Anda di halaman 1dari 4

Menanam Labu Siam Yang Baik

Posted by seputar pertanian


Labels: Artikel Pertanian

Labu siam (Sechium edule) adalah tanaman yang masuk dalam famili Cucurbitaceae. Tanaman ini
memiliki ciri batang penunjang menjalar, lunak dan mengandung air. Warna buah labu siam sangat
beragam, dari mulai kuning, hijau muda juga hijau tua. Di Indonesia, labu ini memiliki banyak sebutan,
ada yang menamakannya waluh siem, labu Jepang, ada juga yang menyebutnya labu Jipang.

Tanaman labu siam tumbuh dengan merambat ke para-para. Besar buahnya dua kali kepalan tangan
dengan bentuk membulat ke bawah. Pada kulit luarnya ada alur yang mirip dengan pembagian ruang
di dalam buah. Kulitnya yang tipis penuh tonjolan yang tidak beraturan. dan jika dikupas
mengeluarkan getah. Karena itu, sebelum dimasak harus direndam terlebih dahulu. Labu siam pada
umumnya diolah sebagai bahan sayuran ataupun lalapan.

Labu siam tergolong tanaman yang mudah ditanam. Itu sebabnya, tanaman ini tersebar di berbagai
belahan dunia, mulai dari daerah yang beriklim tropis sampai daerah subtropis, mulai di daerah
dataran tinggi dengan hawa dingin sampai dataran rendah berhawa panas, semua cocok untuk
ditanami labu siam. Hal ini disebabkan karena adaptasi tanaman ini terhadap perilaku cuaca sangat
baik.

Labu siam tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kurangnya air pada musim
kemarau, tapi juga mampu mengantisipasi kelebihan air di musim hujan. Labu siam dapat tumbuh

dengan optimal pada tanah kering, bertanah gembur yang kaya bahan organik, dengan drainase dan
aerasi yang baik.

Untuk membudidayakan labu siam, berikut ini tahapan-tahapan cara menanam labu siam yang benar
yang perlu dilakukan:

1. Pengolahan Tanah

Membudidayakan labu siam terhitung tidak sulit. Seperti halnya budidaya tanaman yang lain, awalnya
dengan terlebih dahulu mengolah tanah dengan cara yang umum, yakni dengan membalik tanah dan
menyeimbangkan unsur haranya. Setelah itu, dibuat parit-parit di atas lahan guna memudahkan
dalam pengairan tanaman. Pola tanam dan parit-parit sebaiknya dibuat berjajar dan melintang.

Karena dalam pertumbuhan tanaman labu siam membutuhkan para-para, maka terlebih dahulu harus
kita buat para para setinggi +/- 220 cm dengan tiang pancang 3 m x 5 m. Untuk bagian atasnya
dapat menggunakan anyaman bambu. Sementara panjang dan lebar para-para disesuaikan dengan
kondisi lahan serta jumlah tanamannya.

Penanaman labu siam dilakukan dengan terlebih dahulu membuat lubang tanam berukuran 40 cm x
40 cm berkedalaman 20 cm. Jarak antara lubang tanam yang satu dengan yang lain sejauh 3 m dan
antar baris 5 m. Untuk kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per hektar.

2. Pembibitan Labu Siam

Labu siam diperbanyak melalui biji-biji yang terdapat pada buah labu siam yang umurnya sudah
sangat tua. Biji-biji labu siam tersebut disemaikan di tempat yang lembab sampai berubah menjadi
kecambah atau mengeluarkan tunas baru. Jika tunas yang tumbuh sudah lebih dari 30 cm, maka
benih sudah siap untuk ditanam.

3. Penanaman dan Pemeliharaan

Dalam tahap penanaman terdapat beberapa proses dan tahap seperti:

Memasukan benih bertunas tersebut ke dalam lubang-lubang tanam yang sudah kita buat di
atas lahan.

Benih yang sudah dimasukkan ke dalam lubang tanam selanjutnya ditutup dengan lapisan
tanah, dan harus selalu kita jaga dari serangan berbagai macam hama, termasuk gulma atau
rumput liar yang tumbuh di sekitarnya.

Pastikan bahwa para-para yang telah kita pasang sebelumnya sudah berdiri dengan kokoh
dan siap untuk dijadikan sebagai media rambat tanaman.

Jika dalam proses pertumbuhannya kita jumpai tanaman yang tumbuh tidak sehat, lakukan
penyulaman sesegera mungkin dengan bibit baru yang umurnya diperkirakan sama,
penyulaman ini dapat dilakukan sejak satu minggu setelah tanam.

Ketika tanaman labu mulai tumbuh merambat atau menjalar, periksa kondisi sekitar lahan.
Jika banyak dijumpai gulma atau rumput liar, lakukan penyiangan guna mengurangi bahaya
hama dan penyakit tanaman, serta persaingan dalam memperebutkan unsur hara yang
terdapat di dalam tanah .

Para-para mulai difungsikan begitu tanaman mengeluarkan sulur. Rambatkan sulur tanaman
pada bambu yang ditancapkan di dekat batang tanaman, dan pastikan sulur tersebut
merambat dengan benar, agar ketika mulai berbuah, bambu yang menjadi para-para tersebut
ikut membantu batang dalam menyanggah beban buah.

Pada saat tanaman berumur 3-6 minggu, lakukanlah pemangkasan pada cabang, agar tunas
dapat menyebar dengan baik. Jika tunas dapat menyebar dengan baik, maka buah akan
tumbuh dengan merata dan pertumbuhannya juga akan berlangsung sempurna. Potonglah
ujung cabang yang tua dan tidak dapat lagi tumbuh memanjang, agar tunas-tunas baru dapat
tumbuh. Potong juga daun-daun yang sudah tua.

4. Hama dan Penyakit

Terdapat beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang Labu Siam, beberapa diantaranya
adalah:

- Ulat Grayak

Hama yang paling sering menyerang labu siam adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat ini
menghabiskan daun labu dan hanya meninggalkan tulang daun saja. Ulat grayak melakukan
serangannya pada malam hari, dan pada waktu siang ulat tersebut bersembunyi di dalam tanah.
Untuk mencegah hama ini, tanaman harus dibersihkan dari berbagai jenis gulma, serta
menyemprotkan sedini mungkin Azodrin dengan dosis 2 cc/l.

- Kepik

Hama tanaman labu yang lain adalah Kepik Leptoglossus australis. Kepik ini menyerang dengan
membuat tusukan pada buah labu, sehingga ketika buah tersebut terkena air hujan, akan mudah
dimasuki cendawan. Akibat yang ditimbulkan, buah menjadi lembek dan busuk. Untuk mengatasinya
dapat dengan menyemprotkan Azodrin dengan dosis yang sama seperti di atas.

- Penyakit Layu

Sedang untuk penyakit yang sering menyerang tanaman labu adalah penyakit layu yang disebabkan
cendawan Fusarium sp. Penyakit ini menyerang bibit yang baru tumbuh atau tanaman yang masih
muda. Gejalanya, ujung daun perlahan-lahan layu lalu mengerut, sebelum akhirnya kering.

Cabut dan musnahkan segera tanaman yang terserang penyakit ini, agar tidak menular pada
tanaman lain yang masih belum terjangkiti. Selain itu, semprotkan Benlate 2 g/l air ke seluruh batang
dan daun tanaman serta ke bekas tanah tempat tanaman yang terkena penyakit agar tidak
menyerang tanaman lain.

5. Panen dan Pasca Panen

Pada umur 3 5 bulan, tanaman labu siam siap untuk dipanen untuk yang pertama kalinya. Cara
memanennya adalah dengan memotong labu siam pada tangkainya menggunakan pisau. Usahakan
agar tidak sampai terjatuh, karena kulit buahnya yang halus mudah sekali lecet sehingga dapat
mengurangi mutu.

Setelah panen pertama, panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali. Tanaman ini memiliki
produktifitas selama 34 tahun. Setelah melewati masa itu, lakukanlah peremajaan dengan menanam
tanaman baru. Satu tanaman labu siam rata-rata dapat menghasilkan sebanyak +/- 500 buah.
Sedang produksi labu siam dapat mencapai 810 ton/ha per tahun.

Anda mungkin juga menyukai