Anda di halaman 1dari 19

Makalah Asuhan Gizi III (Anemia)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kasus Asuhan Gizi III

Dosen Pengampu : dr. Enny Probosari, M.SiMed


Fillah Fitra Dieny, S.gz, M.Gz
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si, SpGK

Disusun oleh:

KELOMPOK 1
Riva Hidayah 22030114120050

Irene Nucifera Pusptadewi 22030114140084

Vanny Puspitasari 22030114120056

Tasya Fitri Yunada 22030114140112

Dewi Setyowati 22030114120060

Annisa Khaira Maadi 22030114120006

Anis Septiyani 22030114120002


PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Kasus
Karina, usia 17 tahun dengan TB 157 cm dan BB 39 Kg adalah seorang siswa kelas 3
SMA di sebuah sekolah menengah pertama. Ia tinggal jauh dari orang tuanya karena lokasi
sekolahnya yang berada dikota sehingga dia kost, sedangkan orang tuanya tinggal didesa.
Dari hari senin sampai sabtu Karina sekolah dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB
dengan berjalan kaki ke sekolah. Dan sering begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas
sekolah dan belajar untuk mengahadapi ujian nasional. Kebiasaan karina begadang juga
membuat ia sering duduk terlalu lama dan setiap begadang Karina selalu mengonsumsi kopi.
Karina kerap kali tidak sempat sarapan dan untuk mengehemat uang jajan, ia sering
mengonsumsi lauk nabati. Dia kurang suka mengonsumsi sayur dan jarang mengonsumsi
buah. Karina kurang suka minum air putih, biasanya dalam sehari ia hanya meminum 3 gelas,
sedangkan Karina lebih menyukai teh manis, dalam sehari 3 gelas. Karina juga sering
mengalami sembelit sehingga buang air besar cukup lama. Setiap sembelit dia mengalami
perdarahan saat buang air besar. Sudah tiga minggu ini karina merasa mengantuk dikelas.
Selain itu, Karina juga sering merasa cepat lelah, mata berkunang-kunang, cepat merasa
pusing, lemas, dan kurang nafsu makan. Beberapa hari yang lalu karina sempat pingsan saat
melakukan upacara bendera. Khawatir dengan keadaan teman 1 kostnya, tini membawa
karina ke rumah sakit dan didapatkan hasil sebagai berikut :

TD = 90/60 mmHg saturasi transferin = 15%


Fisik = skelera mata tampak pucat serum ferritin = 90 mikrogram/l
Suhu = 37C glukosa darah = 90 mg/dl
Hb = 10 g/dl kolesterol total = 140 mg/dl
Ht = 30%
Data recall:
Pagi : nasi putih(1p) + telur ceplok (1p) + teh manis (1p)
Siang : nasi putih(2P) + tempe goreng(1P) + sayur bening waluh bayam(1p) + es teh
manis (1P)
Malam : nasi goreng (1,5P) + tahu goreng (1P) + kopi (1 gls)

B. Hasil Analisis Recall


Zat gizi Analisis Kebutuhan % Interpretasi
FFQ kecukupan
Energi 1499 kkal 2061 kkal 72 % Kurang
Protein 33,5 gr 77,3 gr 43,3 % Kurang
Lemak 61,5 gr 68,7 gr 89,51 % Kurang
Karbohidra 207,9 gr 283 gr 73,47 % Kurang
t
Serat 3,7 gr 30 gr 12,3 % Kurang
Asam Folat 95,8 g 400 g 23,95 % Kurang
Vitamin B12 1,1 g 2,4 g 45,83 % Kurang
Vitamin C 3 mg 75 mg 4% Kurang

Kalsium 217,8 mg 1200 mg 18,15 % Kurang


Zat besi 7,7 mg 26 mg 29,6 % Kurang
Zink 3,6 mg 10 mg 36 % Kurang

C. Perhitungan Kebutuhan Klien


IMT = bb/(tb)2
= 39/ (1,57)2
=15,8 kg/m2
Berdasarkan WHO Antroplus, IMT/U Karina adalah -2,3 SD (Underweight)
1. Perhitungan BB ideal
BB Ideal = (Tb-100)- 10%(Tb-100)
= (157-100)- 10% (157-100)
= 57- 5,7
= 51,3 Kg
2. Kebutuhan Energi sekarang

BMR = 9,99 x BB + 6,25 x TB 4,92 x u -161

= (9,99 x 39) + (6,25 x 157) (4,92 x 17) - 161

= 389,61 + 981,25 83,64 - 161

= 1126,22 kkal

AF = 50 % x 1126,22
= 563,11 kkal

SDA = 10 % x (1126,22 + 563,11)

= 168,933 kkal

TEE = 1126,22 + 563,11 + 168,933

= 1858 kkal

55
x 1858=1021,9 kkal
Kebutuhan KH = 100

1021,9
=255,5 gram
= 4

15
x 1858=278,7 kkal
Kebutuhan P = 100

278,7
=69,7 gram
= 4

30
x 1858=557,4 kkal
Kebutuhan L = 100

557,4
=61,9 gram
= 9

3. Kebutuhan Energi Untuk BB Ideal

BMR = 9,99 x BB + 6,25 x TB 4,92 x u -161

= (9,99 x 51,3) + (6,25 x 157) (4,92 x 17) - 161

= 512,48 + 981,25 83,64 - 161

= 1249 kkal

AF = 50 % x 1249

= 624,5 kkal

SDA = 10 % x (1249 + 624,5)

= 187,35 kkal
TEE = 1249+ 624,5 + 187,35

= 2061 kkal

55
x 2061=1133,5 kkal
Kebutuhan KH = 100

1135,5
=283 gram
= 4

15
x 2061=309,15 kkal
Kebutuhan P = 100

309,15
=77,3 gram
= 4

30
x 2061=618,3 kkal
Kebutuhan L = 100

618,3
=68,7 gram
= 9
BAB II
ASUHAN GIZI PADA ANEMIA BESI

A. Assessment (Pengkajian Gizi)

Domain Data Interpretasi

Food History (FH)

FH-1.1.1 Total Energy Intake Kurang dari total estimasi


1499 kkal kebutuhan energi yaitu
2061 kkal (73%)

FH-1.2.1.1 Oral Fluid Kurang dari kebutuhan


Frekuensi minum
cairan 2300 ml/hari
dalam 1400 ml sehari
(60,8%)

FH-1.4.3 Total Caffein Lebih dari batas


256 mg ( dari 400 mln
konsumsi kafein per hari
teh dan 200 ml kopi)
yaitu 100-200 mg.

FH-1.5.1.1 Total Fat Cukup dari estimasi


61,5 gr kebutuhan lemak yaitu
68,7 gr (89%)

FH-1.5.2.1 Total Protein Kurang dari estimasi


33,5 gr kebutuhan protein yaitu
77,3 gr (43,3%)
FH-1.5.3.1 Total Carbohydrate Kurang dari estimasi
207,9 gr kebutuhan protein yaitu
283 gr (73,5%)

FH-1.5.4.1 Total Fiber Kurang dari estimasi


3,7 gr kebutuhan serat yaitu 30
gr (12,3%)

FH-1.6.1.2 Vitamin C Kurang dari estimasi


3 mg kebutuhan Vitamin C
yaitu 75 mg (4%)

FH-1.6.1.9 Folate Kurang dari estimasi


95,8 mcg kebutuhan folat yaitu 400
mcg (24%)

FH-1.6.1.11 B12 Kurang dari estimasi


1,1 mcg kebutuhan B12 yaitu 2,4
mcg (45,8%)

FH-1.6.2.1 Calcium Kurang dari estimasi


217,8 mg kebutuhan kalsium yaitu
1200 mg (18%)

FH-1.6.2.3 Iron Kurang dari estimasi


7,7 mg kebutuhan besi yaitu 26
gr (29,6%)

FH-1.6.2.8 Zinc Kurang dari estimasi


3,6 mg kebutuhan zinc yaitu 10
mg (36% )

FH-2.1.3.5 Eat Alone Tidak ada yang mengatur


makan sendiri ( anak makanan klien.
kost)

FH-5.2.2 Restrictive eating Memabatasi konsumsi


-
lauk hewani

FH-7.3.1 Physical Activity History Jalan kaki ke sekolah


Aktivitas sedang
jarak 500m

FH-7.3.2 Consistency Setiap senin-sabtu pergi


Ya
kesekolah
FH-7.3.3 Frequency Enam kali dalam
-
seminggu

FH-7.3.4 Duracy 20 menit -

Kesimpulan :

Karina kekurangan energi, asupan zat gizi makro dan mikro

Anthropometry Measurement (AD)

AD-1.1.1 Height 157 cm -

AD-1.1.2 Weight 39 kg -

AD-1.1.5 Body Mass Index/ Age -2,3 SD Underweight

Kesimpulan:

Karina mengalami Underweight dengan z-score IMT/U adalah -2,3 SD

Biochemical Data (BD)

BD-1.5.1 Glucose fasting 90 mg/dl Normal

(kadar glukosa normal :


70-120 mg/dL

BD-1.7.5 Total Cholesterol 140 mg/dl Normal

(kadar normal kolesterol


total : 140-199 mg/dL)

BD-1.10.1 Hemoglobin 10 mg/dl Rendah

(kadar Hb normal : 12
mg/dL)

BD-1.10.2 Hematocrit 30% Rendah

(kadar Ht normal : 37%-


47%)

BD-1.10.10 Ferritin Serum 90 mcg/l Normal

( kadar normal 20-200


mcg/dl)

BD-1.10.13 Transferin Saturation 15% Rendah

(kadar normal >16%)


Kesimpulan:

Karina memiliki kadar hemoglobin 10 mg/dl, hematokrit 30% dan transferin saturation
15% yang tergolong rendah dari nilai normal

Physical Finding (PD)

PD-1.1.1 Overall Appearance cepat lelah, lemas -

PD-1.1.5 Digestive System Perdarahan saat Hemoroid


BAB
PD-1.1.6 Head and Eyes Mata berkunang- -
kunang, pusing

PD-1.1.9 Vital Sign Tekanan darah 90/60 Hipotensi


mmHg

Kesimpulan:

Karina tampak lemah, cepat lelah,pusing dengan mata berkunang-kunang serta terdapat
gangguan pada sistem pencernaan ( perdarahan pada anus) dan hipotensi.

Client History (CH)

CH-1.1.1 Age 17 tahun -

CH-1.1.2 Gender Perempuan -

CH-1.1.3 Ethnic Indonesia -

CH-3.1.2 Living Situation Sendiri (Kost)

CH-3.1.6 Occupation Pelajar SMA -

Kesimpulan:

Karina merupakan seorang perempuan Indonesia yang berusia 17 tahun yang berstatus
sebagai pelajar SMA yang tinggal sendiri (kost).

Comparative Standard (CS)

CS-1.1.1 Total Energy Estimated Perhitungan estimasi


Needs kebutuhan energi
2061 kkal
berdasarkan aktivitas
sedang.

CS-1.1.2 Method for Estimating


Mifflin Et Al Formula -
Needs

CS-2.1.1 Total Fat Estimated 68,7 gr/hari Lemak = 30% total energi
Needs

CS-2.1.2 Total Protein Estimated


77,3 gr/hari Protein = 15% total energi
Needs

CS-2.1.3 Total Carbohydrate Karbohidrat = 55% total


283 gr/hari
Estimated Needs energi

CS-2.4.1 Total Fiber Estimated Kebutuhan serat menurut


30 gr/hari
Needs AKG 2013.

Berat badan ideal


CS-5.1.1 Ideal/Reference Body
51,3 kg dihitung menggunakan
Weight
rumus Brocca.

CS-5.1.2 Recommended body


20,8 kg/m2 -
Mass Index (BMI)

B. Diagnosis

1. Gangguan gizi terkait perubahan nilai laboratorium (nilai Hemoglobin, hematocrit,


transferin saturation) (NC.2.2) berkaitan dengan kurangnya asupan zat besi, protein,
vitamin C, B12, Asam Folat dan kelebihan asupan kafein ditandai dengan nilai Hb 10
mg/dl, hematokrit 30%, transferin saturation 15%, serta adanya pusing, mudah lelah
dan mengantuk,dan mata berkunang-kunang.
2. Gangguan saluran cerna (NC.1.4) berkaitan dengan kurangnya asupan serat dan
asupan cairan ditandai dengan perdarahan saat BAB.
3. Underweight (NC.3.1) berkaitan dengan kurangnya asupan energi dan zat gizi makro
(karbohidrat dan protein) ditandai dengan IMT/U -2,3 SD.

C. Intervensi
a. Tujuaan Intervensi
1. Menangani perdarahan saluran cerna yang menyebabkan anemia
2. Meningkatkan asupan Fe, Protein, Asam Folat, vitamin B12
3. Meningkatkatkan berat badan pasien sampai berat badan ideal

b. Preskripsi Gizi
1. Pengaturan menu diet
a. JangkaPendek
1. Mengatasi perdarahan karena hemoroid
- Mencegah terjadinya hemoroid
Untuk masalah mengatasi penyakit hemoroid, dapat dibagi menjadi dua
cara yaitu dengan terapi non bedah (seperti pemberian obat-obatan) dan
juga terapi bedah. Tindakan yang dapat dilakukan oleh ahli gizi adalah
memberikan terapi untuk mencegah terjadinya hemoroid itu kembali
serta tidak memperparah kondisi klien dengan hemoroid adalah dengan
cara pemberian asupan/diet berupa sayur dan buah (serat) yang banyak
mengandung air serta asupan air yang cukup minimal 2000 ml/hari (8-
10 gelas per hari). Untuk dosis serat dibuat cukup atau
sedang,dikhawatirkan bila diberi tinggi serat dapat memperparah
kondisi pasien. Sayur dan buah tersebut dibuat dalam bentuk tekstur
yang lunak. Dengan pemberian asupan sayur dan buah yang cukup
diharapkan tidak memperparah keadaan hemoroid pasien (baik saat
mengalami maupun untuk tindakan pencegahan) (1, 2)

2. Memenuhi asupan makro maupun mikro yang terkait dengan anemia


dengan perencanaan perubahan menu diet
- Memberikan asupan protein sebesar 77,3 gram terutama protein hewani
karena mengandung zat besi lebih banyak. Protein dalam bentuk asam
amino dari sumber hewani berfungsi sebagai pengikat zat besi dan
membantu absorbsi zat besi.
- Memberikan asupan zat besi sebesar 26 mg terutama yang berasal dari
besi heme karena bioavailabilitasnya lebih tinggi. Kurangnya asupan
zat besi dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan cadangan Fe
dalam tubuh sehingga pemberian zat besi harus ditingkatkan.
- Memberikan asupan vitamin C sebesar 75 mg karena vitamin C
merupakan enhancer zat besi (yang dapat meningkatkan absorbsi zat
besi). Vitamin C mengubah zat besi dalam bentuk Ferri menjadi Ferro
yang siap diabsorbsi. (2, 3)
- Memberikan asupan vitamin B12 sebesar 2,4 mcg. Kurangnya asupan
vitamin B12 dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
anemia megaloblastik. Sehingga untuk mencegah terjadinya anemia
megaloblastik maka asupan vitamin B12 harus dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan. (4)
- Memberikan asupan asam folat sebesar 400 mcg. Kurangnya asupan
asam folat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia
megaloblastik. Sehingga untuk mencegah terjadinya anemia
megaloblastik maka asupan asam folat harus dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan. (4)
3. Mengurangi inhibitor dalam penyerapan Fe
Mengurangi asupan kopi menjadi 2-3 gelas seminggu. Hal ini
dikarenakan zat tanin yang berada dalam minuman kopi dan the dapat
menghambat penyerapan atau absorpsi besi sehingga dapat berefek
pada menurunnya cadangan besi dalam tubuh. Serta kandungan fenol
dalam teh juga dapat menurunkan absorbsi zat besi. (3)
4. Suplementasi besi
Cara selanjutnya yang dapat dilakukan adalah pemberian suplemen
(bila diperlukan). Jika sudah tercukupi lewat makanan atau diet yang
diberikan penggunaan suplemen tidak perlu diberikan. Tetapi bila
diperlukan jumlah zat besi yang disuplementasi tergantung pada usia
individu, jenis kelamin, keadaan fisiologis, dan / atau komorbiditas
penyakit. Suplementasi pada wanita dewasa yang diresepkan atau
dianjurkan adalah 15 sampai 60 mg zat besi tambahan per hari. (2, 3)

b. Jangka Panjang
Menangani kasus underweight pada pasien
Memberikan asupan energi, zat gizi makro dan mikro sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai berat badan ideal melalui perencanaan
perubahan menu diet.
2. Edukasi Gizi
Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan seputar gizi, dan
kesehatan seperti pentingnya gizi seimbang, penjelasan tentang masalah
yang dialami pasien, faktor-faktor yang mempengaruhi anemia. Selain itu,
edukasi gizi dilakukan dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi
responden, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan,
mendiskusikan perilaku berisiko. Selama konsultasi, dapat digunakan alat
bantu food model, standar makanan sehari, contoh menu dan daftar bahan
makanan penukar. Untuk jadwal edukasi gizi dapat dilakukan sebulan
sekali pada waktu sore haris elama 30 menit setelah Nn.K melakukan
aktivitasnya sehari-hari

3. Konseling gizi
Konseling gizi dilakukan dengan menitikberatkan pada kesadaran dan
kemauan responden untuk menerapkan pola hidup sehat yang telah
disepakati oleh konselor dan pasien. Selama proses konseling, dapat
digunakan alat bantu berupa food model, dll dan di akhir proses konseling
pasien akan diberikan leaflet tentang gizi seimbang, penyakit yang sedang
dialami pasien, ataupun daftar bahan makanan penukar agar pasien (Nn.K)
dapat mengingat intrevensi apa yang telah diberikan. Untuk jadwal
konseling gizi dapat dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali
pada waktu sore hari selama 30 menit 60 menit setelah Nn.K melakukan
aktivitasnya sehari-hari.

D. Monitoring dan Evaluasi

Intervensi Monitoring Evaluasi


Memberikan asupan serat
Memantau intake serat intake serat responden
yang tinggi air seperti
melalui recall 24 jam terpenuhi ( AKG : 30 g)
buah-buahan.
Memastikan pasien
Memodifikasi konsistensi Berhentinya sembelit dan
menerapkan diet yang
makanan berkurangnya perdarahan
dianjurkan
Memberikan asupan Memantau intake
Intake protein responden
protein sesuai dengan protein melalui recall
terpenuhi (77,3 gram)
kebutuhan 24 jam
Memberikan asupan zat Memantau intake zat
Intake zat besi responden
besi sesuai dengan besi melalui recall 24
terpenuhi (26 mg)
kebutuhan jam
Memberikan asupan Memantau intake
Intake vitamin C responden
vitami C sesuai dengan vitamin C melalui
terpenuhi (75 mg)
kebutuhan recall 24 jam
Memberikan asupan Memantau intake Intake vitamin B12
vitami B12 sesuai dengan vitamin B12 melalui responden terpenuhi (2,4
kebutuhan recall 24 jam mcg)
Memberikan asupan Memantau intake asam
Intake asam folat responden
asam folat sesuai dengan folat melalui recall 24
terpenuhi (75 mg)
kebutuhan jam
Memantau asupan kopi
Mengurangi konsumsi Berkurangnya asupan kopi
dan teh melalui recall-
kopi dan teh dan teh
24 jam
Memantau asupan
Meningkatkan asupan Terjadi peningkatan asupan
cairan dengan recall 24
cairan cairan ( AKG : 2100 ml)
jam
Memberikan Memantau ketaatan Responden mengkonsumsi
mengkonsumsi
suplementasi zat besi suplemen besi
suplemen
Memberikan asupan Memantau asupan
Asupan energi responden
energi sesuai kebutuhan energi dengan recall 24
terpenuhi (1858 kkal)
responden jam
Memantau
Terjadi peningkatan
pengetahuan responden
Memberikan edukasi gizi pengetahuan dari responden
mengenai anemia dan
untuk meningkatkan mengenaianemia dan faktor-
faktor-faktor yang
pengetahuan responden faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi anemia
anemia.
dengan post test.
Memantau perilaku
Memberikan konseling
responden dengan Terjadi perubahan perilaku
gizi untuk mengubah
melakukan wawancara pada responden
perilaku responden
secara mendalam
BAB III
PEMBAHASAN

Responden K merupakan seorang remaja berusia 17 tahun dengan TB 157 cm dan BB


39 Kg. Dengan pengukuran antropometri tersebut diperoleh IMT sebesar 15,82 dimana angka
tersebut tergolong underweight. Setelah dilakukan beberapa analisis untuk data laboratorium
dan data asupan, diperoleh masalah anemia yang diderita oleh responden. Hal ini ditandai
dengan data laboratorium yang menunjukan saturasi transferin = 15%, serum ferritin = 90
mikrogram/l, Hb = 10 g/dl, dan Ht = 30% dimana angka-angka tersebut merupakan indikator
terjadinya anemia pada responden yang diikuti dengan gejala fisik yang muncul seperti cepat
lelah, mata berkunang-kunang, cepat merasa pusing, dan lemas. Selain itu apabila dilihat dari
data asupan yaitu dengan menggunakan Recall 24 jam ditemukan bahwa responden kurang
dalam asupan energi, zat gizi mikro (zat besi, asam folat, Vitamin C, dan vitamin B12),
maupun makro (karbohidrat dan protein) yang dapat menyebabkan responden mengalami
anemia dan underweight. Selain itu penyebab dari masalah responden yaitu tingginya
konsumsi kopi dan teh yang mengandung tanin sehingga menghambat absorbsi Fe. Menurut
Groff & Gropper (2000) diacu dalam Puri (2007), senyawa fenol dalam teh yang dikonsumsi
bersama dengan pangan sumber zat besi dapat menurunkan absorpsi besi hingga 60 persen,
sedangkan konsumsi kopi setelah makan dapat menurunkan absorpsi besi hingga 40 persen.
(3)
Menurunnya jumlah besi yang diabsorpsi akan menurunkan cadangan besi di dalam tubuh.
Masalah lain yang ditemukan yaitu responden mengalami sembelit yang menyebabkan
hemoroid jangka panjang selama 4 minggu dimana hal tersebut merupakan salah satu
penyebab terjadinya anemia pada responden. Dengan adanya masalah tersebut diperlukan
rencana pemecahan masalah yang dilakukan dengan memberikan intervensi yang bertujuan
untuk menangani perdarahan saluran cerna yang menyebabkan anemia, meningkatkan asupan
Fe, Protein, Asam Folat, vitamin B12, dan meningkatkatkan berat badan pasien sampai berat
badan ideal yang terkait dengan penyebab penyakit anemia. Dimana anemia merupakan
keadaan kekurangan sel darah merah, yang dapat disebabkan oleh hilangnya darah yang
terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. Jumlah produksi sel
(5)
darah merah sangat dipengaruhi oleh zat gizi besi dan protein Pemecahan masalah yang
diberikan berupa perencanaan menu diet jangka pendek dan jangka panjang, edukasi, serta
konseling. Perencanaan menu diet jangka pendek untuk menangani perdarahan karena
hemoroid yang dilakukan dengan mengatasi perdarahan karena hemoroid, memenuhi asupan
makro maupun mikro yang terkait dengan anemia dengan perencanaan perubahan menu diet,
Mengurangi inhibitor dalam penyerapan Fe dan untuk memenuhi asupan makro maupun
mikro yang terkait dengan anemia dengan perencanaan perubahan menu diet yang dilakukan
dengan memberikan asupan protein sebesar 77,3 gram terutama protein hewani karena
mengandung zat besi lebih banyak. Protein dalam bentuk asam amino dari sumber hewani
berfungsi sebagai pengikat zat besi dan membantu absorbsi zat besi; memberikan asupan zat
besi sebesar 26 mg terutama yang berasal dari besi heme karena bioavailabilitasnya lebih
tinggi. Kurangnya asupan zat besi dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan
cadangan Fe dalam tubuh sehingga pemberian zat besi harus ditingkatkan; memberikan
asupan vitamin C sebesar 75 mg karena vitamin C merupakan enhancer zat besi (yang dapat
meningkatkan absorbsi zat besi). Vitamin C mengubah zat besi dalam bentuk Ferri menjadi
Ferro yang siap diabsorbsi; memberikan asupan vitamin B12 sebesar 2,4 mcg. Kurangnya
asupan vitamin B12 dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anemia
megaloblastik. Sehingga untuk mencegah terjadinya anemia megaloblastik maka asupan
vitamin B12 harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan, memberikan asupan asam folat sebesar
400 mcg.(4) Kurangnya asupan asam folat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
anemia megaloblastik. Sehingga untuk mencegah terjadinya anemia megaloblastik maka
(6)
asupan asam folat harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan. Mengurangi inhibitor dalam
penyerapan Fe, zat tanin yang berada dalam minuman kopi dan teh dapat menghambat
penyerapan atau absorpsi besi sehingga dapat berefek pada menurunnya cadangan besi dalam
(3)
tubuh. Serta kandungan fenol dalam teh juga dapat menurunkan absorbsi zat besi
Meningkatkan asupan cairan, probiotik dan prebiotik juga telah direkomendasikan untuk
pengobatan sembelit; suplementasi besi. Suplementasi pada wanita dewasa yang diresepkan
(2)
atau dianjurkan adalah 15 sampai 60 mg zat besi tambahan per hari. Selanjutnya
perencanaan menu diet jangka panjang untuk menangani masalah underweight pada
responden dilakukan dengan memberikan asupan energi, zat gizi makro dan mikro sesuai
dengan kebutuhan untuk mencapai berat badan ideal melalui perencanaan perubahan menu
diet.
Pemecahan masalah selanjutnya yaitu edukasi yang dilakukan dengan
menginformasikan hasil pengkajian gizi responden, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan
perubahan pola makan, mendiskusikan perilaku berisiko. Dan konseling dilakukan dengan
menitik beratkan pada kesadaran dan kemauan responden untuk menerapkan pola hidup sehat
yang telah disepakati oleh konselor dan pasien. Selama proses konseling, dapat digunakan
alat bantu berupa food model,dll dan di akhir proses konseling pasien akan diberikan leaflet
tentang gizi seimbang, penyakit yang sedang dialami pasien, ataupun daftar bahan makanan
penukar agar responden dapat mengingat intrevensi apa yang telah diberikan.
BAB IV
KESIMPULAN

Anemia adalah keadaan dimana kadar zat merah darah atau hemoglobin (Hb) lebih
rendah dari nilai normal. Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat disebabkan
oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah
merah. Anemia dapat disebabkan oleh defisiensi zat gizi dan bisa disebabkan bukan karena
defisiensi zat gizi. Pada kasus kali ini yang dibahas adalah anemia karena defisiensi zat gizi
yaitu zat besi dan anemia yang dikarenakan adanya perdarahan pada saluran pencernaan.
Diagnosis gizi yang ditemukan pada Karina adalah Gangguan gizi terkait perubahan nilai
laboratorium (nilai Hemoglobin, hematocrit, transferin saturation) (NC.2.2) berkaitan
dengan kurangnya asupan zat besi, protein, vitamin C, B12, Asam Folat dan kelebihan
asupan kafein ditandai dengan nilai Hb 10 mg/dl, hematokrit 30%, transferin saturation 15%,
serta adanya pusing, mudah lelah dan mengantuk,dan mata berkunang-kunang. Gangguan
saluran cerna (NC.1.4) berkaitan dengan kurangnya asupan serat dan asupan cairan ditandai
dengan perdarahan saat BAB. Underweight (NC.3.1) berkaitan dengan kurangnya asupan
energi dan zat gizi makro (karbohidrat dan protein) ditandai dengan IMT/U -2,3 SD. Setelah
ditemukan diagnosis dari Karina maka diberikannya intervensi yang sesuai dengan diagnosis.
Intervensi yang dibuat diberikan memiliki beberapa tujuan yaitu menangani perdarahan
saluran cerna yang menyebabkan anemia, meningkatkan asupan Fe, Protein, Asam Folat,
vitamin B12, meningkatkatkan berat badan pasien sampai berat badan ideal. Intervensi dibagi
menjadi dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Intervensi jangka pendek adalah
mengatasi perdarahan karena hemoroid, mengatasi perdarahan karena hemoroid dan
mengurangi inhibitor dalam penyerapan Fe, Suplementasi besi. Sedangkan jangka panjang
adalah menangani kasus underweight pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Agung MASDBPAFKUIS. HEMORRHOID.


2. Nelms MN SK, Lacey K, Roth SL. Nutrition Therapy and Pathophysiology. Belmont:
Wadsworth Cengage Learning2010.
3. ARUMSARI E. FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI PESERTA
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI
(PPAGB) DI KOTA BEKASI;ERMITA ARUMSARI; PROGRAM STUDI GIZI
MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA 2008.
4. Herawati MGIRS. Serum Methylmalonic Acid dan Homocystein dalam Mendiagnosis
Anemia Megaloblastik Akibat Defisiensi Kobalamin dan Folat pada Travel Medicine.
2014.
5. Gunatmaningsih D. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KECAMATAN
JATIBARANG KABUPATEN BREBES, Semarang. 2007.
6. T. Y. HUBUNGAN PENGETAHUAN, ASUPAN GIZI DAN FAKTOR LAIN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
DI SMA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR. Depok. 2012.

Anda mungkin juga menyukai