1
Memilih jenis tanaman untuk budidaya kopi, harus
disesuaikan dengan tempat atau lokasi lahan. Lokasi lahan
yang terletak di ketinggian lebih dari 800 meter dpl cocok
untuk ditanami arabika. Sedangkan dari ketinggian 400-800
meter bisa ditanami robusta. Budidaya kopi didataran
rendah bisa mempertimbangkan jenis liberika atau excelsa.
Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang patut
dipertimbangkan adalah harga jual produk akhir. Kopi
arabika cenderung dihargai lebih tinggi dari jenis lainnya.
Namun robusta memiliki produktivitas yang paling tinggi,
rendemennya juga tinggi.
5
a. Peyulaman
Setelah bibi ditanam di areal kebun, periksa pertumbuhan
bibit tersebut setidaknya seminggu dua kali. Setelah bibit
berumur 1-6 bulan periksa sedikitnya satu bulan sekali.
Selama periode pemeriksaan tersebut, bila ada kematian
pada pohon kopi segera lakukan penyulaman.
Penyulaman dilakukan dengan bibit yang sama. Lakukan
perawatan yang lebih instensif agar tanaman penyulam
bisa menyamai pertumbuhan pohon lainnya.
b. Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan
pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk organik bisa
didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-
sisa hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah kopi
sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos.
Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg
dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.
c. Pemangkasan pohon
Terdapat dua tipe pemangkasan dalam budidaya kopi,
yaitu pemangkasan berbatang tunggal dan pemangkasan
berbatang ganda. Pemangkasan berbatang tunggal lebih
cocok untuk jenis tanaman kopi yang mempunyai banyak
cabang sekunder semisal arabika. Pemangkasan ganda
lebih banyak diaplikasikan diperkebunan rakyat yang
menanam robusta. Pemangkasan ini lebih sesuai pada
perkebunan di daerah dataran rendah dan basah.
Berdasarkan tujuannya, pemangkasan dalam budidaya
kopi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
7
Pemengkasan pembentukan, bertujuan membentuk
kerangka tanaman seperti bentuk tajuk, tinggi
tanaman dan tipe percabangan.
Pemangkasan produksi, bertujuan memangkas
cabang-cabang yang tidak produktif atau cabang tua.
Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus
menumbuhkan cabang yang produktif. Selain itu,
pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-
cabang yang terkena penyakit atau hama.
Pemangkasan peremajaan, dilakukan pada tanaman
yang telah mengalami penurunan produksi, hasil
kuranng dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk
yang sudah tak beraturan. Pemangkasan dilakukan
setelah pemupukan untuk menjaga ketersediaan
nutrisi.
d. Penyiangan gulma
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama
saat tanaman masih muda. Lakukan penyiangan setiap
dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada dibawah
tajuk pohon kopi. Apabila tanaman sudah cukup besar,
pengendalian gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi
bisa memanfaatkan tanaman penutup tanah. Penyiangan
8
gulma pada tanaman dewasa dilakukan apabila
diperlukan saja.
9
dengan penyemprotan kimia, memilih varietas
unggul, dan kultur teknis.
Penyakit serangan nematoda. Banyak ditemui di
sentra-sentra perkebunan kopi robusta. Serangan ini
bisa menurunkan produksi hingga 78%.
Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan
menyambung tanaman dengan batang bawah yang
tahan nematoda.
12
buah yang kuning atau hijau. Pemisahan buah yang
mulus dan berwarna merah (buah superior) dengan buah
inferior berguna untuk membedakan kualitas biji kopi
yang dihasilkan.
13
Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar
antara 12-36 jam. Proses fermentasi juga bisa diamati
dari lapisan lendir yang menyelimuti biji. Apabila lapisan
sudah hilang, proses fermentasi bisa dikatakan selesai.
Setelah difermentasi cuci kembali biji dengan air.
Bersihkan sisa-sisa lendir dan kulit buah yang masih
menempel pada biji.
14
Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang
diinginkan lakukan penjemuran lanjutan. Namun langkah
ini biasanya agak lama mengingat sebelumnya biji kopi
sudah direndam dan difermentasi dalam air.
Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan
bantuan mesin pengering hingga kadar air mencapai
12%. Langkah ini akan lebih menghemat waktu dan
tenaga.
15
Pengolahan dengan proses kering
Proses kering lebih sering digunakan untuk mengolah biji
kopi robusta. Pertimbangannya, karena robusta tidak
semahal arabika. Peralatan yang diperlukan untuk
pengolahan proses kering lebih sederhana dan beban kerja
lebih sedikit, sehingga bisa menghemat biaya produksi.
Berikut tahapan untuk mengolah biji kopi dengan proses
kering.
17
Bila belum mencapai 12% lakukan pengeringan lanjutan.
Bisa dengan penjemuran atau dengan bantuan mesin
pengering. Apabila kadar air lebih dari angka tersebut,
biji akan mudah terserang jamur. Apabila kurang, biji
kopi mudah menyerap air dari udara yang bisa mengubah
aroma dan rasa kopi. Setelah mencapai kadar air
kesetimbangan, biji kopi tersebut sudah bisa dikemas dan
disimpan.
18
7 Petunjuk tentang Kopi yang Benar
19
oven. Meski Anda memasukkannya ke dalam lemari, hal
ini tetap akan sia-sia jika lemari tersebut dekat dengan
oven. Sebaiknya simpan kopi di dalam toples keramik
dengan tutup yang mampu mengisolasi isi toples
dengan udara luar. Toples dengan tutup yang sangat
rapat bisa menjadi pilihan terbaik. Jangan lupa juga
untuk menyimpannya di tempat yang gelap namun
tetap sejuk.
20
3. Pilih Kopi yang bijinya baik
21
Setelah kandungan air yang tersisa ‘dikuras’ dari biji kopi, reaksi
pencoklatan pun dimulai. Pada tahap ini, biji kopi biasanya masih
padat dan sedikit beraroma beras basmati. Namun biji kopi akan
mulai mengembang, dan kulit biji kopi yang tipis (atau yang
menyerupai sekam) akan mulai mengelupas. Pada tahap ini pula,
sekam itu akan dipisahkan dari biji yang sedang disangrai melalui
sistem aliran udara dalam roaster. Kumpulan kulit sekam biji
kopi ini kemudian disingkirkan untuk mencegah risiko kebakaran
(dalam mesin) mengingat sifatnya yang tipis dan gampang
terbakar.
Dua tahap pertama (drying dan yellowing) ini termasuk fase yang
penting dalam proses roasting. Jika kopi tidak mengalami
pengeringan secara tepat, maka biji kopi tidak akan tersangrai
secara merata selama tahap-tahap berikutnya. Dengan kata lain,
biji kopi bisa saja terlihat sudah tersangrai dengan baik di bagian
luar, tapi di bagian dalam, biji kopi masih belum matang
sepenuhnya. Kondisi inilah yang umumnya membuat biji kopi
akan terasa ganjil, ibaratnya kopi itu berada di kombinasi antara
pahit dari luar namun terasa agam asam atau berserat di dalam.
22
Ketika biji kopi mulai berubah kecoklatan pada proses
yellowing, ada semacam percampuran antara gas karbon
dioksida dan air yang sama-sama menguap di dalam biji
kopi. Ketika tekanan kedua elemen ini mencapai puncaknya,
biji kopi akan mulai terbuka dan pada saat inilah biji-biji kopi
akan memecah. Atau cracking, istilahnya. Proses ini bisa kita
kenali melalui bunyi yang renyah, seperti bunyi kacang yang
pecah. Pada tahap ini pula, segala karakter dan rasa-rasa
yang familiar dari biji kopi akan mulai berkembang dan
“terbentuk”.
23
Pada poin ini, biji kopi mulai memecah kembali kedua kali,
tapi dengan bunyi yang lebih ringan dan lembut. Ketika biji
kopi mencapai fase ini, minyak alami (oil) kopi biasanya
akan muncul ke permukaan biji. Banyak karakter
acidity kopi telah hilang di fase ini, rasa-rasa jenis baru
sekaligus juga berkembang pada tahap ini.
26
27
DINAS KETAHANAN PANGAN, TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SULAWESI SELATAN