Anda di halaman 1dari 4

MATERI LABU SIAM

 BUDIDAYA LABU SIAM (sechium edule)

 Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan


berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas :
Dilleniidae Ordo : Violales Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan) Genus : Sechium
Spesies : Sechium edule (Jacq.) Sw.Sechium edule

 Karakteristik Labu siam ( Sechium edule ) disebut juga waluh siem, labu jepan, atau
labu jipang. Tanaman ini tumbuh merambat. Panjang batangnya dapat mencapai 12 m.
daunnya lebar dan sedikit berbulu. Bunganya berkelamin satu, tetapi tidak mengalami
kesulitan dalam proses penyerbukan karena bunga jantan dan betinanya terdapat pada
satu pohon ( monoecus ). Tandan bunga jantan bertangkai panajang, berjumlah banyak
dan kecil – kecil.Sedangkan tandan bunga betina lebih bulat dan lebih besar. Buahnya
berkulit tipis, berdaging tebal, bergetah, dan banyak mengandung air. bijinya tunggal dan
berada di dalam buah.

 Syarat Tumbuh Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah
tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai
subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok
ditanami labu.Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian m dpl. Adaptasi labu
terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap
kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan.

Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur,
serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru
disukainya. Untuk rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses
pengapuran untuk menaikkan pH bisa diabaikan.

 Benih dan Bibit Pemilihan Benih


Labu siam bibitnya dapat dibuat sendiri dengan cara membeli buah labu siam yang sudah
tua di pasar, kemudian diperam di tempat yang lembab sampai tumbuh tunasnya. Petani
labu siam lebih banyak memperoleh bibit dari sesama petani lainnya.

 Jumlah Benih yang Dibutuhkan


Jumlah benih yang dibutuhkan dipengaruhi oleh jarak tanam. Makin rapat jarak tanam,
makin banyak benih dibutuhkan.Cadangan benih disediakan untuk mengganti benih yang
tidak baik pertumbuhannya.Kebutuhan benih pada labu siam yang jarak tanam anjuran
adalah 4 x 4 m, membutuhkan benih sebanyak 650 biji.

BenihLabu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat diperoleh bijinya
dengan memetik buah yang sudah tua benar.Kemudian diperam di tempat yang lembab
hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650 biji/ha, Penanaman Tanah
yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk
kandang.Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang tanam. Tanah tak perlu
dibedeng atau gulud.

Akan tetapi, perlu dibuat parit pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di
sekeliling lahan dan di antara beberapa baris tanaman.Lubang penanaman dibuat dengan
tugal. Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-
para menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada
lubang tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas. Tutupi buah dengan
tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.

 Pemeliharaan Sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar, tindakan


penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup seluruhnya gampang
sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar batang utama tanaman perlu
juga ditinggikan. Caranya tarik tanah ke dekat batang tanaman sehingga pada pokok
tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu
membuat para - para .

 Para - para dibuat dari bambu yang dibelah 2


Para - para dibuat dari bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang.
Tinggi bambu dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu
agar bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat.Masing-masing bambu yang dijadikan
tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas para-para
terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan bambu-bambu lagi
dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30 x 30 cm atau
50 x 50 cm.

 Pengecilan bidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat
tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau
pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga
buahnya yang berat.Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6
minggu. Pemangkasan cabang diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga
buah tumbuh merata dan banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi
dipotong ujungnya agar bisa bertunas.

 Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang


Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang
ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak 100 g/lubang atau
kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman. Pupuk ini dibenamkan dekat
batang pokok.

 Kg/hektar/musim tanam
UmurUreaSP36ZAKClKg/hektar/musim tanamSebelum Tanam149250722 minggu
setelah tanam56 274 minggu setelah tanam6 minggu setelah tanam8 minggu setelah
tanam

 Hama Hama ulat grayak (Spodoptera litura / Prodenia litura) Gejala


Serangan terjadi pada malam hari, daun tanaman bisa ludas tak terselamatkan lagi.
Keesokan harinya hanya tinggal tanaman yang rusak, sedangkan hamanya tersembunyi di
dalam tanah.PenyebabPenyebab kerusakan daun tersebut adalah ulat grayak atau Spodo
lutira. Ulat ini termasuk keluarga Noctuidae. Hama ini bersifat pilofag ( makan
bermacam – macam famili tanaman ). Ulat dan ngengat ulat grayak hanya keluar pada
malam hari dan bersembunyi pada siang hari.

 Pengendalian

A. Diberantas secara mekanis


Telur yang ada dan yang baru menetas diambil bersama – sama dengan daun tempat
menempelnya. Pengambilan ini jangan sampai terlambat sebab apabila ulat telah
besar, akan bersembunyi di dalam tanah.b. Diberantas secara biologisDisemprot
dengan Bacillus thungiriensis atau Borrelinasvirus litura.

B. Diberantas secara kimia


Disemprot dengan insektisida, misalnya Azodrin, sedini mungkin sebelum ulat
bersembunyi di dalam tanah. Dosisnya 2 cc/l air.d. Pembersihan gulma supaya tidak
menjadi tempat berkembang biak dan bersembunyi ngengat dan ulat.

 Kumbang Aulacophora silimis


GejalaTanaman layu karena jaringan akarnya dimakan larva dan daunnya dimakan
kumbang.PenyebabGejala tersebut disebabkan oleh kumbang Aulacophora
silimis.Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida yang
bersifat racun perut dan sistemik, misalnya Curacron 500 EC. Pengendalian secara
mekanis dapat dilakukan dengan gropyokan ( dengan menangkapi kumbang yang sedang
menyerang ).

 Penyakit Penyakit embun bulu ( downy mildew ) Gejala


Gejala penyakit dapat lokal atau sistemik. Serangan pada daun menampakkan gejala
bercak – bercak kuning, lalu berubah warna menjadi cokelat kemerahan, dan akhirnya
tanaman mati. Jika tanaman tidak mati, maka buah yang terbentuk tidak normal, rasanya
hambar dan aromanya tidak ada.PenyebabGejala tersebut disebabkan oleh cendawan
Pseudoporonospora cubensis. Penyebaran cendawan ini melalui spora yang disebarkan
oleh angin pada keadaan cuaca kering. Setelah ada embun, spora berkecambah pada
daun.

 Pengendaliana. Pemangkasan dan pembakaran tanaman yang sakitb. Penanaman varietas


yang resistenc. Disemprot dengan fungisida, misalnya Benlate berdosis 2 g/l air, dengan
frekuensi penyemprotan 3-5 hari sekali pada musim hujan dan hari sekali pada musim
kemarau.d. Mengadakan pergiliran tanaman.

 Penyakit virusGejalaGejala serangan tampak jelas pada daun – daun muda. Penyakit ini
menyerang semua stadium tumbuh. Bibit tanaman yang terserang biasanya tidak dapat
tumbuh normal. Tanaman dewasa yang terserang kadang – kadang dapat mengalami
penyembuhan ( tergantung kondisi tanaman ). Jika tidak sembuh, buah yang terbentuk
tidak akan normal.PenyebabPenyebab gejala tersebut adalah cucumber misaic virus
( CMV ).
 PengendalianPengendalian dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang
terserang, memberantas vektor virus ( serangga ), menyeleksi bibit yang akan
dipindahkan ke lapang dan pemupukan yang seimbang agar kondisi tanaman lebih baik.

 PanenUmur panenUmur panen labu siam bervariasi, tergantung jenis, tingkat kesuburan
dan tujuan penanaman. Ada jenis – jenis labu siam yang berumur pendek dan ada yang
berumur panjang. Tingkat kesuburan tanah sangat mempengaruhi umur panen. Pada
tanah yang subur, kecepatan pertumbuhan generatif akan terangsang sehingga
pembentukan buah pun berlangsung lebih cepat. Berdasarkan tujuan penanamannya juga
bisa menyebabkan perbedaan waktu panen. Untuk tanaman labu siam buah, umur
panennya 4 bulan setelah tanam.

 Sedangkan labu siam pucuk, umur panennya relatif lebih pendek dibanding labu buah,
yaitu sekitar 3-4 bulan.Labu buah yang siap dipanen mempunyai berat sekitar 0,5 kg.
jadi, ukurannya bisa diperkirakan untuk berat sebesar itu. Warna labu yang sudah tua
biasanya hijau muda kekuning – kuningan. Sedangkan labu siam pucuk tanda siap
panennya cukup mudah, yaitu ketika berumur 3-4 bulan.

 Cara pemanenan Buah labu siam yang telah cukup umur dipetik, kemudian dimasukkan
ke dalam karung. Untuk menjaga kualitas, buah labu yang dipanen jangan sampai jatuh
karena dapat menyebabkan cacat atau luka. Perlu diketahui bahwa buah labu siam yang
sudah masak mudah jatuh. Di samping itu posisi buahnya berdempetan dengan jumlah 3-
5.Karena pemetikan labu di atas sedangkan karung di bawah, sebaiknya pada saat
pemetikan perlu tempat sementara sebelum masuk ke karung besar.

Anda mungkin juga menyukai