Dosen Pembimbing :
Silvia Wagustina
Siti Zulfa
Kelompok 2 :
PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
A. Anemia
Definisi Anemia gizi adalah keadaan kadar hemoglobin dalam darah yang lebih rendah
dari normal akibat kekurangan satu macam atau lebih zat zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan darah (zat besi, asam folat, vitamin B12 , Protein). (WHO, 1972
dalam Soehardjo, 1989).
Anemia gizi adalah anemia yang disebabkan kekurangan satu atau lebih zat gizi seperti
protein, zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, piridoksin, riboflavin dan tembaga
(Weatherall, 1987; Husaini et al., 1989). Anemia gizi dapat disebabkan oleh investasi
cacing Ascaris lumbricoides yang mengakibatkan malabsorbsi karbohidrat, lemak dan
protein (Tripathy et al., 1972).
Penyebab terbesar anemia gizi adalah berkurangnya masukan zat gizi yang
berhubungan dengan pola makan yang tidak baik akibat ketidaktahuan dan
ketidakmampuan. Walaupun tidak semua anemia disebabkan kekurangan zat besi,
namun defisiensi besi diderita oleh 500 – 600 juta manusia di seluruh dunia (DeMaeyer
and Tegman, 1985).
Defisiensi makanan memegang peranan penting dalam timbulnya anemia maka tidak
heran bila prevalensi anemia di negara berkembang lebih tinggi daripada di negara
maju. Prevalensi rata rata anemia pada ibu hamil secara nasional menurut SKRT (Survei
Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1995 sebesar 51,4 %.
B. Klasifikasi Anemia
a. Penyebab
Menurut Beck (1995), penyebab terjadinya anemia gizi antara lain adalah :
1). Menu sehari hari kurang mengandung zat besi
2). Penyerapan zat besi dalam usus kurang baik
3). Infeksi parasit
4). Kemampuan menampung zat besi menurun sehingga kebutuhan zat besi meningkat
NCP (Nutrition Care Proses) adalah Proses Asuhan Gizi terstandar yang memecahkan masalah
dengan menggunakan pendekatan sistematis dan terstandar agar asuhan gizi menjadi lebih
tepat, efektif dan aman.
naaaaah, itulah yang disebut dengan NCP ya teman-teman dan adik adik ku.. sekarang setelah
kita tahu apa itu NCP mari kita cari tahu proses NCP itu bagaimana ????
1. Nutrition Assesment
2. Nutrition Diagnosis
3. Nutrition Intervention
4. Nutrition Monitoring dan Evaluation
Ingat ke 4 proses ini ya, ada asesmen (pengkajian) awal masalah nya apa, lalu di diagnosis
masalah yang ditemui kemudian setelah diagnosis ditemukan kita lanjutkan dengan memilih
intervensi sesuai dengan masalah. setelah intervensi dilakukan untuk mengetahui apakah
intervensi yang kita lakukan berhasil atau tidak maka kita perlu yang namanya monitoring dan
evaluasi.
1. Nutrition Assesment.
Ada beberapa yang akan kita Assesment yaitu:
Asesmen antropometri
BB
Tinggi Badan
LILA (Lingkar Lengan Atas)
TL (Tinggi Lutut)
IMT (Indeks Massa Tubuh)
Other yang berhubungan dengan data antropometri yang dibutuhkan
Assesmen Biokimia
Dalam hal ini yang kita lihat adalah hasil pemeriksaan laboratorium pasien. lihat apa yang
bersalah... contohnya Hb, Ht, Leukosit dll sesuai dengan penyakit yang diderita pasien yaah..
2. Nutrition diagnosis
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang terkumpul dan kemungkinan
penyebabnya. Kemudian memilah masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi
secara singkat dan jelas menggunakan terminologi yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur
dengan konsep PES atau Problem Etiologi dan Signs/ Symptoms. Diagnosis gizi dikelompokkan
menjadi tiga domain yaitu:
1) Domain Asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi,
cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan enteral.
Contoh : Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan perubahan indera perasa dan nafsu
makan (E) ditandai dengan asupan protein rata-rata sehari kurang dari 40 % kebutuhan (S )
2) Domain Klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/fungsi
organ. Contoh : Kesulitan meyusui (P) berkaitan dengan E) kurangnya dukungan keluarga
ditandai dengan penggunaan susu formula bayi tambahan (S)
3. Intervensi
Intervensi Gizi Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu perencanaan intervensi dan
implementasi.
1) Perencanaan Intervensi Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan.
Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi berdasarkan masalah gizinya (Problem), rancang
strategi intervensi berdasarkan penyebab masalahnya (Etiologi) atau bila penyebab tidak dapat
diintervensi maka strategi intervensi ditujukan untuk mengurangi Gejala/Tanda (Sign &
Symptom). Tentukan pula jadwal dan frekuensi asuhan. Output dari intervensi ini adalah tujuan
yang terukur, preskripsi diet dan strategi pelaksanaan (implementasi). Perencanaan intervensi
meliputi:
a) Penetapan tujuan intervensi Penetapan tujuan harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan
waktunya.
b) Preskripsi diet Preskripsi diet secara singkat menggambarkan rekomendasi mengenai
kebutuhan energi dan zat gizi individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi,
frekuensi makan. (1) Perhitungan kebutuhan gizi. Penentuan kebutuhan zat gizi yang diberikan
kepada pasien/klien atas dasar diagnosis gizi, kondisi pasien dan jenis penyakitnya.
Jenis Diet
Pada umumnya pasien masuk ke ruang rawat sudah dibuat permintaan makanan berdasarkan
pesanan/ order diet awal dari dokter jaga/DPJP. Dietisien bersama tim atau secara mandiri
akan menetapkan jenis diet berdasarkan diagnosis gizi. Bila jenis diet yang ditentukan sesuai
dengan diet order maka diet tersebut diteruskan dengan dilengkapi dengan rancangan diet. Bila
diet tidak sesuai akan dilakukan usulan perubahan jenis diet dengan mendiskusikannya terlebih
dahulu bersama (DPJP). Contoh daftar jenis diet makanan Pasien Ruang Rawat Inap
sebagaimana tercantum dalam Form VIII. (3) Modifikasi diet Modifikasi diet merupakan
pengubahan dari makanan biasa (normal). Pengubahan dapat berupa perubahan dalam
konsistensi; meningkatkan/menurunan nilai energi; menambah/mengurangi jenis bahan
makanan atau zat gizi yang dikonsumsi; membatasi jenis atau kandungan makanan tertentu;
menyesuaikan komposisi zat gizi (protein, lemak, KH, cairan dan zat gizi lain); mengubah
jumlah, frekuensi makan dan rute makanan. Makanan di rumah sakit umumnya berbentuk
makanan biasa, lunak, saring dan cair. (4) Jadwal Pemberian Diet Jadwal pemberian
diet/makanan dituliskan sesuai dengan pola makan sebagai contoh: Makan Pagi: 500Kalori;
Makan Siang: 600kalori; Makan Malam: 600Kalori; Selingan pagi: 200Kalori; Selingan Sore:
200Kalori (5) Jalur makanan Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral dan enteral atau
parentera
4. Implementasi Intervensi
Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana dietisien melaksanakan
dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain
yang terkait. Suatu intervensi gizi harus menggambarkan dengan jelas: “apa, dimana, kapan,
dan bagaimana” intervensi itu dilakukan.
Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat
menunjukkan respons pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi.
Untuk kepentingan dokumentasi dan persepsi yang sama, intervensi dikelompokkan menjadi 4
domain yaitu pemberian makanan atau zat gizi; edukasi gizi, konseling gizi dan koordinasi
pelayanan gizi. Setiap kelompok mempunyai terminologinya masing masing.
(rendah) (buruk).
= 4 jt/ml (rendah) - S1.1.5 Monitoring dan
- Mata berkunang-kunang
- Cepat merasa pusing
- Lemas 3. Domain Behavior
- Kurang nafsu makan NB 1.5
Gangguan Pola Makan yang
CH (riwayat Personal) disebabkan kurangnya pengetahuan
- CH.1.1.1 Umur: 20 tahun mengenai topik atau masalah yang
- CH.1.1.1.2 Jenis kelamin : Perempuan berkaitan dengan gizi dibuktikan
- CH.2.Riwayat Medis Pasien : Anemia dengan minum teh disetiap makan
dan terlalu sering mengkonsumsi
CS (Standar Pembanding) kopi.
- CS.1.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi
Total NB 1.7
Energi = 2075,658 kkal Ketidaksesuaian dalam pemilihan
(range 10% → 1868,0922 kkal - 2283,2238 makanan disebabkan oleh persepsi
kkal ) bahwa ekonomi yang terbatas
menghalangi pemilihan makanan
- CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan Protein yang baik dibuktikan dengan jarang
Total mengkonsumsi lauk hewani dan
Protein = (15% x Total energi) : 4 hanya mengkonsumsi lauk nabati
= (15% x 2075,658) : 4 untuk menghemat biaya.
= 77,837
(range ±2 gram → 53,86 – 57,86)
- CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan Lemak
Total
Lemak = (25% x Total Energi) : 9
= (25% x 2075,658) : 9
= 34,117 gram
(range 10% → 30,7593 gr - 37,5287gr)
https://www.suara.com/health/2020/12/22/134658/ibu-menyusui-mudah-anemia-jangan-lupakan-
asupan-zat-besi?page=2
https://www.alodokter.com/anemia#:~:text=Orang%20dewasa%20dikatakan%20menderita
%20anemia,dan%20disebut%20dengan%20anemia%20gravis.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/e751f0771de9f4355ead527b9cad51d7.pdf
https://sardjito.co.id/2019/11/01/anemia-pada-usia-lanjut/