Anda di halaman 1dari 37

General Feeding

Programme
Pendahuluan

BANTUAN
MAKANAN YANG
• Mencegah terjadinya EFEKTIF • Memperkirakan jumlah BM yang
tersedia.
malnutrisi pada • Menghitung kebutuhan makanan
populasi yang terkena • Membutuhkan langkah- populasi .
bencana. langkah dalam • Menentukan ransum makanan
penyediaan makanan. yang disesuaikan dengan
karakteristk populasi dan perkiraan
durasi bencana.

TUJUAN BANTUAN LANGKAH-


PANGAN LANGKAH
Prioritas Program Bantuan Makanan selama Becana

1) segera sediakan makanan yang dibutuhkan secara medesak seperti pada


populasi yang terisolasi, institusi, rumah sakit, camp pengungsi, tim penyelamat.
2) buatlah perkiraan awal mengenai kebutuhan makanan pada populasi yeng
terkena bencana.
3) mengidentifikasi persediaan makanan (stok makanan di tempat lain), transportasi,
penyimpanan, dan distribusi.
4) memastikan keamanan dan kecocokan bahan makanan lokal yang tersedia dan
persediaannya masih ada.
5) memonitor keadaan gizi dan makanan yang baik.
Syarat minimal makanan bencana
1. Jumlahnya cukup.
2. Zat gizi seimbang, dapat diterima oleh masyarakat setempat dan aman.
3. Mudah dimasak, menggunakan bahan bakar yang sedikit.
4. Mudah dicerna oleh anak-anak dan kelompok lainnya.
5. Dipasok dengan tetap dan tepat waktu.
6. Didistribusikan sehingga semua dapat menerima.
Syarat minimal makanan bencana

 jika populasi bergantung pada bantuan, ransum menyediakan minimal 2.100 kkal/orang/hari.
 jika populasi mengalami kekurangan gizi, berada pada tempat yang dingin, atau tingkat
aktivitas sedang sampai tinggi, maka jumlah kalori ransum ditambah.
 ransum dapat diterima dan mudah dimakan.
 ransum menggunakan bahan makanan yang tidak bertentangan dengan tradisi keagamaan
atau adat-istiadat setempat (termasuk pantangan bagi ibu hamil/menyusui).
 bentuk ransum sesederhana mungkin: makanan pokok (nasi, jagung, tepung terigu), tinggi
kalori (minyak atau jenis lemak lain), dan tinggi protein (ikan atau daging kaleng).
Makanan yang direkomendasikan untuk penyimpanan di daerah
emergency (1)

• Makanan kaleng yang siap makan – sayuran, buah, beans, daging, ikan,
unggas, daging.
• Sup kaleng atau "dried soups in a cup"
• Daging asap atau daging yang dikeringkan.
• Buah yang dikeringkan.
• Jus kaleng atau jus serbuk, baik jus sayur atau buah.
Makanan yang direkomendasikan untuk
penyimpanan di daerah emergency (2)

• Susu bubuk atau susu kaleng.


• Bahan pokok ; gula, garam, lada, kentang dan beras instant, kopi,
teh dan kokoa.
• Cereal yang siap makan, cereal instan, crackers
• Makanan yang tinggi energi, seperti peanut butter, jelly, nuts, trail
mix, granola bars.
• Biskuit, permen, coklat, soft drinks, dan snack yang lain.
Tabel Pemenuhan Gizi Minimal

Tabel Kebutuhan Zat Gizi Harian

Sumber : Helmyati dkk, 2018

Sumber : The Sphere Project 2011


Prinsip Program penanggulangan masalah gizi saat
bencana

a) kebutuhan pangan para pengungsi ditentukan dengan mengacu


standar angka kecukupan gizi.
b) program penyediaan makanan diusahakan menggunakan bahan
pangan setempat maupun bahan makanan yang tersedia.
c) pengungsi maupun keluarga pengungsi dilibatkan dalam sistem
distribusi makanan saat bencana.
Strategi Pelaksanaan Program Pemberian
Makanan (feeding programme strategy)
Strategi Pelaksanaan Program Pemberian
Makanan (feeding programme strategy)

Feeding Programme Strategy


Strategi Pelaksanaan Program Pemberian Makanan
(feeding programme strategy)

*Faktor pemberat meliputi: kerawanan pangan tingkat rumah tangga, prevalensi HIV dan AIDS,
crude mortality rate > 1/10,000/hari, under five crude mortality rate > 2/ 10,000/hari, epidemi
campak dan pertusis, prevalensi ISPA dan diare, prevelensi malnutrisi sebelum bencana, e.g. stunting
Strategi Pelaksanaan Program Pemberian
Makanan (feeding programme strategy)

• Blanket supplementary feeding adalah penyediaan ransum makanan secara


umum yang diberikan segera setelah bencana terjadi yang bertujuan untuk
mencegah penurunan status gizi terutama pada kelompok rentan.

• Targeted supplementary feeding adalah penyediaan makanan tambahan bagi


anak usia 6-59 bulan dengan malnutrisi akut, ibu hamil pada trimester dua dan
tiga, ibu menyusui hingga enam bulan pasca persalinan, dewasa yang
mengalami malnutrisi (BMI < 16), kelompok lansia dan ODHA/ODHIV. Diberikan
dalam waktu terbatas untuk mencegah malnutrisi akut berat.
Strategi Pelaksanaan Program Pemberian Makanan
(feeding programme strategy)
Mekanisme
Feeding
Programme
Strategy

General Food Selective Feeding


Distribution Programmes
Lebih ekonomis/murah,
Memiliki keuntungan
sederhana, sumber daya
dibandingkan selective feeding
manusia yang dibutuhkan dalam
programme
mendistribusikan lebih sedikit.

General
Food
Distribution
Semua umur bisa terpenuhi Menyediakan ransum standar secara
kebutuhan gizinya karena umum yang diperuntukkan bagi
formula gizi dari makanannya populasi umum yang berfungsi
sama (kalori 2.100 kkal, protein menyediakan makanan dan untuk
50 gram dan lemak 40 gram) memenuhi kebutuhan zat gizi.
Standar General Food Ration
• Bantuan bahan makanan yang memastikan korban bencana
mendapatkan asupan energi, protein, dan lemak untuk
Ration /ransum mempertahankan kehidupan dan beraktivitas.
• Ransum : bentuk kering (dry ration) dan basah (wet ration).

• ransum dalam bentuk bahan makanan mentah dan dapat


Dry ration/ransum kering dibawa pulang.
• diberikan seminggu sekali.

• ransum yang dimasak di dapur umum dan langsung dimakan.


• pengungsi harus datang setiap waktu makan atau pembagian
Wet ration/ransum basah makanan.
• dalam perhitungan ransum basah, diprioritaskan penggunaan garam
beriodium dan minyak goreng yang difortifikasi dengan vitamin A.
Syarat Ransum untuk Pengungsi

a) sederhana,
b) mudah dan cepat dibagikan,
c) menu makanan dibuat dari bahan yang tersedia atau yang
diterima,
d) tersedia dalam bentuk makanan biasa dan makanan lunak,
e) tidak menimbulkan banyak sampah,
f) cukup kalori.
Syarat Ransum untuk Pengungsi
pada General Food Ration
a) ransum disesuaikan dengan kebiasaan makan setempat, bahan makanan
yang tersedia, mudah diangkut menuju tempat pengungsian, mudah
didistribusikan kepada pengungsi.
b) mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk tiap orang per harinya : energi
2.100 kkal, protein 50 gram, lemak 40 gram. Diberikan kepada setiap
pengungsi tanpa melihat status gizi.
c) pendistribusian terpusat melalui dapur umum.
Bahan Makanan yang Masuk Paket
General Food Ration
a) golongan karbohidrat,
b) kacang-kacangan sebagai sumber protein,
c) minyak nabati yang difortifikasi vitamin A,
d) garam beryodium,
e) makanan pendamping campuran yang difortifikasi (biasanya
yang didistribusikan oleh WFP adalah corn-soy blend),
f) daging atau ikan,
g) gula.
Tabel Contoh Standar Ransum atau bantuan Pangan Terbatas yang Dibawa Pulang (dry ration) tiap orang
setiap hari dalam gram
Bahan Makanan Ransum I Ransum II
Makanan Pendamping ASI (Blended Food Fortified) 250 250

Sereal - -
Biskuit - -
Minyak goreng 25 20
Biji-bijian - -
Gula 20 15
Garam - -
Total energi (kkal) 1250 1000
Total protein (gram) 45 36
Total lemak (gram) 30 30
Sumber : Kemenkes RI dalam Helmyati dkk 2018
Tabel Contoh Standar Ransum atau bantuan Pangan Terbatas yang Dimakan di Tempat (wet ration)
tiap orang setiap hari dalam gram
Bahan Makanan Ransum I Ransum 2 Ransum 3 Ransum 4 Ransum 5

Makanan Pendamping ASI (Blended 100 - - 125 100


Food Fortified)

Sereal - - 125 - -

Biskuit - 125 - - -

Minyak goreng 15 - 20 10 10

Biji-bijian 30 - 30 - -

Gula - - - 10 10

Garam - - 5 - -

Total energi (kkal) 620 560 700 605 510

Total protein (gram) 25 15 20 23 18

Total lemak (gram) 30 30 28 26 29

Sumber : Kemenkes RI dalam Helmyati dkk 2018


Situasi bencana

Tanggap
Siaga darurat Pascabencana
darurat

Tahap awal
(fase 1 dan fase Tahap lanjut Transisi darurat
2) : pemberian
ransum
Standar Ransum pada Tahap Awal Tanggap
Bencana
Standar Standar
Ransum fase ransum fase 2
1 tahan awal tahap awal Sudah
tanggap tanggap mempertimbangkan
darurat darurat kebutuhan gizi
Ransum disediakan mulai
pengungsi dan
bencana terjadi hingga 5
hari setelah bencana. penyelenggaraan
makanan dapur umum
telah dikeola dengan
baik.

Kebutuhan gizi yang


diperlukan : energi 2.100
kkal, protein 50 gram,
lemak 40 gram. Ransu
disediakan mulai hari ke-
5 hingga ke-14.
Tabel Contoh Standar Ransum Fase I

Bahan Makanan Kebutuhan per Orang Ukuran Rumah Tangga


dalam Satu Hari (gram)
Biskuit 100 10 -12 keping
Mie instan 320 4 bungkus
Sereal 50 2 sachet
Makanan Pendamping ASI 50 10 sdm

Susu untuk balita usia 1-5 40 8 sdm


tahun
Total energi 2.138 kkal
Total protein 53 gram
Total lem 50 gram
Sumber : UNCHR, Kemenkes RI dalam Helmyati dkk 2018
Tabel Contoh Standar Ransum Fase II
Jumlah untuk Tiap Orang dalam Satu Hari (gram)
Bahan Makanan
Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5
Sereal 400 420 350 420 450
Kacang-kacangan 60 50 100 60 50
Minyak goreng 25 25 25 30 25
Ikan/daging kaleng - 20 - 30 -
Gula 15 - 20 20 20
Garam 5 5 5 5 5
Buah dan sayur - - - - 100
Makanan pendamping ASI 50 40 50 - -
Bumbu - - - - 5
Total energi (kkal) 2113 2106 2087 2092 2116
Total prtein (g) 58 60 72 45 51
Total lemak (g) 43 47 43 38 41
Sumber : Kemenkes RI dalam Helmyati dkk 2018
Keterangan : Tipe 1,2,3,4,dan 5 pada contoh ransum fase II disesuaikan dengan kebiasaan setempat
dan bahan makanan yang tersedia
Program Pemberian Makanan bagi Kelompk
Dewasa

1. memilih bahan makanan sesuai yang tersedia.


2. menyusun menu makanan yang beragam.
3. menghitung kebutuhan gizi dengan acuan AKG yang
dianjurkan.
4. menyelenggarakan program pemberian makanan berupa
ransum sesuai dengan standar energi, protein lemak untuk
setiap orang dalam sehari.
Formula General Food Ration
General Food Ration di Indonesia mengacu pada peraturan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan Kementerian Kesehatan RI

Berdasarkan Peraturan BNPB No.7


tahu 2008 bahwa Bantuan Pangan
Standar Minimal Bantuan terdiri atas:

a) bahan makanan berupa beras 400 KM Kes No.1357/Menkes/SK/XII/2001


gram per orang per hari atau, bahwa bantuan pangan minimal 2.100
b) makanan yang disediakan di dapur kkal, 40 gram lemak, 50 gam
umum berupa makanan siap saji proten/hari.
sebanyak 2 kali makan dalam
sehari.
c) besarnya bantuan (poin a dan b)
setara dengan 2.100 kilo kalori.
Formula General Food Ration

Disepakati General Food Ration minimal harus memenuhi 2.100 kkal per hari per
orang karena kalori sebanyak 1.900 kkal per hari dianggap belum dapat memenuhi
kebutuhan gizi jika tidak ada makanan lain.

Selain kalori, ransum minimal memenuhi 10 – 12 % energi berasal dari protein dan
17% total energi dari lemak.

Ransum harus mengandung asupan zat gizi mikro baik dari bahan makanan maupun
dari fortifikasi.
Penyesuaian Ransum

a. Suhu
Formula 2.100 ditentukan dengan suhu lingkungan sebesar
200C. Jika terdapat penurunan suhu maka kebutuhan
energi juga meningkat.
Suhu Tambahan Energi
200C -
150C +100 kkal
100C +200 kkal
50C + 300 kkal
00C + 400 kkal
Penyesuaian Ransum

b. Kondisi Kesehatan Status Populasi


Jika kondisi di pengungsian banyak yang mengalami malnutrisi baik pada
orang dewasa maupun anak, perlu penambahan kalori ransum yang akan
diberikan sebesar 100 - 200 kkal dengan catatan angka kematian kasar
meningkat akibat malnutrisi.
Penyesuaian Ransum

c. Distribusi Demografi Populasi


Jika pada populasi pengungsi cenderung banyak kelompok umur atau
kelompok gender yang dominan maka kebutuhan gizinya juga disesuaikan.
Misalnya, dalam populasi tersebut mayoritas laki-laki remaja usia 10 - 19
tahun maka kebutuhan energi juga menyesuaikan.
Penyesuaian Ransum

d. Tingkat Aktivitas
• Formula 2100 kkal dapat meng-cover kesehatan dan status gizi individu
dengan tingkat aktivitas rendah.
• Bila pada populasi pengungsi melakukan aktivitas yang berat maka
perlu penyesuaian kebutuhan energi.
• Aktivitas berat di dalam pengungsian : pengungsi berjalan kaki jauh
untuk mendapatkan air maupun mencari kayu untuk bahan bakar dan
mendirikan rumah.
Kesuksesan Implementasi General Food
Ration

a) adanya donor.
b) perencanaan yang matang dan penataan logistik baik.
c) pendataan pengungsi berjalan dengan baik.
d) sistem distribusinya sudah memenuhi syarat adil dan semua
individu menerima.
e) monitoring ransum dilakukan secara rutin.
Masalah yang biasa terjadi di General Food
Ration

1. bahan makanan hilang.


2. tidak meratanya pembagian makanan.
3. kandugan zat gizi tidak mencukupi.
4. pengorganisasian dan distribusi logistik bermasalah.
5. masalah dengan persiapan bahan makanan.
Daftar Pustaka
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012.
Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan
Bencana. Kemenkes RI Jakarta.

• Helmyati S, Yuliati E, Magribi R, Santi S.W. 207.


Manajemen Gizi dalam Kondisi Bencana. Yogyakarta:
UGM Press.

• The Sphere Project. 2011. Piagam Kemanusiaan dan


Standar-standar Minimum dalam Respons
Kemanusiaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai