Anda di halaman 1dari 7

KISI-KISI DIETETIKA DASAR

20 PG 2 ESSAY Tujuan
1. STANDAR PMK 129 TH 2008  Memberikan makanan dalam bentuk cair
TENTANG SPM DI RS yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh
 Ketepatan waktu pemberian makanan yang mudah diserap dan hanya
kepada pasien  90% meninggalkan sedikit sisa (residu)
 Sisa makanan yang tidak termakan oleh  Mencegah dehidrasi dan menghilangkan
pasien  20% rasa haus
 Tidak adanya kesalahan pemberian diet Syarat diet
100%
 Makanan diberikan dalam bentuk cair
2. DIAGNOSIS & INTERVENSI GIZI jernih yang tembus pandang
 Diagnosis gizi  Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat
Rangkuman masalah gizi dari data penilaian
 Tidak merangsang saluran cerna dan
gizi (kesehatan pasien, hasil lab, diagnosa
mudah diserap
medis, masalah atau gejala). Bersifat
sementara sesuai dengan perubahan respon  Sangat rendah sisa (residu)
pasien/klien.  Diberikan hanya selama 1-2 hari
 Porsi kecil dan diberikan sering
 Intervensi gizi
Indikasi pemberikan diet
Serangkaian aktivitas yang digunakan untuk
menanggulangi masalah gizi  Pra dan pasca bedah
 Keadaan mual dan muntah
 Sebagai makanan tahap awal pasca
perdarahan saluran cerna
Bahan makanan yg dianjurkan
 Teh
 Sari buah
 Sirup
 Air gula
 Kaldu jernih

2) Makanan cair penuh


Pengertian
Makanan yang berbentuk cair atau semi cair
pada suhu ruang dengan kandungan serat
minimal dan tidak tembus pandang bila
diletakkan dalam wadah bening.
Tujuan
3. STANDAR MAKANAN RS
 Memberikan makanan dalam bentuk cair
a) MAKANAN CAIR
dan setengah cair yang memenuhi
1) Makanan cair jernih
kebutuhan gizi
Pengertian  Meringankan kerja saluran cerna
Makanan yang disajikan dalam bentuk cairan Syarat diet
jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa
(residu) minimal dan tembus pandang bila  Tidak merangsang saluran cerna
diletakkan dalam wadah bening.
 Bila diberikan lebih dari 3 hari, harus dapat
memenuhi kebutuhan energi dan protein
 Kandungan energi minimal 1 kkal/ml.
Konsentrasi cairan dapat diberikan secara Bahan makanan yang dianjurkan
bertahap dari ¼, ½, sampai penuh
 Berdasarkan masalah pasien dapat  Sumber karbohidrat: kentang, gelatin,
diberikan formula rendah atau bebas tapioka dibuat puding
laktosa, formula dengan asam lemak rantai  Sumber protein: susu/es krim, yoghurt,
sedang (MCT), formula dengan protein telur
terhidrolasi, formula tanpa susu, formula  Sumber lemak: margarin, mentega
dengan serat, dsb  Sayuran: dibuat jus dan dikentalkan dengan
 Untuk memenuhi keb. vitamin dan mineral gelatin
dapat diberikan tambahan ferosulfat, vit B,  Buah: dibuat jus, jeli, dan puree
vit C
 Sebaiknya osmolaritas <400 miliosmol b) MAKANAN SARING

Indikasi pemberian diet Pengertian

 Pasien yang memiliki masalah: Makanan semi padat yang mempunyai tekstur
Mengunyah, Menelan dan mencernakan lebih halus daripada makanan lunak, sehingga
makanan (operasi mulut atau tenggorokan) lebih mudah ditelan dan dicerna
dan Kesadaran menurun
Tujuan
 Dapat diberikan melalu oral, pipa, atau
enteral (NGT) secara bolus atau drip (tetes) Memberikan makanan dalam bentuk
semipadat sejumlah yang mendekati
3) Makanan cair kental kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu
pendek sebagai proses adaptasi terhadap
Pengertian bentuk makanan yang lebih padat.
Makanan yang mempunyai konsistensi kental Syarat diet
atau semipadat pada suhu kamar yang tidak
membutuhkan proses mengunyah dan mudah  Hanya diberikan untuk jangka waktu
ditelan. singkat selama 1-3 hari, karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi
Tujuan
dan tiamin.
Memberikan makanan yang tidak  Rendah serat, diberikan dalam bentuk
membutuhkan proses mengunyah, mudah disaring atau diblender.
ditelan, dan mencegah terjadinya aspirasi yang  Diberikan dalam porsi kecil dan saring
memenuhi kebutuhan gizi. yaitu 6-8 kali sehari.
Syarat diet Indikasi pemberian diet
 Mudah ditelan dan tidak merangsang  Sesudah operasi tertentu
saluran cerna  Pada infeksi akut termasuk infeksi saluran
 Cukup energi dan protein cerna
 Diberikan bertahap menuju makanan lunak  Kesulitan mengunyah dan menelan
 Porsi diberikan kecil dan sering (2-3 jam)  Perpindahan dari makanan cair ke makanan
lunak
Indikasi pemberian diet
Contoh makanan
 Pasien yang tidak mampu mengunyah dan
menelan  Bubur sumsum, Bubur tepung beras
 Untuk mencegah aspirasi (halus), Semur daging cingcang halus
 Penyakit yang disertai peradangan, ulkus
peptikum, atau gangguan struktural atau c) MAKANAN LUNAK
motorik rongga mulut
Pengertian
Makanan yang memiliki tekstur yang mudah Dilakukan pada pasien yang sama sekali tidak
dikunyah, ditelan, dan dicerna dibandingkan bisa mencerna seluruh jenis nutrisi, sehingga
makanan biasa seluruh asupan nutrisinya diberikan
sepenuhnya melalui infus

Tujuan
 PPN (partial parenteral nutrition)
Memberikan makanan dalam bentuk lunak
yang mudah ditelan sesuai kebutuhan gizi dan PPN umumnya dilakukan dalam jangka waktu
keadaan penyakit. pendek pada pasien dengan kondisi dehidrasi
atau memiliki kesulitan mencerna nutrisi
Syarat diet tertentu (malabsorpsi).
 Energi, protein, dan zat gizi lain cukup. 6. KELEBIHAN FERS DAN FEK
 Makanan diberikan dalam bentuk cincang
atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit 7. INTERAKSI OBAT & MAKANAN
dan kemampuan makan pasien.  Interaksi obat dengan zat gizi, dan
 Makanan diberikan dalam porsi sedang, pengaruh obat terhadap status gizi
yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali  Meningkatkan efek obat → meningkatkan
selingan. risiko toksisitas
 Makanan mudah cerna, rendah serat, dan  Menurunkan efek obat → obat menjadi
tidak mengandung bumbu yang tajam. tidak efektif
Indikasi pemberian diet  Mempengaruhi intake makanan →
menurunkan nafsu makan, Menyebabkan
 Sesudah menjalani operasi tertentu mual , dan Meningkatkan nafsu makan
 Penyakit infeksi dengan kenaikan suhu (meningkatkan BB)
tubuh tidak terlalu tinggi  Obat dapat mempengaruhi absorpsi,
 Kesulitan mengunyah dan menelan metabolisme, dan ekskresi zat gizi.
Sebaliknya, zat gizi dan komponen
4. ENTERAL FORMULA KOMERSIAL makanan lainnya dapat mempengaruhi
absorpsi, metabolisme, dan ekskresi obat.
Formula enteral komersial adalah formula
 Beberapa obat dapat membuat intake
yang diproduksi oleh suatu industri dan
makanan menjadi sulit atau tidak nyaman
diberikan dalam bentuk cairan dari berbagai
viskositas atau dalam bentuk bubuk dengan
8. KONDISI YANG MENYEBABKAN
kondisi yang selalu steril.
HIPERKATABOLISME
Co: entrasol mrp susu tinggi kalsium yang
Pengertian
dikonsumsi oleh lansia untuk memenuhi
nutrisi organ tubuh dan terlindungi dari  Suatu keadaan dimana katabolisme zat gizi
Penyakit Degeneratif seperti osteoporosis, terutama protein di dalam tubuh lebih
penyakit jantung koroner, cepat lelah dan tinggi daripada pembentukannya
rematik. (anabolisme).
5. JALUR ENTERAL PARENTERAL  Katabolisme > anabolisme (kebutuhan
a) Enteral energi meningkat, konsumsi tetap/kurang)
 Rute nasogastrik (selang melalui hidung- Kondisi yg menyebabkan hiperkatabolisme
lambung)
 Rute nasoduodenal atau nasojejunal (selang  Infeksi → kebutuhan E dan protein ↑ untuk
melalui hidung-usus) pertahanan tubuh
 Percutaneous endoscopic gastrostomy  Penyembuhan luka (trauma atau pasca
(PEG) atau jejunostomy (PEJ) bedah) → kebutuhan E dan protein ↑ untuk
 Multi lumen tube regenerasi dan perbaikan sel dan jaringan
b) Parenteral  Hipertiroid
 TPN (total parenteral nutrition)  Kanker
9. KEADAAN ADAPTIF / KELAPARAN  Nyeri dada atipikal
JANGKA PANJANG  Sakit tenggorokan disertai suara serak
 Ini terjadi setelah 1 minggu kelaparan.
Tubuh mulai memecah otot dan tubuh
memiliki kadar glukagon dan badan keton
yang tinggi.
 Otak diprioritaskan dan sumber energi Komplikasi
berasal dari badan keton.
 Striktur esofagus, yang dapat berkembang
 Jumlah protein (dengan pemecahan otot)
menjadi disfagia
jauh lebih rendah daripada jangka pendek.
 Esofagus Barret: perubahan sel yang
 IMT turun, suhu badan turun, lesu
melapisi esofagus dengan peningkatan
risiko untuk kanker kerongkongan
10.METODE MEMASAK YG COCOK
THD SUATU DIET Perawatan kolaboratif

11.GERD  Diagnosis dapat dibuat dari riwayat gejala


dan risiko
Penjelasan  Perawatan termasuk
 Aliran balik lambung dan/atau isi a) Perubahan gaya hidup
duodenum ke dalamkerongkongan b) Modifikasi diet
c) Obat-obatan
 Sensasi terbakar setelah makan; maag
 Kemungkinan ketidaknyamanan selama Manajemen Diet dan Gaya Hidup
dan setelah makan, perubahan kebiasaan
pola makan, terutama di malam hari  Eliminasi makanan asam (tomat, pedas,
makanan jeruk, kopi)
Patofisiologi  Menghindari makanan seperti (makanan
berlemak, coklat, peppermint, alkohol)
 Refluks gastroesofageal terjadi akibat
relaksasi sementara atau inkompetensi  Menjaga berat badan ideal
sfingter esofagus bagian bawah atau  Makan dalam porsi kecil dan tetap tegak 2
peningkatan tekanan di dalam perut jam setelah makan; tidak makan 3 jam
sebelum tidur
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap  Tinggikan kepala tempat tidur pada 6 – 8
refluks gastroesofageal blok untuk menurunkan refluks
 Dilarang merokok
a) Peningkatan volume lambung (setelah
makan)  Hindari membungkuk dan memakai
b) Posisi mendorong isi lambung dekat pakaian yang longgar
dengan persimpangan gastroesofageal
c) (seperti membungkuk atau berbaring) 12.BAHAN MAKANAN YG DIANJURKAN
d) Peningkatan tekanan lambung (obesitas & TIDAK DIANJURKAN PADA DIET
atau pakaian ketat) DISFAGIA DAN DIET LAMBUNG I DAN
e) Hernia hiatus II
 Dianjurkan
 KH = Beras dibubur atau ditim, kentang
dipuree, makaroni direbus, roti dipanggang,
 Selama refluks gastro-esofagus, mukosa biskuit & krekers, mi, bihun, tepung-tepungan
esofagus rusak dan meradang; dibuat bubur atau puding.
 Pajanan yang lama menyebabkan esofagitis  Pro. Hewani = Daging sapi empuk, hati, ikan,
(peradangan pada Kerongkongan), ulserasi ayam giling/ cincang & direbus, disemur,
dan perdarahan; ditim, dipanggang; telur ayam direbus,
Manifestasi didadar, ditim, diceplok air & dicampur dalam
makanan; susu
 Mulas setelah makan  Pro. Nabati = tahu, tempe: direbus, ditim,
 Mungkin mengalami regurgitasi bahan ditumis; kc hijau direbus dan/atau dihaluskan
asam di mulut, nyeri dengan menelan
 Sayuran = bayam bit, labu siam, labu kuning, bertahap mulai dari MCP (Makanan cair
wortel, tomat, direbus & ditumis penuh) atau MCK, MS kemudian ML
 Buah = pepaya, pisang, jeruk manis, sari  MCJ tidak diberikan karena sering
buah; pir & peach dalam kaleng menyebabkan tersedak atau aspirasi
 Lemak = margarin & mentega; minyak untuk  Cara pemberian makanan dapat per oral atau
menumis & santan encer melalui pipa (selang) atau sonde
 Minuman = sirup, the
 Bumbu = gula, garam, vetsin, kunci, kencur,
jahe, kunyit, terasi, laos, salam, sereh 2) DIET PASCA-HEMATEMESIS-MELENA
 Tidak dianjurkan Tujuan diet
 KH = beras ketan, beras tumbuk, roti whole
wheat, jagung; ubi, talas, singkong; cake,  Memberikan makanan secukupnya yg
dodol & berbagai kue yg terlalu manis & memungkinkan saluran pencernaan
berlemak tinggi beristirahat, mengurangi resiko perdarahan
 Pro. Hewani = daging, ikan, ayam yg diawet, ulang, dan mencegah aspirasi.
digoreng; daging babi; telur diceplok atau  Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
digoreng Syarat diet
 Pro. Nabati = tahu, tempe: digoreng; kc
merah, kc tolo  Tidak merangsang saluran cerna
 Sayuran = daun singkong, kacang panjang,  Tidak meninggalkan sisa
kol, lobak, sawi & asparagus  Pada fase akut dapat diberikan makanan
 Buah = jambu biji, nanas, apel, kedondong, parenteral saja selama 24-48 jam untuk
durian, nangka; buah yang dikeringkan mengistirahatkan lambung
 Lemak = lemak hewan & santan kental  Diet diberikan jika perdarahan pada
 Minuman = minuman yg mengandung soda lambung/duodenum sudah tidak ada
& alkohol, kopi, ice cream
 Bumbu = cabe, bawang, merica, cuka dan 3) DIET LAMBUNG
lainnya yang ‘tajam’.
Tujuan diet
13.CONTOH MAKANAN
Memberikan makanan & cairan secukupnya yg
1) Pati resisten : kc. Kedelai, kc. polong,
tidak memberatkan lambung serta mencegah &
gandum utuh, kc. merah, dan kc. Hijau.
menetralkan sekresi asam lambung yg
2) Gluten : Roti, pasta, kue, dan sereal.
berlebihan.
3) Serat larut air: Buah, oat, dan sayur,
seperti brokoli dan wortel. Syarat diet

14.SYARAT & TUJUAN DIET  Mudah dicerna, porsi kecil & diberikan dg
1) DIET DISFAGIA frekuensi sering
 E & P cukup, sesuai kemampuan pasien
Tujuan diet menerima
 Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya  Lemak rendah (10-15% kebuth E total)
makanan ke dalam saluran pernafasan ditingkatkan scr bertahap
 Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi  Serat rendah, terutama serat tidak larut air,
dan cairan ditingkatkan scr bertahap
 Cairan cukup, terutama bila disertai muntah
Syarat diet  Tidak mengandung bhn mkn atau bumbu yg
tajam, baik secara termis, mekanis maupun
 Cukup energi, protein & zat gizi lainnya
kimia (disesuaikan dg daya terima
 Mudah dicerna, porsi makanan kecil & sering perorangan)
diberikan
 Laktosa rendah (bila ada gejala lactose
 Cukup cairan intolerance); tidak dianjurkan minum susu
 Bentuk makanan bergantung pada terlalu banyak
kemampuan menelan. Diberikan secara
 Makan secara perlahan di lingkungan yg Langkah2 PAGT
tenang
 Fase akut : parenteral saja 24-48 jam untuk
istirahat lambung.

15.MASALAH KESEHATAN YG UMUM


TERJADI DI SALURAN CERNA
BAWAH
 Intestinal gas and flatulence
 Sembelit
 Diare
 Steatorrhea
 Striktur dan obstruks gastrointestinal

16.PENYAKIT DIVERTIKULAR
a) DIVERTIKULOSIS
Terminologi PAGT
Adalah keadaan herniasi spt kantung
(divertikula) pada dinding kolon, diduga akibat
konstipasi jangka panjang dan peningkatan
tekanan kolon.
b) DIVERKULITIS
Mungkin termasuk spektrum klinis
peradangannya sendiri, pembentukan abses,
perforasi akut, perdarahan akut, obstruksi dan
sepsis.
ESSAY
1. PAGT DAN DIAGNOSIS GIZI
PAGT (POLA ASUHAN GIZI
TERSRANDAR) 2. TEE (AMB,FA,FS)

Pengertian Angka kebutuhan energi (AKE) = AMB x


FA x FS
Metode pemecahan masalah yang sistematis
yang digunakan untuk berpikir kritis dan Rumus mifflin
membuat keputusan untuk mengatasi masalah
terkait nutrisi dan memberikan keamanan,
efektif, perawatan nutrisi berkualitas tinggi
Manfaat pagt bagi profesi dietisien
 Meningkatkan level performa dietisien, dg
menentukan diagnosis/masalah gizi yang
akan ditangani sampai monitoring &
evaluasi
 Memudahkan pemahaman dan komunikasi
antara profesi dietisien
PAGT dapat diterapkan di:
 Gizi klinik : rs- klinik- puskesmas
 Gizi masyarakat
 Riset
 Stress sedang: sepsis, bedah tulang, luka
bakar, trauma kerangka mayor = 1.5
 Stress berat: trauma multipel, sepsis, bedah
multisistem = 1.6
 Stress sangat berat: luka kepala berat,
sindroma penyakit pernapasan akut, luka
bakar, sepsis = 1.7
 Luka bakar sangat berat = 2.1
Kebutuhan protein normal : 10-15%

Rumus harris benedict Kebutuhan lemak normal : 10-25%


Kebutuhan karbohidrat normal: 60-75%

Rumus FAO/WHO/UNU

Cara cepat

FA

FS
 Tidak ada stress, keadaan gizi baik = 1.0
 Stress ringan: peradangan saluran cerna,
kanker, bedah elektif, trauma kerangka
sedang = 1.3

Anda mungkin juga menyukai