Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tanaman kopi (Coffea spp.) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis
tanaman berasal dari benua Afrika. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai
minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di
benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Tanaman kopi dibawa ke pulau
Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf percobaan.
Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di
Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia.
Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi
Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika
mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen.
Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru pada tahun 1699,
karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia
didatangkan dari Yaman. Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Arabika.
Percobaan penanaman ini pada mulanya berada disekitar Jakarta. Setelah
percobaan penanaman di daerah ini ternyata berhasil baik, kemudian biji-biji itu dibagi-
bagikan kepada para Bupati di Jawa Barat untuk ditanam di daerah masing-masing;
ternyata hasilnya pun baik.
Hasil-hasil tersebut harus diserahkan kepada V.O.C dengan harga yang sangat
rendah, dengan penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang semula hanya sebagai
tanaman percobaan, akhirnya menjadi tanaman yang dipaksanakan kepada petani.
Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus meningkat, maka
perluasan tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu
lebih dipaksakan lagi dengan adanya "Culturstelsel".
Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya dalam lapangan
perkebunan, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tanah-tanah usaha swasta.
Selanjutnya tanaman perkebunan itu lebih besar lagi setelah dikeluarkan Undang-

1
undang Agraria tahun 1870. Perusahaan perkebunan itu bisa memperluas usahanya pada
tanah milik negara dengan jangka yang sangat panjang.
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan penghasilan kopi. Semua
kopi yang tersebar di dunia merupakan jenis kopi yang terdapat di indonesia. Selain
memiliki rasa yang unik, kopi indonesia juga memiliki aroma yang khas sehingga
masyarakat eropa menyukai akan kopi tersebut. Tak sedikit pula perkebunan
perkebunan besar baik itu milik pemerintah maupun swasta membudidayakan tanaman
kopi untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin hari semakin banyak.
Semua keunikan kopi di indonesia tidak terlepas dari pembudidayaan yang baik
untuk mendapatkan kualitas kopi yang baik pula. Pengetahuan pengetahuan tentang
tanaman kopi pun saat ini merupakan topik terhangat yang perlu dipahami masyarakat
khususnya petani kopi. Kualitas kopi yang baik tentu bukan hanya ditentukan dari
varietas atau klon saja. Pemeliharaan juga merupakan kunci dalam pembudidayaan
tanaman kopi. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kualitas kopi tersebut,
pengolahan pun merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas kopi.

1.2.Rumusan masalah
1.      Bagaimana Sejarah Kopi?
2.      Bagaimana Syarat Tumbuh Tanaman Kopi?
3.      Bagaimana Cara Budidaya Kopi?
1.3.Tujuan
1.      Mengetahui Bagaimana Sejarah Kopi
2.      Mengetahui Bagaimana Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
3.      Mengetahui Bagaimana Cara Budidaya Kopi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Tanaman Kopi


Tanaman kopi merupakan tanaman tahunan maka susunan botaninya sangat
berbeda dengan tanaman musiman, dan dalam tata nama secara taksonomi ini terdapat
klasifikasi-klasifikasi dari tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Kindom                      : Plantae
Divisio                       :     Spermatophita
Sub-divisio                :        Angeospermae
Kelas                         :       Dicotiledónea
Ordo                          :        Rubiales
Family                       :          Rubiaceae
Genus                        :          Coffea
Species                      :         Coffea Sp
Morfologi tanaman kopi yaitu memilki akar tunggal, berbatang tegak lurus dan
beruas-ruas, daun bulat telur dan ujungnya agak meruncing hingga bulat yang tumbuh
pada batang, bunga tanaman kopi tumbuh di ketiak-ketiak cabang primer yang tersusun
berkelompok, yang terdiri atas 4-6 bunga. Sedangkan buah tanaman kopi yang masih
muda berwarna hijau, dan buah yang telah masak berwarna merah.
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
2.2.1.   Tanah
 pH tanah          : 5,5 – 6,5
 Top soil           : Minimal 2%
 Stuktur tanah  : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
2.2.2.      Iklim
 Tinggi tempat  : 700 – 2000 m dpl
 Suhu                : 15º C – 25º C
 Curah hujan     : 1.500 – 2500 mm/thn

2.3. Tahapan Budidaya Tanaman Kopi

3
2.3.1. Pemilihan Bibit
Memilih bibit merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan
budidaya tanaman kopi. Pemilihan bibit tanaman kopi mencakup berbagai aspek yakni,
pemilihan varitas unggul yang sesuai, macam bibit, serta sumber bibit dan benih.
Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan. Namun yang banyak
dibudidayakan hanya empat jenis saja yakni arabika, robusta, liberika dan excelsa.
Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari :  
 Biji (zaaling), pembiakan secara genertaif. 
 Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif. 
 Pembiakan Bibit Tanaman Kopi dari Biji

Cara pembibitan
1. Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya
biasanya dari penangkar benih terpercaya.
2. Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir
sekitar 5 cm.
3. Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika
bibit telah tumbuh
4. Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah
5. Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan
pemindahan ke polibag dengan hati-hati agar akar tidak putus pada umur bibit
2 -3 bulan sejak awal pembibitan
6. Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar hingga umur 12 bulan
7. Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per
pohon dari larutan tersebut
8. Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan
sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam

2.3.2.      Mempersiapkan Lahan

4
Tanaman kopi yang baru saja ditanam biasanya tidak tahan kekeringan.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau pertengahan bulan
November-Desember, Sehingga  pada musim kemarau  berikutnya tanaman kopi sudah
cukup kuat menahan kekeringan.
Lahan yang akan ditanami kopi bisa dibedakan menjadi 3.
1.      Lahan bukaan baru yang belum pernah ditanami tanaman kopi ataupun tanaman
perkebunan lainnya, persiapan lahannya dilakukan berikut:
 Sekitar 2-3,5 tahun sebelum kopi ditanam, diadakan penebangan
pohon-pohon serta tunggul-tunggulnya,
 Pengolahan tanah dilakukan secara hati-hati agar lapisan humus tidak
hilang dan rusak,kurang lebih 2-3 tahun sebelum tanam, lahan
ditanami dengan tanaman pelindung (Najiati  dan Danarti, 1990:88).

2.      Lahan bekas tanaman perkebunan atau tanaman usaha lainnya selain tanaman
kopi, persiapan lahannya dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
 1,5-3 tahun sebelum kopi ditanam, dilakukan penebangan pohon-
pohon dan sisa-sisanya,
 mengolah tanah dan memperbaiki teras-teras, jalan dan aluran
drainase yang rusak.
 Lahan ditanami dengan tanaman penutup tanah dan tanaman
pelindung (Najiati dan Danarti, 1990:88).

3.      Lahan yang ditanami kopi tetapi tidak produktif, persiapan lahannya dilakukan
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
 Seluruh tanaman kopi ditebangi,
 Memperbaiki teras, jalan-jalan, dan saluran drainase yang rusak,
 Bila tanaman pelindungnya masih baik, maka tidak perlu dibongkar,
cukup dipangkas saja, tetapi apabila tanaman pelindung sudah rusak
maka perlu diganti.

5
 Penanaman kopi bisa dimulai jika tanaman pelindung sudah rindang
(Najiati dan Danarti, 1990:89).

2.3.3.      Penanaman Tanaman Pelindung/Penaung Tanaman Kopi 
 Keuntungan pemakaian pohon penaung pada tanaman kopi :
 Mengurangi penyinaran segera hingga humus tidak gampang hilang.
 Mengurangi berlangsungnya erosi terlebih pada tempat miring.
 Menghindari embun upas ( frost ) pada daerah-daerah tinggi.
 Sebagai sumber bahan organik.
 Bisa menghimpit perkembangan gulma.
 Sedangkan kekurangan dari pohon pelindung adalah :
 Menimbulkan persaingan air dan hara tanaman
 Sangat mungkin jadi inang hama/penyakit untuk tanaman kopi.
 Perlu inventasi modal tambahan untuk pengadaan,pemeliharaan,dan
pengaturannya.
Oleh karena itulah maka pohon pelindung atau naungan ini harus memenuhi
beberapa syarat, antara lain adalah: 
 Memiliki  percabangan  yang  mudah  diatur.
 Pohon penaung memiliki perakaran yang dalam agar dapat menyerap
unsur hara dari tanah sisi di dalam.
 Daun-daun pohon penaung yang gugur dapat terurai menjadi pupuk
organik yang bisa menyuburkan tanah sisi atas sehingga bisa diserap
oleh tanaman kopi.
 Gampang diatur secara periodik sehingga tidak menghalangi
pembungaan tanaman kopi.
 Tidak menjadi tanaman inang hama serta penyakit untuk tanaman
kopi.
 Tergolong sebagai type tanaman leguminosa berumur panjang yang
menghasilkan banyak bahan organik.

6
 Pohon penaung ditanam 1 – 2 tahun sebelum penaman kopi, atau
memanfaatkan tanaman penaung yang ada.
 Jenis tanaman untuk pohon penaung antara lain lamtoro, dadap,
sengon, dll.
 Tinggi pencabangan pohon penaung diusahakan 2 x tinggi pohon
kopi
 Pemangkasan pohon penaung dilakukan pada musim hujan

2.3.4.  Pembuatan Lubang Tanam.


            Lubang tanam dibuat 3-6 bulan sebulum tanam. Hal ini bertujuan untuk
memperbaiki struktur tanah dan untuk membunuh bibit penyakit (Najiati dan Danarti,
1990:89).
            Sebelum pembuatan lubang tanam dimulai, kita harus menentukan letak lubang-
lubang yang akan digali. Letak lubang harus berurutan dengan jarak tertentu, supaya
memudahkan pemeliharaan tanaman. Jarak tanam kopi yang dianjurkan Dirjen
Perkebunann adalah 2,5 m x 2,5 m x 2,5 m (Najiati dan Danarti, 1990:89).
            Jarak tanam tersebut bisa sedikit berubah, dengan ketentuan semakin tinggi
suatu tempat dari permukaan air laut, jarak tanam semakin renggang. Semakain rendah
dari permukaan air laut, jaraknya semakin rapat (Najiati dan Danarti, 1990:89).
Menurut Najiati dan Danarti (1990:90-91) lubang tanam dibuat dengan tahap-
tahap sebagai berikut:
1. Kurang lebih 3-6 bulan sebelum tanam, lubang tanam digali dengan ukuran 60 cm x
60 cm x 60 cm atau 75 cm x 75 cm x 75 cm. semakin liat tanahnya, ukuran lubang
semakin besar.
2. Tanah galian dipisahkan, yaitu tanah bagian atas diletakkan dibagian kanan
sedangkan tanah bagian bawah diletakkan dibagian kiri.
3. Kurang lebih dua bulan sebelum tanam masing-masing bagian tanah galian
dicampur dengan 200 gram belerang dan 200 gram kapur.
4. Sekitar 0,5-1 bulan sebelum tanam, tanah bagian bawah dimasukkan kelubang.
Tanah bagian atas dicampur dulu dengan kurang lebih 20 liter pupuk kandang atau
kompos, lalu dimasukkan kedalam lubang.

7
5. Ditengah-tengah lubang yang telah ditutup ditandai dengan ajir supaya
memudahkan mencari lubang sewaktu akan menanam nanti.

2.3.5.      Menanam
            Setelah pohon pelindung dan lubang tanamnya dipersiapkan, maka tahap
selanjutnya adalah penanaman. Penanaman dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
1. Lubang tanam yang semula sudah ditutup digali lagi, tetapi dengan ukuran yang
lebih kecil. Kira-kira sedikit lebih besar daripada gumpalan tanah  yang
membungkus akar bibit
2. Pembungkus gumpalan tanah pada bibit seperti plastik dan pelepah batang pisang
dilepas pelan-pelan. Tanahnya sedikit dikorek-korek agar akar yang ruet bisa lurus.
Akar tunggang yang belum dipotong, dipotong hingga tinggal 25-30 cm. Daun-daun
yang masih utuh dipotong hingga 1/4-1/3 bagian untuk mengurangi penguapan
3. Bibit berikut gumpalan tanahnya dimasukkan kedalam lubang sampai batas leher
akar
4. Lubang ditutup dengan tanah sampai agak menggunung agar bila tanah agak
memadat, bibit tidak tergenang air kalau hujan, selanjutnya disiram dengan air
(Najiati dan Danarti, 1990:91-93).

2.4. Pemeliharaan
2.4.1. Penyulaman
Tanaman yang tidak tumbuh subur atau mati harus segera disulam dengan bibit
yang baru. Pemeriksaan terhadap tanaman kopi yang sudah ditanam bisa
dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:
a)      Selama dua minggu setelah tanam, kebun diperiksa dua kali per minggu
b)      Tanaman berumur 2-4 minggu, diperiksa satu kali per minggu
c)      Setelah enam bulan berikutnya, kebun diperiksa satu kali per bulan
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan bibit yang perlu disulam, maka
penyulaman harus segera dilakukan. Bibit yang digunakan untuk menyulam

8
adalah bibbit cadangan yang sudah disiapkan sebelumnya (Najiati dan Danarti,
1990:93)
2.4.2.      Penyiangan
Dalam pemeliharaan tanaman kopi di kebun tentunya harus dilakukan perawatan
yang intensif, seperti halnya kegiatan penyiangan yang merupakan kegiatan
pemeliharaan menyingkirkan ataupun mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
gulma-gulma yang terdapat disekitar tanaman kopi. Gulma tersebut disingkirkan karena
dianggap sebagai pengganggu tanaman kopi dalam menyerap unsur hara, dengan kata
lain gulma merupakan tumbuhan yang pertumbuhannya tidak inginkan untuk itu gulma
harus diberantas khususnya di sekitar kanopi tanaman kopi. Selain itu penyiangan
bertujuan dalam memudahkan tindakan pemeliharaan seperti pemupukan, pemangkasan
dan pemanenan.
Kegiatan penyiangan ini dapat dilakukan dengan berbagai metode yang meliputi
metode manual,teknis dan kimia. Metode- metode yang akan digunakan haruslah
diiringi dengan kondisi kebun, jika pertumbuhan gulma sudah banyak di kebun bisa
digunakan metode dengan cara kimia, tetapi jika pertumbuhan gulma hanya sedikit
maka dapat digunakan metode manual dan teknis. Rotasi penyianganpun dilakukan
berdasarkan kondisi pertumbuhan gulma yang terdapat di dalam kebun, jika
perkembangannya pesat maka penyiangan harus dilakukan secara rutin.

2.4.3.  Pemupukan
1. Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
Pada stadia TBM yaitu pada umur 1 sampai dengan 2 tahun, kopi sudah memer-
lukan seluruh unsur hara untuk pertumbuhan vegetatifnya meliputi N, P, K dan Mg,
seperti tertera pada Tabel 1 dengan penggunaan dua opsi jenis pupuk yaitu pupuk-pupuk
tunggal atau pupuk majemuk.

9
                    Tabel 1. Dosis umum pemupukan tanaman kopi
Umur Jika digunakan pupuk Jika digunakan Frekuensi
(bulan) tunggal (g/ph) pupuk majemuk aplikasi per
Urea TSP KCl Kieserit 12-12-17-2 tahun **)
(g/ph) *)
I. Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
1 50 50 25 25 100 2 kali/tahun
2 100 100 50 25 175 2 kali/tahun
II.                Pada Tanaman menghasilkan (TM)
3 150 100 100 50 350 2 kali/tahun
4 200 100 150 75 500 2 kali/tahun
5-10 300 150 200 100 650 2 kali/tahun
>10 400 200 250 125 800 2 kali/tahun
Sumber: Puslit Kopi & Kakao Indonesia, Jember (2006) dengan modifikasi;
Keterangan:  *) dikonversi dari pupuk tunggal;
**) frequensi pemupukan selanjutnya dapat ditambah tergantung kondisi tanah
(misalnya tanah mengandung pasir >60%, frekuensinya bisa 3 – 4 kali per tahun
tergantung juga pada penyebaran curah hujan yang sesuai untuk penaburan pupuk.
 Efektivitas pemupukan ini sangat tergantung juga pada kondisi fisik dan kimia
tanah antara lain pH, struktur dan tekstur tanah serta kandungan bahan organik. Jika pH
berkisar netral, struktur tanah remah dan teksturnya lempung liat berpasir serta
kandungan bahan organik berkisar 2,5% (kandungan C berkisar 1%) dapat dianggap
optimal untuk pertumbuhan tanaman kopi.  
2.   Pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM)
Panduan umum pemupukan tanaman kopi pada masa TM dapat merunut pada
Tabel 1. Tanaman kopi pada umur 5 sampai dengan 10 tahun adalah masa produktif
puncak sehingga memerlukan unsur hara yang tinggi. Bahkan sampai umur lebih 10
tahun, jika pemeliharaan optimal dan kondisi lahan sangat sesuai, maka kopi masih
produktif sampai umur sekitar 20 tahun, bahkan sampai saat ini masih ada kopi rakyat
yang berumur 30 tahun dengan produksi yang masih tinggi. Namun jika direncanakan
dua tahun kemudian akan ditanam ulang dan biasanya sekitar umur 25-30 tahun,
manakala produksi sudah menurun dan harga biji kering kopi di pasaran sudah rendah

10
sehingga hasil penjualan kopi tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan,  maka
tanaman kopi tidak perlu dipupuk lagi.   
Cara Penaburan Pupuk
Cara penaburan pupuk adalah disebar merata di sekeliling pohon dengan jarak
tabur tergantung dari umur tanaman seperti dapat dipedomani pada Tabel 2.
                  Tabel 2. Bidang tempat penaburan pupuk pada areal kopi
Umur Bidang penaburan pupuk
Tanaman (th)
1–2 Tabur di sekeliling pohon dengan jarak   25 –  50  cm dari pohon
3 – 5Tabur di sekeliling pohon dengan jarak   50 –  100  cm dari pohon
6 – 10
Tabur di sekeliling pohon dengan jarak  100 – 150 cm dari pohon
    >10
Tabur di sekeliling pohon dengan jarak  150 – 200 cm dari pohon

a.       Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan.
b.      Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm,
dengan jarak proyek tajuk pohon (± 1 m)
Kegiatan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi secara signifikan
adalah pemupukan. Maksud dari kegiatan pemupukan ini adalah menambahkan unsur
hara untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kopi. Dengan begitu kegiatan ini
merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam pembudidayaan tanaman kopi.
Tanaman kopi tidak akan mampu berproduksi optimal jika pasokan makanannya
berkurang, untuk itu dengan dilakukannya pemupukan akan menjadikan tanaman kopi
berbuah dengan banyak.
Manfaat pupuk bagi tanaman kopi adalah memperbaiki kondisi tanaman.
Pemupukan yang dilakukan secara optimal dan teratur menjadikan tanaman kopi
memiliki daya tahan yang lebih besar yang tidak mudah dipengaruhi keadaan yang
ekstrim misalnya kekuranagan air, temperatur tinggi dan rendah dan pembuahan yang
terlalu lebat.  Selain itu  pemupukan juga dapat meningkatkan produksi dan mutu buah
dan mempertahankan produksi. Tanaman kopi mempunyai sifat bahwa pada suatu saat
produksinya tinggi, namun produksi tersebut akan turun sampai 40% pada tahun

11
berikutnya. Makin buruk kondisi tanaman makin besar persentase penurunan hasilnya.
Pertanaman yang dipupuk secara teratur penurunan hasil dapat ditetapkan sekitar 20%
2.4.4.      Penyiraman
Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.

2.4.5.      Pemangkasan
Pemangkasan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada tanaman kopi
dalam memperoleh produksi yang tinggi. Kegiatan ini memerlukan ketelitian dan kehati
hatian karena jika terjadi kesalahan dalam pemangkasan akan menyebabkan penurunan
produksi buah kopi.
Kegiatan pemangkasan ini terbagi 3 jenis, meliputi  pemangkasan bentuk yaitu
pemangkasan yang dilakukan pada tanaman masih belum menghasilkan (TBM) guna
membentuk percabangan yang seimbang dan membentuk kerangka tanaman seperti
bentuk tajuk, tinggi tanaman dan tipe percabangan. Selanjutnya adalah pemangkasan
produksi yaitu pemangkasan yang dilakukan pada tanaman yang sudah berproduksi
guna mendapatkan cabang cabang primer yang baru  sehingga meningkatkan produksi
buah yang akan dihasilkan dan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif atau
cabang tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus menumbuhkan cabang yang
produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-cabang yang
terkena penyakit atau hama. selanjutnya adalah pemangkasan
rejuvinasi (pemudaan) yaitu pemangkasan dilakukan pada tanaman yang telah
mengalami penurunan produksi, hasil kurang dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk
yang sudah tak beraturan. Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk menjaga
ketersediaan nutrisi, biasanya dilakukan pada umur lebih dari 25 tahun.
Tujuan pemangkasan tanaman kopi:
1) Untuk membentuk tanaman yang sehat dan mengatur tinggi tanaman
sehingga memudahkan perawatan dan pemanenan.
2) Pada Robusta: membentuk cabang-cabang produksi yang baru secara
rutin dalam jumlah yang pas.
3) Pada Arabika: menghilangkan cabang tua, cabang liar, cabang balik,
cabang cacing, dan cabang yang tidak dikehendaki.

12
4) Memudahkan masuknya cahaya dan memperlancar aliran udara
dalam tajuk.
5) Memudahkan pengendalian hama penyakit.
6) Mengurangi terjadinya perubahan hasil yang naik turun serta dampak
dari pembuahan yang berlebih.
Selain melakukan pemangkasan tanaman kopi, dilakukan juga
pemangkasan tanaman pelindung/penauang.
Tujuan pemangkasan pohon penaung:
1. Melindungi tanaman kopi dari kondisi terlalu lembap dan
meningkatnya serangan hama penyakit.
2. Mengurangi kehilangan humus.
3. Mengurangi kejadian mati pucuk akibat kelebihan produksi.

2.4.6.      Pengendalian Hama dan Penyakit


a.      Hama
Menurut Puslitkoka (2006), hama utama pada tanaman kopi adalah:
1. Nematoda parasit, yaitu Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis.
Pengendalian disarankan menggunakan metode kimiawi seperti
karbofuran (Curaterr 3 G) ataupun tanaman tahan, seperti klon BP 961.
2. Hama penggerek buah kopi, yaitu Hypothenemus hampei. Untuk
pengendalian disarankan melakukan pengaturan naungan agar
pertanaman tidak terlalu gelap, atau penggunaan parasitoid
Cephalonomia stephanoderis ataupun menggunakan tanaman yang
masak serentak seperti USDA 762 untuk arabika dan BP 234 dan BP
409.
3. Kutu dompolan atau kutu putih Planococcus citri, yang disarankan
dikendalikan dengan pengaturan naungan, maupun cara kimia dengan
insectisida propoksur (poxindo 50 WP).
4. Kutu hijau (Coccus viridis) atau kutu coklat (Saesetia coffeae),
pengendalian yang disarankan dengan pemeliharaan dan pemupukan

13
yang berimbang atau cara kimia menggunakan tepung Sividol atau
Karbaril maupun penyemprotan insektisida (Anthio 330n EC).
5. Penggerek cabang Xylosandrus spp. yang dikendalikan dengan
memotong cabang terserang, pemangkasan, dan membakar ranting-
rantingnya.
6. Penggerek batang merah Zeuzera coffeae, disarankan dikendalikan
dengan memotong batang terserang maupun cara kimia dan biologis
lainnya.
b.   Penyakit
Menurut Puslitkoka (2006), penyakit utama pada tanaman kopi adalah :
1. Karat daun, dikendalikan dengan menanam tanaman tahan (misal S
795) serta pemangkasan dan pemupukan agar tanaman cukup kuat dan
bugar serta menggunakan cara kimiawi dengan fungisida kontak (misal
Cupravit OB 21, dll.).
2. Bercak daun, dikendalikan dengan pemberian naungan yang cukup tapi
pertanaman tidak lembab serta cara kimiawi dengan penyemprotan
Bavistin 50 WP, dll.
3. Jamur upas, dikendalikan dengan memotong batang sakit dan dibakar
potongan-potongan tersebut ataupun dengan pemberian fungisida
Calixin RP, dll.
4. Busuk buah dan busuk cabang, dikendalikan dengan memetik buah
terserang dan buah tersebut dibakar atau dipendam ataupun cara
kimiawi dengan pemberian fungisida Delsene MX 200 atau sejenisnya.
5. Jamur akar coklat, dikendalikan dengan membongkar akar tanaman
yang terserang lalu dibakar dan bekasnya tidak ditanami lagi minimal 2
tahun.
6. Penyakit rebah batang, dikendalikan dengan pengaturan naungan agar
cukup sinar matahari ataupun menyemprot pembibitan dengan Delsene
MX 200.
2.5.      Panen

14
Tanaman kopi yang kita lakukan perawatan secara benar dan dari jenis bibit
varietas unggul,akan panen pertama di usia 3-4 tahun.Semua tergantung dari
perawatan,pupuk,serta bibit yang kita gunakan.dan akan mampu membuahkan hasil
buah yang sangat berlimpah ketika tanaman kopi telah mencapai umur 10 tahun..
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang
telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit
buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak
dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak
penuh terlampaui (over ripe).
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa
gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan
berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis.
Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis
karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lender
pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan
pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi
               Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada
beberapa cara pemetikan:
1) Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.
2) Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
3) Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat
pemetikan.
4) Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang
masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

BAB III

15
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Tanaman kopi (Coffea spp.) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis
tanaman berasal dari benua Afrika. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai
minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di
benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Tanaman kopi dibawa ke pulau
Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf percobaan.
Tahapan Budidaya Tanaman Kopi:
1.      Pemilihan bibit
2.      Persiapan lahan
3.      Penanaman pohon penaung
4.      Pembuatan lubang tanam
5.      Penanaman
 Pemeliharaan tanaman kopi:
1.      Penyulaman
2.      Penyiangan
3.      Pemupukan
4.      Penyiraman
5.      Pemangkasan
6.      Pengendalian hama dan penyakit
7.      pemanenan

3.2.      Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

16
AAK.1991.Budidaya Tanaman Kopi. penerbit kanisius :jogjakarta
Notodimejo,soewarno, dr.ir. 1985. Budidaya Tanaman Kopi Dan Karet. fakultas
pertanian
universitas brawijaya : malang Aak.1980.  Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius,
Yogyakarta.
Pusat Data dan Statistik Pertanian. 2006. Statistik Perkebunan. Departemen Pertanian.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2003. Klon-Klon Unggul Kopi Robusta dan
Beberapa Pilihan Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan. No
Seri 02.022.2-303.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008.Kopi Arabika Klon BP 416 A Tahan
Penyakit Karat Daun. No Seri 02.006.08.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Varietas- Varietas Kopi Arabika
Yang Telah Dilepas Oleh Menteri Pertanian. No Seri 02.009.08.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Perbanyakan Klonal Kopi. No Seri
02.004.05.
Puslitkoka. 2006. Pedoman Teknis Tanaman Kopi. 96 hal. Jember.
Internet. Botani dan syarat Tumbuh.http:// WWW. Google.com.2008
Anonim, 2012. Laporan Serangan OPT Penting Tanaman Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan.
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar.
Najiati, S. & Danarti. 1990. Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta: PT
Penebar Swadaya.
Semangun Haryono, PENYAKIT TANAMAN PERTANIAN di Indonesia, Fak
Pertanian  Univ.Gajah Mada, Yogya
Direktorat Jenderal Perkebunan Direktorat Bin. Produksi, Buku Kegiatan Teknis
Operasional Budidaya 1 (Jakarta : Direktorat Bina Produksi Ditjen
Perkebunan, 1986).

17

Anda mungkin juga menyukai