Dosen Pembimbing :
Rachmawati S.TP, M.Kes
Disusun Oleh :
Elva Sardaya P07131219005
PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Contoh Pengendalian Mutu pada Penerimaan Bahan?
- Penetapan Standar (pengkelasan)
- Penilaian Kesesuaian dengan standard (inspeksi dan pengendalian)
- Serta melakukan tindak koreksi (prosedur uji) termaksud organoleptic.
2. Contoh Pengendalian Mutu pada Penyimpanan Bahan?
- Setelah bahan makanan yang memenuhu syarat diterima harus segera dibawa ke dibawa
keruangan penyimpanan, gudang atau pendinginruangan.
- Apabila bahan makanan langsung digunakan,setelah ditimbang dan diawasi oleh bagian
penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.Untuk semua
kelas rumah sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan makanan kering (gudang
bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku (freezer). Luas macam dan
jenisnya berbeda menurut rumah sakit masing-masing. Freezer (pembeku) umumnya dimiliki
oleh instansi yang besar yang dimaksudkan untuk menyimpan bahan makanan dalam jangka
waktu yang agak lama( Utari (2009), (DepkesRI, 2003) Food labelling semua makanan yang
mempunyai potensi bahaya, makanan siap jadi, dan bahan makanan yang telah dipersiapkan
untuk diolah 24 jam mendatang atau lebih, harus diberi label tanggal, bulan dan tahun
makanan diterima sampai bahan makanan tersebut diolah maka label harus dibuang.
- Perputaran bahan makanan. Untuk memastikan barang yang lebih lama harus dipakai
terlebih dahulu, atau lebih sering kita sebut dengan istilah FIFO (First InFirst Out).
- Membuat jadwal pengecekan barang. Untuk memastikan bahwa makanan yang telah
mencapai tanggal kadaluarsa harus dikosongkan dari kontainer kemudian membersihkan dan
mengisi ulang dengan bahan makanan yang baru.
- Hindari bahan makanan dari temperatur danger zone (temperatur dimana bakteri dapat
hidup dan berkembang biak dengan cepat).
- Mengecek temperatur bahan makanan yang disimpan dan area tempat penyimpanan.
- Simpan bahan makanan di tempat yang didesain untuk penyimpanan bahan makanan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan selama transportasi untuk pendistribusian barang dalam
rangka pengendalian mutu antara lain adalah sifat bahan baku atau komoditas, lingkungan, wadah
atau pengemas serta manusia sebagai pelaksana (Mukodiningsih et al., 2015). Selama proses
pengangkutan dan distibusi selalu ada kemungkinan akan terjadinya kerusakan sehingga
mengakibatkan penurunan mutu, oleh karena itu diperlukan pengandalian mutu selama distribusi
dan transportasi untuk mencegah adanya kerusakan. Pencegahan adanya kerusakan selama proses
distribusi dapat dilakukan dengan mengusahakan barang yang dikirim tidak lecet, ataupun
terhimpit serta memilih alat yang sesuai dengan sifat barang yang dikirim sehingga diperlukan
kontrol bahan pakan atau konsentrat yang akan dikirim ke konsumen (Arpah, 1993).
Pengendalian mutu yang terjadi jika terdapat kerusakan akibat benturan antar pengemas maupun
kemasan dengan dinding alat pengangkut yaitu dengan memberikan bantalan-bantalan pada
pinggir-pinggir alat pengangkut atau dengan penggunaan wadah atau kemasan yang tahan
terhadap tekanan (Mukodiningsih et al., 2015).
Pengontrolan yang dapat dilakukan selama pengiriman produk pakan yaitu berupa
menentukan lokasi tujuan pendistribusian, transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan
barang, serta jadwal penerimaan barang pendistribusian (Arpah, 1993). Untuk menunjang
jalannya distribusi pabrik seperti pemindahan bahan baku dan konsentrat, diperlukan alat untuk
memudahkan pemindahan bahan pakan secara mekanis yaitu berupa forklift dan conveyor
(Mukodiningsih et
al., 2015).