Anda di halaman 1dari 11

Nama : Lidia Lia sari

Nim : 2013411028

Reg 1 Tk 2

Kasus 1

1. Tuan D usia 46 tahun BB 57 kg TB 165 cm menderita HIV dari riwayat gizi


diketahui tidak suka sayur-sayuran dengan pola konsumsi kalori 85% dan protein
125% Adapun keluhan lemah, anoreksia, sesak nafas, perut kembung, dan sulit
buang bab. Intervensi apa yang harus diberikan dan susunlah makanan sehari sesuai
dengan kondisi penyakitnya.
Pertanyaan kaji kasus dengan NCP dan adime serta Rencana kan intervensi
termasuk konseling gizi
 Diketahui :
Seorang pria usia 46 th
BB : 57 Kg
TB : 165 cm

IMT = BB = 57 = 20,93 kg/m2(normal)


(TB2) 1,65 x 1,65

Menghitung kebutuhan energi (Rumus mifflin)


BMR = 10W +6,25H -5A + 5
= (10 x 57) + (6,25 x 165) – (5 x 46) + 5
= 570 + 1031,25 – 230 + 5
= 1376,25 kkal
Menghitung kebutuhan energi Total
Keb.EnergI Total = BMR x FA x FS
= 1376,25 x 1,2 x 1,3
= 2146,95 kkal
Menghitung zat gizi makro
P = 2 g/kg BB = 2 x 57 kg = 114 g
= 114 x 4 = 456 kkal
L = 25% x 2146,95 = 536,73 kkal
= 536,73 : 9 = 59,63 g
KH = kal total – energi protein – energi lemak
= 2146,95 – 456 – 536,73
= 1154,22 : 4 = 288,55 g
SISTEM PENCERNAAN BAWAH (KONSTIPASI)

FORM ASUHAN GIZI

A. Assesment Gizi

Standar Pembanding / Masalah/Gap


Data Terkait Gizi
Nilai Normal

Antropometri :
a. BB : 57 kg
b. TB : 165 cm -
c. IMT : 20,93kg/m2 IMT Normal 18,5-25,0

(normal) (PGS 2014)

Biokimia :
- -
-

Klinis/fisik :
- Lemah - Negative (-) NI.1.2 Asupan energi
- Anoreksia - Negative (-) inadekuat
- Sesak nafas - Negative (-)
- Perut kembung - Negative (-) NC.1.4 Perubahan
- Sulit BAB - Negative (-) fungsi gastrointestinal

Dietary/riwayat gizi
a. Energy 85% (rendah) Normal : 90% - 110% NI.1.2 Asupan energi
inadekuat
b. Protein 125% (tinggi) Normal : 90% - 110% NI.5.6 Kelebihan
asupan protein
c. Tidak menyukai NB.1.1 Kurang
sayuran pengetahuan terkait
makanan dan zat gizi
NI.5.8.5 Asupan serat
inadekuat
Riwayat individu :
A. Umur : 46 th
B. Jenis kelamin : laki –
laki
C. Menderita HIV Negative (-) NI.1.1 Peningkatan
energi ekspeditur

B. Diagnosis Gizi

Problem Etiologi/ Akar Masalah Sign System

Peningkatan energi Infeksi  Menderita HIV


ekspeditur
Perubahan fungsi  Tidak suka makan  Sulit BAB
gastrointestinal sayur  Perut kembung

Kelebihan Asupan Kurangnya pengetahuan Asupan protein 125%


Protein terkait makanan dan zat gizi
Asupan energy inadekuat Sesak nafas Asupan Energi 85%
Anoreksia
C. Intervensi Gizi

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI GIZI


Tujuan :
P
 Peningkatan energi ekspeditur  Memberikan makanan tinggi energi
Cara :
 Infeksi  ND.1.2.2.1 Modifikasi energi
ditingkatkan
E  E.1.1 Tujuan edukasi gizi
 C.1.1 cognitive behaviour theory
 C.2.3 monitoring mandiri
 C.2.5 dukungan sosial
Target :
S  Menderita HIV  Penyakit HIV tidak progresif

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI GIZI


Tujuan :
P  Perubahan fungsi  Melunakkan feses
gastrointestinal  Mengurangi kembung
E Cara :
 Tidak suka makan sayur  ND.1.2.7.1 Modifikasi serat
ditingkatkan
 ND.1.2.8.1 Modifikasi cairan
ditingkatkan
 ND.1.4.2 Modifikasi sayuran
 ND.4.4.5 Bantuan memilih menu
 E.1.1 Tujuan edukasi gizi
 C.1.1 cognitive behaviour theory
 C.2.3 monitoring mandiri
 C.2.5 dukungan sosial
Target :
 Sulit BAB  BAB lancar
S
 Perut kembung  Tidak kembung

Tujuan :
P Kelebihan Asupan Protein  Memberikan asupan protein sesuai
kebutuhan
Cara :
E Kurangnya pengetahuan terkait  E.1 Edukasi Gizi
makanan dan zat gizi  C.1.1 Cognitive – behavior theory
Target :
S
Asupan protein 125%  Asupan protein 90 – 110%

Tujuan :
P
Asupan energy inadekuat  Meningkatkan asupan energi
Cara :
Sesak nafas  ND.1.2.1 Modifikasi tekstur
Anoreksia  ND.1.3 Modifikasi jadwal makanan
 ND.4.1 Alat khusus untuk makan
 ND.4.2 Posisi makan
E
 ND.4.3 Tata hidangan
 ND.4.5 Bantuan memilih menu
 E.1 Edukasi Gizi
 C.1.1 Cognitive – behavior theory
 C.2.3 Monitoring mandiri
Target :
S
Asupan energy 85%  Asupan energi 90 – 110%
PRESKRIPSI DIET :

 Jenis diet: Tinggi Energi dan Protein


 Tujuan diet:
1. Memberikan makanan tinggi energy
2. Melunakkan feses
3. Mengurangi kembung
4. Memberikan asupan protein sesuai kebutuhan
 Syarat diet:
1. Kebutuhan energy di berikan sesuai kebutuhan 2146,95 kkal
2. Protein di berikan 2g/kg BB(114 g/ hari)
3. Lemak di berikan 25% (59,63) g
4. Mengkonsumsi serat tinggi untuk meningkatkan serat 30 g
5. Konsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering
6. Menghindari makanan bergas atau makanan yang merangsang
7. Cairan 2280cc/hari

 Bentuk : Makanan lunak (Nasi Tim)


 Route diet : Oral
 Frekuensi makan : 3x makanan utama 2x selingan.
 Nilai Gizi :
 Menghitung kebutuhan energi (Rumus mifflin)

BMR = 10W +6,25H -5A + 5

= (10 x 57) + (6,25 x 165) – (5 x 46) + 5

= 570 + 1031,25 – 230 + 5

= 1376,25 kkal

 Menghitung kebutuhan energi Total

Keb.EnergI Total = BMR x FA x FS


= 1376,25 x 1,2 x 1,3

= 2146,95 kkal

 Menghitung zat gizi makro

P = 2 g/kg BB = 2 x 57 kg = 114 g

= 114 x 4 = 456 kkal

L = 25% x 2146,95 = 536,73 kkal

= 536,73 : 9 = 59,63 g

KH = kal total – energi protein – energi lemak

= 2146,95 – 456 – 536,73

= 1154,22 : 4 = 288,55 g

EDUKASI GIZI/ KONSELING GIZI


Tujuan :
 Meningkatkan pemahaman tentang HIV dan diet Tinggi energy
serta memotivasi pasien agar dapat merubah prilaku makan pada
pasien.
Konten/Materi :
 Hubungan zat gizi dan penyakit HIV
 makanan yang mengandung tinggi kalori, protein
 makanan tinggi serat

KONSELING GIZI
 Tujuan : Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan
sesuai yang dianjurkan.

D. Monitoring Evaluasi

Capaian/Hasil Tindak
Parameter Target/Tujuan Evaluasi
Monitor Lanjut

Antropometri
IMT Normal
a. BB
Klinis/fisik
Negative Jika perut
- Lemah
Negative
- Anoreksia Negative masih
- Sesak nafas Negative kembung, sulit
- Perut kembung Negative
- Sulit BAB BAB, dan
masih lemah,
maka
dilakukan
modifikasi
makanan dan
pola makan.

Jika perut
sudah normal
dan BAB
lancar, maka
diet
dilanjutkan
Asupan
a. Energi 90 – 110 % Jika energi
b. Protein 90 – 110% dan protein
c. Lemak 90 – 110% sudah normal,
d. Karbohidrat 90 – 110% maka diet
e. Serat 30 g dilanjutkan.
f. cairan 2280cc/hari
Jika asupan
protein masih
berlebih dan
asupan energi
masih kurang,
maka
dilakukan
modifikasi
bahan
makanan dan
pasien di
konseling agar
merubah pola
makan sesuai
rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai