Anda di halaman 1dari 2

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

SALSADILLA
10021281924033
Judul Factors Causing Malnutrition among under Five Children in Bangladesh

Jurnal Pakistan Journal of Nutrition

Volume dan Halaman Vol. 6, Hal 558-562

Tahun 2006

Penulis Md. Israt Rayhan and M. Sekander Hayat Khan

Reviewer Salsadilla

Tanggal 26 Januari 2021


PENILAIAN STATUS GIZI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi saat ini
Tujuan Penelitian dan untuk mengidentifikasi determinan gizi buruk pada balita (0-59
bulan) di Bangladesh.

Subjek penelitian ini yaitu 84% atau 5419 balita yang ada di daerah
Subjek Penelitian
pedesaan Mouza dan di perkotaan Mahalla, Bangladesh.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode antropometri


dan ecological factor. Studi ini menyelidiki perbedaan dampak dari
beberapa faktor terkait demografi, sosial-ekonomi, lingkungan dan
kesehatan terhadap status gizi balita di Bangladesh.
Balita diklasifikasikan sebagai stunting, wasting dan underweight, jika
TB/ U, BB/U, dan TB/BB Z-score masing-masing di bawah negatif dua
standar deviasi dan negatif 3 standar deviasi (-2 SD dan -3 SD) dari
referensi median populasi.
Analisis bivariat dan analisis multivariat digunakan untuk
mengidentifikasi faktor penentu malnutrisi balita. Hasil analisis
Metode Penelitian menunjukkan bahwa 45 % anak dibawah usia 5 tahun menderita
stunting, 10,5% mengalami wasting dan 48% mengalami underweight.
Faktor utama penyebab malnutrisi balita adalah interval lahir
sebelumnya, ukuran saat lahir, indeks massa tubuh ibu dan pendidikan
orang tua. Faktor demografik : jenis kelamin anak, umur ibu saat
melahirkan, massa index tubuh ibu, ukuran saat lahir. Faktor Sosial-
ekonomi : tempat tinggal, pengetahuan orang tua, pekerjaan orang tua,
jenis rumah, agama. Faktor dietary : pemberian ASI. Faktor
lingkungan : sumber air minum di rumah, fasilitas toilet. Faktor
imunisasi : tempat persalinan, komplikasi saat persalinan, perawatan
antenatal, injeksi TT, cakupan vaksinasi, suplementasi vitamin A.

Hasil Penelitian Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 45% balita stunting
(kondisi yang mencerminkan malnutrisi kronis) , 10.5% balita wasting
(kondisi yang menunjukkan defisit makanan akut atau jangka pendek)
dan 48% balita underweight (yang mungkin stunting, wasting atau
bahkan keduanya).
Anak dengan interval kelahiran 0-23 bulan dan 24-47 bulan sebelumnya
memiliki risiko stunting 1,55 dan 1,36 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan anak dengan interval 48 bulan ke atas. Bayi yang berukuran
sangat kecil dan lebih kecil dari rata-rata memiliki risiko 2,08 dan 1,79
kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan anak-
anak yang berukuran sedang atau lebih besar saat lahir.
Analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yang lahir dengan
ukuran sangat kecil dan lebih kecil dari ukuran rata-rata memiliki risiko
wasting 1,86 dan 1,69 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan
ukuran lebih besar saat lahir.
Anak dengan previous birth interval 0-23 bulan dan 24-47 bulan
masing-masing memiliki risiko 1,4 kali lipat dan 1,2 kali lebih tinggi
mengalami underweight dibandingkan dengan anak dengan previous
birth interval 48 bulan ke atas. Bayi yang berukuran sangat kecil dan
lebih kecil dari rata-rata memiliki risiko masing-masing 3,93 kali dan
2,23 kali lebih tinggi untuk mengalami underweight daripada anak-anak
yang berukuran rata-rata atau lebih besar saat lahir.

Dampak malnutrisi bermacam-macam. Ini memiliki dampak yang


sangat luas terhadap kesejahteraan fisik dan kondisi sosial ekonomi
suatu bangsa. Analisis bivariat dan multivariat menunjukkan ukuran
bayi saat lahir sebagai faktor risiko penting untuk ketiga kategori
malnutrisi (wasting stunting dan underweight). Bayi yang berukuran
sangat kecil saat lahir memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami
stunting dibandingkan mereka yang berukuran lebih besar saat lahir.
Prevalensi wasting dan underweight juga sangat tinggi di antara anak-
anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Previous birth interval menunjukkan hubungan yang sangat signifikan
dan berbanding terbalik dengan prevalensi stunting dan underweight.
Balita dengan previous birth interval yang lebih lama memiliki risiko
Kesimpulan
lebih rendah mengalami stunting dan underweight.
Tingkat pendidikan ibu berhubungan positif dengan peningkatan status
gizi anak. ibu yang berpendidikan lebih sadar akan kesehatan anak
mereka, mereka cenderung menjaga anak mereka dan cara yang lebih
baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendidikan ibu
berperan penting dalam menurunkan prevalensi stunting. Malnutrisi
kronis tertinggi terjadi pada anak-anak dari ibu yang buta huruf.
Pendidikan ayah muncul sebagai faktor penting yang secara signifikan
berhubungan dengan status underweight pada balita. Analisis
menunjukkan bahwa anak-anak yang ayahnya berpendidikan lebih
tinggi, proporsi anak yang mengalami defisiensi berat lebih rendah
dibandingkan dengan anak yang ayahnya buta huruf.

Anda mungkin juga menyukai