Anda di halaman 1dari 4

Buatlah manajemen strategi dalam penerimaan bahan maknana hingga

pendistribusian makanan kepada pasien


Penerimaan bahan makanan
Menurut Rotua dan Siregar (2015), penerimaan bahan makanan merupakan suatu
kegiatan yang meliputi pemeriksaan atau penelitian, pencatatandan pelaporan tentang macam,
kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi
yang telah ditetapkan dalam perjanjian jual beli. Prinsip penerimaan bahan makanan yaitu :
1. Jumlah yang diterima harus sesuai dengan yang di pesan.
2. Mutu yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi yang disepakati dalam perjanjian.
3. Harga bahan makanan yang tercantum dalam faktur pembelian harus sama dengan harga
bahan makanan yang tercantum dalam perjanjian jual beli.
Proses dasar penerimaan bahan makanan meliputi :
1. Memeriksa kembali daftar pemesanan bahan makanan.
2. Memeriksa spesifikasi bahan makanan.
3. Memutuskan menerima atau menolak bahan makanan yang datang.
4. Memeriksa kembali daftar penerimaan bahan makanan.
5. Membuat laporan penerimaan bahan makanan.
6. Menyalurkan bahan makanan ke tempat penyimpanan.
Langkah penerimaan bahan makanan, antara lain :
1. Bahan makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan (yang memuat satuan dan jumlah
volume) dan spesifikasi bahan makanan.
2. Bahan makanan basah lansung di distribusikan ke bagian pengolahan, bahan makanan
kering disimpan diruang penyimpanan bahan kering.
3. Bahan makanan yang tidak langsung digunakan saat itu di simpan di ruang pendingin
(Rotua dan Siregar, 2015).
Menurut Kemenkes (2013) tujuan dilakukannya proses penerimaan bahan makanan agar bahan
makanan yang diterima sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang
ditetapkan. Persyaratan yang dibutuhkan dalam proses penerimaan bahan makanan meliputi :
1. Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan makanan
yang akan diterima pada waktu tertentu.
2. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

Penyimpanan bahan makanan


Bahan makanan harus segera disimpan di ruang penyimpanan, gudang atau ruang
pendingin setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima. Menurut Kemenkes (2013),
penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan makanan kering dan
dingin atau beku dengan tujuan agar tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam
jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Persyaratan dalam penyimpanan bahan makanan meliputi :
1. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan segar.
2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai peraturan.
3. Tersedianya kartu stok bahan makanan atau buku catatan keluar masuknya bahan
makanan
Adapun langkah dalam penyimpanan bahan makanan meliputi :
1. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa ke ruang
penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
2. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diperiksa oleh
sebagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan
makanan.
Menurut Kemenkes (2013), syarat ruang penyimpanan bahan kering yaitu :
1. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan, atau urutan
pemakaian bahan makanan.
2. Menggunakan bahan makanan yang diterima terlebih dahulu (FIFO = First In First Out).
Untuk mengetahui bahan makanan yang diterima dibei tanggal penerimaan.
3. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembekuan di bagian
penyimpanan bahan makanan ini, termasuk kartu stok bahan makanan harus diisi tanpa
ditunda, diletakkan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara kontinu.
4. Kartu atau buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan makanan, harus segera di isi
dan diletakkan pada tempatnya.
5. Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
6. Semua bahan makanan ada dalam tempat tertutup, terbungkus rapat dan tidak berlobang.
Diletakkan di atas rak bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada dinding.
7. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan, serta dibuka pada waktu ya
diperlukan, pegawai yang masuk-keluar gudang hanya pegawai yag ditenukan saja.
8. Suhu ruangan kering (berkisar 19-21°C).
9. Pembersih ruangan dilakukan secara periodik (dua kali seminggu).
10. Penyemprotan ruangan dengan insektisida diakukan secara periodik dengan
mempertimbangkan keadaan ruangan.
11. Semua lubang yang ada digudang harus berkasa, serta bila terjadi kerusakan oleh
binatang pengerat misalnya, harus segera diperbaiki.
Syarat penyimpanan bahan makanan segar yaitu :
1. Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan makanan, agar tidak
menjadi rusak.
2. Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari dan pembersihan lemari atau
ruangan pendingin dilakukan setiap hari.
3. Pencairan es pada lemari pendingin harus segera dilakukan setelah terjadi pengerasan.
Pada beberapa tipe lemari pendingin tertentu, pencairan terdapat alat otomatis di dalam
alat pendingin tersebut.
4. Semua bahan makanan yang akan dimasukkan lemari atau ruang pendingin sebaiknya
dibungkus plastik atau krtas timah.
5. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan yang
tidak berbau.
6. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul diperhatikan. Untuk buah-
buahan, ada yang tidak memerlukan pendingin, perhatikan sifat buah tersebut sebelum
dimasukkan ke dalam ruang atau lemari pendingin.

Pengolahan bahan makanan


Kegiatan pengolahan bahan makanan meliputi persiapan bahan makanan dan pemasakan bahan
makanan.

Persiapan bahan makanan


Proses persiapan bahan makanan suatu kegiatan yang spesifik dalam rangka
mempersiapkan bahan makanan dan bumbubumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan (Jufri
et.al.2012). Sedangkan Menurut Kemenkes (2013), persiapan bahan makanan adalah serangkaian
kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah (mencuci, memotong,
menyiangi, meracik dan sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi, standar
bumbu dan jumlah pasien yang dilayani.
Prasyarat dalam persiapan bahan makanan meliputi :
1. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan.
2. Tersedianya tempat dan peralatan persiapan.
3. Tersedianya prosedur tetap persiapan
4. Tersedianya standar porsi, standar resep, standar bumbu, jadwal persiapan dan jadwal
pemasakan.

Pemasakan bahan makanan


Menurut Kemenkes (2013), Pemasakan bahan makanan merupakan suatu kegiatan
mengubah (memasak) bahan makanan 26 mentah menjadi makanan yang siap dimakan,
berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Prasyarat dalam pemasakan bahan makanan yaitu
tersedianya menu, pedoman menu, siklus menu, bahan makanan yang akan dimasak, peralatan
pemasakan bahan makanan, aturan dalam menilai pemasakan, prosedur tetap pemasakan dan
peraturan penggunaan Bahan Tambah Pangan (BTP).
Adapun tujuan dari pemasakan bahan makanan meliputi :
1. Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan.
2. Meningkatkan nilai cerna.
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan.
4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

Distribusi bahan makanan


Menurut Kemenkes (2013), distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan
penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dn jumlah porsi pasien yang dilayani.
Dalam pendistribusian makanan sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi
makanan yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan
yang ada. Terdapat 3 sistem distribusi makanan di rumah sakit, yaitu sistem yang dipusatkan
(sentralisasi), sistem yang tidak dipusatkan (desentraisasi), dan kombinasi antara sentralisasi
dengan desentralisasi.
1. Distribusi makanan yang dipusatkan
Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”, yaitu makanan dibagi dan
disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
2. Distribusi makanan yang tidak dipusatkan
Cara ini umumnya disebut dengan distribusi “desentralisasi”. Makanan pasien dibawa ke
ruang perawatan pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian dipersiapkan ulang, dan
disajikan dalam alat makan pasien sesuai dengan dietnya.
3. Distribusi makanan kombinasi
Distribusi makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makanan ditempatkan
langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi, dan sebagian lagi
dimasukkan ke dalam wadah besar yang distribusinya dilaksanakan setelah sampai di
ruang perawatan.

Anda mungkin juga menyukai