/N
yang sesuai untuk menyuburkan tanah.
3) Serabut dan abu gergaji
Bahan ini mengandung sekitar 3% nitrogen dan cocok untuk menambah
nitrogen tanah. Selain itu abu gergaji dapat digunakan untuk mengoreksi pH, yaitu
menaikan pH pada tanah yang pH-nya terlalu asam.
4) Membuat tutupan hijau (green manure)
Ilalang yang ditanam di tanah tandus ketika tanaman tersebut mati maka akan
menjadi materi organik yang menyuburkan tanaman.
5) Kascing
Kascing atau kotoran cacing dapat digunakan untuk menggemburkan tanah.
Cacing dapat membentuk struktur tanah secara mekanik dan mempercepat
penyerapan nutrisi ke dalam tanah dan pada tanaman dengan mengubah bahan
organik menjadi kascing.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertanian lahan kering merupakan jenis pertanian yang dilakukan pada sebuah
lahan yang kering, yaitu lahan yang memilki kandungan air yang rendah, bahkan
ekstrimnya adalah lahan kering ini merupakan jenis lahan yang cenderung gersang,
dan tidak memiliki sumber air yang pasti, seprti sungai, danau ataupun saluran irigasi.
Terdapat tiga ciri iklim pada pertanian lahan kering: Iklim mediteran, Iklim
tropisme, dan iklim continental. contoh dari tanaman yang dapat tumbuh di lahan
kering: Tanaman Perkebunan, holtikultura, dan pangan. Macam-macam Lahan
Usahatani Kering Menurut Keadaan Fisiknya: ladang, tegalan, kebun, dan
pekarangan.
Usaha-usaha menyiasati lahan kering pertanian: Menambahkan pupuk
kandang, Kompos, Serabut dan abu gergaji, Membuat tutupan hijau (green manure),
Kascing.
3.2 Saran
Agar mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan
lahan kering di berbagai bidang khususnya dalam bidang pertnian. Memanfaatan
berbagai macam kegiatan pertanian dilahan kering agar dapat memberikan berbagai
macam nilai ekonomis untuk dapat menghasilakan suatu produksi yang memanfaatan
keadaan sekitar yang berda dalam zona lahan kering.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/lahan-kering.html
https://idtesis.com/pertanian-lahan-kering/
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pertanian-lahan-basah-dan-lahan-kering
https://dosenpertanian.com/pertanian-lahan-kering/
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-
lahan-pertanian-berdasarkan.html
https://8villages.com/full/petani/article/id/5aacee710b61247a046189e4

11

Anda mungkin juga menyukai