0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan10 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tiga tanaman obat keluarga yaitu belimbing wuluh, temulawak, dan seledri.
2. Mencakup deskripsi tanaman, syarat tumbuh, cara budidaya meliputi persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
3. Tanaman-tanaman tersebut memiliki berbagai manfaat sebagai obat, seperti menur
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tiga tanaman obat keluarga yaitu belimbing wuluh, temulawak, dan seledri.
2. Mencakup deskripsi tanaman, syarat tumbuh, cara budidaya meliputi persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
3. Tanaman-tanaman tersebut memiliki berbagai manfaat sebagai obat, seperti menur
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tiga tanaman obat keluarga yaitu belimbing wuluh, temulawak, dan seledri.
2. Mencakup deskripsi tanaman, syarat tumbuh, cara budidaya meliputi persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
3. Tanaman-tanaman tersebut memiliki berbagai manfaat sebagai obat, seperti menur
Dosen Pengampu : Salmah, S.Pd, M.Kes Disusun Oleh: Nama : Nathania Lovia Aurellia Br. Ginting Nim : PO71390210098 Kelas : IB
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
POLITENIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI TAHUN AJARAN 2022/2023 “ TANAMAN OBAT KELUARGA “ Tanaman obat keluarga adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Adapun beberapa contoh tanaman yang berkhasiat obat yaitu :
1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Oxalidales Familia : Oxalidaceae Genus : Averrhoa Spesies : Averrhoa bilimbi L Deskripsi Belimbing adalah pohon buah yang tingginya mencapai 5 m. Batangnya tak begitu besar, bergaris tengah 30 cm. Ia kasar dan berbenjol-benjol, percabangannya sedikit, dan condong ke atas. Cabang mudanya berambut halus, seperti beledu dan berwarna cokelat muda. Daunnya tersusun dalam bentuk ganda. Bentuknya kecil, berbentuk telur, dan jumlahnya 21–45 cm. Daunnya termasuk majemuk, menyirip, dan ganjil. Buahnya termasuk buah buni, berbentuk bulat lonjong bersegi, panjangnya 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak jika sudah masak dan rasanya asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng. Syarat tumbuh Dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 0-500 mdpl. Gunakan tanah yang subur dan gembur. pH tanah harus berada di angka 5-6,5. Lahan dilengkapi sistem drainase yang baik. Kedalaman air tanah lebih dari 60 cm.
Cara budidaya
1. Proses Penyiapan Bibit
Dalam melakukan budidaya bibit tanaman belimbing wuluh dapat dilakukan dengan cara menempel ataupun dengan melakukan okulasi. Bibit baik ditanam pada waktu awal musim hujan, hal ini bertujuan agar pada saat akhir musim bibit tanaman akan sudah kuat dan tahan dalam menghadapi kekeringan pada musim kemarau. 2. Proses Persiapan Lahan Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan lahan tanam pada budidaya tanaman belimbing wukuh, yaitu: a. Pilihlah lokasi lahan yang memiliki suhu dan kelembaban yang tepat serta yang memiliki struktur tanah yang gembur untuk budidaya tanaman belimbing wuluh. b. Lakukan penggemburan tanah sebelum digunakan untuk budidaya tanaman serta berilah pupuk kandang atau pupuk kompos. c. Buatlah lubanng tanam yang berukuran 31 cm x 31 cm yang memiliki ukuran kedalaman sekitar 50 cm dengan jarang antar lubang tanam sekitar 6,5 meter. d. Biarkan lubang tanam dengan kurun waktu sekitar 3 minggu 3. Proses Penanaman . Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam proses penanaman tanaman belimbing wuluh adalah sebagai berikut: a. Bibit belimbing wuluh dimasukkan pada lubang tanam dengan posisi pada bagian tengah lubang tanam. b. Lalu timbunlah tanah dengan cara ditekan menggunakan tangan atau juga dapat dilakukan dengan menginjak – injak tanah timbunan tersebut, hal ini dilakukan agar bibit tanaman tersebut lebih kuat dan tidak mudah roboh jika terkena siraman air. 4. Pemeliharaan Proses pemeliharaan dalam budidaya tanaman belimbing wuluh dapat dilakukan denga cara: pemberian naungan, penyiraman, penyiangan serta pemupukan. Pemberian naungan dapat dilakukan dengan menggunakan atap rumbia atau dapat juga menggunakan daun kelapa. Penyiraman dapat dilakukan dengan memberikan air secukupnya sesuai kondisi tanaman. Penyiangan dilakukan dengan menyingkirkan gulma atau tanaman liar yang ada disekitar tanaman. Sedangkan pemupukan dapat dilakuakn sejak tanaman berumur sekitar 1 tahun sampai dengan 10 tahun pertama. 5. Panen pada tahapan akhir yaitu proses panen tanaman. Proses pemanenan tanaman belimbing wuluh dapat dilakukan ketika tanaman belimbing wuluh berumur sekitar 3 sampai dengan 4 tahun. Manfaat 1. Obat batuk 2. Obat darah tinggi 3. Menurunkan kadar kolestrol 4. Sebagai antibiotic 5. Membantu proses diet
2. Temulawak (Curcuma zanthorrhiza)
Klasifikasi Kerajaan: : Plantae Divisi : Magnoliophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma zanthorrhiza Deskripsi Temulawak batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84 cm dan lebar 10 – 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 – 23 cm dan lebar 4 – 6 cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 – 13 mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5 cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1,25 – 2cm dan lebar satu cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit. Syarat tumbuh Iklim, iklim tropis dengan intensitas curah hujan sekitar 1000 sampai 4.000 mm setiap tahunnya. Suhu. Kelembaban, Daerah yang teduh dan tidak terlalu mendapatkan cahaya matahari akan menjadi lokasi yang sangat tepat untuk menanam. Media tanam, hidup di tanah yang subur, seperti tanah gembur, tapi bisa juga hidup di tanah berpasir, tanah liat, bahkan tanah berpasir. Cara budidaya 1. Proses Penyiapan Bibit Rimpang induk merupakan rimpang cadang yang digunakan berumur 10-12 bulan. Rimpang yang dibuat menjadi bibit dibelah menjadi 4 bagian dan dijemur 4-6 hari dengan waktu 3-4 jam/ harinya. Diamkan ditempat lebab selam 1-2 bulan hingga tumbuh tunas dan siap untuk ditanam 2. Proses Persiapan Lahan Lahan yang dipersiapkan 30 hari seblum penanaman dengan pupuk kandang. Buatlah dengan jarak tanam 30×40 cm dan kedalaman lubang 60 cm dan benih akan siap dimasukkan dalam lobang. 3. Proses Penanaman . Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam proses penanaman temulawak adalah sebagai berikut: 1. Lakukan penanaman ini pada awal musim penghujan. 2. Ambil bibit temulawak kuning yang sudah tumbuh tunas dan didiamkan. 3. Buat lubang sesuai dengan ukutan bibit. 4. Tancapkan tunas temulawak dengan mata tunas menghadap ke atas. 4. Pemeliharaan 1. Penyiraman dilakukan 1 kali sehari pada pagi atau sore hari 2. Pemupukan dilakukan setelah penanaman menggunakan pupuk SP36 dan KCL dosis yang telah ditentukan agak tanaman tetap ternutrisi. 3. Penyulaman dilakukan ketika tanaman ada yang mati 4. Penyiangan dilakukan 2-4 bulan untuk menghindari pertumbuhan gulma disekitar tanaman 5. Pengendalian hama dan penyakit menggunakan insteksida dan fungisida sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tanaman 5. Panen Pemanenan dilakukan setelah berumur 9 – 10 bulan setelah penanaman. Ciri-ciri temulawak yang siap panen yaitu rimpangnya besar berwarna kuning kecoklatan dan daunnya menguning serta kering. Manfaat 1. Mengatasi Gangguan Pencernaan 2. Menambah Nafsu Makan 3. Mencegah Kanker 4. Meningkatkan Daya Tahan 5. Mencegah dan Menyembuhkan Jerawat
3. Seledri (Apium graveolens L)
Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophytes Class : Magnoliopsisa Ordo : Apicedes Familia : Apiceae Genus : Apium Spesies : A.graveolens Deskripsi Seledri adalah terna kecil, kurang dari 1m tingginya. Daun tersusun gemuk dengan tangkai pendek. Tangkai ini pada kultivar tertentu dapat sangat besar dan dijual sebagai sayuran terpisah dari emaknya. Batangnya biasanya sangat bantet. Pada kelompok budidaya tertentu membesar membentuk umbi, yang juga dapat dimakan. Bunganya tersusun majemuk berkarang. Buahnya kecil- kecil berwarna coklat gelap. Syarat tumbuh Tanaman seledri dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan iklim subtropis pada ketinggian 1.000 – 1.200 mdpl. Tanaman ini juga membutuhkan suhu udara antara 16 – 21 oC dengan kelembaban udara 80 – 90 %. Seledri membutuhkan curah hujan sebanyak 60 – 100 mm/bulan. Selain itu, tanaman sayur ini juga membutuhkan penyinaran matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Tanaman seledri membutuhkan pH tanah 5,8-6,7 dan drainase yang baik. Bahkan, dianjurkan untuk menyirami seledri dengan sistem tetes agar tanah tetap lembab. Cara budidaya 1. Proses Penyiapan Bibit Ambil anakan yang terdapat dalam rumpun tanaman seledri yang telah ada. Kemudian pindahkan ke pot atau polybag baru. Selanjutnya tanaman bisa diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh. Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan pot atau polybag ukuran sedang. 2. Proses Persiapan Lahan Tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat lubang-lubang tanam dengan jarak tanam 50- 70 cm (antar barisan) x 12-20 cm (dalam barisan). 3. Proses Penanaman . Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam proses penanaman seledri adalah sebagai berikut: 1.Sebelum biji disemai, rendam terlebih dahulu dalam air hangat kuku (50-60 derajat celcius) selama 1 jam. 2.Siapkan tempat persemaian berupa bedengan atau baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanah dan kompos yang telah diayak dengan perbandingan 2:1. 3.Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan semai untuk menlindungi tanaman dari kucuran air hujan langsung dan terik matahari. 4.Buat alur garitan di atas bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Tebarkan benih ke dalam alur tersebut dan tutup tipis dengan tanah lalu siram untuk mempertahankan kelembabannya. 5.Siram dengan air secukupnya setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban media persemaian. Media jangan terlalu basah dan jangan pula sampai kekeringan. 6.Bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag setelah 1 bulan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. 4. Pemeliharaan Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hingga tanaman berumur satu minggu. Setelah itu frekuensi penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu. Tergantung pada kondisi cuaca, usahakan media tidak terlalu becek atau kering. 5. Panen Tanaman seledri siap dipanen ketika telah berumur 45 - 60 hari. Cara memanen tanaman seledri adalah dengan mencabut tanaman hingga akarnya yang selanjutnya dilakukan proses pembersihan atau pencucian di lakukan pada air yang mengalir atau disemprotkan kemudian tiriskan di rak – rak. Manfaat 1. Menurunkan tekanan darah 2. Memelihara kesehatan jantung 3. Memperlancar menstruasi 4. Kangkung (Ipomoea aquatica) Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Solanales Familia : Convolvulaceae Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea reptans Poir. Deskripsi Kangkung merupakan tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai bahan makanan. Ada dua jenis penanaman diusahak an: kering dan basah. Dalam keduanya, sejumlah besar bahan organik (kompos) dan air diperlukan agar tanaman ini dapat tumbuh dengan subur. Kangkung sangat mudah dibudidayakan sehingga budidaya tanaman kangkung banyak terdapat di beberapa daerah. Syarat tumbuh Kangkung sangat cocok di tanaman di iklim tropis Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kangkung berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Tanaman kangkung membutuhkan sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan mengalami etiolasi (tumbuh memanjang dan kurus-kurus). Suhu udara yang cocok untuk ditanami kangkung yitu 25 – 30 oC. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Lahan kangkung darat harus memiliki drainase yang baik. Cara budidaya 1. Proses Penyiapan Bibit Pembibitan tanaman kangkung darat bisa dikerjakan dengan cara generatif yakni dari biji maupun dengan cara vegetatif dengan stek pucuk batang. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji. Varietas yang disarankan yaitu varietas Sutra atau varietas lokal yg sudah menyesuaikan. Penanaman benih kangkung: jarak lubang tanam 20 x 20 cm, sedalam 5 cm. Setiap lubang ditanam 1-2 benih. 2. Proses Persiapan Lahan Tanah terlebih dulu dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur, kemudian di buat bedengan . Pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 0,8–1,2 m, panjang 3–5 m, tinggi 15 – 20 cm, dan jarak antar bedeng 50 cm. Tanah diolah dan dicampur pupuk kompos/ kandang sebanyak 1 kg/1 m2 dan pupuk anorganik 0,1 kg/1 m2. 3. Proses Penanaman . Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam proses penanaman seledri adalah sebagai berikut: 1. Pilih benih kangkung yang berkualitas. 2. Siapkan media tanam. 3. Berikan pupuk secukupnya. 4. Buat lubang-lubang untuk menanam. 5. Tanam benih dan beri campuran pupuk dengan tanah. 6. Lakukan penyiraman rutin. 7. Pangkas bagian kangkung yang rusak. 8. Rawat dengan rutin dan kangkung siap panen. 4. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan secara teratur 2 kali sehari terutama saat kemarau. Pemeliharaan lain yaitu pengendalian gulma saat tanaman muda serta melindungi tanaman dari serangan hama serta penyakit. Tanaman disiangi setiap minggu dua kali. 5. Panen Kangkung siap panen setelah berumur 27 hari. Panen dilakukan dengan cara memotong harus menyisakan 2-3 buku paling bawah. Panen dapat dilakukan 2-3 minggu sekali. Banyaknya panen 5–11 kali. Manfaat 1. Anti radang 2. Mengatasi anemia 3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
5. Lidah buaya (Aloevera)
Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Tracheobionta Class : Liliopsida Ordo : Asparagales Familia : Asphodelaceae Genus : Aloe Spesies : Aloe vera L Deskripsi Aloe vera adalah tumbuhan tanpa batang atau berbatang pendek, dengan tinggi hingga 60–100 cm dan dapat berkembang biak dengan tunas.Dedaunannya berdaging tebal, berwarna hijau atau hijau keabuan, dan sebagian varietas memiliki bintik putih pada permukaan batangnya.Pinggir daunnya berbentuk serrata (seperti gergaji) dengan gerigi putih kecil. Bunga-bunganya tumbuh pada musim panas di sebuah tangkai setinggi hingga 90 cm. Setiap bunga tersebut berposisi menggantung, dan mahkotanya berbentuk tabung sepanjang 2–3 cm.Seperti spesies-spesies Aloe lainnya, Aloe vera membentuk simbiosis mikoriza arbuskula bersama jamur, sehingga meningkatkan ketersediaan mineral dari tanah. Syarat tumbuh Tanaman ini dapat tumbuh di daerah kering-basah dengan curah hujan 1000-3000mm/tahun. Rentang suhu yang dibutuhkan 16-330C Ditanam ditanah yang subur,gembur,kaya akan bahan organic dan sedikit pasir. Cara budidaya 1. Proses Penyiapan Bibit Tanaman lidah buaya ditanam dari anakannya. Anak lidah buaya dipisahkan dari induknya, kemudian bisa ditanam langsung atau di bibitkan/didederkan dulu. 2. Proses Persiapan Lahan Lahan dibersihkan dari rumput dan tanaman yang ada. Kemudian dilakukan pencangkulan, sampai tanah menjadi struktur gembur. Tanah yang gembur ini akan menjadikan aerasi dan draenasi tanah lebih baik, sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dengan lancar 3. Proses Penanaman Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam proses penanaman seledri adalah sebagai berikut: 1. Siapkan pot dan media tanam yang sesuai 2. Tanam bibit lidah buaya 3. Siram lidah buaya sekali saja setiap 2-3 minggu 4. Pastikan lidah buaya mendapatkan cukup sinar matahari 5. Berikan pupuk setahun sekali saja. 4. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan secara teratur 1-2 kali sehari (pagi/sore hari),penyiangan gulma harus dilakukan secara rutin,pengendalian hama dan penyakit,pemupukan. 5. Panen Panen dapat dilakukan setelah berumur 1 tahun yaitu saat tanaman muai berbunga. Daun yang dipanen adalah daun yang tumbuh di bagian bawah pertumbuhannya sudah maksimal. Manfaat 1. Melembabkan kulit 2. Mengurangi stretch mark 3. Mengurangi ketombe