KOMODITAS KOPI
KELOMPOK 1
Dahlia (1105102010044)
Irwan Hidayah (1105102010043)
Nurulia Dimitha (1105102010036)
Rian Ramadhana (1105102010067)
Rizki Muhammad Iqbal (1105102010027)
Sri Mulyana (1105102010026)
PENDAHULUAN
Umur gr/m2
(bln) Urea SP-36 KCl
3 10 5 5
5 20 10 10
7 30 15 15
9 40 20 20
12 50 25 25
D. Penanaman Penaung Tanaman Kopi
1. Penaung Sementara
• tanaman penaung sementara yang banyak dipakai adalah Moghania
macrophylla (Flemingia congesta), Crotalaria spp, Tephrosia spp.
• Moghania cocok untuk tinggi tempat 700 m dpl ke bawah.
• Untuk daerah 1.000 m dpl ke atas sebaiknya dipakai Tephrosia atau
Crotalaria.
• Untuk komplek‐komplek nematoda dipakai Crotalaria.
• Naungan sementara ditanam dalam barisan dengan selang jarak 2‐4 m
atau mengikuti kontur.
2. Penaung Tetap
• Pohon penaung tetap yang banyak dipakai di Indonesia adalah lamtoro
(Leucaena spp), sengon (Albizia sp), dadap (Erythrina sp), Gliricidia dan
cemara (Casuarina).
• Lamtoro tidak berbiji dapat diperbanyak dengan cangkokan atau okulasi,
ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m, setelah besar secara berangsur‐angsur
dijarangkan menjadi 4 m x 5 m.
• Sengon digunakan pada daerah kering dan tinggi (1.000‐1.500) m dpl.
Ditanam dengan jarak 2 m x 2,5 m kemudian setelah besar secara
berangsur‐angsur dijarangkan menjadi 10 m x 10 m
• Cemara banyak digunakan di Irian Jaya, untuk daerah tinggi di atas 1.500
m dpl.
E. Penanaman
• Tata tanam untuk lahan dengan kemiringan tanah <15%, klon ditanam dengan
lajur sama, berseling dengan klon lain. Pergantian klon mengikuti arah timurbarat.
• Apabila kemiringan tanah >15% tiap klon diletakkan dalam satu teras, diatur
dengan jarak tanam sesuai lebar teras, untuk mengantisipasi bila dikemudian hari
dilakukan penyulaman, dan memudahkan penelusuran klon juga tidak mengubah
imbangan komposisi klon.
• Pengaturan penanaman poliklonal diatur secara sistematis, setiap klon ditanam
dalam lajur tertentu berseling dengan klon pasangan komposisi yang
dipilih, antara lain berdasarkan pada:
• Sifat daya adaptabilitas daya hasil yaitu yang mampu beradaptasi dengan baik
seperti: klon BP 42, BP 358, dan SA 237 dan toleran terhadap iklim basah seperti
klon BP 534 dan BP 936.
• Sifat berbunga yang relative serempak agar proses persarian (pembuahan) dapat
berlangsung dengan baik.
• Keseragaman ukuran biji, ukuran biji yang tidak seragam dapat menyulitkan
dalam kegiatan pemasaran.
Perlakuan Pasca Panen Komoditas Kopi
Pengolahan
Kutu Tempurung
Hijau
(Coccus viridis)
PENGENDALIAN
Gulma Picisan
• Nama latin : Drymoglossum pilosellides
• Gejala : Daun – daunnya menjadi lebih kecil, cepat
menguning dan gugur sebelum waktunya.
• Dikenal sebagai tumbuhan yang menempel (epifit)
yang hidup pada dahan dan batang berbagai jenis
tanaman diantaranya tanaman kopi. Gulma ini kalau
sejak dini tanpa dikendalikan
pertumbuhannya sangat cepat bahkan mampu
menutupi seluruh permukaan dahan dan batang.
• Dampak : menyerap sari makan pada pohon inang
dan rimpang picisan yang mencapai cabang dan
batang akan mengganggu bantalan bunga dan
menghambat tumbuhnya tunas – tunas baru.
PENGENDALIAN