Kelompok : 3
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika 4A
Adinda Sophia Ramadhania P21331119001
Afif Zhafir Zidane P21331119002
Amalia Nurul Izzah P21331119008
Fadhia Rahma Fitria P21331119026
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Marudut, MPS
Dara A Humaira, S.Gz
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi bersumber dari
sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang ditujukan sebagai makanan
atau minuman bagi manusia Pengertian pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 18 tahun 2012, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, perternakan, perairan, dan air baik yang
diolahmaupun tidak dioleh yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk nahan tangan pangan, bahan baku pangan, bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah
Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan
pangan (Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999). Peran label pada produk pangan sangat
penting. Label yang baik akan memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang
diperlukannya. Selain itu, label juga berperan sebagai sarana pendidikan masyarakat dan dapat
memberikan nilai tambah pada produk.
Label pangan salah satu sarana informasi mengenai pangan yang bersangkutan. Oleh karena
itu label selayaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyampaikan informasi yang perlu
diketahui oleh konsumen (Badan POM, 2004). Dalam kaitannya tentang masalah label, masyarakat
perlu memperoleh informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai label pangan, baik dengan
kuantitas, isi, kualitas, maupun hal-hal lain yang diperlukan dalam peredaran dipasar.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami ingin membahas apakah produk-produk pangan
yang beredar di masyarakat sudah memenuhi syarat dalam pembuatan label pangannuya, sehingga
konsumen bisa lebih berhati – hati dan dapat memastikan produk – produk yang akan digunakan
aman dan telah sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bahan makanan hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan yang pada
umumnya dimakan sebagai bahan makanan yang banyak mengandung protein tinggi yang sangat
dibutuhkan oleh manusia dan juga sangat disenangi oleh bakteri. Bahan makanan ini tergolong
bahan makanan yang cepat rusak, dengan demikian bahan makanan hewani ini memerlukan
penanganan yang seksama mulai saat pembelian, pasca olah sampai pengolahan. Bahan makanan
hewani dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Unggas (poultry)
Unggas termasuk keluarga burung yang dipelihara khusus untuk mendapatkan dagingnya
untuk di konsumsi.
2. Ikan (fish)
Ikan adalah binatang laut yang mempunyai lapisan lendir pada kulitnya dan sebagian
mempunyai sisik dan mempunyai karakter daging yang lembut.
3. Daging (meat)
Daging adalah serat-serat otot tubuh hewan potong berkaki empat yang dapat dimakan,
seperti; daging anak sapi, daging sapi, daging domba, dan daging babi untuk sebagian orang.
4. Telur (eggs)
Telur adalah sumber protein hewani yang berasal dari unggas dan umumnya dapat
dikonsumsi oleh mausia, seperti; telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh.
B. Analisis Kemasan dan Label (Tiap anak 3-5 produk yang serupa)
a. Hasil Pengamatan
1) Nugget
1) Uji Fisik
Aspek
No Keadaan Akses
Merk Produk Jenis Bentuk Keadaan fisik
. fisik membuka
kemasan kemasan produk
kemasan kemasan
1. Naget Ayam Tora sekali pakai Plastik Baik Plastik Padat
Duo (Disposable bagian
) atas
bergerigi
dan
mudah
untuk
dibuka
Champ Plastik
Combination bagian
Chicken Nugget atas
sekali pakai
bergerigi
2. (Disposable Plastik Baik Padat
dan
)
mudah
untuk
dibuka
Ciki Wiki Chicken Plastik
Nugget bagian
atas
sekali pakai
bergerigi
3. (Disposable Plastik Baik Padat
dan
)
mudah
untuk
dibuka
2) Analisis Label
Aspek
Merk
No. Berat Berat
Produk pH BTP yang digunakan
bersih kotor
1. Naget Ayam 250g 260g 1) Kalsium propionat, zat aditif yang
Tora Duo dicampurkan untuk mengawetkan makanan.
Zat aditif ini merupakan garam organik alami
yang terbentuk dari reaksi kalsium hidroksida
dan asam propionat.Kalsium propionat bekerja
dengan mengganggu pertumbuhan dan
reproduksi mikroba agar tak merusak makanan.
2) Sodium erythorbate, zat aditif makanan yang
digunakan terutama pada daging, unggas, dan
minuman ringan. Secara kimia, ini adalah
garam natrium dari asam eritorbat.
3) Kalium sorbat atau potasium sorbat, salah satu
jenis pengawet populer dalam produk
makanan, minuman, serta perawatan kulit dan
kosmetik. Kalium sorbat diolah secara sintetis
dari asam sorbat dan kalium hidroksida.
Pengawet ini memiliki karakteristik tidak
berbau serta tidak berasa.Sebagai pengawet
dalam produk olahan, kalium sorbat membantu
memperpanjang umur simpan produk dengan
menghentikan pertumbuhan jamur.
4) Tartazine, Tartrazin merupakan pewarna
makanan sistesis yang berwarna kuning.
Menurut Retno Lestari (2012), yang dimaksud
tartrazin merupakan pewarna kuning lemon
sintetis yang umum digunakan sebagai
pewarna makanan.
5) Monosodium glutamat (MSG) adalah bentuk
garam dari asam glutamat. MSG telah lama
digunakan sebagai penyedap makanan yang
dapat mengadirkan rasa gurih (umami) dan
berperan dalam menguatkan rasa.
Asam glutamat (glutamat) sendiri adalah salah
satu jenis di antara 20 asam amino yang
menyusun protein dalam tubuh.
Champ 250g 261g 1) Sodium erythorbate, zat aditif makanan yang
Combination digunakan terutama pada daging, unggas, dan
Chicken minuman ringan. Secara kimia, ini adalah
Nugget garam natrium dari asam eritorbat.
2) Kalium sorbat atau potasium sorbat, salah satu
jenis pengawet populer dalam produk
makanan, minuman, serta perawatan kulit dan
kosmetik. Kalium sorbat diolah secara sintetis
dari asam sorbat dan kalium hidroksida.
Pengawet ini memiliki karakteristik tidak
berbau serta tidak berasa.Sebagai pengawet
dalam produk olahan, kalium sorbat membantu
memperpanjang umur simpan produk dengan
menghentikan pertumbuhan jamur.
3) Dinatrium ribonukleotida merupakan zat yang
baiasa ditemukan dalam makanan yang kita
makan. Zat ini merupakan zat aditif (zat
2.
tambahan) yang dimasukkan dalam makanan
dengan tujuan sebagai penyedap rasa.
4) Natrium tripolifosfat merupakan bahan
tambahan makanan, penambahan natrium
tripolifosfat untuk memperbaiki daya ikat air,
meningkatkan pH, memberikan sifat pasta
yang lebih lembut pada produk-produk olahan,
mencegah denaturasi protein, sebagai
pengawet serta mempertahankan sifat gel.
5) Monosodium glutamat (MSG) adalah bentuk
garam dari asam glutamat. MSG telah lama
digunakan sebagai penyedap makanan yang
dapat mengadirkan rasa gurih (umami) dan
berperan dalam menguatkan rasa.
Asam glutamat (glutamat) sendiri adalah salah
satu jenis di antara 20 asam amino yang
menyusun protein dalam tubuh.
3 Ciki Wiki 250g 255g 1) Tartazine, Tartrazin merupakan pewarna
Chicken makanan sistesis yang berwarna kuning.
Nugget Menurut Retno Lestari (2012), yang dimaksud
tartrazin merupakan pewarna kuning lemon
sintetis yang umum digunakan sebagai
pewarna makanan.
2) Natrium tripolifosfat merupakan bahan
tambahan makanan, penambahan natrium
tripolifosfat untuk memperbaiki daya ikat air,
meningkatkan pH, memberikan sifat pasta
yang lebih lembut pada produk-produk olahan,
mencegah denaturasi protein, sebagai
pengawet serta mempertahankan sifat gel.
3) Kalsium propionat, zat aditif yang
dicampurkan untuk mengawetkan makanan.
Zat aditif ini merupakan garam organik alami
yang terbentuk dari reaksi kalsium hidroksida
dan asam propionat.Kalsium propionat bekerja
dengan mengganggu pertumbuhan dan
reproduksi mikroba agar tak merusak makanan.
4) Monosodium glutamat (MSG) adalah bentuk
garam dari asam glutamat. MSG telah lama
digunakan sebagai penyedap makanan yang
dapat mengadirkan rasa gurih (umami) dan
berperan dalam menguatkan rasa.
Asam glutamat (glutamat) sendiri adalah salah
satu jenis di antara 20 asam amino yang
menyusun protein dalam tubuh.
3) Uji Organoleptik
Jenis Produk : Nugget
Tora Ciki
Hasil Champ Hasil Hasil Merk 4 Hasil Merk 5 Hasil
Kriteria Duo Wiki
A B C A B C A B C A B C A B C
(1)Keras - - -
(2)Agak keras I I - 100% I I - 100% -
Tekstur
(3)Lunak - - I I - 100%
(4)Sangat lunak - - -
(1)Cokelat I - 50% I I - 100% I - 50%
(2)Cokelat gelap I - 50% - -
Warna
(3)Cokelat keemasan - - I - 50%
(4)Oranye - - -
(1)Kuat - - -
(2)Agak kuat I I - 100% I I - 100% -
Aroma
(3)Lemah - - I I - 100%
(4)Tidak beraroma - - -
(1)Sangat enak asin - - -
Rasa
(2)Enak asin I I - 100% I I 100% I - 50%
(3)Agak enak - - I - 50%
(4)Tidak enak - - -
Pembahasan
Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap 3 produk naget diatas, pada uji fisik ke tiga produk
menggunakan jenis kemasan plastic. Bentuk keemasan yaitu persegi Panjang dan keadaan fisik
ketiga produk ini tidak ada robek dan tidak ada goresan. Keadaan fisik ketiga produk sama-sama
memiliki ukuran yang sama di setiap produknya tidak ada yang bolong, dan semua potongan rapih.
Uji organoleptic yang dilakukan mencakup 4 kriteria yaitu teskstur, warna, aroma dan
rasa. Penilaian kriteria tekstur, tekstur produk akan dipengaruhi oleh proses pemanasan. Suhu yang
terlalu tinggi saat proses pemanasan dapat merusak tekstur produk (Herliani, 2008). Tekstur yang
paling lunak dari ke-3 produk tsb adalah tekstur Ciki Wiki Chicken Nugget, Dalam produk
CHAMP Combination Chicken Nuggets semua panelis memilih warna naget cokelat sedangkan
kedua merk lainnya mempunyai presentase 50% untuk warna naget mereka. Pada penilaian kriteria
aroma naget merk Tora |Duo dan CHAMP mempunyai presentase aroma agak kuat 100%
sedangkan naget Ciki Wiki mempunyai presentase 100% aroma lemah. Penilaian kriteria rasa pada
merk Tora Duo dan CHAMP memiliki presentase rasa 100% enak asin sedangkan naget merk Ciki
Wiki memiliki presentase rasa enak asin 50% dan agak enak 50%
Aspek
No Merk
. Produk Jenis Bentuk Keadaan fisik Akses membuka Keadaan fisik
kemasan kemasan kemasan kemasan produk
ABC Tidak Utuh, potogan
Mudah, adanya
penyok/gembung, rapi, ukuran
1. Kaleng Tabung klip pembuka
sedikit goresan sedang dan
dibagian atas
pada label sedikit serpihan
Maya Tidak Utuh, potongan
Mudah, adanya
penyok/gembung, rapi, ukuran
2. Kaleng Tabung klip pembuka
sedikit goresan sedang dan
dibagian atas
pada label sedikit serpihan
3. Pronas Kaleng Tabung Tidak Mudah, adanya Sedikit hancur,
penyok/gembung, klip pembuka potongan kurang
rapi dan ukuran
sedikit goresan
dibagian atas kecil, sedikit
pada label
serpihan
2) Analisis Label
Aspek
No Merk
. Produk Berat Berat
pH BTP yang digunakan
bersih kotor
ABC 155 gr 203 gr - 6) -
1.
Pembahasan:
Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap 3 produk sarden diatas, pada uji fisik ke tiga
produk menggunakan jenis kemasan kaleng karena kemasannya hermetis (tahan uap dan gas) yaitu
kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama
masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu dan juga
kemasannya tahan suhu tinggi karena produk ini melalui proses pemanasan yaitu sterilisasi. Bentuk
keemasan yaitu tabung dan keadaan fisik ketiga produk ini tidak ada penyok/gembung hanya sedikit
goresan pada label. Keadaan fisik produk untuk merk ABC memiliki potongan ikan yang kecil,
sedikit hancur dan ada sedikit serpihan pada sausnya lalu untuk 2 merk lainnya memiliki potongan
ikan ukuran sedang dan tidak ada serpihan pada sausnya. Perbedaan potongan pada setiap merek
kemungkinan terjadi pada tahap proses pemotongan ikan dalam proses pembuatan ikan sarden
kaleng.
Uji organoleptic yang dilakukan mencakup 4 kriteria yaitu teskstur, warna, aroma dan
rasa. Penilaian kriteria tekstur, tekstur produk akan dipengaruhi oleh proses pemanasan. Suhu yang
terlalu tinggi saat proses pemanasan dapat merusak tekstur produk (Herliani, 2008). Tekstur yang
paling diminati konsumen yaitu tekstur produk yang lunak serta renyah pada sarden merk ABC
semua panelis memilih sangat lunak, lalu pada sarden merk maya dan pronas semua panelis
memilih tekstur lunak dengan presentasi masing masing 100%. Penilaian kriteria warna, Perubahan
warna yang terjadi pada ikan sarden dapat terjadi karena adanya reaksi Maillard dan karamelisasi.
Reaksi Maillard terjadi karena adanya reaksi antara asam amino dengan gula pereduksi. Adanya
reaksi tersebut akan menghasilkan warna coklat pada produk pada merk ABC, maya, dan pronas
semua panelis memilih warna daging ikan agak kecoklatan dengan masing masing presentase
sebesar 100%. Penilaian kriteria aroma pada sarden merk ABC dua panelis memilih sedikit harum
dan satu panelis memilih netral dengan masing masing presentase sebesar 67% dan 33%, pada
sarden merk maya semua panelis memilih harum dengan presentase sebesar 100%, pada sarden
merk pronas dua panelis memilih sedikit harum dan satu panelis memilih harum dengan masing
masing presentase sebesar 67% dan 33%. Penilaian kriteria rasa pada merk ABC semua panelis
memilih saus cabai kurang kuat, agak gurih dan pada merk pronas semua panelis memilih saus
cabai kurang kuat, gurih dengan presentasi masing masing 100%, pada merk maya dua penelis
memilih saus cabai kuat, gurih dan satu panelis memilih Saus cabai kurang kuat, gurih dengan
masing masing presentasi 67% dan 33%. Proses pemasakan akan berpengaruh pada aroma dan rasa
apabila proses pemasakannya overcook maka aromanya kurang diminati dan rasa dari ikan tersebut
akan terasa pahit.
4) Sosis siap makan
a. Uji Fisik
Aspek
No Merk Akses
. Produk Jenis Bentuk Keadaan fisik Keadaan fisik
membuka
kemasan kemasan kemasan produk
kemasan
Primer: jenis Cukup sulit
Polyvinylidene Tidak robek dan karena tidak
Kanzle
chloride tidak ada ada klip Utuh, ukuran
Singles Persegi
1. (PVdC) goresan di label, pembuka dan setiap sosis
Keju panjang
(kemasan di dan dalam harus sama
vakum) kondisi di vakum menggunakan
gunting
2. So Nice Plastik Persegi Tidak robek dan Cukup Utuh, ukuran
Soziz panjang tidak ada mudah, ada setiap sosis
goresan di label bagian yang sama
bergerigi dan
kemasan
primer cukup
mudah di
buka tinggak
di Tarik.
Cukup
mudah, ada
bagian yang
Tidak robek dan bergerigi dan Utuh, ukuran
Kimbo Persegi
3. Plastik tidak ada kemasan setiap sosis
sosis panjang
goresan di label primer cukup sama
mudah di
buka tinggak
di Tarik.
b. Analisis Label
Aspek
No Merk
. Produk Berat Berat p
BTP yang digunakan
bersih kotor H
1. Kanzl 65 gr 65 gr - 1) Penstabil (Hidroksipropil Pati, Fosfat)
e BTP yang dapat membantu terbentuknya dan
Single memantapkan sistem dipersi yang homogen pada
s Keju pangan.
2) Karagenan
Karagenan adalah polimer yang larut dalam air dari
rantai linear sebagian galaktan sulfat yang memiliki
potensi tinggi sebagai pembentuk edible film
(Skurtys et al., 2010), Karaginan merupakan
hidrokoloid yang potensial untuk dibuat edible
film, karena sifatnya dapat membentuk gel, stabil,
yang kaku dan elastis, dapat dimakan dan dapat
diperbaharui. H
3) Pengatur keasaaman (Natrium Asetat)
Pengatur keasaman, atau Agen pengendali pH,
adalah aditif makanan ditambahkan untuk mengubah
ataumempertahankan pH (keasaman atau kebasaan).
Zat tersebut dapat
berupa asam organik atau mineral, basa,
agen penetralisir, atau agen penyangga.
4) Penguat rasa (Monosodium Glutamat)
untuk memperkuat atau memodifikasi rasa
dan/atau aroma yang telah ada dalam bahan
Pangan tersebut tanpa memberikan rasa
dan/atau aroma tertentu (PerBPOM No. 11
Tahun 2019). Tidak memiliki ADI (acceptable
daily intake) menurut peraturan PerBPOM No.
23 Tahun 2013.
5) Pewarna alami Karamel III Amonia Proses
6) Pengawet (Kalium Sorbat dan Natrium Nitrit)
kalium sorbat membantu memperpanjang umur
simpan produk dengan menghentikan pertumbuhan
jamur. Kalium sorbat menjadi jenis pengawet yang
populer karena efektivitasnya. Zat aditif ini tidak
mengubah kualitas produk, termasuk rasa, aroma,
dan tampilan. Kalium sorbat juga larut dalam air
dan tetap efektif pada suhu ruang.
Tujuan penambahan natrium nitrit dalam
pengolahan daging adalah untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum,
mempertahan kan warna pada daging agar menarik,
dan juga sebagai pemberi cita rasa pada
daging(Cahyadi, 2008).
7) Pewarna sintetik (Ponceau 4R CI. No.16255)
8) Antioksidan (Natrium Eritorbat)
Atioksida, yaitu BTP yang dapat mencegah atau
menghambat proses oksidasi lemak sehingga
mencegah terjadinya ketengikan. Natrium
erythorbate, zat aditif makanan yang digunakan
terutama pada daging, unggas, dan minuman
ringan. Secara kimia, ini adalah garam natrium
dari asam eritorbat.
C. Uji Organoleptik
Sosis siap makan
Kriteria Hasil Hasil
Sosis So Nice Kimbo sosis
A B C A B C
(1) Padat kasar
100%
(2) Padat agak kasar
Tekstur
(3) Padat lembut
(4) Padat agak lembut 100%
(1) Coklat
(2) Agak kecoklatan 100%
Warna
daging 100%
ayam (3) Sedikit cerah
(4) Cerah
(1) aroma ayam kuat 33%
(2) Aroma ayam agak 67%
kuat
Aroma (3) Aroma ayam lemah 33%
(4) Aroma ayam agak 67%
lemah
Rasa (1) Rasa daging ayam
kuat dan sangat gurih
(2) Rasa daging ayam 67%
agak kuat dan gurih
(3) Rasa daging ayam 33% 100%
agak lemah dan agak
gurih
(4) Rasa daging ayam
lemah dan tidak gurih
Pembahasan:
Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap 3 produk sarden diatas, pada uji fisik ke tiga produk
menggunakan jenis kemasan plastic. Bentuk keemasan yaitu persegi Panjang dan keadaan fisik
ketiga produk ini tidak ada robek dan tidak ada goresan. Keadaan fisik ketiga produk sama-sama
memiliki ukuran yang sama di setiap produknya tidak ada yang bolong, dan semua potongan rapih.
Uji organoleptic yang dilakukan mencakup 4 kriteria yaitu teskstur, warna, aroma dan
rasa. Penilaian kriteria tekstur, tekstur produk akan dipengaruhi oleh proses pemanasan. Suhu yang
terlalu tinggi saat proses pemanasan dapat merusak tekstur produk (Herliani, 2008). Tekstur yang
paling disukai adalah tekstur sosis daging sapi merk Kanzle Singles Keju, yaitu bertekstur padat
tetapi lembut. Lalu pada sosis merk Soziz So Nice panelis memilih padat agak lembut dan pada
merk Kimbo Sosis panelis memilih tekturs Padat agak kasar dengan presentasi masing-masing
100%. Penilaian kriteria warna, Perubahan warna dalam pembuatan sosis terjadi karena terjadi
denaturasi protein karena pemanasan. Lawrie (1995), warna produk daging olahan dapat
dipengaruhi oleh temperatur dan lama pemasakan. Dalam produk Soziz So nice semua panelis
memilih warna sosis agak kecoklatan sedangkan merk Kimbo Sosis semua panelis memilih warna
sedikit cerah dengan presentasi amsing-masing 100%, lalu pada merk sosis Kanzle Singles Keju
semua panelis memilih merah pucat dengan presentasi 100%. Penilaian kriteria aroma pada merk
Soziz So Nice dua panelis memilih agak kuat dan satu panelis memilih agak kuat dengan masing
masing presentase sebesar 67% dan 33%, pada sosis merk Kimbo Sosis dua panelis emmilih aroma
agak lemah dan satu panelis memilih aroma lemah dengan presentase masing-masing 67% dan
33%. Selanjutnya pada merk Kanzle Singles Keju semua panelis memilih aroma kuat dengan
presentase sebesar 100%. Penilaian kriteria rasa pada merk Soziz So Nice dua panelis memilih rasa
daging ayam agak kuat dan gurih dan satu panelis emmilih daging ayam agak lemah dan agak gurih
dengan presentase masing-masing 67% dan 33%. Selanjutnya pada merk Kimbo Sosis semua
panelis memilih Rasa daging ayam agak lemah dan agak gurih dengan presentase 100%. Dan
untuk merk Kanzel Singles Keju semua panelis memilih rasa sapi sangat kuat dan sangat gurih
dengan presentase 100%. Proses pemasakan akan berpengaruh pada aroma dan rasa apabila proses
pemasakannya overcook maka aromanya kurang diminati dan rasa dari ikan tersebut akan terasa
pahit.
4. Bakso Sapi
a. Uji Fisik
Aspek
No Keadaan Akses
Merk Produk Jenis Bentuk Keadaan
. fisik membuka
kemasan kemasan fisik produk
kemasan kemasan
Bakso Daging Plastik bagian
Sapi Sumber Sekali pakai atas tidak
1. Selera (SB) (Disposable Plastik Baik bergerigi dan Padat
) sulit untuk
dibuka
Hato Beef Plastik bagian
Meatball sekali pakai atas tidak
2. (Disposable Plastik Baik bergerigi dan Padat
) sulit untuk
dibuka
3. Bakso Cimanggis sekali pakai Plastik Baik Plastik bagian Padat
(Disposable atas tidak
) bergerigi dan
sulit untuk
dibuka
b. Analisi Label
Aspek
Merk
No. Berat Berat
Produk pH BTP yang digunakan
bersih kotor
Bakso 250g 250g 1.) Mononatrium glutamate, Mononatrium
Daging Sapi glutamat, monosodium glutamat, atau
Sumber natrium/sodium glutamat merupakan garam
Selera (SB) natrium dari asam glutamat yang merupakan salah
satu asam amino non-esensial paling berlimpah
yang terbentuk secara alami.
2.) Isolat Protein, suplemen makanan dan bahan
makanan dibuat dengan memisahkan komponen
dari whey. Whey adalah produk sampingan susu
dari proses pembuatan keju
1. 3.) Kalium sorbat atau potasium sorbat, salah satu
jenis pengawet populer dalam produk makanan,
minuman, serta perawatan kulit dan kosmetik.
Kalium sorbat diolah secara sintetis dari asam
sorbat dan kalium hidroksida. Pengawet ini
memiliki karakteristik tidak berbau serta tidak
berasa.Sebagai pengawet dalam produk olahan,
kalium sorbat membantu memperpanjang umur
simpan produk dengan menghentikan
pertumbuhan jamur.
c. Uji Organoleptik
Sumber
Hasil Hato Hasil Cimanggis Hasil Merk 4 Hasil Merk 5 Hasil
Kriteria Selera
A B C A B C A B C A B C A B C
(1)Keras - - -
(2)Agak keras - - -
Tekstur
(3)Kenyal - 100% - -
(4)Sangat Kenyal - - 100% - 100%
(1)Abu - 100% - -
(2)Abu Terang - - 100% - 100%
Warna
(3)Coklat Keabuan - - -
(4)Coklat - - -
(1)Kuat - 100% - -
(2)Agak kuat - - 100% -
Aroma
(3)Lemah - - - 100%
(4)Tidak beraroma - - -
(1)Gurih, berasa
- 100% - -
daging
(2)Gurih, terasa daging
- 50% -
Rasa sedikit
(3)Gurih, tidak terasa
- - 50% - 100%
daging
(4)Tidak enak - - -
Pembahasan :
Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap 3 produk bakso diatas, pada uji fisik ke tiga produk
menggunakan jenis kemasan plastic. Bentuk keemasan yaitu persegi Panjang dan keadaan fisik
ketiga produk ini tidak ada robek dan tidak ada goresan. Keadaan fisik ketiga produk sama-sama
memiliki ukuran yang berbeda. di setiap produknya tidak ada yang bolong, dan semua potongan
rapih.
Uji organoleptic yang dilakukan mencakup 4 kriteria yaitu teskstur, warna, aroma dan rasa.
Penilaian kriteria tekstur, tekstur produk akan dipengaruhi oleh proses pemanasan. Suhu yang
terlalu tinggi saat proses pemanasan dapat merusak tekstur produk (Herliani, 2008). Tekstur yang
paling disukai adalah tekstur sosis daging sapi merk Sumber Selera SB, yaitu bertekstur padat tetapi
kenyal. Lalu pada Hato Beef Meatball dan Cimanggis panelis memilih sangat kenyal dengan
presentasi masing-masing 100%. Penilaian kriteria warna, Perubahan warna dalam pembuatan
bakso terjadi karena terjadi denaturasi protein karena pemanasan. Lawrie (1995), warna produk
daging olahan dapat dipengaruhi oleh temperatur dan lama pemasakan. Dalam produk Sember
Selera SB semua panelis memilih warna sosis Abu sedangkan merk Hato Meatbaal dan Cimanggis,
semua panelis memilih warna Abu Terang dengan presentasi masing-masing 100%. Penilaian
kriteria aroma pada merk Sumber Selera SB semua panelis memilih Aroma Kuat. Pada bakso Merk
Hato dan Cimanggis semua panelis memilih aroma Lemah dengan presentase masing-masing
100%. Penilaian kriteria rasa pada merk Sumber Selera SB semua panelis memilih rasa Gurih
berasa daging sapi. Selanjutnya pada merk Hato Beef Meatball dan Cimanggis semua panelis
memilih rasa Gurih tidak berasa daging sapi dengan presentase masing-masing 100%. Proses
pemasakan akan berpengaruh pada aroma dan rasa apabila proses pemasakannya overcook maka
aromanya kurang diminati dan rasa dari daging tersebut akan terasa lunak.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan/survey label produk olahan daging yang telah kami lakukan, didapatkan
hasil yaitu hanya 26 produk atau sekitar 87% produk dari total 30 produk yang memenuhi standar
syarat kemasan pada sebuah produk pangan.
Saran
Bagi produsen
Produsen hendaknya membuat produk pangan yang sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan agar konsumen lebih merasa yakin, aman, dan nyaman terhadap produk pangan
yang dikonsumsinya.
Bagi konsumen
Konsumen diharap lebih teliti dalam memilih produk pangan dengan cara membaca label
kemasan sebelum membeli dan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi produk pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Herman sulaiman, pengetahuan penanganan bahan makanan dan permasalahannya, (Jakarta:
Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2013). Hlm. 3-47